Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN BENCANA

KELOMPOK 3
“APLIKASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PENCEGAH KELAS B12-B
DAN PENANGGULANGAN DAMPAK BURUK BENCANA”  

I Putu Sandi Artha Yasa (193223125) Merlina Sofiani (193223130)


Komang Yasmita Dewi (193223126) Nanik Eka Purnawati (193223131)
Luh Putu Nita Meliandari (193223127) Ni Kadek Ayu Dian Indrayani (193223132)
Luh Putu Putri Jayanti (193223128) Ni Kadek Kembar Dani Sintaningsih (193223133)
Luh Putu Widyantari (193223129)
Pengertian Pendidikan Kesehatan

• Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan


pendidikan dalam bidang kesehatan.

• Secara opearasional pendidikan kesehatan adalah semua


kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan,
sikap, praktek baik individu, kelompok atau masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri
Tujuan Pendidikan Kesehatan

• Tujuan kaitannya dengan batasan sehat

• Mengubah perilaku kaitannya dengan


budaya
Sasaran Pendidikan Kesehatan

• Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat


pedesaan.
• Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperi wanita,
pemuda, remaja.
• Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok
pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah
agama swasta maupun negeri.
• Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan
individu
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendidikan Kesehatan

• Tingkat Pendidikan
• Tingkat Sosial Ekonomi
• Adat Istiadat
• Kepercayaan Masyarakat
• Ketersediaan waktu di masyarakat
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
• Dimensi Sasaran
• Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.
• Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
• Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.
• Dimensi Tempat Pelaksanaannya
• Pendidikan kesehatan di sekolah
• Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan.
• Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.
• Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion).
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection).
3. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment).
4. Pembatasan cacat (Disability Limitation).
5. Rehabilitasi (Rehabilitation).
Metode Pendidikan Kesehatan

• Metode ceramah
• Metode diskusi kelompok
• Metode panel
• Metode permainan peran
• Metode demonstrasi
Media Pendidikan Kesehatan

• Media cetak, : Booklet, Leaflet Flyer


(selebaran), Flip chart (lembar balik), Rubik atau
tulisan, Poster, Foto
• Media elektronik, : Televisi., Vidio Compact
Disc (VCD)., Slide, Film strip
• Media papan (bill board)
Pendidikan Bencana

• Pendidikan bencana adalah merupakan proses pembelajaran melalui


penyediaan informasi, pengetahuan, dan kewaspadaan terhadap
peserta didik guna membentuk kesiapan bencana di level individu
dan komunitas

• Aplikasi bencana yang secara sederhana dapat diterapkan dalam


kehidupan sehari-hari meliputi melakukan simulasi bencana di
keluarga, menolong korban bencana, memiliki perlengkapan darurat
(disaster kit), mengetahui tempat berlindung saat bencana, dan
mengetahui fasilitas tanggap darurat yang tersedia di instansi terkait
Pengetahuan
• hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Tingkat Pengetahuan
• Tahu (Know)
• Memahami (Comprehension)
• Aplikasi (Application)
• Analisis (Analysis)
• Sintesis (Synthesis)
• Evaluasi (Evaluation)
Peran Perawat Dalam Managemen Bencana

• Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik


• Pemberian bantuan
• Pemulihan kesehatan mental
• Pemberdayaan masyarakat
Peran perawat dalam menagemen siaga bencana
adalah sebagai berikut :
1. Peran perawat dalam fase pre-impect
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman
bencana.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah
nasional, maupun lembaga-lembaga pemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
mengahdapi bencana.
2. Peran perawat dalam fase impact
a. Bertindak cepat
b. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti dengan maksud
memberikan harapan yang besar pada korban yang selamat.
c. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
d. Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan
e. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait dapat mendiskusikan dan
merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan
pertama.
3. Peran perawat dalam fase post impact
a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, fisikologi korban.
b. Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post traumatic stress disorder (PTSD)
yang merupakan sindrom dengan 3 kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua,
individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa
yang memacuhnya. Ketiga, individu akan menunjukan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat
mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah dan gangguan memori.
c. Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsure lintas sektor
menangani maslah keehatan masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan (recovery)
menuju keadaan sehat dan aman.
Kesiapsiagaan
• Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna

• 7 stakeholder yang berkaitan erat dengan kesiapsiagaan bencana, yaitu :


individu dan rumah tangga, instansi pemerintah yang berkaitan dengan
pengelolaan bencana, komunitas sekolah, lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dan organisasi non pemerintah (Ornop), kelembagaan masyarakat, kelompok
profesi dan pihak swasta.
• Dari ke tujuh stakeholders tersebut, rumah tangga, pemerintah dan
komunitas sekolah disepakati sebagai stakeholders utama dan empat
stakeholderslainnya sebagai stakeholders pendukung dalam kesiapsiagaan
bencana.
Pelatihan yang diperlukan berkaitan dengan
penanggulangan bencana misalnya:
• Pelatihan mengenai manajemen resiko bencana,
• Pelatihan mengenai penanganan suatu bencana menurut jenisnya, misalnya bencana banjir,
longsor, gempa bumi, tsunami, bencana industri, atau bencana sosial.
• Teknik melakukan pertolongan seperti resque atau penyelamatan lainnya.
• Teknik bantuan medis (P3K) dan bantuan medis lainnya.
• Pelatihan mengenai prosedur penanggulangan bencana yang meliputi mitigasi bencana,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi dan rekonstruksi.
• Pelatihan mengenai sistem informasi dan komunikasi bencana.
• Pelatihan manajemen logistik bencana.
• Pelatihan standar pelayanan minimal kesehatan bencana dan pengungsi.
Management Penanggulangan Bencana
Komponen komponen penting yang terdapat dalam Panduan Penanganan Bencana (EOP) adalah sebagai berikut :
• Informasi secara cepat dan mudah. Fasilitas penanganan bencana (health care facility)
• Jalur komunikasi secara internal dan eksternal.
• Perencanaan terhadap penanganan korban bencana (coordinated patient care.
• Perencanaan keamanan terhadap korban
• Identifikasi sumber atau fasilitas penanganan bencana baik lokal, regional dan negara serta bagaimana
menghubunginya
• Pedoman penanganan korban bencana, masyarakat, media dan strategi pembagian tugas dalam tim
• Strategi managemen data korban dan kejadian bencana
• Penanganan respon pasca bencana
• Pedoman penyelamatan diri bagi masyarakat dan melakukan latihan sebelum bencana terjadi
• Antisipasi kebutuhan masyarakat setelah bencana seperti air bersih dan makanan untuk jangka waktu yang lama
• Perkiraan insiden kejadian bencana serta strategi identifikasi bencana seperti alarm bencana
Managemen penanggulangan bencana

• Penanganan Sebelum Bencana


• Penanganan saat Bencana
KATEGORI TRIASE PRIORITAS WARNA KONDISI PASIEN
 
Immediate / Segera : I Merah Obstruksi jalan nafas akibat trauma, Trauma
Cedera yang dapat mengancam dada, show, hemotórax, tension
kehidupan dan dapat bertahan pneumothoraks, asfixia, trauma luka pada
hidup jika cepat segera diatasi. dada atau abdomen yang tidak stabil
pasien dalam kondisi ini dapat , amputasi inkomplit, fraktur terbuka pada
berkembang kearah kematian jika tulang panjang, luka bakar derajat 2 atau 3
ditunda penanganannya. dengan luas permukaan tubuh terbakar 15 –
40 %.
Delayed/Dapat ditunda : 2 Kuning Trauma luka abdomen yang stabil tanpa
Cedera serius dan membutuhkan perdarahan yang hebat, cedera jaringan
pengobatan tapi dapat ditunda lunak, trauma wajah tanpa komplikasi pada
atau menunggu dalam beberapa jalan nafas, trauma pembuluh darah dengan
jam. Pasien ini akan menerima fungsi kolateral yang adekuat, gangguan
pengobatan atau treatment setelah pada saluran genitourinaria, fraktur yang
korban yang perlu penanganan membutuhkan open reduktion,
segera ditangani lebih dulu. debridement, eksternal fiksasion
Minimal : cedera minimal dan 3 Hijau Fraktur ekstremitas atas, luka bakar minor,
treatment atau penanganan dapat luka yang kecil tanpa perdarahan yang
ditunda selama beberapa jam signifikan, perubahan perilaku atau
sampai beberapa hari. Pasien dalam gangguan psikologis.
kategori ini harus dipisahkan dari
lokasi triage utama.
Expectant : Cedera yang sangat 4 Hitam Luka penetrasi pada kepala dengan pasien
parah dan tidak dapat bertahan yang tidak berespon, cedera tulang belakang
hidup meski dengan perawatan yang parah, luka pada multi sisi dan organ
emergency. Korban harus tubuh, luka bakar derajat 2 dan 3 dengan
dipisahkan dari pasien yang lain luas permukaan tubuh terbakar 60 % atau
tapi tidak diabaikan. Tindakan yang lebih, kejang atau muntah setelah terkena
diberikan adalah menyediakan radiasi lebih dari 24 jam, shock dengan
kenyamanan bagi korban jika multiple injury, nadi tidak teraba, Tekanan
memungkinkan darah tidak teraba, Pupil dilatasi atau pin
point.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai