PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka secara umum terdiri dari luka yang
disengaja dan luka yang tidak disengaja. Luka yang disengaja bertujuan sebagai
terapi, misalnya pada prosedur operasi atau pungsi vena, sedangkan luka yang
Menurut Diligence (2014 dalam Manjas (2015) Angka kejadian luka setiap
tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian
terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka adalah 3,50 per
1000 populasi penduduk. Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka karena
Diperoleh data untuk luka bedah ada 110,30 juta kasus, luka trauma 1,60 juta
kasus,luka lecet ada 20,40 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus dekubitus
8,50 juta kasus, ulkus vena 12,50 juta kasus, ulkus diabetik 13,50 juta kasus,
amputasi 0,20 juta pertahun, karsinoma 0,60 juta pertahun, melanoma 0,10 juta,
1
meningkatkan kenyamanan pasien. Berbagai jenis luka yang dikaitkan dengan
tahap luka saat ini sudah berkembang sangat pesat. Pada perkembangannya,
hasil penelitian perawatan luka menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih
Berdasarkan tingkat keparahan luka, luka dibagi atas luka akut dan luka
kronik. Luka akut dan kronik beresiko terkena infeksi. Luka akut memiliki serangan
yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Brunner and Suddarth, 2002).
Contoh luka akut adalah luka jahit karena pembedahan, luka trauma dan luka
lecet. Di Indonesia angka infeksi untuk luka bedah/trauma mencapai 2,30 sampai
banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui
beberapa fase. Fase tersebut meliputi; koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase
diterima pada area pelayanan kesehatan dan sudah dibahas dalam literatur-
literatur.
Dewasa ini tren pengobatan dengan herbal sangat diminati dan sebagai
ilmiah. Madu salah satunya herbal yang terbukti menyembuhkan luka bakar.
memiliki kandungan gula yang sangat tinggi dapat membantu terbentuknya lapisan
2
pelindung yang dapat mencegah bakteri masuk dan menghambat pertumbuhan
bakteri. Madu mengandung berbagai macam enzim, salah satunya enzim katalase
dengan luka lecet yang dirawat di ruangan bedah BLUD RS Konawe, kejadian
sulphadiazin menyebutkan bahwa pada observasi hari ketujuh, 84% pasien yang
luka yang dirawat dengan silver sulphadiazin 72% epitelisasi dengan sel
inflamasi. Pada hari ke-21, seluruh luka yang dirawat dengan madu mengalami
epitelisasi, sedangkan luka yang dirawat dengan silver sulphadiazin hanya 84%
(2015) meliputi pasien dengan luka infeksi perioperatif, 26 pasien telah dilakukan
tindakan dengan madu dan 24 pasien lukanya dicuci dengan etanol dan aplikasi
3
dan bebas dari infeksi kurang dari separuh waktu dibandingkan terhadap
kelompok antiseptik.
perawatan luka konvensional yaitu perawatan luka dengan kasa basah, seperti
menggunakan rivanol, campuran madu dan minyak kelapa, dan campuran larutan
normal salin (NaCl 0,9%) + povidone-iodine 10%. Lama perawatan luka lecet pada
B. Rumusan Masalah
Kombinasi Madu dan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Cairan Rivanol Terhadap
Konawe?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kombinasi Madu dan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Cairan Rivanol
4
Terhadap Kecepatan Penyembuhan Vulnus Ekskoriatum di Ruang Bedah
BLUD RS Konawe.
2. Tujuan Khusus
Ekskoriatum.
Kombinasi Madu dan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Cairan Rivanol
BLUD RS Konawe.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
post trauma yang menyebabkan terjadinya luka, dan membantu pasien dalam
5
3. Bagi Institusi Pendidikan
menurunkan angka kejadian infeksi pada luka agar lebih bisa dikembangkan
4. Bagi peneliti
Bagi peneliti agar dapat mengaplikasikan teori dan konsep dalam sebuah
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes,
2014).
(Depkes, 2014).
7
rehabilitatif.
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
sebagai berikut :
Kesehatan
8
2. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat.
tertentu baik bedah maupun non bedah, seperti rumah sakit kanker,
2. 50 - 99 tempat tidur
9
3. 100 - 199 tempat tidur
Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu:
spesialis lain.
2. Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang
telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit
telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh
tertentu.
10
1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang
subspesialistik luas.
dan produktivitas.
pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif disusun atas dasar perhitungan
11
c. Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diusulkan oleh BLU
kewenangannya
mempertimbangkan:
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta, maka Rumah Sakit Umum Swasta
12
medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik.
1. Pengertian
jaringan yang mengganggu proses selular normal, luka dapat juga dijabarkan
2. Klasifikasi Luka
a. Berdasarkan penyebab
13
1) Ekskoriatum atau luka lecet
(crusta).
Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi
Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak
goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian
kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor,
14
4) Vulnus punctum atau luka tusuk
Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda
hewan tersebut.
Vulnus combutsio adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan
bentuk luka yang tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar
dan warna kulit yang menghitam. Biasanya juga disertai bula karena
1) Luka bersih
15
2) Luka bersih tercemar
genitourinarius
3) Luka tercemar
4) Luka kotor
dengan jahitan.
oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar.
16
Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini
Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Luka ini
proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan
a. Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari.
b. Fase Proliferasi
proliferasi.
c. Fase Maturasi
Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari
17
peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan
terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada luka, namun
b. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat
(InETNA,2004:13).
berbeda-beda. Komplikasi yang luas timbul dari pembersihan luka yang tidak
reepitalisasi dan juga akibat komplikasi post operatif dan adanya infeksi.
18
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah : hematoma,
nekrosis jaringan lunak, dehiscence, keloid, formasi hipertropik scar dan juga
desinfektan.
Sarung tangan non-steril atau kasa biasanya berisi banyak dalam satu
dan lebih mudah disimpan daripada alat steril dan menghemat namun
pengangkatan jahitan.
eksplorasi).
19
b. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakankulit. Untuk
antiseptik borok.
mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dam mukosa, dan
3) Oksidansia
20
4) Logam berat dan garamnya
6) Derivatfenol
Pemelihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan
aman terhadap luka. Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas
ada cairan pencuci luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal
Saline. Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%. Cairan ini merupakan
21
cairan yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal. NaCl dalam
osmolaritas 308 mOsm/l setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154
mEq/l (InETNA,2004:16).
c. Pembersihan Luka
2004:16).
3) Berikan antiseptik
anastesi lokal
d. Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang
dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat
dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam
22
e. Penutupan Luka
f. Pembalutan
g. Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
h. Pengangkatan Jahitan
(Yusuf, 2010).
23
Rivanol biasanya lebih efektif pada kuman gram positif daripada gram
luka. Rivanol lebih bagus untuk mengompres luka atau mengompres bisul,
(Sardianto, 2012).
antiseptik itu untuk membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu
bisul yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan bila luka tidak terlalu
kotor, dengan menggunakan kasa tutup luka tersebut. Jika luka sangat
1. Madu
Pitoyo (2013) adalah karakteristik luka pada kelompok campuran madu dan
24
minyak kelapa, luka tampak lebih moist bila dibanding dengan kelompok
minyak zaitun, bioplacenton dan NaCl ketika dibuka pada saat dilakukan rawat
luka. Menurut Bangroo et al., 2001 (dalam Pitoyo, 2013), sifat madu yang
memungkinkan tidak ada koloni dalam kata lain sifat ini juga bias dikatakan
telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu dan semakin populer
luka. Madu juga dapat melepaskan hidrogen peroksida secara perlahan pada
25
Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka tergantung derajat atau
grade dari luka itu sendiri. Perubahan luka yang baik di antaranya adanya
jaringan granulasi baru, tidak ada peradangan atau reaksi inflamasi dan luka
diantaranya granulasi sangat lambat, banyak jaringan mati dan masih adanya
luka(Ristanto, 2005).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang dibuat
dan deodorized). Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang
2013).
a. Kandungan
kelapa mengandung sejumlah asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh.
26
dalam unggul, yaitu Tenga, Palu, Bali dan Mapanget. Penelitian tersebut
dianalisis dari kopra keempat varietas tersebut tertinggi yaitu asam laurat
11,10%, asam kaprat 6,38 8,08%, asam palmitat 6,48 7,95%, asam
oleat 4,27 5, 26%, asam stearat 1,76 2,54%, dan asam linoleat 1,44
1,66%. Dengan demikian, hasil analisis minyak murni dari keempat varietas
kadar asam laurat 43%. Asam lemak rantai sedang lainnya yang
laurat, 1,5 2,5 % asam oleat, asam lemak lainnya seperti 8% asam
memiliki banyak kelebihan, 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah
asam laurat dan 7% asam kapriat. Kedua asam tersebut merupakan asam
antimikroba (anti virus, anti bakteri, dan anti jamur) sehingga dapat
27
kapriat menjadi monokaprin. Selain itu, ternyata hasil pecahan lemak jenuh
dipembuluh darah. Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tidak jenuh
acid (DHA) yang dapat menurunkan very low density lipoprotein (VLDL)
asam lemak tubuh secara sinergis dengan asam lemak esensial. Dengan
sebesar 100%. Kandungan MCFA juga sama seperti air susu ibu (ASI),
yaitu memberi gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan
penyakit degeneratif.
b. Manfaat VCO
Price (2003) Sari (2009) juga menyatakan minyak kelapa yang diolah
penjernihan oleh karena itu jika dipakai sebagai bahan topikal untuk
28
kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan konektif. Hal demikian dapat
dihindari dengan memilih bahan topikal minyak kelapa yang diolah dengan
baik yaitu tanpa pemanasan suhu tinggi dan tidak dijernihkan seperti pada
VCO.
penting untuk perawatan kulit dan mampu menghasilkan emulsi yang relatif
kulit (Sari,2009).
terdiri dari asam lemak jenuh (90%) dan minyak tak jenuh (10%). Tingginya
saturated fat. Dalam minyak kelapa murni terdapat MCFA (medium chain
energi. Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek, seperti asam
kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam minyak kelapa murni
energi. Fungsi lain dari zat ini, antara lain sebagai antivirus, antibakteri, dan
29
MCFA. Semua asam lemak yang termasuk MCFA dan derivatnya (MGs:
Caprylic acid (C:8), capric acid (C:10), dan myristic acid (C:14) memiliki
12 ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam membasmi bakteri dan
masalah jantung.
30
DAFTAR PUSTAKA
BLUD RS Konawe. 2016 Data Penyakit Ruangan Bedah dan Data Kepegawaian.
Unaaha/Konawe.
Bogadenta, A. 2013. Manfaat Air Kelapa dan Minyak Kelapa. Yogyakarta : Penerbit
Flash books.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta :
Dirjen Binkesmas.
Ekaputra, E. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Jakarta : Penerbit CV. Trans Info
Media.
Handayani, RS. 2010. Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan
Massage Untuk Pencegahan Luka Tekan Grade I Pada Pasien Yang Beresiko
Mengalami Luka Tekan Di RSUD Dr.H.Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Tesis
Program Magister Keperawatan. Depok : Universitas Indonesia.
31
Januarsih & Atik. 2008. Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka Menggunakan
Balutan Madu atau Balutan Normal Saline-Povidone Iodine. Jurnal Keperawatan
Indonesian, Volume 12. No. 1. Jakarta : FKUI
Poerwantoro, D,P, 2013. Dasar-dasar perawatan luka modern & pemilihan dressing
untuk berbagai jenis luka. Jakarta: PancarGradia.
Sari. N. 2009. Efek Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Profil
Imunohistokimia Antioksidan Superoxide Dismutase (SOD) Pada Jaringan Ginjal
Tikus Diabetes Mellitus. Skripsi Kedokteran Hewan. Bogor : ITB
Sutarmi & Rozaline, H, 2005. Taklukan Penyakit Dengan VCO. Jakarta : Penebar
Swadaya.
32