OLEH :
NIM : PO 530320118441
2020
KONSEP PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
Tujuan Umum :
Tujuan umum dari pengkajian yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan
pasien untuk menegakan diagnosa keperawatan, kekuatan (kemampuan) pasien dan rencana yang
efektif dalam perawatan pasien.
Tujuan Khusus :
4. Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan yang sesuai
9. Komponen sistem pelayanan pasien ( dapat untuk menetukan kebutuhan staf
perawatan, biaya perawatan pasien, dll)
10. Untuk mengindentifikasi kebutuhan dan respons klien yang unik terhadap masalah-
masalah dan akan ditegakkan menjadi diagnosis keperawatan yang mempengaruhi
rencana intervensi keperawatan yang diperlukan
11. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang
dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan
diidentifikasi
12. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
poin refernesi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan klien.
13. Untuk mengidentifiaksi karakteristik sesuai respons dan kondisi kesehatan klien
yang akan mempengaruhi rencana dan pemberian intervensi keperawatan.
14. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensi keperawatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien.
15. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan yang efektif.
Tujuan Pengkajian menurut Fundamental Keperawatan :
5. Menetapkan tujuan nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien
Data Objektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul
data atau merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan
dengan menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda
vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell,
hearing, touch dan taste.
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka, hanya
klien yang dapat memberikan informasi tersebut atau merupakan data yang diperoleh dari
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual,
ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
D. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain :
wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical
assessment) dan studi dokumentasi.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di
leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2. Palpasi
3. Auskultasi
b. Array Data : Data yang belum dikelompokkan tetapi sudah disusun besar
kecilnya
c. Ungrouped Data : Merupakan raw data yang belum diketahui kelompoknya
d. Grouped data : data yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas tertentu
misalnya tabel distribusi frekuensi
a) Data diskrit : data yang dibentuk angka bulat (hasil menghitung)
b) Data kontinyu :data yang berbentuk angka pecahan (desimal)/ hasil mengukur
Contoh : BB, TB
3. Menurut sifatnya
a) Data primer : data yang didapat langsung dari individu atau masyrakat
b) Data sekunder : data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah
diolah
a) Skala nominal : mempunyai beberapa kategori, diantara kategori tak dapat
diketahui tingkat perbedaannya
b) Skala ordinal : mempunyai beberapa kategori, antara kategori dapat diketahui
tingkat perbedaan, akan tetapi tidak dapat diketahui besarnya perbedaan.
Contoh : tingkat pendidikan : tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi
c) Skala interval : mempunyai beberapa kategori, antara beberapa kategori dapat di
bedakan dan dapat di ketahui besarnya perbedaan, tapi antara kategori tidak dapat di
ketahui kelipatannya dan tidak mengakui titik nol absolute.
Contoh : 0⁰ C, ada suhunya sebab perhitungan suhu sampai dengan minus ( - )
Tingkat pengetahuan, nilai A : 80, nilai B : 40 hal ini tidak berarti A dua kali lebih
pandai dari B.
d) Data skala ratio : mempunyai beberapa kategori antara kategori di katahui tingkat
perbedaannya, dapat di ketahui tingkat kelipatanya dan mengakui adanya titik nol
absolute.Contoh :Rasio penduduk laki-laki dan wanita 48 :Rasio guru murid 1 : 10
- Selalu memeriksa data abnormal yang ekstrim dengan cara lain
- Menanyakan kepada yang lebih mengerti
Tujuan
pengkajian.
3. Perencanaan
Pengertian
Rencana adalah proses/langka untuk menentukan apa yang akan dilakukan,siapa
yang melaksanakan, kapan dilaksanakan,alat yang dibutuhkan.menurut
Wilkonson(2007)terdapat dua macam perencanaan yang
mencangkup:pertama,perencanaan awal adalah perencanaan yang dilakukan sgerah
setelah perawat mengumpulkan data pada awal pasien masuk.pada beberapa
kondisi,data yang dikumpulkan pada perencanaan awal ini tidak cukup lengkapi
tetapi perawat dapat melakukan pengkajian lebih lanjut pada waktu yang berbeda
kedua perencanaanberkelanjutan yang dilakukan bersama dengan evluasi
keperawatan
Tujuan
Tujuan dalam perencanaan keperawatan dibagi menjadi tujuan umum (Goal) dan
tujuan khusus (objektif).
Tujuan umum (Goal)
Tujuan umum (goal atau sasaran)adalah capaian hasil yang diinginkan atau
perubahan perilaku yang diinginkan dari pasien,yang masih bersifat abstrak dan
dicapai dalam jangka panjang misalnya selama dalam perawatan.goal
mengambarkan reaksi pasien yang dapat diobservasi perawat selama dalam
perawatan.Tujuan jangka panjang ditetapkan selama perawatan karena
menyelesaikan masalah dengan demikian apabila masalah. Dengan demikian
apabila perawat akan merumuskan goal
Contoh perumusan goal:
a. Ganguan pola tidur b/d nyeri pada kaki
Goalnya:klien akan mempertahankan pola tidur yang normal
Tujuan Khusus (Objektif)
Kriteria yang perlu di perhatiakan saat merumuskan tujuan khusus Adalah yang
disebut SMART. Tujuan khusus yang dirumuskan harus bersifat
khusus(SPECIFIC)dan dapat diukur (MEASURABLE) rumusan tujuan yang
baik juga harus dapat dicapai (ATTAINABLE)sesuai dengan kondisi yang ada
dan tersedia. Sehinga selain dapat dicapai juga harus berdasarkan kenyataan
(RATIONAL)dan juga ditetapkan batas waktu pencapaiannya
(TIMEABLE)dengan demikian bila kelima krateria ini dipenuhi maka rumusan
objektif dapat merinci pernyataan goal menjadi lebih khusus atau menjadi
standar model untuk membuat keputusan.Dengan demikian objektif sebenarkan
diturunkan dari goal dan berhubungan dengan goal.
Objektif yang dirumuskan harus memberi arah untuk intervensi keperawatan;
memiliki jangka waktu untuk merencanakan tindakan keperawatan dapat
bertindak sebagai kriteria untuk evaluasi kemajuan dan pada pencapaian goal;
dan memungkinkan pasien menentukan kapan masalah diatasi.
Contoh
1. resiko kerusakan intergritas kulit b/d bedrest
Goal: klien mempertahankan integritas kulit
Objektif : klien dapat melakukan mobilisasi, miring kiri kanan dengan benar
dan menggunakan bantal untuk mencegah penekanan pada daerah yang
menonjol dalam jangka waktu 2 hari, kulit klien tidak iritasi atau merah.
1. Implementasi
Pengertian
Implementasi adalah melaksankan/melakukan rencana tindakan keperawatan atau
strategi-strategi keperawatan. Implememtasi adalah tindakan keperawatan yang di
lakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari goal yang telah ditetapkan unuk
pasien . (Menurut Marriner 1983 in Kozier etal ,1995), implemtasi termasuk
melakukan instruksi/ pesanan keperawatan dan instruksi-instrusi dokter .Dalam
konteks proses keperawatan, Bulechek dan McGloskey (1985), menjelaskan
implementasi atau intervensi keperawatan merupakan “tindakan otonomi”
berdasarkan rasional/alasan ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan pesien dengan
cara yang di anggap berkaitan dengan diagnosa keperawatan dan pernyataan goal
.Berdasarkan pengertian ini maka intervensi keperawatan tidak termasuk strategi-
strategi yang berasal dari instruksi dokter .
5 Tahap Proses Implementasi keperawatan
Berfokus pada respon klien yang unik/spesifik . Mengkaji kembali adalah melihat
apa masih cocok atau tidak degan pengkajian awal atau strategi . Contoh klien
koma ,tidak sadar pada pagi hari ,sore hari sudah jalan-jalan . Maka harus dikaji
kembali pada sore harinya . Jangan pernah mengganggap bahwa Nursing strategi
yang telah di buat harus dilaksanakan .Kondisi pasien cepat mengalami perubahan
karena itulah filsafat dari keperawatan yaitu memandirikan pasien.
2.Memvalidasi renpra .
Disini ada 4 area utama dalam melakukan tindakan keperawatan yang telas
dirumuskan sejak dalam perencanaan perawatan yaitu :
Tindakan yang meningkatkan kesehatan
Tindakan yang mempertahankan kesehatan
Tindakan yang memulihkan kesehatan
Tindakan yang merawat orang yang telah mati
5. Komunikasikan proses keperawatan baik secara verbal maupun nonverbal
Jenis Implementasi
Ada 3 jenis tindakan keperawatan yang meliputi tindakan Independen (mandiri) ;
Dependent (berdasarkan perintah dokter atau perawat lain);dan Interdenpendent
(kolaboratif).
Dalam pemenuhan kebutuhan pasienmenggunakan standar pelayanan dan asuhan
keperawatan. Diruang keperawatan,klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kebutuhannya terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari : perawatan
total, parsial,dan mandiri.Menurut Gillies (1995 ) rata-rata pasien membutuhkan
Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dilokasikan untuk tindakan bagi
individu pasien selama 24 jam ,tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk
kelompok dan ADL pasien .
2. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan dan
kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering disebut
sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil keperawatan
telah tercapai. Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh
perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan
menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping
itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien,
perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan
kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan
secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap
hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.
Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawaatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data
denagn teori), dan perencanaan.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses kepwrawatan
seelsai dilakukan. Evalusi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan
keperawatan yang telah diberikan.