Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.

2, November 2006

Persahabatan Jakarta. Terdapat pada : Purwanto, H. (1994). Komunikasi untuk


http://www.lib.ui.ac.id/go. perawat. Jakarta EGC.
php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004- Sugiyono. (2003). Statistik untuk penelitian.
santamanur-29k-2085. Bandung : Alfabeta.
Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumberdaya Wardhono, P .S. (2000). Registrasi dan
Manusia. Yogyakarta. Andi Offset. Praktek Keperawatan Menuju
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Pelayanan Prima di Rumah Sakit.
perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Makalah disampaikan pada Seminar
Cipta. Keperawatan HUT RSUP DR Kariadi
Nurjannah, I. (2001). Hubungan terapeutik Semarang Ke-75.
perawat dan klien. Yogyakarta : Bagian Yahya, I.F . (2004). Faktor-faktor yang
Penerbitan Program Studi Keperawatan berhubungan dengan efektifitas
Universitas Gajah Mada. komunikasi terapeutik perawat
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundemental pelaksana di ruang rawat inap RS.
keperawatan konsep, proses, dan Sumber Waras Jakarta. Terdapat pada
praktek (Ed. 4). Jakarta : EGC. http://www.lib.ui.ac.id/
go.php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004-
idafarida-29k-2484.

60
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN TERAPI INTRAVENA


DENGAN ANGKA KEJADIAN PLEBITIS DI BANGSAL BEDAH
RSUD PROF DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO

Handoyo 1, Endang Triyanto 2, Lutfatul Latifah 3


1, 2, 3 Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Intravenous therapy is commonly used to treat patients and it is received through a
peripheral cannula by most hospitalized patients. A consequence of intravenous (IV) devices is that
risk of nosocomial infection is increased, particularly septicemia. Inflammation, hard vein and
thrombophlebitis, and local tenderness are common complication of IV therapy. This can lead to
enhanced morbidity and mortality rates. Appropriate training for nurses who perform intravenous
cannulation, which include an understanding of techniques and the associated risks involved will
enhance the safety of IV therapy. Planning and management of the therapy are necessary to
minimize the risks presented. Lundgren & Ek, (1996)point out that t he limited collective knowledge
of nurses and the fact that nurses have their own routines. However, knowledge can be developed
and made more accessible through reflection before, after, and while performing a task.
The purpose of the study was to evaluate the relationship of nurses knowledge toward
incidence of phlebitis for patients who admitted to surgical ward Margono Soekardjo Hospital of
Purwokerto
This study utilised survey. Of 30 nurses at surgical ward at Margono Soekardj Hospital are
involved in this study. Respondents were chosen by quaote sampling method. Criteria of
respondents were nurses at surgical ward who have graduated from DIII nursing with 1 year
experience in clinical setting. Meanwhile, the criteria of patients were surgical patients who admitted
to surgical ward with no complication and minimal three days hospitalised at surgical ward. Data were
collected by using observation guideline of phlebitis. Data were analyzed using Kendal T au test to
see relationship of nurses knowledge level and the occurrence of phlebitis.
The study show that there were no relationship of knowledge level toward the occurrence of
phlebitis at surgical ward Margono Soekardjo Hospital of Purwokerto ( Kendal T au τ = - 0.086 level
of significance p= 0.617 CI = 95 %) .

Keywords : phlebitis, knowledge level,

PENDAHULUAN T eflon dan jarum logam digunakan pada


Terapi intravena (IV) adalah salah rumah-runah sakit dalam negeri". Berkaitan
satu teknologi yang paling sering digunakan dengan terapi IV ini, maka telah diidentifikasi
dalam pelayanan kesehatan di seluruh dunia. suatu masalah keperawatan yang sering
Menurut Hindley, (2004) lebih dari 60% pasien dijumpai yaitu terjadinya plebitis dan
yang masuk ke rumah sakit mendapat terapi ekstravasasi vena (Wright, 1996). Menurut
melalui terapi intravena (IV) .Data Medis Josephson (1999) komplikasi yang paling
Internasional (1995) dikutip oleh Widigdo sering terjadi akibat terapi IV adalah plebitis,
(2003, hal. 7) melaporkan, "lebih dari 300 juta suatu inflamasi vena yang terjadi akibat tidak
IV kateter yang berupa kateter plastik atau berhasilnya penusukan vena, kontaminasi alat

61
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

IV dan penggunaan cairan hipertonik yang tentang plebitis dengan kejadian plebitis.
tidak adekuat, yang secara kimiawi dapat Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
mengiritasi vena. mengetahui pengetahuan perawat tentang
Plebitis dapat diklasifikasikan dalam 3 perawatan terapi intravena dan untuk
tipe : bakterial, kimiawi, dan mekanikal mengetahui frekuensi kejadian plebitis selama
(Campbell, 1998). Adapun faktor-faktor yang dilakukan perawatan di RSUD Prof Dr.
berkontribusi terhadap kejadian plebitis ini Margono Soekardjo Purwokerto.
termasuk : tipe bahan kateter, lamanya
pemasangan, tempat insersi, jenis penutup METODE PENELITIAN
(dressing), cairan intravena yang digunakan, Metode penelitian yang akan
kondisi pasien, teknik insersi kateter, dan digunakan adalah penelitian survei dengan
ukuran kateter (Oishi, 2001). Nichols, Barstow pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini
& Cooper (1983) juga mengidentifikasi peran adalah perawat yang dinas di ruang bedah
penting perawat dalam perkembangan untuk dilakukan test untuk mengetahui tingkat
plebitis. Mereka menggarisbawahi pengetahuan dan pasien yang dilakukan
pengetahuan dan kualitas pengkajian tindakan infus atau terapi intra vena dan
keperawatan merupakan faktor yang penting perawat ruangan di Rumah Sakit Umum
dalam pencegahan dan deteksi dini plebitis. Daerah Prof Dr. Margono Soekardjo
Karena begitu banyaknya pasien Purwokerto. Sampel penelitian akan diambil
yang dilakukan terapi IV, maka perawat secara quota sampling dalam masa
mempunyai tugas profesional untuk pengambilan data selama 3 bulan. Kriteria
mengenali dan mencegah hal-hal yang sample perawat adalah perawat dengan
berhubungan dengan terjadinya komplikasi tingkat pendidikan minimal DIII Keperawatan,
plebitis. Tindakan perawat selalu dilakukan minimal satu tahun pengalaman kerja di klinik.
untuk mencegah dan meningkatkan Kriteria sampel pasien adalah pasien yang
kesehatan pasien/ klien. Pemasangan kanula dirawat di bangsal bedah dengan masa
pada terapi IV merupakan isu penting di perawatan minimal 3 hari, usia pasien 18-40
Indonesia khususnya di RSUD Prof Dr. tahun, tidak sedang mengalami komplikasi
Margono Soekardjo Purwokerto, dimana dengan penyakit kronis, tidak sedang
perawat bertanggung jawab dalam diberikan tranfusi darah dan cairan hipertonis.
pemasangan dan penanganan terapi IV. Oleh Tingkat pengetahuan perawat akan
karena itu untuk meminimalkan resiko plebitis, diobservasi dengan menggunakan kuisioner
perawat perlu menyadari dan mengenali lebih pengetahuan perawat dalam perawatan terapi
jauh tentang plebitis dan faktor-faktor apa saja intravena. Setelah peneliti mengetahui tingkat
yang berkontribusi terhadap kejadian plebitis pengetahuan perawat tentang perawatan
(Hindley, 2004). Dengan memperhatikan latar terapi intravena tersebut, peneliti akan
belakang masalah di atas, dapat dirumuskan mengobservasi pasien yang diberikan terapi
pertanyaan penelitian sebagai berikut : " intravena menggunakan pedoman observasi
Apakah ada Hubungan Pengetahuan tentang yang telah dipersiapkan untuk mencari
Perawatan Terapi Intravena dengan Angka kejadian plebitis selama kurun waktu 3 hari
Kejadian Plebitis Di RSUD Prof Dr. Margono dirawat di bangsal bedah. Hasil pengumpulan
Soekardjo Purwokerto?" Tujuan umum data kemudian akan diolah dengan komputer
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan dianalisa dengan uji kendal tau untuk
hubungan antara pengetahuan perawat melihat hubungan antara tingkat

62
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

pengetahuan perawat tentang perawatan menunjukan bahwa secara umum tingkat


terapi intravena dan angka kejadian plebitis pengetahuan perawat mengenai perawatan
pada pasien yang diberikan terapi intravena. terapi intravena adalah antara cukup baik
sampai dengan baik.
HASIL DAN BAHASAN
Pada pelaksanaan penelitian ini telah B. Kejadian Phlebitis
dilakukan pengumpulan data. Sejumlah 30 Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh
perawat di bangsal bedah di test tentang peneliti selama 3 bulan penelitian didapatkan
tingkat pengetahuan perawat mengenai jumlah keseluruhan responden pasien adalah
perawatan terapi intravena dan kemudian 577 orang. Selama penelitian dilakukan
dilakukan analisa terhadap kejadian plebitis jumlah pasien tersebut yang mengalami
terhadap pasien yang dirawat dan dilakukan phlebitis adalah 183 pasien. Hal ini dapat
terapi infus. Kejadian plebitis pada pasien disimpulkan kejadian phlebitis adalah sekitar
tersebut di survey selama 3 bulan yaitu dari 31,7%. Rata-rata pasien yang dirawat
bulan September sampai Nopember 2006. minimal 3 hari di bangsal bedah Rumah Sakit
Dari data yang terkumpul dilakukan Margono Soekardjo Purwokerto terdapat 2
pengolahan dan analisa data dengan hasil sampai 4 pasien mengalami phlebitis dengan
sebagai berikut : jumlah kurang lebih 30 pasien yang dirawat
setiap harinya.
A. Tingkat pengetahuan perawat
Setelah dilakukan test atau C. Hubungan tingkat pengetahuan dan
assessment terhadap tingkat pengetahuan kejadian phlebitis
perawat tentang perawatan terapi intravena di Hubungan tingkat pengetahuan dan kejadian
bangsal bedah didapatkan score nilai dengan plebitis di bangsal bedah RS Margono
rentang 66.7 – 90.5. Dari total respondent Soekarjo Purwokerto di analisa dengan
sejumlah 30 perawat 9 (30%) mendapatkan menggunakan uji Kendal Tau seperti pada
score cukup dan 21 (70%) baik. Hal ini tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1 Hubungan tingkat pengetahuan terhadap kejadian plebitis


No Variable Tau (τ ) P

1 Tingkat pengetahuan
-.086 .617
2 Plebitis Case

Berdasarkan tabel 2 tersebut, terlihat menunjukan bahwa secara keilmuan perawat


tidak ada hubungan tingkat pengetahuan sudah mempunyai pengetahuan yang baik
perawat tentang perawatan terapi intravena tentang perawatan terapi intravena. Hal ini
dan kejadian phlebitis secara significant di juga di dukung oleh tingkat pendidikan
bangsal bedah RS Margono Soekardjo perawat di bangsal bedah RS Margono
Purwokerto dengan τ = - 0.086 dan p= 0.617. Soekardjo Purwokerto yang semuanya
Secara riil terlihat bahwa tingkat pengetahuan mempunyai dasar pendidikan DIII
perawat tentang terapi intravena di bangsal keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
bedah RS Margono Soekarjo berada antara dari Sansivero (1998) yang menyebutkan
rentang cukup baik sampai baik. Hal ini bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi

63
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

pendidikan yang berkelanjutan terhadap (phlebitis) sehingga peningkatan


perilaku dan penampilannya. Faktor tersebut pengetahuan baik itu berasal dari pendidikan
adalah professionalism, sosial system, formal ataupun informal tidak ada pengaruh
kemauan untuk berubah dan keadaan institusi yang signifikan terhadap efek negativ
yang berasangkutan. Hal ini dapat perawatan di rumah sakit, misalnya timbulnya
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang phlebitis atau infeksi nosokomial. Sementara
tinggi belum tentu akan mempengaruhi itu berdasarkan studi Asrin, Triyanto dan
perilaku dan penampilan dalam pelaksanaan Upoyo (2005) menganalisa faktor yang
praktek keperawatan di klinis. Keadaan berpengaruh terhadap phlebitis di RSUD
tersebut yang dipengaruhi oleh empat faktor di Purbalingga menyimpulkan bahwa faktor-
atas untuk mengaplikasikan ilmu yang di miliki faktor yang mempengaruhi terjadinya plebitis
oleh perawat tersebut. Gray (1997) juga adalah jenis, ukuran dan bahan kateter; lama
melaporkan bahwa pelaksanaan training waktu pemasangan; pemilihan tempat insersi;
program terhadap infeksi nosokomial gagal jenis penutup tempat penusukan (dressing);
mengurangi kecelakaan yang diakibatkan oleh teknik insersi/penusukan; sterilitas perawatan
jarum suntik selama merawat pasien. Secara terapi intravena; cairan intravena; obat
umum dapat disimpulkan bahwa penerapan parenteral; dan frekuensi perawatan terapi
training program tidak ada pengaruhnya intravena.
terhadap performance perawat selama
melakukan perawatan pasien. SIMPULAN DAN SARAN
Secara umum karakteristik perawat
di bangsal bedah RS Margono Soekardjo Hasil penelitian ini dapat
mempunyai basik pendidikan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
DIII.Keperawatan. Seiring dengan kebijakan tingkat pengetahuan perawat tentang
pemerintah untuk meningkatkan pendidikan perawatan terapi intravena terhadap kejadian
perawat, maka pemerintah Indonesia phlebitis di bangsal bedah RS Margono
(Departemen Kesehatan) menyelenggarakan Soekardjo Purwokerto. Tingkat pengetahuan
program pendidikan berkelanjutan untuk perawat tentang perawatan terapi intravena di
perawat dengan dasar pendidikan setara bangsal bedah RS Margono Soekarjo berada
dengan SMA untuk dididik menjadi DIII antara rentang cukup baik sampai baik. Hal ini
keperawatan. Oleh karena itu, mayoritas menunjukan bahwa secara keilmuan perawat
perawat di RS Margono Soekardjo sudah sudah mempunyai pengetahuan yang baik
mempunyai pendidikan dengan latar tentang perawatan terapi intravena. Secara
belakang DIII keperawatan melalui program umum ketrampilan perawat dalam melakukan
pendidikan berkelanjutan (continuing perawatan pasien tergantung dari tingkat
education). Pengaruh program pendidikan pengetahuan tersebut, namun demikian
berkelanjutan tadi berimplikasi terhadap tingkat pengetahuan itu bukan satu-satunya
tingkat pengetahuan perawat secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
namun demikian untuk aplikasi di bangsal infeksi atau phlebitis pada pasien yang
dalam merawat pasien juga tergantung oleh dirawat di rumah sakit. Kejadian phlebitis
banyak faktor diantaranya : perbandingan selama penelitian dilakukan adalah sekitar
antara jumlah pasien dan jumlah perawat 31,7%. Faktor-faktor yang mempengaruhi
serta kelengkapan peralatan medis yang terjadinya plebitis dilihat dari peralatan infus
tersedia untuk pencegahan terhadap infeksi yang digunakan diantaranya jenis, ukuran dan
bahan kateter; jenis penutup tempat

64
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

penusukan (dressing); sterilitas perawatan Infections. Infection Control And


terapi intravena; cairan intravena; dan obat Hospital Epidemiology, 17 (7), 438-473
parenteral. Hadaway, L.C. (1999). Developing an
Dari hasil penelitian ini dapat Interactive Intravenous Education and
disimpulkan bahwa perawat dalam hal ini Training Program. Journal of
harus terus meng-update ilmu yang dimilikinya Intravenous Nursing, 22 (2), 87-93
untuk menigkatkan penampilannya selama Hadaway, L.C. (2001). You Role in Preventing
pelaksanaan praktek keperawatan di rumah Complications of Peripheral I.V
sakit. Hal ini diharapkan dapat Therapy. Springhouse Corporation.
mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya supaya kejadian phlebitis dapat Hindley, G. (2004). Infection control in
diminimalisir. Selain itu pemilihan peralatan peripheral cannulae. Nursing Standard,
juga perlu dipertimbangkan untuk 18 (27), 37-40.
menggunakan peralatan infus yang memiliki Josephson, D.L. (1999). Intravenous infusion
dampak negatif yang paling kecil terhadap therapy for nurses: Principles and
timbulnya phlebitis. Oleh karena itu peneliti practice. Albany, New York : Delmar
memberikan saran untuk dilakukan penelitian Publishers.
lanjutan yang berhubungan dengan tindakan Karadag, A., and Gorgulu, S. (2000). Devising
apa yang digunakan pada pasien yang sudah an intravenous fluid therapy protocol
terjadi phlebitis. and complience of nurses with the
protocol. Journal of Intravenous
DAFTAR RUJUKAN Nursing, 23 (4). 232-238.
Karadag, A., and Gorgulu, S. (2000). Effect of
Asrin, Triyanto, E. dan Upoyo A, S.(2006)
two different short peripheral catheter
Aalisis factor-faktor yang berpengaruh materials on phlebitis development.
terhadap kejadian phlebitis di RSUD
Journal of Intravenous Nursing, 23 (3).
Purbalingga. Soedirman Nursing 158-166.
Journal . 1(1)
Lamb, J. (1995). Peripheral IV therapy.
Sansivero, G. E. (1998). Venous anatomy and Nursing Standart, 9 (30). 32-38
physiology: Considerations for vascular
access device placement and function. Lamb, J. (1996). Potential Problems With The
Journal of Intravenous Nursing, 21(5S), Administration Of Drugs Through
S107-S114. Venous Lines. Clinical guidelines
workshop. London : Royal College of
Gray, E.S. (1997). Expanding practice to Physician Research Unit Problems.
include IV cannulation. Professional
Nurse, 13(3), 181-182 Lundgren, A. W, L.K. & Ek A.C. (1996)
Peripheral intravenous lines time in situ
Campbell, L. (1998b). IV-related plebitis,
related to complication. Journal of
complications and length of hospital Intravenous Nursing 19(5), 229-238.
stay:2. British Journal of Nursing, 7 (22),
1364-1370. Mazzola, J., Schott, B.D., and Addy, L. (1999).
Clinical factors associated with the
Centers for Disease Control and Prevention. development of phlebitis after insertion
(1996). Guidelines For The Prevention
of a peripheral inserted central catheter.
Of Intravascular Device Related

65
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

Journal of Intravenous Nursing, 22 (1), Parras, D., et all. (1994). Impact an


36-42. educational program for the prevention
Modeo, M., Martin, C., and Nobbs, A., (1997). of colonization of intravascular
A Randomized study comparing IV catheters. Infection Control and Hospital
3000 (Transparent polyurethane Epidemiology, 15 (4). 239-242.
dressing) to dry gauze dressing for Pearson, M.L. (1996). Guideline for prevention
peripheral intravenous catheter sites. of intravascular device-related
Journal of Intravenous Nursing. 25 (6). infections. American Journal of Infection
253-256. Control. 24. 262-293.
Nichols, E.G., Barstow, R.E., & Cooper, D. Snelling, R., et all. (2001). Central venous
(1983). Relationship between incidence catheters for infusion therapy in
of pblebitis and frequency of changing gastrointestinal cancer : A comparative
IV tubing and percutaneous site. study of tunneled centrally placed
Nursing Standard, 32 (4), 247 - 252. catheters and peripherally inserted
Oishi, L.A. (2001). The necessity of routinely eters. Peripherally Inserted Nursing, 24
replacing peripheral intravenous (1). 38-47.
catheters in hospitalized children : A Vanden Bosch, T., Cooch, J., and Treston,
review of literature. Journal of IV A.J. (1997). Research utilization :
Nursing, 24 (3), 174 - 179. Adhesive bandage dressing regiment
for peripheral venous catheters.
American Journal of Infection Control,
25(6), 513-519.

66

Anda mungkin juga menyukai