Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN LENGTH OF STAY DENGAN KEPUASAN PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS TK. II ROBERT
WOLTER MONGISIDI MANADO

DISUSUN OLEH :

AE’NAHYA ANGGRAENI HIDAYAT

1701044

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2021

i
PROPOSAL

HUBUNGAN LENGTH OF STAY DENGAN KEPUASAN PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS TK. II ROBERT
WOLTER MONGISIDI MANADO

Proposal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Dan Diajukan Oleh :

Tanda Tangan Penulis


AE’NAHYA ANGGRAENI HIDAYAT
1701044

Kepada

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2021

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL
HUBUNGAN LENGTH OF STAY DENGAN KEPUASAN PASIEN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS TK. II ROBERT
WOLTER MONGISIDI MANADO

Diajukan oleh :

AE’NAHYA ANGGRAENI HIDAYAT

1701044

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Ns. H. Suwandi I Luneto, S.Kep., M.Kes

NIDN : 09180569022

Pembimbing II

Ns. Rahmat Hidayat Djalil, S.Kep., M.Kep

NIDN : 0926028601

iii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................................i

SURAT PERNYATAAN.............................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................7

B. Tujuan Penelitian............................................................................................11

C. Manfaat penelitian..........................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Length Of Stay (LOS) di IGD........................................................................13

B. Kepuasan Pasien.............................................................................................17

C. Instalasi Gawat Darurat...................................................................................17

D. Hubungan Length Of Stay (LOS) dengan Kepuasan Pasien..........................17

E. Penelitian Terkait............................................................................................18

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerang Konsep................................................................................................28

iv
B. Hipotesa...........................................................................................................29

C. Definisi Operasional.......................................................................................29

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian............................................................................................31

B. Populasi dan Sampel.......................................................................................31

C. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................33

D. Instrumen Penelitian.......................................................................................33

E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................34

F. Jalannya Penelitian..........................................................................................35

G. Pengolahan Data.............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................39

LAMPIRAN

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Survey Awal Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh

pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan

pencegahan kecatatan. Pasien gawat darurat adalah orang yang berada dalam

ancaman kematian dan kecatatan yang memerlukan tindakan medis segera

(permenkes, 2018)

Gawat darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis

segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecatatan. IGD adalah salah

satu unit pelayanan di Rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi

pasien yang datang langsung ke rumah sakit lanjutan bagi pasien rujukan dari

fasilitas pelayanan kesehatan lain, menderita sakit maupun cedera yang dapat

mengancam kelangsungan hidupnya. IGD berfungsi menerima, menstabilkan dan

mengatur pasien yang membutuhkan penaganan kegawatdaruratan segera, baik

dalam kondisi sehari-hari maupun bencana. (permenkes Ri No. 47 Tahun 2018)

Pelayanan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan didalam pelayanan IGD.

Akan tetapi, pelayanan di IGD dapat terlambat jika kondisi didalam IGD penuh

dengan pasien. Adanya kondisi pasien yang memenuhi IGD disebabkan oleh

tidak sesuainya jumlah pasien yang berkunjung ke IGD dengan tenaga kesehatan
di IGD. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan beberapa akibat antara lain

menambah waktu tunggu pasien untuk diperiksa oleh dokter, banyaknya pasien

yang meninggalkan IGD tanpa pemeriksaan.

Data kunjungan masuk pasien ke IGD di Indonesia adalah

4.402.205 pasien (13,3%) dari total seluruh kunjungan di rumah sakit umum

(Menteri Kesehatan RI, 2014). Secara International, standar lamanya Length Of

Stay(LOS) di Unit Gawat Darurat (UGD) adalah kurang dari 8 jam (Rose, et all,

2012). Namun dibeberapa Negara seperti di Inggris, Australia, Iran, Kanada dan

Amaerika, waktu Length Of Stay (LOS) pasien di Unit Gawat Darurat (UGD)

adalah 4 jam (Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016). Di Indonesia, Length Of

Stay (LOS) pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) belum ada standar pasti

mengenai Length Of Stay (LOS) pasien namun disalah satu rumah sakit yang ada

di Indonesia yaitu RSUD dr. T. C. Hillers Maumere, Length Of Stay (LOS) nya

adalah 6 jam, namun pada kenyataannya banyak keluhan pasien terhadap

lamanya pelayanan oleh perawat, dan setelah pasien mendapatkan perawatan

masih harus menunggu lebih dari 10 jam untuk kemudian dipindahkan ke ruang

perawatan lain (Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016).

Waktu tunggu sangat mutlak dalam mewujudkan kepuasan pasien. Hal ini

didukung bahwa setiap pasien yang diperiksa ke IGD selalu beranggapan bahwa

mereka akan segera ditangani dengan cepat, lamanya waktu tunggu disebabkan

karena banyaknya pasien yang datang tidak sebanding dengan tenaga medis yang

ada sehingga terjadi penumpukan pasien di ruang triage yang menyebabkan

8
waktu tunggu pasien menjadi lama. Kondisi ini yang menyebabkan pasien

merasa tidak puas dengan pelayanan di IGD.

Length Of Stay (LOS) salah satu mutu pelayanan di rumah sakit yang

sangat mutlak dalam mewujudkan kepuasan pasien. Length Of Stay (LOS) di

IGD yang panjang akan menunjukkan rendahnya mutu pelayanan suatu rumah

sakit yang akan berakibat pada tingkat kepuasan pasien, keluarga, pendamping,

dan pengunjung. Ketidakpuasan pasien di IGD diartikan sama dengan keluhan

terhadap rumah sakit, baik pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis maupun

nonmedis.

Length Of Stay (LOS) yang memanjang dapat menyebabkan terjadinya

penumpukan pasien dan dampak pada pasien yaitu sepertiga beban kerja staf

Instalasi Gawat Darurat (IGD) dihabiskan untuk merawat pasien yang menunggu

ruang rawat inap dimana berpotensi pada tertundanya pelyanan untuk pasien

baru. Pemanjangan LOS tidak hanya memberikan dampak pasien harus berada

lebih lama di IGD tetapi juga akan berakibat pada peningakatan biaya perawatan

yang dibutuhkan pasien, ketidakpuasan pasien dan meningkatnya kematian

akibat kecelakaan (Pitang dkk, 2016).

Lamanya waktu perawatan dan kepuasan pasien berperan penting dalam

upaya untuk meningkatkan pelayanan di IGD. Salah satu indikator yang penting

dalam menentukan kualitas pelayanan di IGD adalah memendeknya Length of

Stay (LOS) pasien. Solusi dari hal ini adalah pengembangan sarana, prasarana

dan pengaturan waktu yang sesuai (Romiko, 2018).

9
IGD diharuskan memiliki service quality yaitu meliputi penampilan fisik,

kelengkapan sarana, kebersihan, kemampuan tenaga yang terlatih/ terampil,

tenaga yang kumulatif, siap, cepat, tepat serta selalu sedia setiap saat. ( Anjaryani,

2009). Length Of Stay (LOS) sangat berpengaruh dalam penentu penilaian baik

buruknya suatu pelayanan di IGD.

Penelitian terkait tentang “Hubungan Length Of Stay (LOS) Pasien dengan

Kepuasan Pelayanan Keperawatan di IGD RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten, Tahun Penelitian 2020 oleh “Puput Risti Kusumaningrum, Supardi,

Ambar Winarti”. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan length of stay pasien dengan kepuasan pelayanan keperawatan .

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Jumlah sampel sebanyak 93 responden. Penelitian dilakukan

mengunakan survey kepuasan New Castle Satsifaction to Nursing Scale

(NSNS).analisa data menggunakan uji statistic yang digunakan spearman rho.

Hasil penelitian didapatkan LOS di IGD RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

dengan rata-rata 2,03 jam dengan tingkat kepuasan pasien di IGD adalah 57,45

dan termasuk dalam kategori cukup puas sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan LOS dengan kepuasan pelayanan di IGD RSUP dr. Soeradji

Tirtoneoro Klaten.

Berdasarkan data pasien di Rs Tkt. II Robert Wolter Mongisidi Manado

jumlah kunjungan tiga bulan terakhir dari bulan Mei sampau bulan Juli tahun

10
2019 di Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado sebanyak ≤ 2.000 orang. Dari

hasil survey awal pengambilan data pada tanggal 09 juni 2021 jumlah perawat di

Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado sebanyak 20 orang tenaga perawat

yang dibagi dalam jadwal dinas per shif (6 jam untuk shif pagi dan sore

sedangkan untuk shif malam 12 jam) dengan jumlah 4-6 orang dan dokter jaga 1-

2 orang per shif. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang pasien yang

dilakukan di Rs Tkt. II Robert Wolter Mongisidi Manado diperoleh data bahwa

delapan pasien mengatakan saat tiba di IGD langsung ditangani oleh perawat

sedangkan dua orang pasien mengatakan respon perawat masih lambat dalam

kondisi rungan IGD yang penuh dengan pasien dan keluarga sehingga pasien

harus menunggu untuk mendapatkan tindakan medis.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas di dapatkan masalah “Apakah Ada

Hubungan waktu tunggu dan Length Of Stay (LOS) dengan Kepuasan Pasien

di IGD Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado?”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Length of Stay (LOS) dengan kepuasan pasien

di IGD Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado?”

2. Tujuan khusus

11
a. Untuk mengidentifikasi Length Of Stay pada pasien di IGD Rs Tk. II
Robert Wolter Mongisidi Manado

b. Untuk mengidentifikasi Kepuasan pasien di IGD Rs Tk. II Robert


Wolter Mongisidi Manado
c. Untuk menganalisis Length of Stay dengan kepuasan pasien di
IGD Rs Tkt. II Robert Wolter Mongisidi Manado

C. Manfaat penelitian

1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap
pemahaman terhadap length of stay dengan kepuasan pasien di IGD
2. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan keperawatan

khususnya dibidang gawat darurat dan bisa menambah informasi untuk

memperbanyak bahan pustaka tentang Length Of Stay dengan kepuasan

pasien.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi data dasar dan menjadi

sebuah referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

4. Bagi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan sebagai gambaran yang dapat dimanfaatkan oleh

perawat terutama dalam penentuan prioritas keberhasilan penatalaksanaan

kegawatdaruratan

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Length Of Stay (LOS) di IGD

1. Pengertian (LOS)

Length of Stay (LOS) ialah lama waktu pasien berada di area khusus di

sebuah rumah sakit. Emergency Department Length of Stay (EDLOS)

didefiniskan sebagai lama waktu pasien di IGD, mulai dari pendaftaran

sampai secara fisik pasien meninggalkan IGD (Ismail, 2017). Length Of

Stay (LOS) ialah suatu rentang waktu kedatangan pasien yang gawat

darurat yang diukur mulai dari datang sampai ditransfer atau dipindahkan

keunit lain. Length Of Stay (LOS) juga tidak hanya untuk melihat lama

hari perawatan pada pasien diruang rawat inap namun juga di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) suatu rumah sakit (Ardiyani, 2015).

Length Of Stay (LOS) digunakan untuk melihat tingkat kepadatan

pada semua pasien yang ada di Unit Gawat Darurat (UGD), yang diukur

dari awal kedatangan pasien sampai dengan perpindahan pasien dari unit

gawat darurat ke unit lain (Ardiyani, 2015). Length Of Stay (LOS) juga

merupakan indikator yang efektif untuk menilai kinerja dari Unit Gawat

Darurat (UGD) dan kualitas pada Unit Gawat Darurat (UGD), total

Length Of Stay (LOS) dikaitkan dengan waktu kedatangan, waktu


pemeriksaan laboratorium, waktu pemeriksaan radiologi dan ketersediaan

tempat tidur diruang rawat inap lain (Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016).

Secara internasional, standar lamanya Length Of Stay (LOS) di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) ialah kurang dari 8 jam (Rose, et all,

2012). Namun dibeberapa negara seperti di Inggis, Australia, Iran,

Kanada dan juga Amerika, waktu Length Of Stay (LOS) pasien di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) ialah 4 jam (Pitang, Widjayanto & Ningsih,

2016).

Di Indonesia sendiri, Length Of Stay (LOS) belum ada standar pasti

mengenai Length Of Stay (LOS) namun disalah satu rumah sakit yang

berada di Indonesia yaitu RSUD dr. T. C. Hillers Maumere, Length Of

Stay (LOS) ialah 6 jam, namau pada kenyataannya banyak keluhan pasien

terhadap lamanya pelayanan oleh perawat, dan setelah pasien

mendapatkan perawatan masih harus menunggu lebih dari 10 jam untuk

kemudian dipindahkan ke ruangan perawatan yang lain (Pitang, Widjayanto


& Ningsih, 2016).

2. Faktor- Faktor Yang Berhubungan dengan Length Of Stay (LOS) di

IGD

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh (Radcliff, 2011) Emenrgency

Department Length of Stay (EDLOS) adalah lama waktu pasien di IGD,

mulai dari pendaftaran sampai secara fisik pasien meninggalkan IGD.

14
Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan Length of Stay (LOS)

pasien di IGD, adalah :

a) Waktu Pemeriksaan Laboraturium

Pemerilsaan laboratorium adalah satu alat dasar yang digunakan

dalam upaya pengambilan keputusan dalam praktik medis. Pemeriksaan

laboratorium membentuk subkelompok unik yang ditandai dengan

prioritas tinggi dalam memproses, analisis dan pelaporan (Lapic. I dan

Rogic. D,2015). Pemeriksaan laboraturium merupakan suatu

pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan oleh dokter untuk

mendiagnosis memantau dan meramalkan penyakit seorang pasien

Junjungsari, Arso & Fatmasari (2019). Benchmarking Turn Around Time

(TAT) Laboratory adalah periode waktu dari order dokter untuk

pemeriksaan darah sampai hasil tiba di IGD, dengan target waktu < 60

menit Noorani et al., (2014) dalam Ningsih, (2015). Sedangkan menurut

Kepmenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang stander

pelayanan minimal rumah sakit, waktu tunggu untuk hasil pelayanan

laboratorium kimia dan darah rutin adalah ≤ 140 menit.

Pemeriksaan laboratorium pada pasien IGD memiliki karakteristik

yang berbeda dibandingkan pasien rawat inap dan rawat jalan.

Karakteristik tersebut diantaranya adalah :

15
1) Prioritas tinggi : pemeriksaan laboratorium untuk pasien IGD

memiliki prioritas untuk dikerjakan lebih dahulu dibandingkan

pasien rawat inap dan rawat jalan.

2) Peran triase : memiliki peran sebagai alat pembeda dalam triage

di IGD.

3) Turn Around Time (TAT) lebih cepat : proses dari pra analitik

sampai proses analitik tidak lebih dari 60 menit.

4) Sebagai alat konfirmasi diagnosis kerja secara cepat.

b) Waktu Review dan konsultasi

Depkes (2008) merekomendasikan waktu konsultasi yakni 15-30

menit. Waktu Review dan konsultasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi length of stay (LOS) pasien. Waktu konsultasi

(Consultation time) diukut dengan menghitung interval waktu dari

pertama kali dokter IGD melakukan konsultasi sampai waktu kepuasan

disposisi pasien. Konsultasi sebagai salah satu parameter pengambilan

keputusan disposisi pasien yang di rawat di IGD (Brick et a;., 2014).

Faktor dominan yang mempengaruhi memanjangnya waktu review

dan konsultasi adalah prosedur konsultasi bertingkat yang harus dilalui

sera evaluasi berulang dan mendalam kondisi pasien yang dilakukan di

IGD (Ismail, 2017).

c) Waktu tunggu transfer

16
Waktu tunggu transfer pasien ke unit rawat inap/tindakan khusus
berpengaruh signifikan terhadap length of stay (LOS) pasien di IGD.
Faktor utama yang berpengaruh keterlambatan transfer pasien ke
ruangan adalah keterbatasan fasilitas tempat tidur di instalasi rawat inap
ataupun alat bantu untuk tindakan khusus yang akan dilakukan, (Ningsih
2015).

Target yang direkomdasikan oleh Depkes (2011) bahwa lama rawat


pasien di IGD tidak lebih dari 6-8 jam. Sedangkan standar yang
direkomendasikan oleh Joint Commision International (JCI), 2013
tentang lama rawat pasien yang memenuhi syarat rawat inap < 4 jam.
Menurut Singer et al., (2011) menyatakan bahwa boarding merupakan
kondisi dimana pasien memiliki LOS di IGD lebih dari 2 jam setelah
pasien dinyatakan rawat inap atau pasien yang tidak mendapatkan akses
untuk mendapatkan tempat tidur yang sesuai dengan batas waktu yang
wajar, yakni tidak lebih dari 8 jam setelah diputuskan untuk rawat inap
(Forero et al., 2011).

B. Kepuasan Pasien
a. Pengertian Kepuasan pasien
Kepuasan pasien merupakan keluaran (outcome) layanan kesehatan.

Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari

peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan

suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja

layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan

apa yang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas jika kinerja

layanan yang diperoleh sama ata melebihi harapannya dan sebaliknya,

17
ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja

layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya

(Wulandari, Listiawaty dan Hafiz, 2020).

Kepuasan pasien terganung pada kualitas pelayanan dan upaya yang

dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan

jasa yang diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien

ditentukan oleh kenyataan apabila jasa yang diberikan bisa memenuhi

kebutuhan pasien dengan menggunakan persepsi pasien tentang

pelayanan yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk

lama waktu pelayanan). Pasien biasanya mempunyai pengalaman kurang

atau tidak menyenangkan, bahkan menakutkan ketika pergi berobat

karena pelayanan yang didapatkan tidak maksimal dan cenderung

merugikan pasien dan hal ini bisa mengakibatkan ketidakpuasan pasien

(Fatrida dan Saputra, 2019)

Kepuasan pasien merupakan salah satunya diduga dipengaruhi oleh

waktu tunggu pelayanan. Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah

yang sering menimbulkan keluhan pasien dibeberapa Rumah Sakit.

Lamanya waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana Rumah Sakit

mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan

harapan pasien. Pelayanan yang baik dan bermutu tercermin dari

palayanan yang ramah, cepat, nyaman (Utami, 2015).

18
Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja

yang dirasakan dengan harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila

kinerja sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan sangat puas.

Pelanggan yang sangat puas akan setia lebih lama, kurang sensitive

terhadap harga dan memberikan komentar yang sangat baik tentang

perusahaan maupun tempat pelayanan (Sugito, 2005).

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut Wijayanti (2012), factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien ialah kebutuhan pasien, harapan-harapan terselubung, pelayanan

khusus, sentuhan emosional, dan zona toleransi yang diberikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien diantarnya:

1. Kinerja (performance) karakteristik pelayanan pokok yang diterima,


sangat berpengaruh pada kepuasan pasien yang dirasakan,
wujudnya dari kinerja ini misalnya : Kecepatan, Kemudahan, dan
Kenyamanan bagaimana petugas pelayan pendaftaran dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat, kemudahan,
dalam memenuhi kebutuhan pasien, serta kenyamanan yang
diberikan da kelengkapan fasilitas ruang tunggu yang nyaman.
2. Kehandalan (reliability) ialah sejauh mana kemungkinan kecil akan
mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas
pelayanan yang diberikan.
3. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), ialah
sejauh mana karateristik desain dan operasi memenuhi standar-
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

19
4. Daya tahan (durability), berapa lama pasien tersebut berkunjung
kerumah sakit
5. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kepuasan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang
memuaskan.
6. Estetika, merupakan daya Tarik pelayanan terhadap panca indra.
7. Kualitas yang di siapkan (perceived quality), merupakan citra dan
reputasi pelayanan serta tangung jawab rumah sakit terhadap
pasien.
Menurut Sabarguna (2008), factor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien ada empat aspek antara lain:
1. Kenyamana meliputi : Lokasi Rumah Sakit, Kebersihan
Rumah Sakit, Kenyaman ruangan dan Peralatan ruangan.
2. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit meliputi :
Keramahan, Komunikatif, Responatif, Suportif, dan Cekatan.
3. Kompetensi teknis petugas meliputi : Keberanian bertindak,
Pengalaman, Gelar, Terkenal dan Kursus.
4. Biaya meliputi : Mahalnya biaya pelayanan, Sebandingnya,
Terjangkau tidaknya, ada tidaknya keringanan dan kemudahan
proses.

2. Faktor Penyebab Ketidak puasan Pasien


a) Menurut (Goras et al. 2013) ketidakpuasan pasien saat dirawat di rumah

sakit disebabkan oleh beberapa faktor.

a. Faktor kesalahan identitas masih sering terjadi yaitu


kekeliruan identitas pasien terutama di unit perawatan intensif,
ruang operasi dan keadaan darurat.

20
b. Faktor komunikasi, penyebab terbanyak dikarenakan
kesalahan dari komunikasi. Penelitian Smith, (2016)
menyimpulkan bahwa komunikasi menjadi faktor dominan
penyebab kesalahan di rumah sakit Swedia sebesar 67%.
Kegagalan berkomunikasi dapat pula mengakibatkan
kesalahan pengobatan 75% yaitu pemberian obat melebihi
dosis. Operasi di tempat yang salah dan akuisisi operasi tidak
tepat, menjadi perhatian yang yang sangat penting ketika
prosedur intra operasi (Ulrich dan Kear, 2014).
c. Faktor keselamatan pasien yang belum optimal.
Penerapan keselamatan pasien yang belum optimal dapat
meningkatkan resiko infeksi. Penelitian Deptu et al. (2015) di
Polandia Mendari menyimpulkan bahwa 1097 kasus infeksi
masih ditemukan di rumah sakit. di Amerika Serikat terdapat
957 kasus atau 87,2% resiko pasien jatuh yang
mengakibatkan cedera sehingga pasien yang cedera
memerlukan perawatan tambahan waktu untuk dirawat (JCI,
2015).
b) Menurut Collinson dan Pidgeon (2013) Ketidakpuasan pasien saat
dirawat di rumah sakit disebabkan oleh beberapa faktor.
a. Faktor kesalahan identitas masih sering terjadi yaitu
kekeliruan identitas pasien terutama di unit perawatan intensif,
ruang operasi, dan keadaan darurat.
b. Faktor komunikasi, penyebab terbanyak dikarenakan
kesalahan dari penerapan keselamatan pasien. Kerugian yang
terjadi sebagai akibat tidak dipedulikannya keselamatan pasien
cukup banyak.

C. Instalasi Gawat Darurat (IGD)


1. Pengertian IGD

21
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit layanan Rumah

Sakit yang memberikan perawatan awal nyeri kepada pasien yang

terluka, dan membutuhkan perawatab segera (Queensland Helth ED,

2012). IGD memiliki tujuan utama diantaranya ialah menerima,

melakukan triage, menstabilisasi, dan memberikan pelayanan akut

untuk pasien, termasuk pasien yang membutuhkan resusitasi dan

pasien dengan tingkat kegawatan tertentu (Australasian Collage for

Emergency Medicine, 2014).

Kementrian Kesehatan RI telah mengatur kebijakan mengenai

standarisasi pelayanan di IGD rumah sakit dalam Kemenkes RI No.

856/Menkes/SK/IX/2009. Peraturan ini ditujukan untuk memperbaiki

kualitas IGD di Indonesia. Harus ada komitmen dari pemerintah

pusat maupun daerah untuk berpartisipasi dalam memberikan

sosialisasi kepada masyarakat bahwasannya penanganan

kegawatdaruratan dan life saving tidak ditarik uang muka dan

penanganan gawat darurat harus dilakukan kurnag dari 5 menit

setelah pasien sampai di IGD.

Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya

membutuhkan pertolongan yang sangat cepat dan tepat untuk itu

perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat

sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat

menjamin suatu penaganan gawat darurat dengan response time yang

22
sangat cepat dan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai

antara lain dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya

manusia dan menajemen Insatalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

sesuai dengan standar (Kemenkes, 2009).

2. Prinsip Pelayanan di IGD


Prinsip umum pelayanan IGD Rumah Sakit dari Depkes (2010) :
a. Rumah sakit harus memiliki pelayanan emergency yang memiliki
kemampuan dan pengetahuan untuk melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus emergency dan resusitasu serta stabilisasi (live saving).
b. Instalasi Gawat Darurat rumah sakit diwajibkan untuk memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari selama satu minggu.
c. Nama untuk instalasi atau unit gawat darurat Rumah Sakit harus sama
atau diseragamakan menjadi Instalasi Gawat Darurat.
d. Rumah sakit tidak diperkenankan meminta uang pembayaran awal
pada saat menangani kasus gawat darurat.
e. Pasien gawat darurat wajib ditangani maksimal dalam waktu 5 menit
setelah sampai di IGD.
f. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi fungsional, dimmana
terdapat unsur pimpinan dan unsur pelaksanaan.
g. Semua Rumah Sakit harus berusaha dalam penyesuaian pelayanan
gawat darurat minimal sesuai dengan standar yang ada.

Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki pelayanan


kegawatdaruratan yang minimal mempunyai kemampuan seperti
berikut :

1. Pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu


untuk Rumah Sakit.

23
2. Memberikan pelayanan kegawatdaruratan sesuai jam operasional
untuk Puskesmas, Klinik, Tempat praktik Dokter mandiri,
Dokter Gigi dan juga tenaga kesehatan.
3. Menangani Pasien sesegera mungkin setelah sampai di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
4. Memberikan Pelayanan Kegawatdaruratan berdasarkan
kemampuan pelayanan, sumber daya manusia, sarana, prasarana,
obat-obatan, bahan medis habis pakai, dan juga alat kesehatan.
5. Proses triase untuk dipilah berdasarkan tingkat
kegawatdaruratannya, sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh profesi kedokteran atau pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
6. Membuat alur masuk pasien dengan penyakit infeksius khusus
atau yang terkontaminasi bahan berbahaya sebaiknya berbeda
dengan alur masuk pasien yang lainnya. Jika fasilitas ruang
isolasi khusus dan dekontaminasi tidak tersedia, maka pasien
harus segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain yang
mempunyai fasilitas ruang isolasi khusus (Permenkes, 2018).

D. Hubungan Length Of Stay dengan kepuasan pasien

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan


meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poli klinik dan lain
sebagainya. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering dikeluhkan pasien
dibeberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu mencerminkan bagaimana rumah
sakit mengelola komponen pelayanan yang sesuai dengan situasi dan harapan
pasien. Salah satu mutu pelayanan di IGD dapat dipengaruhi dari Length Of
Stay (LOS), Length Of Stay (LOS) yang lambat mengakibatkan pasien tidak
nyaman berada di IGD terlalu lama dan merasa cemas karena padatnya

24
suasana di IGD, lambatnya Length Of Stay (LOS) disebabkan karena belum
tersedianya unit perawatan, faktor lain yang menyebabkan Length Of Stay
(LOS) yang lama adalah belum bisa di pindahkan ke unit perawatan.
Kepuasan pasien menurut model kebutuhan merupakan suatu keadaan dimana
kebutuhan, keinginan dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk atau
jasa yang dikonsumsi. Oleh karena itu kepuasan pasien adalah rasio kualitas
yang dirasakan oleh pasien dibagi kebutuhan, keinginan dan harapan pasien
(Nursalam, 2014). Kepuasan pasien merupakan salah satu indicator kualitas
pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien yang loyal (setia). Pasien
yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan yang sama bila
mereka membutuhkannya lagi. Bahkan telah diketahui bahwa loyal pasien
akan mengajak orang lain untuk menggunakan fasilitas pelayanan-pelayanan
yang sama. Menurut Nursalam 2013, terdapat 6 dimensi kualitas pelayanan
yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien, yaitu : Caring (perhatian),
Kolaboras, Kecepatan, Empati, Sikap, Sopan, Kejujuran. Apabila keenam
unsur tersebut terpenuhi, maka kepuasan pasien akan muncul. Kepuasan
dalam pelayanan menjadi salah satu tolak ukur dari kinerja dan pelayanan
petugas kesehatan, ketidakpuasan akan berdampak pada kunjungan pasien.
Salah satu faktor penilaian kepuasan pasien adalah kecepatan pelayanan,
pasien akan puas jika pelayanannya cepat tetapi pada kenyataanya banyak
pasien di IGD tidak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan di IGD dikarenakan pelayanannya yang lambat hal ini
menimbulkan kesan yang kurang baik bagi pasien. Faktor lain yang
menyababkan ketidakpuasan pasien di ruang tunggu yang kurang sesuai dan
ruang yang tidak nyaman. Menurut Al Hartini (2010) waktu tunggu identik
dengan kebosanan, kecemasan dan waktu tunggu yang lama beresiko
menurunkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan. Didukung oleh pendapat
Nursalam (2014) bahwa kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh pelayanan,
keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan lebih

25
memperhatikan kebutuhan pasien, kepuasan akan muncul dari kesan pertama
pasien masuk terhadap pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh petugas
medis di rumah sakit. Length Of Stay (LOS) salah satu mutu pelayanan di
rumah sakit yang sangat mutlak dalam mewujudkan kepuasan pasien. Length
Of Stay (LOS) di IGD yang panjang akan menunjukkan rendahnya mutu
pelayanan suatu rumah sakit yang akan berakibat pada tingkat kepuasan
pasien, keluarga, pendamping dan pengunjung. Ketidakpuasan pasien di IGD
diartikan sama dengan keluhan terhadap rumah sakit, baik pelayanan yang
diberikan oleh tenaga medis maupun non medis. IGD diharuskan memiliki
service quality yaitu meliputi penampilan fisik, kelengkapan sarana,
kebersihan, kemampuan tenaga yang terlatih/keterampilan, tenaga yang
kumulatif, siap, cepat, tepat serta selalu sedia setiap saat (Anjaryani, 2009).

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian terkait tentang “Hubungan Length Of Stay (LOS) Pasien


dengan Kepuasan Pelayanan Keperawatan di IGD RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten, Tahun Penelitian 2020 oleh “Puput Risti
Kusumaningrum, Supardi, Ambar Winarti”. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan length of stay pasien
dengan kepuasan pelayanan keperawatan . penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel sebanyak 93 responden. Penelitian dilakukan mengunakan
survey kepuasan New Castle Satsifaction to Nursing Scale
(NSNS).analisa data menggunakan uji statistic yang digunakan
spearman rho. Hasil penelitian didapatkan LOS di IGD RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan rata-rata 2,03 jam dengan tingkat
kepuasan pasien di IGD adalah 57,45 dan termasuk dalam kategori

26
cukup puas sehingga dapat disimpulkan ada hubungan LOS dengan
kepuasan pelayanan di IGD RSUP dr. Soeradji Tirtoneoro Klaten.
2. Penelitian terkait tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Lama Waktu Tunggu Pasien di IGD RS Muhammadiyah Palembang”,
Tahun 2018 oleh “Romiko”. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif corelatif dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
yaitu accidental sampling sebanyak 54 responden. Terdapat hubungan
yang signifikan antara pemeriksaan laboratorium dengan lam waktu
tunggu pasien IGD (p=0,001), pemeriksaan radiologi dengan lama
waktu tunggu pasien IGD (p=0,011), dan lama administrasi dengan
lama waktu tunggu pasien di IGD (p=0,001). Yang artinya terdapat
tiga faktor yang berhubungan dengan lama waktu tunggu pasien di
IGD RS Muhammadiyah Palembang yaitu faktor lama pemeriksaan
laboratorium, lama pemeriksaan radiologi, dan lama penyelesaian
kelengkapan administrasi.
3. Penelitian terkait “Hubungn Waktu Tunggu dan Length Of Stay (LOS)
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jombang,
Tahun penelitian 2019 oleh “Siti Magfiroh, Ratna Puji priyanti, Alik
Septian Mubarrok”. Waktu tunggu dan lama tinggal (LOS) merupakan
salah satu indicator kualitas pelayanan di instlasi gawat darurat (IGD)
yang mempengaruhi kepuasan pasien, dimana kecepatan dan akurasi
adalah layanan inti di UGD. Penelitian ini menggunakan desain
koreasional dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan
sampel accidental sampling. Jumlah sampel 60 orang. Pengumpulan
data mengunakan kuesioner untuk mengukur kepuasan pasien dan
stopwatch observasi yang digunakan untuk mengukur waktu tunggu
dan los. Dari penelitian diperoleh 31 orang (51,7%) responden dengan
waktu tunggu yang lambat, 24 orang (40,0%) responden dengan los
lambat, sedangkan unutk kepuasan pasien 31 orang (51,7%)pasien

27
merasa puas dengan pelayanan. Statistic menguji spearman
menunjukan waktu tunggu dengan kepuasan diperoleh nilai r=0,666,
p=0,000. Untuk LOS dengan kepuasan nilai r=0,350, p value =0,006.
Ada sebuah hubungan yang signifikan dengan waktu tunggu dan Los
dengan kepuasan pasien.

28
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerang Konsep

Kerangka konseptual adalah hubungan logis dari landasan teori dan kajian

empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tingkat

eksplansi asosiatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu yang bertujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2016). Adapun kerangka konsep

yang akan diteliti oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel


Dependen

Length of stay

Kinerja (performance)

Kehandalan

Kesesuaian dengan
spesifikasi Kepuasan
(conformance to Pasien
specification)

Daya tahan (durability)

Kualitas yang di
siapkan (perceived
quality), 29
Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Garis penghubung

B. Hipotesa
Hipotesa merupakan hasil yang diungkapkan dari sebuah penelitian
maupun hasil yang di antisipasi (Swadjana, 2012). Hipotesa dibagi menjadi dua
macam penelitian ini, yakni Hipotesa nol (Ho) dan Hipotesa alternative (Ha).
Hipotesa nol (Ho) adalah hipotesa yang digunakan dalam mengukur statistic serta
interpretasi hasil statistic, sedangkan hipotesa alternative (Ha) adalah hipotesa
yang menyatakan adanya hubungan da nada perbedaan antara 2 atau lebih variabel
(Nursalam, 2012).

Ha : Ada Hubungan Length Of Stay dengan Kepuasan Pasien Di Istalasi


Gawat Darurat Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado
H0 : Tidak ada Hubungan Length Of Stay dengan Kepuasan pasien di Instlasi
Gawat Darurat Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado

a. Variabel Penelitian
1) Variabel Bebas (Independen) : Hubungan Length of Stay
2) Variabel terikat (Dependen) : Kepuasan Pasien

C. Definisi Operasional

Defenisi operasional untuk mendefenisikan sebuah variabel secara

operasional dengan didasarkan pada karakteristik yang diamati, hal ini juga

menungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau”mengukuran secara

cermat terhadap satu objek”atau fenomena (Sugiono, 2017).

30
Definisi oprasional ini sangat bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan alat ukur atau instrumen. (Sugiono 2017).

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Operasional

Independen Lama waktu pasien - Waktu Lembar Ordinal 1. > 4 jam


Length Of di IGD sampai Review Observasi dikataka
Stay secara fisik dan n
meninglkan IGD konsult kurang
untuk rawat inap asi baik
atau rawat jalan - Waktu 2. ≤ 4 jam
tunggu dikataka
transfer n baik

Dependen Kepuasan pasien 1. Kinerja Lembar Ordinal Puas


Kepuasan merupakan sejauh 2. Kehand Kuesioner ≥ 37,5
pasien mana pasien alan Skala Tidak
merasa puas 3. Kesesua Likert puas
dengan pelayanan ian < 37,5
dirumah sakit dengan
khususnya dibagian spesifik
IGD asi
4. Daya
tahan
5. Servicea
bility
6. Kualitas
yang
disiapka
n

31
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yang mengunakan desain penelitian Deskriptif


Analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang
bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional,
dimana data yang menyangkut variabel independen yakni “Length Of
Stay” dan variabel dependen “Kepuasan Pasien” akan dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan (Sujarweni 2015).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang atau masyarakat yang tinggal

disuatu wilayah yang terdiri dari objek / subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakterisktik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian di Tarik kesimpulannya (siswanto & suyanto

2018). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang datang berobat

di Rs Tkt. II Robert Wolter Mongisidi Manado sebanyak 666 pasien.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil menggunakan

cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasi tersebut

(siswanto & suyanto, 2018). Penelitian ini menggunakan Total sampling

merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Mengacu pada sebuah penjelasan (Arikunto,

2013) jika sampel populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel
diambil keseluruhan. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari

100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Dan jika jumlah populasi lebih dari 100 maka peneliti menggunakan

Rumus untuk pengambilan sampel yaitu :

10−15
x jumlah populasi
100

10
= x 666=66
100

3. Kriteria Sampel

Sampel yang dalam penelitian ini adalah mereka yang memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a) KriteriaInklusi

Kriteia inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti

1) Pasien yang bersedia untuk menjadi responden

2) Pasien yang barada di tempat saat penelitian Rs Tkt. II Robert

Wolter Mongisidi Manado.

b) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan suatu karakteristik yang tidak

memenuhi kriteria insklusi yang tidak dapat dijadikan sampel

1) Pasien yang menolak menjadi responden

2) Pasien yang tidak berada di lokasi saat penelitian

3) Pasien yang sedang tidak sadarkan diri

33
C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat Rs Tkt. II


Robert Wolter Mongisidi Manado.
2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2021

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiono (2018) Instrumen Penelitian ialah alat yang digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrument peneilitian yang digunakan

untuk pengumpulan data dalam penelitian ini berupa :

1. Pengumpulan Data Demografi

Data demografi untuk penelitian ini meliputi nama, umur, jenis kelamin.

a). Lembar Observasi Length of Stay pasien di IGD

Untuk mengetahui gambaran lama waktu pasien di rawat di IGD

sebelum akhirnya dipindahkan keruangan rawat inap atau mendapatkan

disposisi rawat jalan. Dalam lembar observasi ini terdapat beberapa

item data yaitu inisial pasien, waktu masuk IGD, batas 4 jam di IGD.

Dengan kriteria jika LOS ≤ 4 jam dikatakan baik, dan juka LOS >4 jam

dikatakan kurang baik.

b). Lembar Kuesioner Kepuasan Pasien

data pengungkapan tentang kepuasan pasien sebanyak lima belas

pernyataan. Untuk menilai kepuasan pasien diukur dari setiap pasien di

34
IGD yang dijadikan sample dilakukan dengan cara mengisi kuesioner

dengan mengunakan skla likers yang mengunakan empat kategori untuk

setiap pernyataan sebagai berikut : alternatif jawabannya berupa; (TS)

tidak setuju skornya 1, (KS) kurang setuju skornya 2, (S) setuju skornya

3, (SS) sangat setuju skornya 4. (Fatwiany, 2010)

Selanjutnya variabel penerimaan perubahan fisik ini di interprestasikan

dengan menggunakan skor, yaitu :

Untuk menghitung median dengan menggunakan rumus :

Jumlah pernyataan x ST + jumlah pernyataan STR


Median =
2

( 15 x 4 ) +(15 x 1) 60+15
= = = 37,5
2 2

Ket :

ST = Skor Tertinggi

STR = Skor Terendah

E. Teknik pengumpulan data

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung

dengan menggunakan instrument-instrumen yang telah ditetapkan. Data

primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Data primer dianggap lebih akurat, karena data disajikan secara

terperinci (Indriantoro dan Supomo dalam Purhantara, 2010). Data primer

35
dari penelitian ini adalah dengan cara melakukan wawancara langsung dari

responden.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk.

Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang

sudah diolah sedemikian rupa hingga siap digunakan dalam statistic

biasanya tersedia berupa data dokumen atau data laporan yang tersedia

(Siswanto & Suyanto, 2018). Data sekunder ini data yang diperoleh dari

pihak rumah sakit.

F. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian ini ada beberapa tahap antara lain :


1. Tahap persiapan
a) Kegiatan yang dilakukan meliputi : survey awal, pengajuan judul,
pembuatan proposal, serta konsultasi usulan proposal.
b) Dilakukan seminar proposal serta perbaikan proposal
c) Pengesahan proposal
d) Konsultasi dan pembuatan surat izin penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a) Mendapatkan surat izin dari Stikes Muhammadiyah Manado
b) Melaporkan data meminta izin kepada ketua STIKES
Muhammadiyah Manado untuk mendapatkan persetujuan tempat
penelitian
c) Pengajuan surat permohonan untuk bersedia menjadi subjek
penelitian pada calon responden
d) Pengumpulan data dengan membagikan kuesionar dan melakukan
wawancara pada responden

36
e) Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pemeriksaan tentang
kelengkapan kelengkapan data.
f) Kemudian untuk hasil pengumpulan data univariate diolah secara
manual dengan menggunakan kalkulator dan data bivariate
disajikan dalam bentuk hasil uji kolerasi Chi-Squere.
3. Tahap penyajian hasil
a) Penyusunan dan konsultasi skipsi
b) Ujian Skipsi dan dilanjutkan dengan revisi skipsi
c) Pengesahan skipsi

G. Pengolahan Data

a) Editing (penyuntingan) peneliti memeriksa data yang diperoleh dan

untuk

b) memastikan data dalam Tabulating Data


Yaitu pengelompokan data sesuai variabel yang diteliti guna
memudahkan analisa data
c) Process (Entry Data )
Peneliti memasukan data ke dalam komputer selanjutnya di analisa
d) CleaningData

Data yang sudah dimasukan di periksa kembali kemudian dilakukan

analisa kuesioner telah lengkap

e) Coding (pengkodean )

Peneliti memberikan kode tertentu untuk setiap jawaban Hal ini

dilakukan untuk Mempermudah peneliti dalam melakukan tabualsi dan

analisa data.

H. Analisa Data

37
a) Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisi yang dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian baik independen (Length of stay) maupun variabel
dependen (kepuasan pasien). Analisa univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel
independen dan dependen. Data disajikan dalam bentuk tabel dan
interprestasi, dengan menggunakan distribusi frekuensi :

F
P= X 100%
N

Ket :

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah sampel

b) Analisa Bivariat
Penelitian bivariate suatu analisa yang dilakukan antara dua variabel
Analisa bivariate berfungsi untuk mengetahui hubungan Length Of Stay
(LOS) Dengan Kepuasan paisen di IGD Rs Tk. II Robert Wolter
Mongisidi Manado. Uji Chi-Square dengan program SPSS versi 16.0.

I. Etika Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Manado.
Masalah etika pada penelitian yang menggunakan objek manusia, peneliti
harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent (lembar persetujuan)

38
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi Kriteria insklusi disertai dan disertai judul penelitian

dan manfaat penelitian bilah subjek Menolak maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak –hak subjek.

2. Confideantility (kerahasiaan hasil)


Untuk menjaga kerahasiaan subjek, maka nama subjek tidak di
cantumkan pada lembar kuesioner yang diteliti dan hanya diberi kode
tertentu.
3. Anonnimity (kerahasiaan nama/identitas)
Kerahasianan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau
dilaporkan pada hasil penelitian.

39
DAFTAR PUSTAKA

ARIS MUNANDAR, N. (2014). TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU PELAYANANREKAM MEDIS
PASIENRAWAT JALANDI BADANLAYANAN UMUM DAERAH
RSUDKABUPATEN NAGAN RAYA (Doctoral dissertation, Universitas
Teuku Umar Meulaboh). (Diakses 4 juni 2021 pukul 14.00)
ANDI MUTMAINNAH (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN LENGTH OF STAY (LOS) PASIEN DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSU. WISATA UIT MAKASSAR
ARINI, A. P. (2020). HUBUNGAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN DENGAN
KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RAWAT JALAN
POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG).
Bayu, S. N. (2017). PENGARUH WAKTU TUNGGU TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT
SANTA CLARA MADIUN TAHUN 2017.
Bazmul, M. F., Lantang, E. Y., & Kambey, B. I. (2019). Profil Kegawatdaruratan
Pasien Berdasarkan Start Triage Scale di Instalasi Gawat Darurat RSUP
Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari 2018 sampai Juli 2018. e-
CliniC, 7
Fatrida, Saputra. 2019 Hubungan Waktu Tunggu Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Kambang Kabupaten PesisirSelatan. Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas Kader Bangsa Palembang Volume 4, Nomor 1, Agustus 2019
http://jurnal.stikesaisyiyahpalembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/2
29 (Diakses 10 juni 2021 pukul 06.30)
HASAN (2014), HUBUNGAN WAITING TIMES/WAKTU TUNGGU DENGAN
KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK MATA PADA INSTALASI
RAWAT JALAN DI RSUD TARAKAN PROPINSI KALIMANTAN
TIMUR. (fakultas kedokteran universitas hasanuddin makassar) (Diakses
23 pukul 20.40)
Komariah, A. (2020). HUBUNGAN ANTARA CARING PERAWAT DENGAN
LOS (LENGTH OF STAY) DI RUANG RAWAT INAP DI RSI SULTAN
AGUNG SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan
Agung Semarang). (Diakses 2 juni pukul 13.00)

40
Lena, F. E. M. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Rumah Sakit
Terhadap Kepuasan Pasien. Studi Kasus pada pasien Rumah Sakit
Karitas Weetabula Sumba Barat Daya.
MUTMAINNAH, A. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
LENGTH OF STAY (LOS) PASIEN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT RSU. WISATA UIT MAKASSAR.
NURLINA, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Pasien
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit TNI AD Tk Iv 02.07. 04 Bandar
Lampung Tahun 2017 (Doctoral dissertation, Institut Kesehatan Helvetia
Medan).
Utami, Yeni Tri. 2015. Hubungan Waktu Tunggu Rawat dengan Tingkat
Kepuasan Pasien di RSU Asslam Gemolong. (Diakses 12 juni 2021
pukul 20.00)
Wulandari, Listiawaty, Hafiz. 2020 Hubungan Waktu Tunggu Terhadap
Kepuasan Pasien Di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu Jambi Vol. 3, No. 2 Mei
2020 http://www.umpar.ac.id/jurnal/index.php/makes/article/view/523
(Diakses 10 juni 2021 pukul 06.00)
Parker, B. T., & Marco, C. (2014). Emergency Departement Length Of Stay :
Accuracy Of Patient Estimates. Western Journal Of Emergency
Medicine, 15 (Diakses 24 mei 2021 pukul 23.00)
Puspitarini, R., & Lestari, T. (2009). ANALISIS AVERAGE LENGTH OF STAY
(AvLOS) PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS TYPHOID FEVER
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRI
WULAN IV TAHUN 2008. Rekam Medis, 3
Riskika Dwi Ayu Lestari, R. D. A. L. (2020). Hubungan Waktu Tunggu Terhadap
Kepuasan Pasien di Puskesmas: Suatu Tinjauan Sistematis (Doctoral
dissertation, STIK Bina Husada Palembang).
Rorimpandei, A. M. (2019). Hubungan antara Length of Stay (LOS) dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RS TK. II Dr.
Soepraoen Malang (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

41
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpatisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ners

STIKES Muhammadiyah Manado yang berjudul “Hubungan Length Of Stay dengan

kepuasan pasien di IGD Rs Tk. II Robert Wolter Mongisidi Manado”.

Nama inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian dengan catatan

bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan

persetujuan ini. Atas partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Manado, 2021

Responden
LEMBAR PERMOHOHAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Kepada Yth :

Calon responden

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa program studi S1 Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Manado :

Nama Lengkap : Ae’Nahya A. Hidayat

NIRM : 1701044

Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Length of Stay

dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RS. TK. II Robert Wolter

Mongisidi Manado”. Sebagai bukti ketersediaan menjadi responden dalam penelitian,

saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah saya

siapkan. Mohon partisipasi anda dalam kesediaannya untuk mengisi lembar

kuesioner ini dengan jujur. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan

dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan sebelumnya saya ucapkan terima

kasih.

Manado, 2021
Hormat Saya

43
Ae’Nahya A. Hidayat

44
A. Lembar Observasi Length Of Stay

Inisial Batas ≤4 > 4


No Waktu tiba
pasien 4 jam jam jam

B. Kuesioner Tentang Kepuasan Pasien

Kenyataan
No Pernyataan
TS KS S SS

1. Petugas siap tanggap bila pasien membutuhkan


dan petugas mudah di hubungi.
2. Petugas dalam memberikan pelayanan cepat dan
tepat.
3. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit.
4. Petugas memberikan penjelasan setiap
melakukan tindakan
5. Petugas bertanggung jawab atas tindakannya dan
bisa menjaga kerahasiaan pasien.
6. Petugas memberi informasi yang jelas dan
mudah di mengerti oleh pasien dan keluarga
pasien.
7. Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan
perlengkapan dan alat kerja secara efisien.
8. Menunjukkan integritas diri sesusai dengan
penampilan yang menunjukkan kecakapan,
kewibawaan, dan dedikasi kerja

9. Memberikan pelayanan menggunakan fasilitas yang


ada sesuai kebutuhan pasien.

46
10. Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap
pasien.
11. Kepedulian terhadap kebutuhan dan keinginan pasien.
Pemberian pelayanan terhadap semua pasien
12. tanpa pilih-pilih.

13. Pemberian pelayanan terhadap pasien secara cepat


dan tanggap.
14. Tindakan yang cepat dan tepat terhadap
pemeriksaaan, pengobatan dan perawatan.
15. Penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan
tepat.

Keterangan :

TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju

S: Setuju

SS : Sangat Setuju

Anda mungkin juga menyukai