Anda di halaman 1dari 49

ETIK DAN HUKUM PADA

PASIEN STROKE
DISAMPAIKAN PADA
PELATIHAN KEPERAWATAN STROKE
RSUP Dr KARIADI SEMARANG 2018
OLEH SRI WIDAYATI
CURRICULLUM VITAE
Sri Widayati • Born in Klaten
• Having 2 children
• Home address: Sinar Sentosa street No.451 Sinar waluyo
Semarang
• Email address: ikabangga@gmail.com
• Mobile phone: +628122858245
• Academic qualification: Master of Health Management (hospital
administration) of Diponegoro University
Training history:
• Surveyor of KARS (literally means hospital accreditation
committee) accreditation
• Instructure of KARS accreditation
• JCI (Joint Commission International) training
• Nursing manajemen in Tokyo, Japan ( JICA)
• Geriatric nursing in Tokyo, Japan (INFJ)
• Training of PIM.III---- di Jakarta (LAN)
• Leadership commitment (ACT)
CURRICULLUM VITEI
Sri Widayati Working background:
• The Head of Nursing Committee of Kariadi
hospital Semarang (2014 – current)
• The Head of Nursing Services of Kariadi
hospital ( 2008 – 2014)
• The Surveyor of KARS (2014 – current)
• Lecturer of some universities and nursing
schools
• Key speaker in national seminars, workshops,
and trainings
• Companion of JCI accreditation
• Organization : MKEK Jateng
PROBLEM
Terkadang tindakan kita
SENGAJA atau TIDAK SENGAJA
akan mencelakakan orang lain di sekitar kita

MUTU
MUTU…..????.....ETIK……?????......DISIPLIN…..????
…..????.....ETIK……?????......DISIPLIN…..????
Mutu ????..............Etik ?????............................Disiplin ?????..........
Bagaimana
pendapat anda??
KASUS

Bagaimana pendapat
anda???
RESISTENSI PERAWAT TERHADAP MASALAH ETIK???
Selfee dengan PS CAIRAN INFUS
“KEBLONGAN”
PRIVASI PS
SALAH TRANSFUSI
PERAWAT MAINAN MASIH ADA
HP
LAGI???
BED SIDE REL TDK TRANSFUSI HABIS
TERPASANG MELEBIHI WAKTU

MINUM OBAT DI MANDIKAN DECUBITUS


TIDAK DI TUNGGUI OLEH KLG
C. CONTOH MALPRAKTEK KEPERAWATAN DAN
KAJIAN ETIKA HUKUM
• Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di
ruang perawatan.
• Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau
dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang
penghalang tempat tidur.
• Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari tempat
tidur pada waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang
tungkai
• Dari kasus diatas , perawat telah melanggar etika
keperawatan yang telah dituangkan dalam kode etik
keperawatan yang disusun oleh PPNI dalam Munas di
Jakarta pada tanggal 29 Nopember 1989 khususnya pada
Bab I, pasal 1, yang menjelaskan tanggung jawab perawat
terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).
• Dimana perawat tersebut tidak melaksanakan tanggung
jawabnya terhadap klien dengan tidak membuat rencana
keperawatan guna memantau dan mempertahankan
kemanan pasien dengan tidak memasang penghalang
tempat tidur.
• Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II pasal
V,yang bunyinya Mengutamakan perlindungan dan
keselamatan klien dalam melaksanakan tugas, serta matang
dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungan
dengan keperawatan dimana ia tidak mengutamakan
keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan kliennya
terjatuh dari tempat tidur dan mengalami patah tungkai.
• Disamping itu Perawat juga tidak melaksanakan
kewajibannya sebagai perawat dalam hal Memberikan
pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas kewenangan.
Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang
mengakibatkan kerugian seperti patah tulang tungkai sehingga bisa
dikategorikan sebagai malpraktek yang termasuk ke dalam criminal
malpractice bersifat neglegence yang dapat dijerat hokum antara
lain :
1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai
menyebabkan mati atau luka-luka berat.
2. Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati
:Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
kurungan paling lama satu tahun.
2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:
• Ayat (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang
lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama
satu tahun.
• Ayat (2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang
lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan
penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan, jabatan
atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam de¬ngan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling
tinggi tiga ratus rupiah.
• 3.Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan
atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis
dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan
pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka
mendapat hukuman yang lebih berat pula.
• Pasal 361 KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan
dalam bab ini di-lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau
pen¬caharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang
bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian
dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusnya di-umumkan.
• Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah
bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan
kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.
– Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar
Pasal 54 :
• (1). Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau
kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan
tindakan disiplin.
• (2). Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh
Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
BACK GROUND

(SANGAT DIMINTA)
KETENTUAN ANA CODE OF ETHICS
1. Perawat berlatih dengan penuh semangat dan menghormati
martabat, harga diri, dan latar belekang yang unik dari setiap
orang
2. komitmen utama perawat adalah pasien, yaitu individu, keluarga,
kelompok, komunitas. atau populasi
3. perawat mempromosikan, mengadvokasi, dan melindungi hak,
kesehatan, dan keselamatan pasien
4. perawat memiliki otoritas, akuntabilitas, dan resposibility untuk
praktik keperawatan, membuat keputusan, dan mengambil
tindakan konsisten dengan kewajiban untuk meningkatkan
kesehatan dan memberikan perawatan optimal
ANA CODE OF ETHICS
5. perawat berutang tugas yang sama kepada diri sendiri seperti orang lain,
termasuk tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan,
menjaga keutuhan karakter dan integritas, mempertahankan kompetensi,
dan melanjutkan pertumbuhan pribadi dan profesional
6. perawat, melalui upaya individu dan kolektif, establisnes, mempertahankan,
dan meningkatkan lingkungan etis dari pengaturan kerja dan kondisi kerja
yang kondusif untuk perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas
7. perawat, dalam semua aturan dan pengaturan, memajukan profesi melalui
penelitian dan penyelidikan ilmiah, pengembangan standar profesional, dan
pembuatan kebijakan keperawatan dan kesehatan
8. perawat bekerja sama dengan profesional kesehatan lainnya dan masyarakat
untuk melindungi hak asasi manusia, meningkatkan diplomasi kesehatan, dan
mengurangi kesenjangan kesehatan
PRINSIP ETIK PROFESSI
KELAN UTILIT
GSUN AS KEBEN
GAN ARAN
HIDUP

REPAR OTON
ASI OMI

TDK PRIINSIP
ETIK KEMU
MENC
RAHA
ELAKA
N HATI
KAN

KERAH
KEADI
ASIAA
LAN
N
TERIM
KESETI LACHMAN,2006
A
AAN
KASIH
AUTONOMI
 Kemampuan orang untuk memilih dan bertindak untuk
satu diri bebas dari pengaruh pengontrolan
 Kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan
nilai-nilai pribadi menghormati otonomi membutuhkan:
– Hormati setiap orang dan sudut pandang
– Mendengarkan orang lain saat mereka berbagi nilai,
pilihan, dan pertanyaan mereka.
– Asses pasien, pastikan bahwa mereka mampu
mengambil keputusan otonom
PRINSIP ETIK
1. Kemurahan hati
2. Bertindak demi kepentingan terbaik pasien
3. Nonmaleficence /tidak mencelakai
4. Tidak membahayakan
5. Pengungkapan kebenaran
6. Berbagi informasi yang benar-benar bermanfaat yang akan membantu orang
dalam membuat keputusan yang baikkemurahan hati
7. Bertindak demi kepentingan terbaik pasien
8. Nonmaleficence
9. Tidak membahayakan
10. Pengungkapan kebenaran
11. Berbagi informasi yang benar-benar bermanfaat yang akan membantu orang
dalam membuat keputusan yang baik
ETHICS
ETIKA
• Duty to respect the privacy of • Tugas untuk menghormati privasi
share information informasi berbagi
• Justice • Keadilan
• The equitqble distribution of • Distribusi sumber daya yang
resources setara
• Refers equitable distribution and • Merujuk distribusi dan keputusan
decisions eingfair and/or yang adil dari segala hal dan /
imparial. atau ketidaksabaran.
• Consider our individual decisions • Mempertimbangkan keputusan
in context of the needs of the pribadi kita dalam konteks
greater society. kebutuhan masyarakat yang lebih
besar.
aphasia ekspresif
kemurahan hati

kebenaran keadilan
ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN PALIATIF
(STROKE)
Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif.
a. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan
perawatan paliatif melal komunikasi yang intensif dan
berkesinambungan antara tim perawatan paliatif dengan
pasiendan keluarganya.
b. Pelaksanaan informed consent atau persetujuan tindakan
kedokteran pada dasarnya dilakukan sebagaimana telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
c. Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran (medis)
yang membutuhkan informed consent, tetapi pada perawatan
paliatif sebaiknya setiap tindakan yang berisiko dilakukan IC
Perawatan pasien paliatif di ICU
a. Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU
mengikuti ketentuan-ketentuan umum yang berlaku
sebagaimana diuraikan di atas.
b. Dalam menghadapi tahap terminal, Tim perawatan
paliatif harus mengikuti pedoman penentuan
kematian batang otak dan penghentian peralatan
life-supporting
DILEMA ETIK
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut.
Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut,
yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat
LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
langkah pembuatan keputusan etis
1. kumpulkan informasi latar belakang
2. mengidentifikasi komponen etis
3. memperjelas peran
4. mengeksplorasi opsi
5. prinsip etika yang aplikatif
6. selesaikan dilema
KESIMPULAN
 Tujuan prinsip-prinsip etika untuk melindungi pasien
 Mengintegrasikan pedoman profesional dengan
prinsip-prinsip etika perawatan
 Keperawatan adalah unik, penuh hormat, dan efektif
untuk pasien

Anda mungkin juga menyukai