Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

MENINGITIS

Kelompok 3

Arif Rahman Al-Habsyi


Dian Dwi Lestari
Evi Alfiyah
Lukmanul Hakim
Nur Khasanah
Rika Annissa Razanah
Tri Ayu Ningsih
Vena Ayu Rifani
 Definisi Meningitis
 Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen,
cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan
proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi dan Rita
Yuliani, 2007).
 Meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai
satu atau semua lapisan selaput yang menghubungkan
jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang
menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa,
disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik atau virus
(Kaplan and sudock, 2008).
 Klasifikasi meningitis menurut (Dwy Ardyan, 2012)
1. Meningitis Bakterial (Septic)
2. Meningitis Virus (Aseptic)
Etiologi
1. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal
pada minggu terakhir kehamilan.
2. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
3. Meningitis paling sering disebabkan oleh bakteri dan virus.
 Manifestasi Klinis

1. Sakit kepala dan demam


2. Iritasi meningeal
3. Ruam
4. Disorientasi dan gangguan memori
5. Kejang
6. Infeksi fulminal akut
A. Pathway
Penyebab Meningitis seperti Faktor Maternal; Ruptur Membran Fatal, Infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan. Bakteri; Meningococcal, Pneumocaccal, E. Coli, Streptococcus dll. Faktor
Imunologi; Defisiensi mekanisme imun, Defisiensi Imunoglobulin. Virus; Toxoplasma, Ricketsia.

Organisme masuk ke aliran darah

Reaksi radang dalam meningen bawah cortex

Meningitis

Trombus, aliran darah cerebral

Eksudat purulan menyebar ke dasar otak & medula spinalis

Kerusakan Neurologis

Kaku kuduk

Gangguan Aktivitas
𝐶𝑂2 Peningkatan TIK
Pola makrofag
meningkat
napas virus
Gangguan
Transudasi Permeabilitas kesadaran
Cairan vascular Pelepasan
pada serebri zat pirogen
Intake nutrisi
endogen
Edema Serebri kurang
Vol. Tekanan otak
Merangsang
kerja Gangguan
Nyeri TIK meningkat
berlebihan Ketidakseimbangan
dari PG EO di nutrisi kurang dari
Hipotalamus kebutuhan tubuh

Menurut (Dwy Ardyan, 2012) Instabil Suhu tubuh Hipertemi


Termogulasi sistemik

Gangguan
Kejang
Mobilitas Fisik
 Komplikasi
1. Komplikasi dari Penyakit Lain ke Meningitis
2. Komplikasi dari Meningitis ke Penyakit Lain
 Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium
2. Pencitraan
3. Prosedur diagnostik
 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Identitas klien

 Keluhan utama; yang sering menjadi alasan adalah panas badan tinggi, sakit kepala, kejang, dan penurunan tingkat
kesadaran.
 Riwayat Penyakit Saat Ini

Pemeriksaan Fisik
1. B1 (BREATHING) / Sistem Pernapasan
2. B2 (BLOOD) / Sistem Kardiovaskuler
3. B3 (BRAIN) / Sistem Neurologi
a. Tingkat kesadaran (Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien meningitis biasanya berkisar pada tingkat latergi,
stupor, dan semikomatosa.)
b. Fungsi serebri (pada klien meningitis tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan.)

c. Pemeriksaan saraf cranial

 Saraf I. Biasanya pada klien meningitis tiidak ada kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
 Saraf II. Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal.
 Saraf III,IV, dan VI. Pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil pada klien meningitis yang tidak disertai penurunan
kesadaran biasanya tanpa kelainan. Pada tahap lanjut meningitis yang telah mengganggu kesadaran, tanda-tanda
perubahan dari fungsi dan reksi pupil akan didapatkan.
 Saraf V. Pada klien meningitis umumnya tidak didapatkan paralisis pada otot wajah dan refleks kornea biasanya tidak
ada kelainan.
 Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
 Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
 Saraf IX dan X. kemampuan menelan baik.
 Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Adanya usuha dari klien untuk melakukan fleksi
leher dan kaku kuduk (rigiditas nukal).
 Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
d. System motorik
 Kekuatan otot menurun, control keseimbangan dan koordinasi pada
meningitis tahap lanjut mengalami perubahan.
e. Pemeriksaan refleks
Refleks patologis akan didapatkan pada klien meningitis dengan
tingkat kesadaran koma. Adanya refleks Babinski (+)
f. Gerakan involunter
 Tidak ditemukan adanya tremor, kedutan saraf, dan distonia. Pada
keadaan tertentu klien biasanya mengalami kejang umum
g. System sensorik
 Pemeriksaan sensorik pada meningitis biasanya didapatkan sensasi
raba, nyeri, dan suhu normal, tidak ada perasaan abnormal
dipermukaan tubuh.

4. B4 (BLADDER) / Sistem Urologi\


5. B5 (BOWEL) / Sistem Gastrointestinal
6. B6 (BONE)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume intracranial,
penekanan jaringan otak, dan edema serebri.
2. Risiko gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan kektidakmampuan
menelan, keadaan hipermetabolik.
3. Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan adanya kejang berulang, fiksasi kurang
optimal
4. Risiko tinggi koping individu dan keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis
penyakit, perubahan psiko-sosial, perubahan perspsi kognitif, perubahan actual dalam
strukltur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan.
5. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi secret, penurunan
kemampuan batuk, dan perubahan tingkat kesadaran.
6. Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.
7. Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan peradangan dan edema pada
otak dan selaput otak.
8. Cemas yang berhubungan dengan ancaman, kondisi sakit dan perubahan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai