DISUSUN OLEH:
FATMAWATI : 21.01.03.071
EKA RANIKE OKTALIA S : 21.01.03.017
DWIYANI SYAHNING P : 21.01.03.013
RENDI KURNIAWAN : 21.01.03.044
REGINA SCUNDA MAYA A : 21.01.03.043
RISA RINGGALIH : 21.01.03.045
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH:
FATMAWATI : 21.01.03.071
EKA RANIKE OKTALIA S : 21.01.03.017
DWIYANI SYAHNING P : 21.01.03.013
RENDI KURNIAWAN : 21.01.03.044
REGINA SCUNDA MAYA A : 21.01.03.043
RISA RINGGALIH : 21.01.03.045
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(……………………………..)
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan analisis jurnal Stase Keperawatan Medikal Bedah. Maksud
dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah guna mengetahui memenuhi tugas laporan analisis jurnal
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini.
Namun tentu saja laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan saran saran
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis pada
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Kasus BPH salah satu penanganannya yaitu dengan prosedur pembedahanyang biasa disebut
dengan prosedur Transurethral Resection of the Prostate (TURP) (Chaidir, Rainy, D.M, &
Nur, 2018). Salah satu masalah keperawatan yang munculsetelah dilakukannya prosedur
TURP adalah retensi urin. Pada penelitian yangdilakukan pada 6.074 laki-laki post TURP
70,6% telah mengalami retensi urin dan 29.4% mempunyai resiko untuk mengalami retensi
urin. Tiperetensi urin yangterjadi pada pasien yaitu retensi urin sebagian 66.3% sedangkan
retensi urin total 59 (Fitzpatrick et al., 2016)..0% Penelitian yang dilakukan oleh He et al
(2016) jumlah pasien yang mengalami retensi urin sebanyak 30,9%. Penelitian yangdilakukan
oleh Raharjo (2016) pada 89 pasien BPH di RSU Murjani Sampit,Indonesia didapatkan 83.3
% mengalami retensi urin.
TURP telah dilakukan sejak lama dan dianggap sebagai Gold Standar untuk BPH
denganprosedur memasukkan rektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi atau mereseksi
kelenjar prostat. Namun prosedur tindakan ini dapat mengakibatkan perdarahan dan
penyerapancairan irigasi yang mengakibatkan sindrom TURP. Irigasi pasca TURP
merupakan langkah penting yang membantu menghindari retensiakibat bekuan darah pada
fase pasca operasi awal Pemantauancairan irigasi penting dilakukan dengan melakukan
observasi cairan irigasi yang masukserta menghitung berapa banyak cairan irigasi beserta urin
yang keluar untuk menghindarikejadian retensi urin atau penyumbatan pada kateter karena
terbentuknya bekuan darah.Retensi bekuan darah adalah salah satu kondisi urologis yang
umum dan dianggap sebagaidarurat urologis, sehingga menyebabkan penyumbatan kateter
yang dapat menghambatatau menghentikan aliran urin dari kandung kemih melalui tabung
kateter. Manajemen perawatan yang tidak tepat dan tidak memadai akan mengakibatkan
morbiditas yang signifikan dan cenderung meningkatkan biaya pasiendan sistem perawatan
Manual Bladder Washout (MBW) adalah pencucian kandung kemih manual untuk
membersihkan kandung kemih dan kateter dari bekuan darah serta mengembalikan patensi
kateter (Network, 2019). MBW merupakan keterampilan integral untuk petugas kesehatan
yang menangani pasien urologis dalam menangani retensi bekuan darah (Dungerwalla;,
Davies;, Perera;, Papa;, & Lawrentschuk, 2017). MBW digunakan untuk membersihkan
retensi bekuan darah dan penumpukan lendir yang melibatkan pembilasan kateter dengan
Natrium Klorida 0,9% melalui gravitasi atau secara manual menggunakan jarum suntik
berujung kateter, kemudian melakukan tindakan penarikan untuk secara aktif
menghilangkan bekuan darah atau lendir dalam kateter sampai cairan penarikan kembali
jernih. Oleh karena MBW berfungsi dalam membersihkan kandung kemih dan kateter dari
penyumbatan gumpalan darah dan dapat mengembalikan patensikateter, maka MBW dalam
populasi pasien Post TURP sangat diperlukan. Tujuan dari literature review ini adalah untuk
mengidentifikasi literatur yang mengeksplorasi intervensiManual Bladder Washout dalam
mengatasi retensi bekuan darah pada pasien post TURP.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas dari program pendidikan profesi NERS state
2. Tujuan Khusus
tersebut.
b) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang isi dari jurnal yang di analisa.
C. Manfaat
analisa ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi perawat pelaksana
dan tenaga kesehatan lainnya dalam penatalaksanaan pasien dengan Benigna prostat
hiperplasia (BPH)
Analisa Jurnal ini diharapkan sebagai sumber tambahan referensi bagi institusi yang
3. Bagi penulis
Analisa Jurnal ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat
A. Analisis Penulisan
Judul Jurnal : Intervensi Manual Bladder Washout Dalam Mengatasi Retens Bekuan Darah Pada Pasien Post Turp: A Literature Review
Nama Peneliti : Asriyani Hamid1), Elly L. Sjattar2)*, Abdul Madjid3
Tahun Terbit : 2021
databases.
4. Tempat dan Waktu Dalam abstrak harus dicantumkan Temuan : Tidak sesuai karena dalam abstrak tidak
penelitian tempat dan waktu dari penelitian Tidak ditemukan dicantumkan tempat penelitian dan tidak ada
waktu kapan dilakukan penelitian
PENDAHULUAN
3. Populasi dan sampel Populasi dan sampel penelitian Temuan : Tidak Sesuai
seharusnya dijelaskan dalam jurnal. populasi penelitian berfokus pada pasien Sampel dalam jurnal ini di jelaskan akan tetapi
Juga seharusnya mencantumkan penjelasan populasi dan metodepengambilan
1. P (Patient)
2. I (Intervention)
Intervesi berhubungan dengan MBW. intervensi MBW dalam mengatasi retensi bekuan
darah pada pasien pria post TURP. Pencucian kandung kemih yang digunakan dalam
penelitian adalah pencucian kandung kemih secara manual (MBW). MBW melibatkan
pembilasan secara manual dengan menggunakan kateter tiga arah, jarum suntik, dan
natrium klorida 0,9% untuk mengevakuasi bekuan darah (Network, 2019). MBW secara
al., 2019; Clarebrough et al., 2018; Uddin MM, AminR. Rahman, Chowdhury SM, Khan
MR, 2013). Retensi bekuan darah dapat menjadi komplikasi setelah reseksi prostat yang
pada umumnya menyakitkan apabila tidak ditangani secara memadai dan dapat
3. Comparation
Sebuah foley kateter dengan ujung bundar bermata dua, standar ukuran 22F dan
berulang dan hisap,dilakukan dengan menggunakan saline normal steril. Cairan irigasi
dikeluarkan melaluimata di ujung Foley kateter. Jet bertekanan ini dihasilkan dengan
kandung kemih Volumepembersihan bekuan yang dievakuasi dan hasil pasien yaitu
4. O (Outcome) :
pasien dengan retensi urin82,2% untuk TURP. Kebutuhan cairan rata-rata adalah 23 L
Glisyn. Masa rawat inap rata-rata 3,2 hari, tingkat rekateterisasi 15,5% dan kebanyakan
mengalami retensi urin kronis. 5pasien (11,1%) menerima transfusi darah pasca operasi.
25% gejala ringan iritatif dandisuria. Dua pasien mengalami perdarahan vena, traksi
Retensi bekuan darah dapat menjadi komplikasi setelah reseksi prostat yang
pada umumnya menyakitkan apabila tidak ditangani secara memadai dan dapat
menyebabkan perdarahan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang
mengungkapkan bahwa MBW merupakan keterampilan yang tepat dan aman dan dapat
mengatasi retensi bekuan darah yang dilakukan oleh ahli urologi dan perawat urologi.
MBW dilakukan dengan cara menghisap cairan irigasi menggunakan jarum suntik melalui
kateter tiga arah dan selanjutnya dilakukan irigasi terus menerus sampai cairan menjadi
jernih (Dungerwalla; et al., 2016). Studi yang dilakukan Aimin et al. (Ding Aimin, Cao
Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017) didapatkan adanya signifikansi
irigasi kandung kemih berkelanjutan dengan alat pengatur otomatis dalam menurunkan
kejadian retensi bekuan darah, mengurangi masa rawat inap menjadi lebih pendek, namun
tidak dapat mengevakuasi bekuan darah kecualidengan MBW. Clarebrough et al. dalam
penelitiannya bahwa volume rata-rata hasil irigasi dengan CBI adalah 145 mL,
dibandingkan dengan volume rata-rata yang dievakuasi dengan MBW adalah 617 mL
(Clarebrough et al., 2018). Hasil studi lain menjelaskan bahwa irigasi kandung kemih
manual dengan durasi rata-rata bekuan darah adalah 18 jam, ukuran bekuan darah antara
100 mL lebih dari 1 liter, waktu rata-rata menghilangkan bekuan darah adalah 10 menit,
dan secara signifikansi tindakan irigasi manual dengan kateter torasik tidak ada
5. T (Tipe of study)
2009(Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analyses) (Zorzela et
al.,2016), dengan menelususi hasil publikasi ilmiah dalam rentang waktu antara tahun
2010hingga 2019 dengan menggunakan 5 data base yaitu: PubMed, Wiley, Science
Rumah Sakit Islam Metro didirikan oleh sebuah Yayasan yaitu Yayasan Da'wah dan
Pemeliharaan Masjid Taqwa (YDPMT) Metro yang diketuai oleh Bp. Hi. A. Sajoeti
Mantan Bupati Lampung Tengah. Pada tanggal 4 oktober 1976 dilakukan peletakan batu
pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Metro yang berlokasi di Jln. Jend. Sudirman 21
P Metro yang kini berubah menjadi Jln. Jend. AH. Nasution No. 250 Yosodadi Metro
Setelah ± 2 tahun dari peletakan batu pertama tepatnya pada tanggal 21 Februari 1978.
Ruang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit ruangan di Rumah Sakit Islam
KETENAGAAN :
Tenaga Medis
1 Dokter Umum 10 Orang
2 Dokter Gigi 1 Orang
3 Spesialis Bedah 3 Orang
4 Spesialis Obstetrik & Ginekologi 2 Orang
5 Spesialis Anak 1 Orang
6 Spesialis Penyakit Dalam 2 Orang
7 Spesialis Radiologi 1 Orang
8 Spesialis Patologi Klinik 1 Orang
9 Spesialis THT 2 Orang
10 Spesialis Mata 1 Orang
11 Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Medik 1 Orang
12 Spesialis Syaraf 1 Orang
13 Spesialis Anestesi 1 Orang
14 Spesialis Orthopedi 1 Orang
Total Tenaga Medis 28 Orang
Tenaga paramedis
1 D. III Keperawatan 80 Orang
2 D IV Keperawatan 2 Orang
3 SI Keperawatan/Ners 13 Orang
4 D. III Kebidanan 12 Orang
5 D III Perawat Gigi 1 Orang
6 Perawat Anestesi 2 Orang
Total Tenaga paramedic 110 Orang
PERINCIAN KAMAR/BED
No Jenis Pelayanan KLS. KLS. Tanpa
VIP KLS. II
I III Kls
1 VIP 7 - - - -
2 Kelas 1 Umum - 6 - - -
3 Ruang Penyakit Dalam - 2 2 4 -
4 Ruang Bedah - 2 1 3 -
5 Ruang Anak - 2 2 1 -
6 R. Obstetri & Genekologi - 1 2 2 -
7 R. Perinatologi / Bayi - - - - 1
8 R. Syaraf - - 2 2 -
9 R. HCU - - - - 2
10 R. Isolasi - 4 - - -
11 Poliklinik - - - - 8
12 Hemodialisa - - - - 7
VI
- : Tempat tidur
P
Kulkas
AC
TV
Almari Pasien
Km. Mandi +
WC
Wastafe
l
Meja Kursi
Dispenser
Kelas
- : Tempat tidur
I
Almari Pasien
TV
AC
Km. Mandi
Kursi Tunggu
Dispenser
- Ruang Bedah
Pasien merupakan pasien yang sebelum dan setelah dilakukan operasi, rata-rata pasien
memilki Riwayat penyakit bedah yang harus mendapatkan Tindakan operasi sehingga
Pasien pada ruangan ini merupakan pasien dengan karakteristik penyakit menular dan
- Ruang Kelas 1
Pasien pada ruang kelas 1 merupakan pasien dengan karakteristik penyakit dalam yang
memilih tempat berdasarkan kelas askes maupun mandiri yang sesuai dengan
permintaan pasien.
Metode yang digunakan dalam setiap ruangan adalah sama yaitu metode Tim dengan
D. Analisa SWOT
Berdasarkan Analisa jurnal dan data diatas maka dilakukan Analisa SWOT untuk
E. RELEVANSI JURNAL
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama kurang lebih 1 jam klien yang mengalami
post op TURP didapatkan bahwa ketika klien post op TURP terjadi retensi pembekuan
darah MBW digunakan untuk membersihkan retensi bekuan darah dan penumpukan
lendir yang melibatkan pembilasan kateter dengan Natrium Klorida 0,9% melalui
gravitasi atau secara manual menggunakan jarum suntik berujung kateter, kemudian
melakukan tindakan penarikan untuk secara aktif menghilangkan bekuan darah atau lendir
dalam kateter sampai cairan penarikan kembali jernih, dimana intervensi tersebut dapat
membantu klien dalam dalam membersihkan kandung kemih dan kateter dari
penyumbatan gumpalan darah dan dapat mengembalikan patensi kateter, maka MBW
- Kelebihan
kemih manual untukmembersihkan kandung kemih dan kateter dari bekuan darah
c. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi ilmu keperawatan, sebagai terapi awal yang
- Kekurangan
a. Didalam jurnal penelitian ini tidak dijelaskan lokasi penelitian secara jelas.
BAB III
A. Kesimpulan Analisis
Jurnal penelitian ini secara keseluruhan belum sesuai / sudah sesuai. Kesesuaian dan
1. Kesesuaian
- Dalam abstrak sudah dicantumkan tujuan umum dari penelitian yang mengacu pada judul,
- Peneliti menyebutkan subyek penelitian dalam abstrak penelitian serta hasil penelitian
- Populasi dan sampel penelitian sudah dijelaskan dalam jurnal dan mencantumkan metode
pengambilan sampel.
karakterisitik responden
- Hasil penelitian sudah mengungkapkan hasil dari penelitian secara keseluruhan dan
- Pembahasan sudah menjelaskan makna hasil penelitian yang bukan merupakan pengulangan
hasil penelitian, tetapi merupakan pembahasan secara rinci hasil – hasil penelitian yang
2. Ketidak sesuaian
berdasarkan penelitian sebelumnya dan belum ada study pendahuluan di tempat penelitian
dilaksanakan
- dalam abstrak tidak dicantumkan tempat penelitian dan tidak ada waktu kapan dilakukan
penelitian
- tidak ditemukan rumusan masalah yang yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan
- Dalam jurnal tidak mencantumkan tujuan penelitian berupa tujuan umum dan tujuan khusus,
- Dalam jurnal tidak mencantumkan Jenis penelitian, Pendekatan yang digunakan dan jenis
data
1978). Variabel penelitian merupakan uraian tentang obyek penelitian atau hal – hal yang
tempat penelitian
- Metode pengolahan data menggambarkan metode yang digunakan dalam mengolah data.
Metode pengolahan data yang biasanya digunakan yaitu : Editing ,Coding, Tabulating ,
Transfering
- Metode penyajian data tidak menggunakan penyajikan data agar lebih mudah dibaca.
Pemakaian tabel sudah menggunakan nomor tabel, judul tabel (variabel, tempat, waktu), tabel
memuat kolom nomor, raw dan kolom, mencantumkan sumber data pada tabel dan ada