BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Definisi infeksi
Gejala dan tanda infeksi
Definisi infeksi
nosokomial
MDROs
Elemen Rantai Infeksi
Pencegahan
infeksi
nosokomial
Grafik 3.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan dan sikap perawat RSU Siti Hajar
dalam mencegah infeksi nosokomial
24
Definisi
operasional
Pengetahuan
perawat
Alat ukur
Cara ukur
Skala ukur
Kuesioner
Angket
Ordinal
Tanggapan dan
kepercayaan
Perawat
Kuesioner
Angket
Ordinal
Kuesioner ini mengandungi 5 soal untuk pengetahuan dasar tentang infeksi. Alat
ukur untuk pengetahuan adalah kuesioner yang dinilai dengan menggunakan jumlah
skor. Responden yang menjawab dengan :
1. Jawapan benar diberi skor 2
2. Jawapan salah diberi skor 0
Total score untuk soal pengetahuan ialah 10.
Menurut Pratomo (1986) dikategorikan pengetahuan atas baik, sedang, dan
buruk dengan definisi sebagai berikut:
1. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu
apabila responden mendapat skor 8 10.
2. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi
yaitu apabila responden mendapat skor 4 7.
3. Buruk, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu
apabila responden mendapat skor 3 dan ke bawah.
25
26
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni berupa tinjauan pengetahuan
dan sikap perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar pada tahun 2011 tentang
pencegahan infeksi nosokomial. Desain penelitian ini adalah secara cross sectional
study dimana data dikumpul pada satu waktu tertentu.
4.2.Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2011 sehingga November 2011.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Siti Hajar. Tempat penelitian ini
dipilih karena belum terdapat penelitian tentang infeksi nosokomial serta perawat
lebih banyak terdedah dengan pasien samada rawat inap atau rawat jalan.
4.3.Populasi Penelitian
Populasi terjangkau (accessible population, source population) pada penelitian ini
adalah semua perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar yang berjumlah 25 orang.
27
28
ketiga adalah entry data yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program
computer dengan menggunakan program SPSS 17.0. Tahap keempat adalah
cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak.
29
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin
Perawat Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, 2011.
Jenis Kelamin
Laki laki
Perempuan
(%)
3
22
12
88
Berdasarkan tabel 5.1 didapati jumlah responden laki-laki sebanyak 3 orang (12%)
manakala responden perempuan sebanyak 22 orang (88%) .
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
Perawat Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, 2011.
Usia (tahun)
N
(%)
20 24
25 30
30 34
35 39
40 44
45 49
9
6
6
2
1
1
36
24
24
8
4
4
Manakala berdasarkan tabel 2 usia didapati yang paling banyak adalah yang
berusia rentang 20 24 tahun yaitu sebanyak 9 orang (36,0%) di ikuti dengan
rentang usia 25 30 tahun dan 30 34 tahun sejumlah 6 orang (24,0%), usia 35- 39
tahun seramai 2 orang (8,0%) dan yang paling sedikit adalah dalam rentang usia 40
-44 tahun dan 45 49 tahun yaitu sebanyak seorang (4,0%).
31
22
88
Sedang
12
Buruk
Total:
25
100
32
Tabel 5.4
Pengetahuan dasar perawat tentang infeksi
PENGETAHUAN
BENAR
SALAH
n
f
n
f
1. Definisi infeksi
25 100
0
0
2. Gejala infeksi
25 100
0
0
3. Definisi infeksi nosokomial
25 100
0
0
Staphylococcus
Aureus
Streptococcus
Aureus
20
16
15
60
25
100
33
Total
2
0
6
17
8
0
24
68
25
100
34
n
25
25
(%)
100
100
Berdasarkan tabel 5.7, keseluruhan perawat yaitu 100% mempunyai sikap yang baik
dalam mencegah infeksi nosokomial. Sikap baik atau positif ini perlu dikembangkan
karena ia berpengaruh terhadap perubahan sikap yang lebih baik melalui
pengamatan dan penilaian model peran sikap perawat yang baik, sehingga sikap
positif yang diterapkan akan memberi manfaat untuk pasien. Sikap ini dinilai
dengan menjawab tentang soalan-soalan yang terdapat dalam elemen rantai infeksi.
Untuk memastikan pencegahan infeksi nosokomial, salah satu elemen dalam rantai
infeksi harus di putuskan atau sebolehnya, di kontrol kesemua elemen tersebut.
Berikut merupakan hasil pertanyaan tentang elemen rantai infeksi:
35
Tabel 5.8
Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi I (Kontrol Host)
Soal
Setuju
n
Kontrol reservoir/host
1. Mencuci tangan dengan sabun
2. Alatan tajam dibuang di wadah anti bocor
3. Buang sampah medis di wadah kuning
25 100
25 100
25 100
Raguragu
n %
0
0
0
0
0
0
Tidak
setuju
n %
0 0
0 0
0 0
Berdasarkan tabel 5.8, sikap perawat dalam mengontrol reservoir/ host adalah baik.
Ini bersesuaian dengan tanggapan Sorrentino & Gerek (2006) yang memerlukan
perawat tahu dan mahir dalam mengawal reservoir organisme patogen.
Tabel 5.9
Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi II (Kontrol Portal Keluar)
Soal
Setuju
RaguTidak
ragu
setuju
n
%
n%
n %
Kontrol portal keluar
1. Guna sarung tangan apabila kontak 25 100
0 0
0 0
dengan pasien
2. Bisa kontak langsung dengan pasien
3 12
0 0
22 88
ketika demam ringan
3. Masker dipasang ketika kontak dengan 25 100
0 0
0 0
pasien ISPA
Berdasarkan hasil yang dapat pada kontrol portal keluar, terdapat 3 orang perawat
yang masih kurang jelas dengan situasi apabila seseorang perawat sakit tapi masih
bisa berkerja. Dalam mengawal portal keluar, perawat harus mencegah untuk kontak
langsung dengan pasien dengan cara mencuci tangan dengan benar, mengisolasi
pasien yang dikhuatiri infeksius kepada pasien lain serta tidak bekerja pada saat
sakit teruk. Jika perawat demam ringan dan bisa berkerja, perawat harus memakai
36
masker supaya tidak kontak langsung dengan pasien. Ini karena, dikhuatiri pasien
yang rentan bisa terinfeksi akibat kewalahan perawat tersebut.
Tabel 5.10
Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi III (Kontrol Transmisi)
Soal
Setuju Ragu- Tidak
ragu
setuju
n %
n %
n %
Kontrol transmisi
1. Tehnik asepsis ialah tehnik cuci tangan yang 24 96
0 0
1 4
benar
2. Linen kotor yang diangkat bisa terkena
1 4
0 0 24 96
langsung pada seragam
Dalam pencegahan kontrol transmisi, masih ada lagi perawat yang kurang tahu
tentang tehnik asepsis dalam mencuci tangan serta pernyataan bahwa kain linen
yang kotor tidak bisa kontak langsung dengan seragam perawat. Menurut
Sorrentino & Gerek (2006) dalam penilaian untuk kontrol transmisi, seorang
perawat harus tahu tehnik mencuci tangan yang benar serta tahu mengontrol
kotoran/debu dalam satu ruang dengan menghindar kontak langsung benda kotor ke
seragam perawat.
Tabel 5.11
Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi IV (Kontrol Portal Masuk)
Soal
Setuju
Ragu- Tidak
ragu
setuju
n %
n %
n %
Kontrol portal masuk
1. Pembersihan luka dimulai dari dalam ke luar
25 100
0 0
0 0
2. Jarum suntik ditempatkan dalam bak steril
20 80
0 0 5 20
3. Tindakan invasif bisa menggunakan alat
4 16
0 0 21 82
tidak steril
37
responden yang keliru dengan tindakan invasif yang menggunakan alat tak steril.
Sebanyak 16% responden menjawab bisa melakukan tindakan invasif dengan
menggunakan alatan tidak steril. Ini merupakan sikap yang harus dihindari oleh
perawat atau tenaga medis yang lain karena tindakan sebegini menurut Mirza
(2011), kebanyakan penularan portal masuk berlaku akibat tindakan invasif seperti
intubasi endotrakeal dan pemasangan keteter urin.
Tabel 5.12
Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi V (Kontrol Penjamu Rentan)
Soal
Setuju
Ragu- Tidak
ragu
setuju
n %
n %
n %
Kontrol penjamu rentan
1. Proteksi diri tidak diperlukan sewaktu
2 8
0 0 23 92
masuk ke ruang isolasi dalam waktu
singkat
Untuk hasil penelitian pada sub kontrol penjamu rentan, terdapat sedikit responden
yang keliru dengan tindakan memakai proteksi diri sewaktu masuk ke ruang isolasi.
Menurut Sorrentino & Greek (2006), CDC telah menetapkan pemakaian proteksi
diri sewaktu masuk ke ruang isolasi di dalam Standard Precaution. Ini adalah untuk
mengurangkan angka risiko menyebarnya patogen terhadap penjamu yang rentan.
Walaupun tenaga medis masuk ke ruang isolasi dalam waktu yang singkat, Standard
Precaution harus tetap di turuti.
38
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARANAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sepanjang bulan Juli 2011 di
Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, Medan tentang tingkat pengetahuan dan
sikap perawat dalam mencegah infeksi nosokomial,dapat ditarik kesimpulan
berikut:
1. Keseluruhan perawat mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dengan
persentase 88% yaitu seramai 22 orang, manakala selebihnya yaitu 3 orang
mempunyai tingkat pengetahuan sedang (12%).
2. Seramai 25 orang perawat atau keseluruhan perawat (100%) tahu tentang
pengetahuan dasar infeksi.
3. Mayoritas perawat tahu MRSA dan VRE merupakan bakteri yang resisten
terhadap pelbagai antibiotik (MDRO) yaitu dengan persentase sebanyak
60%. Seramai 5 orang (20%) perawat hanya mengenali MRSA sahaja dan
seramai 4 orang (16%) perawat hanya mengetahui VRE sahaja. Terdapat
satu orang perawat (4%) yang menganggap Erythromycin-resistant
Streptococcus Aureus merupakan bakteri resisten terhadap antibiotik.
4. Mayoritas perawat mengetahui kesemua elemen elemen dalam rantai
infeksi yaitu sebesar 68% (17 orang). Sebanyak 6 orang (24%) berpendapat
bahwa terdapat 4 elemen dalam rantai infeksi manakala sebanyak 2 orang
(8%) berpendapat hanya terdapat 2 elemen sahaja dalam rantai infeksi.
5. Seramai 25 orang perawat yaitu keseluruhan perawat RSU Siti Hajar
mempunyai nilai sikap yang baik dengan persentase 100%. Walaupun
begitu, ternyata msih ada lagi perawat yang mempunyai nilai sikap buruk.
39
Seramai 20% perawat menganggap jarum suntik tidak perlu disterilkan dan
sebanyak 16% menganggap tindakan invasif bisa menggunakan alatan yang
tidak steril.
6.2 Saran
6.2.1 Praktek keperawatan
Dalam pelayanan keperawatan, perawat harus aktif dan berinisiatif mendapatkan
maklumat atau info terbaru tentang pencegahan infeksi. Selain itu, perawat harus
standar pengetahuan mereka mengikut guideline yang direkomendasi oleh CDC
khususnya tentang bahaya infeksi nosokomial terhadap pasien.
Selain itu, perawat bisa mengikuti seminar atau workshop pencegahan infeksi yang
dianjurkan oleh Badan Layanan Umum supaya sentiasa memperbaharui
pengetahuan tentang infeksi yang menular di rumah sakit.
6.2.2 Penelitian selanjutnya
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahawa tingkat pengetahuan dan sikap perawat
sangat bagus dalam mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum (RSU)
Siti Hajar, Medan. Maka, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melengkapi
penelitian ini dengan mencari faktor tingkat tertinggi pendidikan, serta lama
berkerja serta faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan dan sikap perawat
dalam mencegah infeksi nosokomial.
6.2.3 Pendidikan keperawatan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan kepada
mahasiswa keperawatan. Ini dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman serta
meningkatkan mutu pelayanan apabila di rumah sakit kelak.