Anda di halaman 1dari 22

Tugas Mata Kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan (FTK)

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN


TEORI COMFORT COLCABA
Dosen Pembimbing : Ibu Ns. Feriana Ira Handian, M. Kep

Disusun Oleh :
Galih Aditya Putranto
NIM. 2014314201061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2020

1
Seorang anak laki –laki usia 6 tahun dibawa ibunya ke RS karena demam sejak 3 hari yang lalu dan tidak kunjung turun setelah diberikan
paracetamol. Anak mengeluh pusing dan lemas, terasa panas pada badannya, tidak mau makan dan kadang-kadang terasa mual, anak
terlihat gelisah. Setelah dilakukan pemeriksaan darah dengan hasil Hb 12,8, Nilai trombosit 95.000 dan dari pemeriksaan fisik didapatkan
Temperatur axilla 38,6 C, N : 88x/menit, TD : 110/70 mmHg. Tes IgG (+), Ig M (+). Selama di RS mau makan akan tetapi hanya makanan
0

yang disukai yang dihabiskan karena merasa mual, minum 350 cc /hari, dipasang IUFD NS 0,9 % 20 tetes/ menit , output urine 350 cc/4
jam warna kuning pekat. Selama di rumah sakit anak ditemani oleh ibunya, pada malam hari mengeluh tidak bisa tidur karena ruangan
yang berisik dan lebih sering marah karena tidak bisa tidur. Ibu terlihat cemas dan khawatir karena merasa tidak bisa berbuat banyak
agar anaknya bisa tidur. Situasi ruangan anak pada saat itu adalah di bangsal dengan 4 penghuni kelas III, terpasang kipas angin dan
korden dan lampu menyala pada malam hari.

Susunlah asuhan keperawatan berdasarkan teori Comfort Catherine Colcaba yang meliputi :
1. Pengkajian yang meliputi komponen comfort : konteks, relief dan ease pada setiap aspek ( fisik, psikospiritual, lingkungan da n
sosial) dan transcendence (analisis rencana intervensi yang dibutuhkan) dalam bentuk tabel
2. Intervensi Keperawatan untuk masing-masing standar Comfort
3. Implementasi Keperawatan
Jawab :

ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI COMFORT CATHERINE COLCABA

1) PENGKAJIAN

KONTEKS/TIPE RELIEF EASE TRANSCENDENCE

 Anak mengeluh pusing dan 1. Nyeri Akut 1. Nyeri Akut


Fisik lemas, terasa panas pada 2. Hipovolemia  Manajemen nyeri
badannya, tidak mau makan 3. Resiko Infeksi 2. Hipovolemia

1
dan kadang-kadang terasa 4. Hipertermia  Manajemen Hipovolemia
mual,  Manajemen syok Hipovolemia
 Suhu : 38,6oC 3. Resiko Infeksi
 Nadi : 88x/menit  Kontrol infeksi
 TD : 110/70 mmHg. 4. Hipertermia
 Nilai trombosit 95.000  Manajemen hipertermi

 Tes IgG (+), Ig M (+).  Regulasi suhu

 Minum 350 cc /hari,


 dipasang IUFD NS 0,9 % 20
tetes/ menit ,
 output urine 350 cc/4 jam
warna kuning pekat
Psiko: 5. Ansietas  Reduksi ansietas
 Anak terlihat gelisah.
Psikospiritual  Ibu terlihat cemas dan khawatir
Spiritual :
 Tidak terkaji
 Mengeluh tidak bisa tidur 6. Gangguan Pola  Dukungan Tidur
Lingkungan karena ruangan yang berisik tidur
dan lebih sering marah karena

2
tidak bisa tidur
 Ruangan bangsal , terpasang
kipas dan lampu menyala di
malam hari
 Selama di rumah sakit , klien 7. Pencapaian  Promosi antisipasi keluarga
Sosial bersama ibunya peran sebagai
orang tua

2) RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Dx Keperawatan Luaran Intervensi
1 Nyeri akut SLKI: SIKI :
Penyebab :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen nyeri
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi
3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien Observasi
iskemia, neoplasma)
berkurang dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar,
Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
bahan kimia iritan)
1. Nyeri berkurang dengan skala 2 - Identifikasi skala nyeri
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses,
2. Pasien tidak mengeluh nyeri - Identifikasi respon nyeri nonverbal
amputasi, prosedur operasi, taruma, dll)
3. Pasien tampak tenang - Identifikasi factor yang memperingan dan
Gejala dan tanda mayor 4. Pasien dapat tidur dengan tenang memperberat nyeri
Subjektif : mengeluh nyeri
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-100 - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Objektif
 Tampak meringis x/menit) tentang nyeri

3
 Bersikap proaktif (mis. waspada, 6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
posisi menghindari nyeri) mmHg – 120/80 mmHg) - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
 Gelisah 7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit) hidup pasien
 Frekuensi nadi meningkat Kontrol Nyeri - Monitor efek samping penggunaan analgetik

 Sulit tidur 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Monitor keberhasilan terapi komplementer
Gejala dan tanda minor dengan menggunakan manajemen nyeri yang sudah diberikan
Subjektif : - 2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, Terapeutik
Objektif
 Tekanan darah meningkat frekuensi dan tanda nyeri) - Fasilitasi istirahat tidur

 Pola nafas berubah Status Kenyamanan - Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (

 Nafsu makan berubah 1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri missal: suhu ruangan, pencahayaan dan
berkurang kebisingan).
 Proses berpikir terganggu
- Beri teknik non farmakologis untuk meredakan
 Menarik diri
nyeri (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis,
 Berfokus pada diri sendiri
biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing,
 diaforesisi
teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi

4
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Hipovolemia SLKI Manajemen hypovolemia


Penyebab : Setelah diberikan intervensi selama 1x 24 jam Observasi
 Kehilangan cairan aktif maka status cairan membaik, dengan kriteria  Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis.
 Kegagalan mekanisme regulasi hasil : Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
 Peningkatan permiabelitas kapiler  Kekuatan nadi meningkat lemah, tekanan darah menurun, tekanan
 Kekurangan intake cairan  Turgor kulit meningkat nadi menyempit, turgor kulit menurun,
 Evaporasi  Ortopnea menurun membrane mukosa kering, volume urin
Gejala dan tanda  Dyspnea menurun menurun, hematocrit meningkat, haus,
Mayor  Frekuensi nadi membaik lemah)
Subjektif (tidak tersedia)  Tekanan darah membaik  Monitor intake dan output cairan
Objektif  Tekanan nadi membaik Terapeutik
 Frekuensi nadi meningkat  Membrane mukosa membaik  Hitung kebutuhan cairan
 Nadi teraba lemah  Kadar hb membaik  Berikan posisi mified tredelenburg

 Tekanan darah menurun  Kadar ht membaik  Berikan asupan cairan oral

 Tekanan darah menyempit  Intake cairan membaik Edukasi

 Turgor kulit menurun  Anjurkan memperbanyak asupan cairan

 Membrane mukosa kering oral

 Volume urin menurun  Anjurkan menghindari perubahan posisi

 Hematocrit meningkat mendadak

Minor Kolaborasi

5
Subjektif  Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
 Merasa lemah (mis. NaCl, RL)
 Mengeluh haus  Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis
Objektif (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
 Pengisian vena menurun  Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
 Status mental berubah Albumin, plasmanate
 Suhu tubuh meningkat  Kolaborasi pemberian produk darah
 Konsentrasi urine meningkat
 Berat badan turun tiba-tiba Manajemen syok hypovolemia
Kondisi klinis terkait Observasi
 Penyakit adison  Monitor status kardiopulmogonal (frekuensi
 Trauma (pendarahan) dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD,

 Luka bakar MAP)

 AIDS  Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,

 Penyakit crohn AGD)

 Muntah  Monitor status cairan (masukan dan

 Diare haluaran, turgor kulit, CRT)

 Colitis ulseratif  Periksa tingkat kesadarajndan respon pupil

 Hipoalbuminemia  Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap


adanya DOTS (deformity/ deformitas, open
wound/luka terbuka, tenderness/nyeri
tekan, swelling/bengkak

6
Terapeutik
 Pertahankan jalan nafas paten
 Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
 Lakukan penekanan langsung (direct
pressure) pada perdarahan eksternal
 Berikan posisi syok (modified tredelenberg)
 Pasang jalur IV berukuran besar (mis. 14
atau 16)
 Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
 Pasang selang nasogastric untuk
dekompresi lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid
1-2 L pada dewasa
 Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid
20 mL/kgBB pada anak

7
Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika
perlu

3 Resiko Infeksi SLKI Pencegahan infeksi


Penyebab : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi:
1. Penyakit Kronis selama 1 x 24 jam Diharapkan tidak terjadi  Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
2. Efek prosedur Infasif tanda infeksi sistemik
3. Malnutrisi Kriteria hasil : Terapeutik
4. Peningkatan paparan organisme 1. Kadar Sel darah putih membaik  Batasi jumlah pengunjung
patogen lingkungn 2. Kemerahan menurun  Berikan perawatan kulit pada daerah
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh 3. Bengkak menurun edema
perifer : 4. Demam menurun  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
 dengan pasien dan lingkungan pasien
 Gangguan peristltik  Pertahankan teknik aseptik pada pasien
 Kerusakan integritas kulit berisiko tinggi

8
 Perubahan sekresi PH Edukasi
 Penurunan kerja siliaris  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ketuban pecah lama  Ajarkan cara memeriksa luka
 Ketuban pecah sebelum  Anjurkan meningkatkan asupan cairan
waktunya Kolaborasi
 Merokok  Kolaborasi pemberian imunisasi,
 Statis cairan tubuh Jika perlu
6. Ketidakadekuatan pertahan tubuh
sekunder

 Penuruna Hemoglobin
 Imunosupresi
 Leukopenia
 Supresi Respon Inflamasi
 Faksinasi tidak adekuat

4 Hipertermia SLKI : Manajemen Hipertermia


Penyebab Termoregulasi 1. Monitor suhu tubuh.
o Dehidrasi Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam, 2. Sediakan lingkungan yang dingin.
o Terpapar lingkungan panas maka hipertermia menurun dengan keriteria 3. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
o Proses penyakit (mis. Infeksi dan hasil 4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh .
kanker) 5. Berikan cairan oral.

9
o Ketidaksesuaian pakaian dengan o Menggigil menurun 6. Anjurkan tirah baring.
suhu lingkungan o Tidak tampak kulit yang memerah 7. Kolaborasi pemberian cairan dan
o Peningkatan laju metabolissme o Tidak ada kejang elektrolit intravena.
o Respon trauma o Tidak tampak Akrosianosis
o Aktivitas berlebih o Konsumsi oksigen menurun Regulasi Temperatur :
o Penggunaan incubator o Piloereksi menurun 1. Monitor tekanan darah, frekuensi
o Idak tampak pucat pernafasan dan nadi.
Gejala dan tanda o Tidak terdapat takikardia 2. Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam,
a. Mayor o Tidak tampak takipnea jika perlu.
Subyektif o Tidak terdapat bradikardia 3. Monitor warna dan suhu kulit.
Tidak tersedia o Tidak ada hipoksia 4. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
Obyektif o Suhu tubuh membaik yang adekuat.
o Suhu tubuh diatas nilai normal o Suhu kulit membaik Kolaborasi
b. Minor o Kadar glukosa membaik  pemberian antipiretik, jika perlu.
Subyektif
Tidak tersedia
Obyektif
o Kulit merah
o Kejang
o Takardi
o Tachipnea
o Kulit terasa hangat

10
Kondisi Klinis Terkait
o Proses infeksi
o Hipertiroid
o Stroke
o Dehidrasi
o Trauma
o Prematuritas

5 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas


Penyebab : selama 2.x24 jam diharapakan kecemasan 1. Monitor tanda-tanda ansietas
1. Krisis situasional menurun atau pasien dapat tenang dengan 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
2. Kebutuhan tidak terpenuhi kriteria : menumbuhkan kepercayaan
3. Krisis maturasional SLKI : 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Ancaman terhadap konsep diri Tingkat ansietas 4. Diskusikan perencanaan realistis tentang
5. Ancaman terhadap kematian 1. Menyingkirkan tanda kecemasaan. peristiwa yang akan datang
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan 2. Tidak terdapat perilaku gelisah 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
7. Disfungsi fungsi keluarga 3. Frekuensi napas menurun persepsi
8. Hubungan orang tua anak tidak 4. Frekuensi nadi menurun 6. Anjurkan keluarga untuk selalu disamping dan
memuaskan 5. Menurunkan stimulasi lingkungan ketika mendukung pasien
9. Faktor keturunan (temperamen, cemas. 7. Latih teknik relaksasi
mudah teragitasi sejak lahir) 6. Menggunakan teknik relaksasi untuk
10. Penyalahgunaan zat menurunkan cemas.
11. Terpapar bahaya lingkungan 7. Konsentrasi membaik

11
(semisal toksin, polutan dan lain- 8. Pola tidur membaik
lain)
12. Kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif
 Merasa bingung
 Merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi
 Sulit berkomunikasi
2. Objektif
 Tampak gelisah
 Tampak tegang
 Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
 Mengeluh pusing
 Anoreksia
 Palpitasi
 Merasa tidak berdaya
2. Objektif
 Frekuensi nafas meningkat
 Frekuensi nadi meningkat
 Diaforesis

12
 Tremor
 Muka tampak pucat
 Suara bergetar
 Kontak mata buruk
 Sering berkemih
 Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis progresif (semisal


kanker, penyakit autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum
jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

13
6 Gangguan Pola TIdur Setelah dilakukan Tindakan Keperawatan Dukungan Tidur
Penyebab : selama 2x 24 jam diharapkan pola tidur Observasi:
1. Hambatan lingkungan (mis. membaik dengan kriteria hasil :  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kelembapan lingkungan sekitar, 1. keluhan sulit tidur menurun  Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
suhu lingkungan, pencahayaan, 2. keluhan sering terjaga menurun dan/atau psikologis)
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal 3. keluhan tidak puas tidur menurun  Identifikasi makanan dan minuman yang
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) 4. keluhan pola tidur menurun mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
2. Kurang kontrol tidur 5. keluhan istirahat tidak cukup menurun makanan mendekati waktu tidur, minum
3. Kurang privasi 6. kemmpuan beraktivitas meningkat banyak air sebelum tidur)
4. Restraint fisik  Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
5. Ketiadaan teman tidur Terapeutik:
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur  Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
Gejala dan Tanda Mayor : kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
Subjektif  Batasi waktu tidur siang, jika perlu
1. Mengeluh sulit tidur  Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
2. Mengeluh sering terjaga tidur
3. Mengeluh tidak puas tidur  Tetapkan jadwal tidur rutin
4. Mengeluh pola tidur berubah  Lakukan prosedur untuk meningkatkan
5. Mengeluh istirahat tidak cukup kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
Gejala dan Tanda Minor terapi akupresur)
Subjektif  Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas tindakan untuk menunjang siklus tidur-
menurun (tidak tersedia) terjaga

14
Kondisi Klinis Terkait Edukasi
1. Nyeri/kolik  Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
2. Hypertirodisme sakit
3. Kecemasan  Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
4. Penyakit paru obstruktif kronis  Anjurkan menghindari makanan/minuman
5. Kehamilan yang mengganggu tidur
6. Periode pasca partum  Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
7. kondisi pasca operasi mengandung supresor terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis:gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

7 Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Promosi Antisipasi Keluarga
Gejala dan tanda mayor 2x 24 jam diharapkan pencapaian peran Observasi
Objektif : menjadi orang tua membaik dengan kriteria 1. Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau
1. Bounding attachment optiomal hasil: masalah perkembangan serta dampaknya
2. Perilaku positif menjadi orangtua □ Bounding attachment meningkat pada kehidupan keluarga
3. Saling berinteraksi dalam merawat □ Perilaku positif menjadi orangtua meningkat 2. Identifikasi metode pemecahan masalah
bayi □ Interaksi perawatan bayi meningkat yang sering digunakankeluarga
Gejala dan tanda minor □ Verbalisasi kepuasan memiliki bayi Terapeutik

15
Subjektif : meningkat 1. Fasilitasi dalam memutuskan strategi
1. Mengungkapkan kepuasan dengan □ Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga pemecahan masalah yang dihadapi
bayi terpenuhi meningkat keluarga
Objektif : □ Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga 2. Lakukan kunjungan kepada keluarga
1. Melakukan stimulasi visual, taktil terpenuhi meningkat secara berkala, jika perlu
dan pendengaran terhadap bayi □ Keinginan meningkatkan peran menjadi 3. Buat jadwal aktivitas bersama keluarga
orang tua meningkat terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Edukasi
1. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang
normal kepada keluarga
Kolaborasi
1. Kerjasama dengan tenaga kesehatan
terkait lainnya, jika perlu

16
3) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Dx Tanggal Dan Jam Implementasi TTD PPA Evaluasi
1 2 desember 2020 1) Observasi TTV dan skala Nyeri XXXX S: klien mengatakan Nyeri Kepala
Jam 11.00 2) Kaji penyebab nyeri dan mual berkurang
3) Memberikan posisi dan 0:
lingkungan yang nyaman  klien tampak lebih tenang
4) Ajarkan Teknik relaksasi dan  Skala nyeri turun
distraksi  TTV normal
5) Anjurkan keluarga terdekat  Mual berkurang
ada yang menemani A: Masalah Teratasi Sebagian
6) Kolaborasi pemberian P: Lanjutkan Intervensi
analgetic dan antiemetik

2 2 desember 2020 1) Observasi intake dan output XXXX S: -


Jam 09.00 cairan 0:
2) Anjurkan klien untuk minum  Nadi meningkat
yang cukup  Intake dan output cairan
3) Anjurkan keluarga membantu meningkat
memenuhi kebutuhan cairan  Turgor dan mukosa bibir
KLien normal
4) Kolaborasi pemberian cairan A: Masalah Teratasi Sebagian

17
tambahan P: Lanjutkan Intervensi

3 2 desember 2020 1) Observasi tanda infeksi XXXX S: -


Jam 11.00 2) Batasi Jumlah pengunjung 0:
3) Anjurkan keluarga untuk  Tidak ditemukan inflamasi
menjaga kebersihan seperti  Suhu membaik
kepatuhan cuci tangan  Hasil lab klien stabil
sebelum dan sesudah A: Masalah Teratasi Sebagian
4) Anjurkan klien dan keluarga P: Lanjutkan Intervensi
memakai alat perlindungan diri
5) Observasi jika ada luka

4 2 desember 2020 1) observasi suhu Klien XXXX S: -


Jam 09.00 2) Anjurkan keluarga untuk 0:
memberikan kompres hangat  Suhu turun
3) Berikan lingkungan yang  Kulit klien tidak kemerahan
nyaman dan dingin  Klien tampak tenang
4) Anjurkan pasien banyak
minum A: Masalah Teratasi Sebagian
5) Kolaborasi antipiretik P: Lanjutkan Intervensi

18
5 2 desember 2020 1) Gali penyebab ansietas XXXX S: -
Jam 11.00 2) Bina hubungan saling percaya 0:
3) Ciptakan suasana aman dan  Keluarga dan klien tampak
nyaman bagi klien dan tenang
keluarga  Tidak lagi bertanya dan
4) Anjurkan untuk selalu berbagi bingung
perasaan dengan petugas jaga
jika gundah A: Masalah Teratasi Sebagian
5) Berikan lingkungan yang P: Lanjutkan Intervensi
terapeutik agar klien dan
keluarga merasa aman
6 2 desember 2020 1) Observasi pola tidur klien XXXX S: -
Jam 10.30 sebelum dan sesudah MRS 0:
2) Gali penyebab tidak bisa tidur  Klien mampu tidur nyenyak
3) Berikan lingkungan yang  Keluarga klien terlihat tidak
tenang dan nyaman sesuai gelisah
keluhan klien dan keluarga A: Masalah Teratasi Sebagian
4) Berikan edukasi bahwa P: Lanjutkan Intervensi
keadaan bangsal rumah sakit
agar klien dan keluarga
terbiasa

19
5) Batasi waktu tidur siang agar
malam lebih nyenyak
6) Anjurkan minum susu hangat
atau menghirup aromaterapi
agar lebih rileks

7 2 desember 2020 1) Mengkaji krisis dan XXXX S: -


Jam 11.00 permasalahan orang tua 0:
2) Identifikasi solusi atas  Klien tenang
permasalahan keluarga  Keluarga klien tenang
3) KIE tentang kondisi klien dan  Mampu memenuhi peran
lingkungan Rumah sakit sebagai ibu
4) Berikan suasana yang nyaman A: Masalah Teratasi Sebagian
dan akrab agar klien dan P: Lanjutkan Intervensi
keluarga mampu memenuhi
peran masing2
5) Bantu proses adaptasi klien
dan keluarga atas kondisi saat
ini

20
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.innappni.or.id

Anda mungkin juga menyukai