Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


ELIMINASI

Oleh:
Mellenda Rahmawati
E1914401009

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
Kasus Conference /SOCA/Responsi Asuhan Keperawatan : Kebutuhan Dasar
Eliminasi

Seorang perempuan berusia 57 tahun dirawat di unit stroke dengan kelemahan


anggota gerak. Hasil pengkajian menunjukkan kesadaran compos mentis, sering
buang air kecil, dan kadang mengompol, ada nya distensi kandung kemih, berkemih
tidak tuntas, residu urin pun meningkat, TD 140/85 mmHg, frekuensi nadi 78x/menit,
dan frekuensi napas 18 x/menit. Perawat memberikan asuhan keperawatan memenuhi
kebutuhan eliminasi pada pasien tersebut sesuai kode etik dan standar profesi
keperawatan, dan mendokumentasikanya dalam buku catatan pasien.
Soal :

Tanggal pengkajian : 25 Desember 2020


Nama Pengkaji : Mellenda Rahmawati
Ruang : Teratai
Waktu pengkajian : 08.30 WIB
I. Pengkajian
1) Anamnesa
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
2) Keluhan Utama : Sering buang air kecil
Riwayat sekarang
Klien mengatakan anggota geraknya lemah, klien menunjukkan kesadaran
compos mentis, sering buang air kecil, dan kadang mengompol, ada nya distensi
kandung kemih, berkemih tidak tuntas, residu urin pun meningkat, TD 140/85
mmHg, frekuensi nadi 78x/menit, dan frekuensi napas 18 x/menit.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola berkemih
Frekuensi berkemih
3) Pemeriksaan Fisik
TTV :
TD : 140/85 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 18 x/menit
4) Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan laboratorium urin
 Pemeriksaan urine (urinalisis)
 Pemeriksaan foto rontgen
 Pengakjian fungsi otot destrusor
Analisis Data

N DATA PENUNJANG PENYEBAB MASALAH


o
DS: Infark srebral Gangguan eliminasi
- Klien menyatakan
urine (inkontensia
Sering buang air kecil difisit neurologis
DO: urine)
- lemah anggota gerak disfungsi kandung kemih
- kadang mengompol
- Distensi kandung kemih spinter uretra tidak
- berkemih tidak tuntas terkontrol
- Residu urin meningkat.
TTV inkontensia
TD : 140/85 mmHg
Nadi : 78x/menit Gangguan eliminasi urin
RR : 18 x/menit

III. Diagnosa Keperawatan


Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan ketidakmampuan mengakses toilet
(mis. Imobilisasi) ditandai dengan (PPNI, 2016; hal. 96) :
DS:
- Klien sering buang air kecil
DO:
- Lemah anggota gerak
- Kadang mengompol
- Distensi kandung kemih
- Berkemih tidak tuntas
- Residu urin meningkat.

II. Perencanaan/Implementasi
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan ketidakmampuan mengakses
toilet (mis. Imobilisasi) ditandai dengan (PPNI, 2016; hal. 96) :
DS:
- Sering buang air kecil
DO:
- lemah anggota gerak
- Kadang mengompol
- Distensi kandung kemih
- Berkemih tidak tuntas
- Residu urin meningkat.

No SLKI SIKI Rasional


1. Gangguan eliminasi urine 1. Dukungan perawatan diri; 1.Menghilang
berhubungan dengan BAK/BAB kan istensi
ketidakmampuan mengakses (memfasilitasi pemenuhan kandung
toilet (mis. Imobilisasi). kebutuhan BAK/BAB). kemih,
Setelah dilakukan tindakan (SIKI, 2019; hal.37)
mengkaji
keperawatan 5 x 24 jam, maka Observasi:
a) Identifikasi kebiasaan
jumlah residu
gangguan eliminasi urine
membaik, dengan kriteria hasil: BAK/BAB sesuai usia. urin.
sering BAK menurun, Terapeutik:
mengompol menurun, distensi a) Dukung penggunaan 2.Menstimula
kandung kemih menurun, toilet/commode/pispot/ur si kesadaran
berkemih menurun, residun urin inal secara konsisten. pasien,
menurun. (SLKI, 2019; hak. 24) b) Latih BAK/BAB secara
meningkatkan
rutin.
c) Sediakan alat bantu pengaturan
(misalnya; kateter fungsi tubuh.
eksternal dan urinal),
jika perlu.
Edukasi: 3. Untuk
a) Anjurkan BAK secara melatih
rutin. kandung
b) Anjurkan ke kamar kemih dan
mandi/toilet. mengembalik
2. Manajemen eliminasi urine: an pola
Mengidentifikasi dan
normal
mengelola gangguan pola
eliminasi urine. (SLKI, perkemihan
2019;hal. 117) dengan
Obsevasi: menghambat
a) Monitor eliminasi urine atau
(misalnys; frekuensi, menstimulus
konsistensi, aroma, pengeluaran
volume dan warna) air kemih.
Terapeutik:
a) Batasi asupan cairan
Edukasi:
a) Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
b) Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
c) Anjurkan minum yang
cukup
Kolaborasi:
a) Kolabirasi pemberian
obat suposutoria uretra,
jika perlu.
3. Latihan Otot Panggul (145)
Observasi
Monitor pengeluaran urin
Terapeutik
Berikan reinforcoement positif
selama melakukan latihan
dengan benar
Edukasi
Anjurkan berbaring
Anjurkan latihan selama 6-12
minggu
Kolabirasi
Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan otot
dasar panggul.
IV. Evaluasi

Diagnosa Evaluasi Paraf

Gannguan eliminasi urin b.d S : Pasien mengatakan sudak tidak sering


ketidakmampuan mengases toilet BAK
(mis. Imobilisasi) O:
- sering BAK menurun
- mengompol menurun
- distensi kandung kemih menurun
- berkemih menurun
- residun urin menurun
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
I : memberikan alat bantu (kateter) dan
latih bladder training.
E: -
R: -

SOP PEMASANGAN KATETER

Pengertia Memasukkan selang kateter melalui uretra sampai ke kandung kemih.


n
Tujuan  Mengosongkan kandung kemih
 Mencegah distensi kandung kemih
 Mengatasi masalah incontinentia urine
 Drainage kandung kemih dan irigasi
 Mencegah infeksi perineal agar tidak terkena urin
Ukuran Orang Dewasa
Laki –laki : 16 – 18
Perempuan : 14 – 16
Persiapan 1) Sarung tangan/ pinset anatomis
Alat 2) Spuit 10 cc
Steril. 3) Kapas sublimat
4) Bengkok berisi lysol
5) Jelly gliserin
6) Set kateter (Selang dan urin bag)
Persiapan 1) Selimut
Alat Non 2) Sampiran
Steril. 3) selimut ekstra
4) plester
5) bengkok
Cara Kerja 1) Alat- alat dibawa ke dekat pasien
2) Menjelaskan tindakan pada pasien
3) Jaga privacy pasien
4) Pasang selimut, buka pakaian bawah
5) Pasang pengalas
6) Ataur posisi pasien dorsal recumbent
7) Cuci tangan
8) Bengkok didekatkan pada pasien
9) Buka alat steril
10) Pasang sarung tangan
11) Bersihkan vulva/penis bagian luar dengan kapas sublimat (seperti
vulva hygiene)
12) Ambil kateter sebelum dimasukkan ke dalam uretra diolesi jelly ujung
kateter
13) Buka labia kemudian masukkan ke dalam uretra (± 5 cm). Jika pria
panis dipegang dengan tangan kiri dan tegangkan 90 0 masukkan
kateter ke uretra. Anjurkan untuk tarik nafas
14) Tanpung urine dalam bengkok
15) Untuk kateter sementara, urine sudah keluar kateter tarik kembali
untuk kateter menetap langsung difiksasi dengan cairan ± 5 – 15 cc
untuk mengembangkan
balon dalam kateter.
16) Atur posisi kembali
17) Perhatikan keadaan umum pasien
18) Alat- alat dirapihkan
19) Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai