Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN HIV/AIDS

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas


pada Program Studi Profesi Ners

Oleh:
Aanisah Kusuma Wardani Riska Dwi Agustin
Agni Jayanti Safitri Zummy Afiyati
Agustina Putu Paso Stephen Ferlius
Andika Indah Pertiwi Vika Rahmawati
Elizaveda Halimah S. Weni Nanda Lestari
Herni Purbasari Yuyun Desi Saputri
Nitami Yulina Dewi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pencegahan HIV/AIDS


Sasaran : Remaja Karang Taruna RW IV
Tempat : Wilayah RW IV, Banyumanik
Waktu : 45 menit

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini transmisi penyakit AIDS sangatlah mudah, terutama
lewat jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual, dan darah.
Remaja saat ini mempunyai risiko tinggi terinfeksi penyakit AIDS
dikarenakan penyebaran narkoba suntik di kalangan remaja sangatlah
tinggi. Selain itu, penularan lewat hubungan seksual dan transfusi
darah pada remaja sangatlah tinggi. Maka dari itu,
diperlukan penyuluhan kepada remaja untuk meningkatkan
pengetahuan mereka akan bahaya penyakit.
Salah satu penyebab HIV/AIDS adalah seks bebas, karena
memang penyebaran virus ini paling efektif melalui kontak hubungan
kelamin, meskipun ada penyebab lainnya tetapi lewat seks bebaslah
yang paling efektif dalam penyebaran virus tersebut. AIDS dapat
mengakibatkan sepenuhnya pada kematian oleh penderitanya.
Penderita HIV/AIDS akibat seks bebas terus meningkat setip
tahunnya. Berdasarkan data kementrian kesehatan pada akhir juni
2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif
dengan presentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan
usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen. Sebagai praktisi kesehatan
khususnya sebagai bidan yang juga bertanggung jawab terhadap
kesehatan reproduksi remaja, maka seharusnya kita ikut menekan
angka sex bebas pada remaja. Melalui penyuluhan-penyuluhan yang
ditujukan kepada remaja, diharapkan mereka dapat semakin mengerti
dan memahami bahwa free sex hanya akan membawa akibat negative
bagi diri mereka sendiri. Dengan demikian diharapkan angka
penularan penyakit HIV/AIDS akan mengalami penurunan yang
signifikan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada remaja di
Wilayah Puskesmas Padangsari Kota Semarang diharapkan dapat
memberikan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS dan
pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
a. Menekan terjadinya HIV/AIDS pada remaja
b. Mengetahui tindakan preventif dan promotif dari penyakit
HIV/AIDS

C. Manfaat Penyuluhan
1. Mengetahui tentang HIV/AIDS
2. Mengetahui tanda dan gejala terinfeksi HIV/AIDS
3. Mengetahui tentang cara penularan HIV/AIDS
4. Mengetahui tentang tindakan yang tidak beresiko menularkan
HIV/AIDS
5. Mengetahui tentang pencegahan HIV/AIDS
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Apa saja tanda dan gejala terkena HIV/AIDS?
3. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS
4. Bagaiamana tindakan yang tidak beresiko menularkan HIV/AIDS
5. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS yang bisa dilakukan

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Alat Peraga
1. Leaflet

G. Proses Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien Waktu
1. Pendahuluan: 5 menit
a. Menyampaikan salam a. Mendengarakan dengan
b. Menjelaskan tujuan aktif
b. Mendengarkan dan
memberi respon
2. Penjelasan materi: 25 menit
Pencegahan HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS a. Mendengarkan,dan
b. Tanda Dan Gejala memperhatikan
Terkena HIV/AIDS? b. Menanyakan hal-hal
c. Cara Penularan yang belum jelas
HIV/AIDS
d. Tindakan Yang Tidak
Beresiko Menularkan
HIV/AIDS
e. Pencegahan
HIV/AIDS Yang Bisa
Dilakukan
3. Evaluasi Menjawab pertanyaan 10 menit
Memberikan pertanyaan
lisan
4. Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
b. Memberikan salam
c. Aktif bersama dalam
menyimpulkan
d. Membalas salam

H. Metode Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada keluarga pasien
tentang :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Apa saja tanda dan gejala terkena HIV/AIDS?
3. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS
4. Bagaiamana tindakan yang tidak beresiko menularkan HIV/AIDS
5. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS yang bisa dilakukan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Remaja : Subjek prosesan pendidikan kesehatan
b. Perawat : Pelaksana Pendidikan Kesehatan
c. Keluarga : Pembantu Pelaksana
2. Ealuasi Proses
Sebelum dilakukan implementasi, perawat menjelaskan tentang tujuan
dilakukannya pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS. Setelah
dilakukan pemberian tujuan penkes selanjutnya adalah menyiapkan
peralatan yang akn digunakan setelah penkes dilakukan dan memvalidasi
bahwa responden setuju untuk dilakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS.
Perawat kemudian melakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada
remaja. Setelah selesai perawat menyakan kembali tentang HIV/AIDS
pada remaja beserta tujuannya guna meningkatkan pemahaman pada
responden.
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mampu menjawab pertanyaan dengan baik, memberi apresiasi
pada apa yang dilakukannya.
MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS

A. Pengertian
Human Immunodefiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, dapat bersifat simtomatik, asimtomatik, sampai
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah syndrome dengan gejala penyakit
infeksi oportunisrik atau kanker tertentu akibat menurunnya system
kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), (N.
Wirya Duarsa, 2014)

B. Tanda dan Gejala HIV AIDS


Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama
3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV
tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat
dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga
jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat
kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV (Andy, 2011).
Menurut Andy (2011), adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita
penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal
penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy
didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak
melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,
reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan
Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak
yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai
istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid
yang tidak teratur (abnormal).
Gejala-gejala permulaan Hepatitis adalah panas, anoreksia, perasaan lelah, sakit
kepala, mula muntah, dan air kencing berwarna tua.Kemudian timbul icterus.

C. Cara Penularan HIV / AIDS


Cara penularan virus HIV antara lain yaitu:
1. Transmisi Seksual
a. Homo seksual
Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan
resiko tinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang
pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV.
b. Hetero seksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan
hetero seksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah
kelompok umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang
mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
2. Transmisi Non Seksual
a. Transmisi Parentral
1) Jarum suntik
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat
tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalahgunaan
narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar
secara bersama-sama.
2) Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-
negara barat sebelum tahun 1985. Sesudah tahun 1985 transmisi
melalui jalur ini di negara barat sangat jarang, karena darah donor
telah diperiksa sebelum di transfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV
lewat trasfusi darah adalah lebih dari 90%.
b. Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai
resiko sebesar 50%. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil,
melahirkan dan sewaktu menyusui. Penularan melalui air susu ibu
termasuk penularan dengan resiko rendah.

D. Tindakan Yang Tidak Berisiko Menularkan HIV/AIDS


1. Hidup serumah dengan penderita AIDS
2. Kontak dengan alat makan dan minum penderita
3. AIDS tidak menular melalui toilet atau peralatan kamar kecil
4. Berpelukan atau berciuman kecuali bila ada luka pada mulut
5. Di gigit serangga.
6. Berenang dan hubungan social lainnya.
E. Pencegahan HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dicegah. Pencegahan dengan cara ABCDE yaitu abstinence, be faith full, condom,
don’tinject dan educative merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah HIV. Pencegahan tersebut meliputi melakukan puasa seksual atau tidak
melakukan hubungan seksual khususnya dengan penderita HIV (Abstinence), setia
kepada pasangan (Be faithfull), selalu menggunakan kondom jika melakukan
hubungan seks berisiko (Condom), tidak menggunakan jarum suntik yang bergantian
dengan orang lain (Don’t inject) dan mencari informasi yang benar dan tepat tentang
HIV/AIDS (Education) (Santoso, 2008).
Dalam mengurangi peningkatan kasus HIV/AIDS, UNICEF melakukan
kerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Kementerian Kesehatan,
dinas pendidikan dan kesehatan di daerah, serta masyarakat dan jaringan-jaringan
pemuda untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
HIV/AIDS sertaba gaimana masyarakat dapat melindungi diri sendiri dari
HIV/AIDS. Beberapa program UNICEF tersebut diantaranya menyediakan
informasi yang akurat bagi guru dan siswa, mengaitkan pendidikan HIV dengan
kegiatan-kegiatan remaja lainnya seperti olahraga dan mendukung aktivis pemuda
untuk melakukan pendidikan sebaya di dalam komunitasnya.
Pusat Promosi Kesehatan RI menerapkan beberapa strategi dalam meningkatkan
perilaku pencegahan HIV dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat HIV/AIDS. Adapun beberapa strategi tersebut antara lain (Kemenkes RI,
2009).
1. Bina Suasana
Untuk menciptakan opini dan mengkondisikan lingkungan agar dapat
mendorong individu, keluarga dan kelompok dalam melakukan perilaku
pencegahan. Kegiatan Bina Suasana dilakukan melalui:
a. Mass Media Campaign (MMC) yaitu penyampaian pesan tentang
HIV/AIDS dilakukan dengan memanfaatkan media masa seperti
televisi, radio, koran atau majalah dengan sasaran utama adalah
penduduk usia 15-24 tahun.
b. Targeted-Multi Media Campaign (TMMC) yaitu penyampaian pesan
dengan menggunakan media yang lebih segmented dan terfokus yang
diterapkan pada populasi di daerah dengan jenis media tertentu seperti
Website, Facebook, Twitter, SMS, gateway dan Hotline dengan sasaran
utama penduduk usia 15-24 tahun.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam menanggulangi HIV/AIDS. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan (Kemenkes RI, 2009).
a. Intervensi Berbasis Sekolah
Pelaksanaan strategi ini dilakukan langsung di lingkungan sekolah atau
kampus dengan memanfaatkan kegiatan intra dan ekstrakurikuler yang
ada. Strategi ini juga akan mewadahi serangkaian kegiatan intervensi
kebijakan dan kemitraan agar lingkungan yang kondusif di sekolah
dapat diciptakan dan diadopsi oleh sekolah atau kampus tersebut
dengan harapan akan muncul keberlanjutan kegiatan dan terbentuk
Health Promoting School/Campus.
b. Intervensi Berbasis Luar Sekolah (Tempat Kerja, Komunitas dan
Tempat Nongkrong)
Strategi ini menyasar kelompok penduduk usia 15-24 tahun yang
tidak bersekolah atau mereka yang bersekolah tetapi lebih mudah di
sasar diluar sekolah. Penduduk kategori ini termasuk: mereka yang
ada di tempat kerja, mal, warnet, kafé, bioskop, tempat-tempat
ibadah, jalanan dan lain-lain. Penciptaan lingkungan yang kondusif
akan dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pemilik tempat
kerja/nongkrong sehingga tercapai health promoting workplace atau
health promoting public space.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PP&PL. (2016). Laporan Perkembangan HIV/AIDS Triwulan I Tahun


2016. Jakarta: Direktorat PP&PL.
Green. (2015). Lawrence W. Health Promotion Planning An Educatiom and
Evironmental Approach. Mayfield Publishing Company. London: Mountain
View-Toronto.
Kementerian Kesehatan. (2009). Modul Pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku,
Paket 1, Kebijakan Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Santoso, B. (2015). Perilaku Konselor Voluntary Counseling and Test (VCT)
dalam pendampingan pasien uji HIV/AIDS di kota Medan tahun 2014.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
WHO. Global AIDS Update 2016. Available from:
www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/globalAIDSupdate2016_en.
pdf
Widoyono. (2014). Penyakit Tropis :Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta :Penerbit Erlangga.
DAFTAR HADIR
PENDIDIKAN KESEHATAN: HIV/AIDS

No. Nama Alamat Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai