Anda di halaman 1dari 111

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN


PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING
DIRUANG RAWAT INAP MEDANG
DAN KULIM RSUD SEKAYU
TAHUN 2018

OLEH :

SEPTIANTI PUTRI KIRANA


NIM. 1509.0595

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN


PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING
DIRUANG RAWAT INAP MEDANG
DAN KULIM RSUD SEKAYU
TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai


Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
AHLI MADYA KEPERAWATAN

OLEH :
Septianti Putri Kirana
NIM. 1509.0595

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN 2018
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2018


SEPTIANTI PUTRI KIRANA
NIM. 1509. 0595

Hubungan Persepsi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning di


Ruang Rawat Inap Medang dan Kulim RSUD Sekayu Tahun 2018
Ix + 64 Halaman + 10 Tabel + 3 Gambar + 14 Lampiran

ABSTRAK

Discharge planning adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pasien pindah/pulang (Nursalam, 2015). Persepsi merupakan proses akhir
dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan.Dengan persepsi,
individu dapat menyadari tentang keadaan lingkungan disekitarnya maupun hal
yang ada dalam diri individu tersebut (Walgito, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning di Ruang Rawat Inap Medang dan Kulim RSUD
Sekayu tahun 2018.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel
diambil sebanyak 33 orang dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil uji data menggunakan uji statistik chi square dengan didapatkan responden
yang memiliki persepsi baik dan pelaksanaan discharge planning dilaksanakan
baik sebanyak 33,3%. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value =
0,024. Kesimpulannya bahwa terdapat hubungan bermakna antara persepsi
perawat terhadap pelaksanaan discharge planning di Ruang Rawat Inap Medang
dan Kulim RSUD Sekayu tahun 2018.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan kepada pihak
manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam menerapkan pelaksanaan
discharge planning saat bekerja terutama ketika pasien pulang paksa diberikan
discharge planning, pelaksanaan discharge planning dilakukan sesuai prosedur
yang ada dan pemberian health education ketika pasien pulang.

Daftar pustaka : 33 (2011-2017)


Kata kunci : Persepsi Perawat, Pelaksanaan Discharge Planning

ii
NURSING ACADEMY
GOVERNMENT REGENCY OF MUSI BANYUASIN

SCIENTIFIC WRITING, AUGUST 2018

SEPTIANTI PUTRI KIRANA


NIM. 1509 0595

The Relationship Nursing Perception On The Discharge Planning Plan In


The Medang And Kulim Medical Care Room RSUD Sekayu 2018
Ix + 64 Pages + 10 Tables + 3 Images + 14 Attachments

ABSTRACT

Discharge Planning is a dynamic and systematic procces from the scoring,


readiness and also coordination that given and execute to represent accesibility in
Healt Service Supervision before and after the patients move or go back home
(Nursalam, 2015). Perception is the final process of the survey begining from
sense process. With perception, an individual can realize the situation of the
situation of the environment around about or even thing in the inside of those
individual (Walgito, 2011).
This research in purpose to know the relationship nursing perception on the
discharge planning plan in the Medang and Kulim Medical Room RSUD Sekayu
2018. This research using Cross Sectional design method. The sample which are
taken about 33 (thirty three) persons by using Purposive Sampling.
The result of data test use Chi Square Statistic Test which the respondents who
have good perception and the execution of the Discharge Planning perform in
good way with the result 33,3% (thirty three point three percent). According to the
result of Chi Square Test it is obtained p value = 0,024 (zero point zero twenty
four). The conclusion that there is meaningful relationship between nursing
perception with the implementation Discharge Planning in the Medang and Kulim
Medical Care Room RSUD sekayu 2018.
From the result of this research, it is hoped that it will be significant materials to
the management of General Public Hospital Sekayu on applying Discharge
Planning while they are working, especially when the necessity home patients are
given discharge planning, the implementation of discharge planning is taken out
according to existing procedures and giving the health education when the
patients return to their house.

References : 33 (2011-2017)
Keywords : Nurse Perception, Discharge Planning Plan

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
“Hiduplah seperti sebatang pohon ubi, dimanapun Ia
ditaman saat banjir sekalipun, maka Ia akan tetap hidup
dan tumbuh walau hanya tumbuh setangkai daun”
Persembahan :
Dengan mengucap Bismillahhirahmanirrahim karya tulis ini
kupersembahkan kepada yang tercinta :
1. Allah SWT atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga
karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik, semoga
Allah SWT selalu melimpahkan berkat dan Rahmat-
Nya. Aamiin.
2. Rasulullah SAW yang telah membawa umat Islam ke
dunia yang penuh nikmat iman dan Islam.
3. Kedua orang tuaku tercinta, Malaikat nyata yang
selalu menjagaku dan menyayangiku (Ayahanda
Tukiran, S.Pd, MM dan Ibunda Siti Hazunah, S.Pd, SD)
yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku, selalu
memberikan aku nasehat, dan merestui disetiap
langkahku. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk
do’a, semangat, dukungan dan kasih sayang yang
kalian berikan kepadaku. Terima kasih ayah dan ibu
Putri sayang kalian.
4. Kepada nenekku (Almh. Hj. Fasoha) terima kasih
didikan militernya, terima kasih telah menjadi
madrasah kedua setelah orang tua ku, Putri sayang
nenek.
5. Untuk kakak Ramanda Afikri, S.Pd, Cak Devita Ayu
Kirana, Amd.Keb, dan adik Ragil Meissy Kirana,
kalian adalah motivasi terbesarku, seluruh Keluarga
besarku terima kasih telah memberikan semangat, do’a
serta motivasinya. Dan untuk Rinaldi Saputra, terima

iv
kasih telah sabar menghadapiku, mendengarkan keluh
kesahku, serta memberikan do’a, semangat, dukungan
dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih
6. Pembimbing ku (dr. H. Taufik Rusyidi, M.Kes dan
bapak Amrullah, S.Kp, M.Kes terima kasih atas
bimbingan dan motivasi nya dalam penyelesaian KTI
ini. Dan Penguji ku Bapak Akrim, SKM,M.Kes atas
bimbingan, kritik serta saran yang membangun.
7. Staf dan dosen AKPER PEMKAB MUBA.
8. Sahabat-sahabat ku tercinta ( Indri Rasyilia Tanti,
Yora Octavia, Iftitah Hayati, Santi Destari dan Yepi
Octa Paramita) terima kasih untuk 3 tahun
kebersamaannya, menemani dan saling berbagi suka
dan duka bersama. Walau akhirnya kita akan berpisah
semoga persahabatan kita selamanya dan Allah
memberikan kesuksesan pada kita, Aamiin.
9. Teman-teman satu bimbinganku (Ahmad Ridho
Oktavian, Febriani, Siti Nurani dan Suprendi Ary
Yudha) terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan
dalam menyusun KTI ini.
10. Ibu asrama (Nyai Hj. Siti Nasroh) yang telah sabar
membina dan mendidik selama berada di asrama.
11. Teman-teman yang sangat ku cintai, Angkatan XIII
terima kasih untuk kekompakannya. Semoga kita dapat
memakai toga bersama.
12. Almamaterku tercinta

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Septianti Putri Kirana

Nomor Induk Mahasiswa : 1509.0595

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 07 September 1997

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Sidorahayu Blok 7, Plakat Tinggi

Orang Tua :

Ayah : Tukiran, S.Pd, MM

Ibu : Siti Hazunah, S.Pd

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2003-2009 : SD Negeri 234 Palembang

Tahun 2009-2012 : SMP Negeri 12 Palembang

Tahun 2012-2015 : SMK Kesehatan Leanpuri Belitang Oku Timur

Tahun 2015-2018 : AKPER PEMKAB MUBA

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan ridho-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

yang berjudul “Hubungan Persepsi Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge

Planning Di Ruang Rawat Inap Medang dan Kulim RSUD Sekayu Tahun

2018” yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Diploma III

Keperawatan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan, saran, keterangan dan data-data baik secara tertulis maupun

secara lisan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. dr. H. Taufik Rusydi, M. Kes, selaku Direktur Akper Pemerintah Kabupaten

Musi Banyuasin yang senantiasa sabar dan selalu memberikan motivasi dalam

membimbing kami.

2. dr. Makson Parulian Purba, MARS, selaku Direktur RSUD Sekayu Kabupaten

Musi Banyuasin.

3. Bapak Amrullah, S.Kp, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. dr. H. Taufik Rusydi, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Bapak Akrim, SKM, M. Kes, selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah

memberikan saran dan kritiknya untuk menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini

lebih baik lagi.

ix
6. Seluruh Staff Dosen Akper Pemkab Musi Banyuasin.

7. Teman-teman seperjuangan Angkatan XIII Akademi Keperawatan Pemerintah

Kabupaten Musi Banyuasin.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna,

maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Sekayu, Agustus2018

Penulis

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
ABSTRAK INDONESIA ........................................................................................ ii
ABSTRAK INGGRIS ............................................................................................. iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Discharge Planning/Perencanaan Pulang ................................................. 7
2.1.1 Pengertian........................................................................................ 7
2.1.2 Tujuan ............................................................................................. 8
2.1.3 Manfaat ........................................................................................... 10
2.1.4 Prinsip-prinsip ................................................................................. 11
2.1.5 Jenis ................................................................................................. 11
2.1.6 Alur ................................................................................................. 13
2.2 Perilaku ..................................................................................................... 13
2.2.1 Pengertian ....................................................................................... 14
2.2.2 Bentuk ............................................................................................ 15
2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ................................................ 15
2.2.4 Perilaku Kesehatan .......................................................................... 16
2.2.5 Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan ............................ 17
2.3 Persepsi...................................................................................................... 17
2.3.1 Pengertian ....................................................................................... 17
2.3.2 Syarat Terjadinya Persepsi .............................................................. 19
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi ........................................................... 19
2.3.4 Proses Persepsi ................................................................................ 20
2.4 Pelaksanaan Discharge Planning ............................................................. 21

xi
2.4.1 Hal Yang Perlu Dipertimbangkan .................................................. 21
2.4.2 Proses Pelaksanaan Discharge Planning......................................... 22
2.5 Kerangka Teori ........................................................................................... 28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 29
3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 30
3.3 Hipotesis ...................................................................................................... 30

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain penelitian ......................................................................................... 31
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 31
4.2.1 Populasi ........................................................................................ 31
4.2.2 Sampel .......................................................................................... 31
4.2.3 Kriteria subjek penelitian ............................................................. 32
4.3 Tempat Penelitian ........................................................................................ 32
4.4 Waktu Penelitian ......................................................................................... 32
4.5 Pengumpulan Data ...................................................................................... 33
4.5.1 Sumber Data ................................................................................. 33
4.5.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
4.5.3 Intrumen Pengumpulan Data ........................................................ 33
4.6 Pengolahan Data .......................................................................................... 34
4.7 Analisa Data ................................................................................................ 35
4.7.1 Analisis Univariat ......................................................................... 35
4.7.2 Analisis Bivariat ........................................................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 36
5.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 44
5.3 Analisa Univariat ...................................................................................... 44
5.4 Analisa Bivariat ........................................................................................ 48

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 49
6.2 Analisa Uji Univariat ................................................................................. 49
6.3 Analisa Uji Bivariat ................................................................................... 59

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan .................................................................................................... 63
7.2 Saran .......................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Definisi Operasional 30


Tabel 5.1 Kapasitas Tempat Tidur RSUD Sekayu 44
Tabel 5.3.1 Distribusi Frekuensi Umur Perawat di Ruangan 44
Medang dan Kulim RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 45
Perawat di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.3.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan 45
Perawat di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.3.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja 46
Perawat di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.3.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi 46
Perawat di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.3.6.1 Hasil Kuesioner Pelaksanaan Discharge Planning 47
Tabel 5.3.6.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan 47
Discharge Planning di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018
Tabel 5.4.1 Hubungan Persepsi Perawat Dengan Pelaksanaan 48
Discharge Planning di Ruang Rawat Inap Medang
dan Kulim RSUD Sekayu Tahun 2018

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Skema 2.1.6.1 Alur Dicharge Planning 13

Skema 2.5.1 KeragkaTeori 28

Skema 3.1 Kerangka Konsep 29

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pernyataan Keaslian Penulisan

Lampiran 2 : Lembar Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Pembimbing

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran 5 : Lembar Keusioner

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Proposal

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Persetujuan Penelitian

Lampiran 9 : Master Data Responden

Lampiran 10 : Hasil Analisa Penelitian

Lampiran 11 : Rekomendasi Ujian KTI

Lampiran 12 : Formulir Perbaikan KTI

Lampiran 13 : Halaman Pengesahan Penguji KTI

Lampiran 14 : Dokumentasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan suatu faktor penentu

bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Upaya

penyelenggaraan menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak

terlepas dari peran penting profesi keperawatan. Akan tetapi perawat belum

melaksanakan peran secara optimal. Di sinilah letak masalahnya,

penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tidaklah mudah. Tidak

mengherankan jika pada saat ini banyak ditemukan keluhan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan/keperawatan di Indonesia (Nursalam, 2015).

Salah satu kegiatan keperawatan yang belum optimal adalah kegiatan

discharge planning (DP = perencanaan pulang pasien). Discharge planning

adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan

serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan

pelayanan kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pasien

pindah/pulang (Nursalam, 2015).

Pelaksanaan discharge planning yang baik akan berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas kesehatan pasien. Discharge planning ini

menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses keperawatan

1
2

pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan

dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning

(Elyana, Pertiwiwati, Setiawan, 2014).

Hasil penelitian Liliana (2012) tentang “Evaluasi pelaksanaan

perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang” menyatakan bahwa

pelaksanaan perencanaan pulang/discharge planning dibagi menjadi 3

indikator, indikator pertama dalam perencanaan pulang kategori kurang

24,3%, Indikator kedua persiapan sebelum hari pemulangan klien kategori

kurang 3,9%, Indikator ketiga pada hari pemulangan klien kategori kurang

7,8%, mengenai evaluasi pelaksanaan discharge planning bahwa sebanyak

46,6% dengan kategori cukup dalam melaksanakan discharge planning.

Pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif akan menyebabkan

tidak terjadi kontuinitas perawatan ketika pasien dirumah. Kondisi ini dapat

menyebabkan terjadinya perburukan kondisi pasien sehingga pasien kembali

kerumah sakit dengan penyakit yang sama ataupun munculnya komplikasi

penyakit yang lebih berat (Darliana, 2012). Namun, sampai dengan saat ini,

perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal

dilaksanakan, dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas

saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Kegagalan untuk

memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko

terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik (Nursalam,

2015).
3

Terbentuknya pola perilaku baru dan berkembangnya kemampuan

seseorang dapat terjadi melalui tahapan yang diawali dari pembentukan

pengetahuan, sikap dan dimilikinya suatu keterampilan baru. Oleh karena

itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai

discharge planning oleh setiap perawat (Darliana, 2012).

Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh perawat tidak lepas

dari faktor-faktor yang juga mendasari perilaku. Selanjutnya perilaku itu

sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor pendorong

(predisposising factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor

penguat (reinforcing factors). Faktor pendorong (predisposising factors)

merupakan faktor-faktor yang mempermudah atau mepredisposisi terjadinya

perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,

nila-nilai, tradisi dan sebagainya (Green, 1980 dalam Lestari, 2015).

Pada umumnya orang yang memiliki pengetahuan baik cenderung

memiliki pelaksanaan yang baik pula. Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa

memiliki pengetahuan discharge planning yang baik belum tentu memiliki

pelaksanaan yang baik pula. Hal tersebut bisa dilihat dari persepsi perawat

yang juga penting untuk mempengaruhi terjadinya pelaksanaan discharge

planning yang baik saat perawatan (Octaviani, Darmawan, 2015).

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi

manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala disekitarnya.

Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana diterimanya rangsang

melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu


4

mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati,

baik yang ada di luar maupun dalam diri individu. Proses persepsi

melibatkan perseptor, pengaturan dan dirasakan, karena dalam tanggapan

untuk proses persepsi melibatkan pikiran, perasaan dan tindakan. Persepsi

adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu (KBBI, 2014).

Penelitian yang dilakukan Safrina (2016) didapatkan sebanyak 63,9%

responden mempersepsikan discharge planning terkait environment kurang

penting dilaksanakan, 65,6% responden mempersepsikan discharge

planning terkait health teaching juga kurang penting untuk dilaksanakan.

Hasil wawancara dengan perawat pada studi pendahuluan yang

dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Februari 2018 di ruang rawat inap

Medang dan Kulim Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu didapatkan data

bahwa persepsi perawat pelaksana terhadap discharge planning masih

kurang dan tujuh dari sepuluh perawat mengatakan sudah melaksanakan

discharge planning namun belum optimal. Dua perawat mengatakan

melaksanakan discharge planning ketika pemberian obat hanya memberikan

informasi bahwa obat diminum setelah makan, dua perawat mengatakan

melaksanakan discharge planning ketika pasien pulang saja, tiga perawat

mengatakan belum melaksanakan discharge planning karena jumlah pasien

yang banyak dan kurangnya perawat yang jaga diruangan, belum lagi jika

ada pasien gawat yang membuat mereka terfokus pada pasien tersebut.

Menelaah uraian diatas, mendorong peneliti untuk meneliti tentang

“hubungan persepsi perawat dengan pelaksanaan discharge planning di


5

ruang rawat inap medang dan kulim Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah

adanya hubungan persepsi perawat dengan pelaksanaan discharge planning

di ruang rawat inap medang dan kulim Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

tahun 2018.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan persepsi perawat dengan

pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap medang dan

kulim Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui persepsi perawat dengan pelaksanaan discharge

planning di RSUD Sekayu.

2. Diketahui pelaksanaan discharge planning.

3. Diketahui hubungan antara persepsi perawat dengan

pelaksanaan discharge planning.


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat

menambah wawasan dan pengembangan pengetahuan pada

perkembangan ilmu keperawatan khususnya yang berkaitan dengan

discharge planning.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan sebagai bahan pertimbangan kepada pihak manajemen

Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam menerapkan discharge

planning saat bekerja, serta menjadi referensi bagi mahasiswa yang

meneliti topik sejenis dan menambah bahan kepustakaan di

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

Kabupaten Musi Banyuasin pada bulan Juli tahun 2018.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Discharge Planning/Perencanaan Pulang

2.1.1 Pengertian Discharge Planning/Perencanaan Pulang

Menurut Nursalam (2015) Perencanaan pulang merupakan

suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan,

serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan

pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum

dan sesudah pulang.

Menurut Zwicker dan Picarello (dalam Darliana 2012)

Discharge Planning adalah suatu proses yang sistematis dalam

pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam

menetapkan kebutuhan, mengimplementasikan serta

mengkoordinasikan rencana perawatan yang akan dilakukan setelah

pasien pulang dari rumah sakit sehingga dapat meningkatkan atau

mempertahankan derajat kesehatannya.

Menurut Kozier (dalam Elyana, Pertiwiwati, Setiawan

2014), Discharge Planning suatu proses mempersiapkan pasien

untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di

dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Jackson

(1994, dalam The Royal Marsden Hospital, 2004) menyatakan

7
8

bahwa discharge planning merupakan proses-proses

mengidentifikasi kebutuhan klien dan perencanaannya dituliskan

untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari

suatu lingkungan ke lingkungan lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa

discharge planning merupakan perencanaan pulang yang dilakukan

kepada pasien dan keluarga pasien untuk mengimplemmentasikan

perawatan secara mandiri dirumah setelah keluar dari unit

kesehatan atau rumah sakit.

2.1.2 Tujuan Discharge Planning

Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik

untuk kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah

sakit. Menurut Nursalam (2015) tujuan discharge

planning/perencanaan pulang antara lain sebagai berikut:

1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan

sosial.

2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.

3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.

4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.

5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan

keterampilan. serta sikap dalam memperbaiki serta

mempertahankan status kesehatan pasien.


9

6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan

masyarakat.

Adapun tujuan discharge planning menurut Spath (dalam

Darliana 2012) adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis

untuk pulang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

2. Mempersiapkan keluarga secara emosional dan psikologis

terhadap perubahan kondisi pasien.

3. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga sesuai

kebutuhan mereka baik secara tertulis maupun secara verbal.

4. Memfasilitasi kelancaran perpindahan dan meyakinkan bahwa

semua fasilitas kesehatan dan lingkungan pasien telah siap

menerima kondisi pasien.

5. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien.

6. Memberikan kontuinitas perawatan antara rumah sakit dengan

lingkungan baru pasien denganmenjalin komunikasi yang

efektif.

Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa

perencanaan pulang bertujuan untuk:

1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami

permasalahan, pencegahan yang harus ditempuh sehingga


10

dapat mengurangi angka kambuh dan penerimaan kembali

kerumah sakit.

2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima

pelayanan dengan keperawatan dari pasien masuk sampai

keluar rumah sakit.

2.1.3 Manfaat Discharge Planning

Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain

sebagai berikut (Nursalam, 2015) :

1. Memberi kesampatan kepada pasien untuk mendapat panjaran

selama di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu

dirumah.

2. Tindak lanjut yang sitematis yang digunakan untuk menjamin

kontuinitas keperawatan pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada

penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau

kebutuhan keperawatan baru.

4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan

keperawatan rumah.
11

2.1.4 Prinsip-prinsip Discharge Planning

Menurut Nursalam (2015) adalah sebagai berikut :

1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai

keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan

dievaluasi.

2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan

dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang

nanti, sehingga kemungkinan masalah yang mungkin timbul

dirumah dapat segera diantisipasi.

3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan

pulang merupakam pelayanan multidisiplim dan setiap tim

harus saling bekerja sama.

4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan

fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan

setelah pulag disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang

tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.

5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan

kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka

perencanaan pulang harus dilakukan.

2.1.5 Jenis Discharge Planning

Chesca (1982) dalam Nursalam (2015) mengklasifikasikan

jenis pemulangan pasien sebagai berikut:


12

1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan

pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak

terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah

namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau

puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini

merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit.

Namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur

perawatan dapat dilakukan kembali.

3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien

diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak

memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau

dengan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas

terdekat.
13

2.1.6 Alur Discharge Planning


Dokter dan tim kesehatan lain Ners PP dibantu PA

Penentuan keadan pasien


1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang klien
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi Program HE Lain-lain


1. Kontrol dan obat/nersan
2. Nutrisi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri

Monitor
(sebagai program servise safety) oleh
Keterangan: keluarga dan petugas

1. Tugas Keperawatan Primer.

a. Membuat rencana discharge planning.

b. Membuat leaflet.

c. Memberikan konseling.

d. Memberikan pendidikan kesehatan.

e. Menyediakan format discharge planning.

f. Mendokumentasikan discharge planning.

2. Tugas Keperawatan Associate

Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan

diakhiri ners).

(Sumber : Nursalam, 2015)


14

2.2 Perilaku

2.2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata

lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan

untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak

selalu diketahui secara sadar oleh individu yang bersangkutan

(Lestari, 2015).

Skinner (1938), merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar), oleh karena itu terjadi proses adanya stimulus terhadap

organisme dan kemudian organisme tersebut merespons.

Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-

reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi

apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi,

yakni yang disebut rangsangan. Bearti rangsangan tertentu akan

menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.

Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organiisme yang

dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Umum, perilaku

manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan

lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk

hidup.
15

2.2.2 Bentuk Perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu

terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri

individu tersebut. Menurut Lestari (2015) secara garis besar bentuk

perilaku ada dua macam, yaitu:

a. Perilaku Pasif (respons internal)

Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam

diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung.

Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.

b. Perilaku Aktip (respons eksternal)

Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah

perilaku yang dapat diamati langsung berupa tindakan yang

nyata.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Lawrence Green (1980) dalam Lestari (2015) mencoba

menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-

behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari 3 faktor:


16

a. Faktor Pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan (persepsi), sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-

nilai, tradisi, dan sebagainya.

b. Faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor

pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas,

Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat

pembuangan sampah, temppat olahraga, makanan bergizi,

uang dan sebagainya.

c. Faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku. Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu

untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

2.2.4 Perilaku Kesehatan

Periaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap

rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Respon atau reaksi

organisme dapat berbentuk pasif (respon yang masih tertutup) dan


17

aktif (respon terbuka, tindakan yang nyata atau

practice/psychomotor).

2.2.5 Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan

Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem

pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi:

a. Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan

b. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan

c. Respons terhadap petugas kesehatan

d. Respons terhadap pemberian obat-obatan.

Respons tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi,

sikap dan penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-

obatan.

2.3 Persepsi

2.3.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting

bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala

disekitarnya. Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana

diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh

perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan

menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun

dalam diri individu. Proses persepsi melibatkan perseptor,


18

pengaturan dan dirasakan, karena dalam tanggapan untuk proses

persepsi melibatkan pikiran, perasaan dan tindakan. Persepsi adalah

tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu (KBBI, 2014).

Menurut Walgito (2011) Persepsi merupakan proses akhir dari

pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan. Proses

diterimanya stimulus oleh indera menimbulkan perhatian khusus

lalu diteruskan ke otak dan setelah itu individu akan mengerti

makna dari stimulus tersebut. Dengan persepsi, individu dapat

menyadari tentang keadaan lingkungan disekitarnya maupun hal

yang ada dalam diri individu tersebut.

Stimulus yang akan mendapatkan respon tergantung pada

perhatian individu tersebut. Kemampuan berpikir, perasaan dan

pengalaman-pengalaman yang dimiliki setiap individu tidaklah

sama maka respon setiap individu pasti berbeda. Setiap orang

mempunyai kecenderungan melihat benda yang sama dengan cara

yang berbeda.hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, seperti

pengalaman, pengetahuan, dan sudut pandangnya.


19

2.3.2 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2014) syarat-syarat terjadinya persepsi

adalah sebagai berikut:

a. Objek yang dipersepsi

b. Perhatian yang merupakan persiapan dalam mengadakan

persepsi

c. Alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak

dan alat untuk mengadakan respon.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sunaryo (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, sikap,

gangguan kejiwaan, perasaan, dan kepribadian individu,

keinginan atau harapan, prasangka, minat, dan motivasi juga

nilai dan kebutuhan.

b. Faktor Eksternal

Pengetahuan dan kebutuhan sekitar, pengulangan gerak,

hal-hal baru dan familiar, latar belakang keluarga, dan

informasi yang diperoleh.


20

Faktor-faktor perbedaan persepsi individu akan berpengaruh

pada individu dalam memaknai suatu objek, meskipun objek

tersebut benar-benar sama. Perbedaan persepsi dapat disebabkan

oleh perbedaan-perbadaan dalam kepribadian, perbedaan-

perbedaan individu, dan perbedaan dalam sikap atau motivasi.

Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi terjadi dalam diri

seseorang dan juga dipengaruhi oleh hal-hal dari luar dirinya.

2.3.4 Proses Persepsi

Proses terbentuknya persepsi menurut Walgito (2011), didasari

pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus/Rangsangan

Ketika individu dihadapkan pada suatu

stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya maka

disitulah terjadi proses awal persepsi.

b. Registrasi

Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi

yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar/meregistrasi

semua informasi yang terkirim tersebut dengan indera yang

dimilikinya.
21

c. Interpretasi

Interpretasi yaitu proses memberikan arti kepada stimulus

yang telah diterima. Proses interpretasi bergantung pada

motivasi, cara pendalaman, dan kepribadian seseorang.

2.4 Pelaksanaan Discharge Planning

2.4.1 Hal Yang Perlu Dipertimbangkan

Menurut Zwicker & Picariello (dalam Darliana, 2012), ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan

discharge planning adalah:

a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam

memenuhi kebutuhan pasien.

b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten

untuk semua pasien.

c. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang

yang akan melanjutkan perawatan.

d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang

aman dan memadai.

e. Menjamin adanya kontuinitas dalam perawatan setelah pulang

dari rumah sakit.

f. Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan

pasien.
22

g. Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan

hasil diskusi dan kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan

pasien atau keluarga.

h. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam

menyusun discharge planning.

2.4.2 Proses Pelaksanaan Discharge Planning

Menurut Slevin (1996), Zwicker & Piraciello (dalam

Darliana, 2012) proses pelaksanaan discharge planning dilakukan

melalui 5 tahap yaitu seleksi pasien, pengkajian, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Proses pelaksanaan discharge planning dilakukan melalui 5

tahap yaitu:

a. Seleksi Pasien

Tahap ini meliputi identifikasi pasien yang membutuhkan

discharge planning, semua pasien membutuhkan pelayanan,

tetapi pemberian discharge planning lebih diprioritaskan bagi

pasien yang mempunyai resiko lebih tinggi memiliki kebutuhan

akan pelayanan khusus.

Slevin mendeskripsikan karakteristik pasien yang

membutuhkan discharge planning dan rujukan ke pelayanan

kesehatan adalah pasien yang kurang pengetahuan tentang

rencana pengobatan, isolasi sosial, diagnosa baru penyakit


23

kronik, operasi besar, perpanjangan masa penyembuhan dari

operasi besar atau penyakit, ketidakstabilan mental atau emosi,

penatalaksanaan perawatan dirumah yang kompleks, kesulitan

financial, ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber

rujukan, serta pasien yang sakit pada tahap terminal.

b. Pengkajian

Pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area, yaitu

pengkajian fisik dan psikososial, status fungsional, kebutuhan

pendidikan kesehatan, dan konseling. Zwicker dan Picariello

mengemukakan prinsip-prinsip dalam pengkajian adalah:

1. Pengkajian dilakukan pada saat pasien masuk dan berlanjut

selama perawatan.

2. Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang beresiko

tinggi tidak tercapainya discharge.

3. Pengkajian meliputi:

- Status fungsional (kemampuan dalam aktivitas sehari-

hari dan fungsi kemandirian).

- Status kognitif (kemampuan pasien dalam berpartisipasi

dalam proses discharge planning dan kemampuan

memperlajari informasi baru).

- Status psikologi pasien, khususnya pengkajian terhadap

depresi.

- Persepsi pasien terhadap kemampuan perawatan diri.


24

- Kemampuan fisik dan psikologik keluarga dalam

perawatan pasien.

- Kurangnya pengetahuan berkaitan kebutuhan perawatan

kesehatan setelah pulang.

- Faktor lingkungan setelah pulang dari rumah sakit.

- Kebutuhan dukungan formal dan informal keluarga

dalam memberikan perawatan yang benar dan efektif.

- Review pengobatan dan dampaknya.

- Akses ke pelayanan setelah pulang dari rumah sakit.

c. Perencanan

Menurut Slevin (dalam Darliana, 2012) pendekatan yang

digunakan pada discharge planning difokuskan pada 6 area

penting dari pemberian pendidikan kesehatan yang dikenal

dengan istilah “METHOD” dan disesuaikan dengan kebijakan

masing-masing rumah sakit, yaitu:

M: Medication

Pasien diharapkan mengetahui tentang: nama obat,

dosis yang harus dikonsumsi, waktu pemberiannya, tujuan

penggunaan obat, efek obat, gejala yang mungkin

menyimpang dari efek obat dan hal-hal spesifik lain yang

perlu dilaporkan.
25

E: Environment

Pasien akan dijamin tentang: intruksi yang adekuat

mengenai keterampilan-keterampilan penting yang

diperlukan dirumah, investigasi dan koreksi berbagai

bahaya dilingkungan rumah, support emosional yang

adekuat, investigasi sumber-sumber dukungan ekonomi,

investigasi transportasi yang akan digunakan klien.

T: Treatment

Pasien dan keluarga dapat: mengetahui tujuan

perawatan yang akan dilanjutkan dirumah, serta mampu

mendemonstrasikan cara perawatan yang secara benar.

H: Health

Pasien akan dapat: mendeskripsikan bagaimana

penyakitnya atau kondisinya yang terkait dengan fungsi

tubuh, mendeskripsikan makna-makna penting untuk

memelihara derajat kesehatan, atau mencapai derajat

kesehatan yang lebih tinggi.

O: Outpatient Referral

Pasien dapat: mengetahui waktu dan tempat untuk

kontrol kesehatan, mengetahui dimana dan siapa yang dapat

dihubungi untuk membantu perawatan dan pengobatannya.

D: Diet
26

Pasien diharapkan mampu: mendeskripsikan tujuan

pemberian diet, merencanakan jenis-jenis menu yang sesuai

dengan dietnya.

d. Sumber Daya

Mengidentifikasi sumber daya pasien terkait dengan

kontuinitas perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit,

seperti keluarga yang akan merawat, financial keluarga,

nursing home atau pusat rehabilitasi.

e. Implementasi dan Evaluasi

1. Prinsip umum dalam implementasi discharge planning

adalah:

- Discharge planning harus berfokus pada kebutuhan

pasien dan keluarga.

- Hasil pengkajian dijadikan sebagai pedoman strategi

pelaksanaan.

- Hasil pengkajian akan menentukan kebutuhan

pendidikan kesehatan yang dibutuhkan setelah pasien

pulang dari rumah sakit.

- Data pengkajian dapat memprediksikan outcome

pasien setelah pulang dari rumah sakit.

- Discharge planning dimulai saat pasien masuk

bertujuan untuk memperpendek hari rawatan.

2. Strategi untuk memastikan kontuinitas perawatan pasien


27

Strategi untuk memastikan kontuinitas perawatan

pasien dikenal dengan 4 C yaitu:

- Communication

Komunikasi dilakukan secara multidisplin

melibatkan pasien dan keluarga saat pertama pasien masuk

rumah sakit, selama masa perawatan dan saat pasien akan

pulang.

- Coordination

Dalam proses discharge planning harus melakukan

koordinasi dengan team multidisiplin serta dengan unit

pelayanan rujukan setelah pasien pulang dari rumah sakit.

- Collaboration

Kolaborasi dilakukan oleh perawat dengan seluruh

team yang terlibat dalam perawatan pasien, disamping itu

adanya kolaborasi antara perawat dengan keluarga dengan

memberikan informasi tentang riwayat kesehatan masa

lalu pasien, kebutuhan biopsikososial serta hal-hal yang

berpotensi menghambat proses kontuinitas perawatan.

- Continual Reasssesment

Proses discharge planning bersifat dinamis,

sehingga status kesehatan pasien akan selalu berubah

sesuai pengkajian yang dilakukan secara kontinyu dan

akurat.
28

2.5 Kerangka Teori

Faktor Pendorong (predisposing


factors)
- Pengetahuan (persepsi)
- Sikap
- Keyakinan
- Kepercayaan
- Nilai-nilai
- Tradisi, dsb.

Faktor Pemungkin (enabling


factors) Perilaku
- Sarana
- Prasarana atau fasilitas

Faktor Penguat (reinforcing


factors)
- Faktor yang mendorong
terjadinya perilaku

Skema 2.5.1
(Lawrence Green, 1980 dalam Lestari, 2015)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep/kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran

pada peneliitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi, dan tinjauan

pustaka. Kerangka konsep memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang

akan dijadikan dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian. Uraian

dalam kerangka konsep hubungan dan keterkaitan antar variabel (Saryono,

2013).

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti hubungan persepsi

perawat dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap

medang dan kulim RSUD Sekayu tahun 2018, dimana persepsi

merupakan variabel independen sedangkan pelaksanaan discharge

planning dalam penelitian ini merupakan variabel dependen.

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Pelaksanaan discharge planning

29
30

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala


Independen Operasional Ukur/Cara Ukur
Ukur
1. Persepsi Pandangan Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
responden Median
terhadap >6
discharge 2. Tidak baik
planning jika
yang Median ≤ 6
dipengaruhi
oleh
pengetahuan,
pengalaman
dan sudut
pandang
responden.

No Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala


Dependen Operasional Ukur/Cara Ukur
Ukur
1. Pelaksanaan Kedisiplinan Kuesioner 1.Ya jika Ordinal
discharge dan ketaatan Median > 41
planning responden 2.Tidak jika
dalam Median ≤ 41
menjalankan
discharge
planning

3.3 Hipotesis

Ho : tidak adanya hubungan antara persepsi perawat dengan pelaksanaan

discharge planning diruang rawat inap medang dan kulim RSUD Sekayu.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian deskriptif

eksploratif dengan pendekatan cross sectional dimana data yang

menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel

akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

2015).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut

adalah populasi penelitian (Notoatmodjo, 2015). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja diruang

rawat inap medang dan kulim RSUD sekayu.

4.2.2 Sampel

Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini

disebut sampel penelitian (Notoatmodjo,2015).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Sampling, dengan sampel menggunakan total populasi.

31
32

Berdasarkan jumlah populasi yang ada, perawat pelaksana diruangan

Medang sebanyak 22 orang dan perawat pelaksana diruangan Kulim

sebanyak 11 orang. Maka besar sample yang diambil adalah

sebanyak 33 responden.

Responden pada penelitian harus memenuhi kriteria yang

ditentukan sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia menjadi responden.

b. Tidak sedang dalam cuti atau libur kerja.

c. Perawat yang bertugas diruang rawat inap medang dan

kulim RSUD Sekayu.

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Medang dan

Kulim RSUD Sekayu tahun 2018.

4.4 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli tahun 2018.


33

4.5 Pengumpulan Data

4.5.1 Sumber Data

1. Data primer

Diperoleh melalui data yang dikumpulkan dengan

instrumen berupa kuesioner yang berisi pertanyaan yang memiliki

beberapa alternatif jawaban dan di isi langsung oleh responden.

2. Data sekunder

Diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah

Sekayu.

4.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan adalah dengan cara memberikan

kuesioner penelitian kepada responden, dengan cara wawancara

dan memberikan penjelasan terlebih dahulu atas kesediaannya

untuk menjadi responden dalam penelitian sebelum mengisi

kuesioner.

4.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen

penelitian berupa lembar kuesioner yang diberikan kepada

responden.
34

4.6 Pengolahan Data

4.6.1 Pengolahan data (Editing)

Wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum

editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner tersebut (Notoatmodjo,2015).

4.6.2 Pengkodean (Coding)

Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukkan data (data entry) (Notoatmodjo, 2015).

4.6.3 Pemasukan data (Processing / Entry)

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

sofware komputer.

4.6.4 Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-


35

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.7 Analisis Data

Setelah melalui tahapan, data kemudian akan diuji dengan

menggunakan hubungan antar variabel dengan analisa statistik secara

Univariat dan Bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa deskriptif (univariat), yaitu untuk memperoleh gambaran

distribusi frekuensi dan tiap variabel yang diteliti dan dijelaskan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan disertai penjelasan

naratif tanpa melihat ada tidaknya hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependennya

adalah pelaksanaan discharge planning dan variabel independennya

adalah persepsi perawat pelaksana.

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi variabel independen yaitu persepsi

perawat dan variabel dependennya adalah pelaksanaan discharge

planning, yang dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan

uji statistic Chi-Square, dengan derajat kemaknaan 0,05 jika p-value ≤

0,05, berarti ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara variabel

dependen dan p-value > 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna.
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum

5.1.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Sekayu

RSUD Sekayu dibangun pada zaman Belanda yaitu tepatnya

pada tahun 1937 yang berlokasi di jalan dr. Slamet Imam Santoso

Sekayu. Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit pada waktu itu

terfokus pada rawat jalan dan rawat inap dengan kapasitas 10 tempat

tidur. Dokter petama yang bertugas di RSUD Sekayu adalah dr, Slamet

Imam Santoso.

Pada tahun 1963 bersamaan dengan kepindahan Ibu Kota

Kabupaten Musi Banyuasin dari Palembang ke Sekayu, RSUD Sekayu

sedikit mengalami perkembangan dengan perubahan tipe menjadi

Rumah Sakit tipe D dengan kapasitas 42 tempat tidur.

Pada tahun 1970 dilakukan renovasi gedung RSUD Sekayu

dengan penambahan gedung perawatan bertingkat. Gambaran RSUD

Sekayu Kabupaten Musi Bnayuasin kelas D sebagai berikut : RSUD

Sekayu memiliki luas 2500 m2 dengan luas bangunan 1105 m2. Terletak

dipinggir Sungai Musi dan sering mengalami kebanjiran akibatnya

Rumah Sakit terkesan kumuh dan tidak terawat, lokasi yang berada di

36
37

lingkungan rumah penduduk serta area lahan terbatas sehingga tidak

memungkinkan untuk dikembangkan.

Tepat pada tanggal 23 Maret 1999 kegiatan Operasional RSUD

Sekayu pindah dari rumah sakit lama ke lokasi baru yang berada di

jalan Kol. Wahid Udin Lingkungan 1 Kelurahan Kayuara Kabupaten

Musi Banyuasin dengan kapasitas 60 tempat tidur. Fasilitas dan saran

kegiatan pelayanan dilengkapi.

Pada tanggal 10 Februari 2000 ditetapkan menjadi kelas type C

dengan Surat Keputusan Bupati Musi Bnayuasin Nomor :

058/SK/IV/2000, dengan 60 TT, 4 dokter spesialis (Anak, Kebidanan

dan Kandungan, Penyakit Dalam dan Bedah).

Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten

Musi Banyuasin tersebut, Pemerintah Republik Indonesia

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23

tahun 2005, tanggal 13 Juni 2005 tentang pengolahan keuangan Badan

Layanan Umum (BLU), Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

mengalami perubahan status institusi dari Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Surat

Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor : 451 Tahun 2008 pada

tanggal 31 Maret 2008, tentang penetapan Rumah Sakit Umum Daerah

Sekayu sebagai Satuan Kerja perangkat Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PKK-BLUD) secara penuh.


38

Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

mengubah status kelembagaan Rumah Sakit Daerah Sekayu menjadi

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah memberi kewenangan

dalam pengolaan keuangan dan tetap sebagai Badan Layanan Umum

nirlaba dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Dalam melaksanakan kegiatannya, BLUD berfungsi social, profesional

dan etis dengan pengelolaan yang ekonomis serta tidak semata-mata

mencari keuntungan.

Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadikan

pelayanan RSUD Sekayu sebagai Rumah Sakit Daerah yang berstandar

internasional, merupakan Rumah Sakit Rujukan dari 2 (dua) buah

Rumah Sakit (RSUD Bayung Lincir dan RSUD Sungai Lilin), 28 (dua

puluh delapan) Unit Puskesmas, 103 (seratus tiga) Puskesmas

Pembantu, 258 (dua ratus lima puluh delapan) pos kesehatan desa dan

22 (dua puluh dua) Unit Puskesmas Keliling serta sebagai lahan praktek

bagi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

dan Institusi Pendidikan Kesehatan lain yang berada di Provinsi

Sumatra Selatan.
39

5.1.2 Visi dan Misi RSUD Sekayu

1. Visi RSUD Sekayu

“Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Musi

Banyuasin sebagai Rumah Sakit Kelas Dunia dalam Rangka

Mendukung Perwujudan MUBA MAJU BERJAYA 2022”.

2. Misi RSUD Sekayu

1. Melakukan Penataan SDM melalui peningkatan Hard

Competency dan Soft Competency (The Right Man in The Right

Place at The Right Time).

2. Terwujudnya Akreditasi Paripurna dari Rumah Sakit kelas B.

3. Terwujudnya RSUD Sekayu sebagai Rujukan Regional bertaraf

Internasional memalui unggulan pelayanan Center Of

Excellence Medical Check Up tahun 2019, Center Of

Excellence Integrated heart care tahun 2019, Center Of

Excellence minimal invasive surgery tahun 2019, Center Of

Excellence hemodialisa tahun 2019 dan Center Of Excellence

chemo therapy tahun 2019.

4. Terwujudnya RSUD Sekayu berstandar Akreditasi Joint

Comission Internasional (JCI).

5.1.3 Budaya RSUD Sekayu

Memberikan pelayanan yang efektif, berkualitas dikenal dengan

PRIMA, yaitu:
40

P= Prefesional, dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas RSUD

Sekayu harus profesional, tanpa memandang pangkat, jabatan, strata

ekonomi, hubungan keluarga dan suku budaya melayani sama

kedudukannya sebagai makhluk Allah SWT yang berorientasi hanya

kepada kepuasan pelanggan.

R= Rama, Semua petugas Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan

kepada seluruh masyarakat harus bersikap rama tama dengan

menunjukkan wajah yang jernih dan antusias.

I= Ikhlas, dalam melaksanakan tugasnya, seluruh petugas Rumah Sakit

harus dilandasi engan rasa keikhlasan, sehingga akan terpancarkan

antusiasme dalam bekerja dan menyadari bahwa bekerja adalah salah

satu ibadah.

M= Memuaskan, semua yang diberikan kepada pasien/pelanggan

(eksternal maupun internal) Rumah Sakit diberikan seoptimal dan

semaksimal mungkin dalam rangka meningkatkan kepuasan

pelanggan/masyarakat.

A= Andalan, upaya meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit

Umum Daerah Sekayu dilaksanakan secara berkesinambungan

sehingga pelayanan yang diberikan dapat diandalkan dan di percaya

oleh seluruh penduduk Musi Banyuasin.

5.1.4 MOTO

F.A.C.E. with S.M.I.L.E


41

(Fast, Accurate, Caring, Efficient, with Spirit, Moralities, Intelligent,

Loyalitas,Excelent).

5.1.5 Maksud dan Tujuan Badan Layanan Umum

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan senantiasa

berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

b. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas Internasional sesuai

standard dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

c. Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, berkualitas

dan bermoral tinggi.

d. Menyelenggarakan kerjasama yang baik dengan pihak terkait, baik

internal maupun eksternal.

e. Meningkatkan fungsi system rujukan yang responsive dan

berkesinambungan.

Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, yang terletak di jalan

Kolonel Wahid Udin Lingkungan I Kayuara, Sekayu (Sebelah RSUD

Sekayu gedung lama), mempunyai fasilitas untuk menyelenggarakan

berbagai jenis pelayanan spesialis dan sub spesialis dan menjadi pusat

rujukan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan sekitarnya. RSUD

Sekayu terdiri gedung A, B, C, D masing-masing 2 (dua) lantai. Dengan

uraian sebagai berikut:

1. Gedung A

 Poliklinik, Farmasi Rawat Jalan, IGD

 Radiologi
42

 Rehabilitasi Medik

 Labor Patologi Klinik & UTD

 Tempat Pendaftaran/Loket

 Triase Pendaftaran

 Bedah Sentral

 CSSD

 Ruang Fotocopy

 Poli Tumbuh Kembang Anak

 Poli Eksekutif

 Ruang Humas

 ICU/ICCU/NICU

 Kebidanan (VK dan Neonatus)

 Rekam Medik

 Ruang Rapat Staf

 Aula

 Ruang Komite Medik

 Administrasi

 Bank Sumsel

2. Gedung B

a. Ruang Perawat Rawat Inap

 Kelas III Non Infeksi diberi nama Ruang Sungkai

 Kelas III Infeksi diberi nama Ruang Medang


43

 Kelas II diberi nama Ruang Meranti (Bangsal Kebidanan

dan Neonatus)

 Kelas I diberi nama Ruang Tembesu

 Kelas VIP diberi nama Ruang Petanang

b. Ruang Bidang Keperawatan RSUD Sekayu

3. Gedung C

a. Ruang Gizi

b. Laundry

c. Kantin

d. Labor Patologi Anatomi

e. Farmasi Rawat Inap

f. Gudang Farmasi

g. Heamodialisa

h. Sekretariat Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi(TPA)

4. Gedung D

 IPSRS

 Bengkel

 Genset

 Kamar Jenazah

 Instalasi Gas Medis

Rumah Sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi

fasilitas dan sarana penunjang dalam memberikan pelayanan terbaik bagi

masyarakat. Dengan kapasitas 227 tempat tidur. Dengan sebagai berikut:


44

Tabel: 5.1 Kapasitas Tempat Tidur RSUD Sekayu

NO URAIAN JUMLAH

1 Kelas Utama VIP (Petanang) 10

2 Kelas I ( Tembesu) 20

3 Kelas II (Meranti dan Sungkai (1 kamar) 40

4 Kelas III (Medang, Kulim, Manggaris 131

dan Sungkai)

5 ICU 4

6 NICU 4

7 Tempat Tidur Bayi 18

TOTAL 227Tempat Tidur

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Juli 2018 di RSUD Sekayu

tahun 2018 yang berjumlah 33 responden, dari hasil kuesioner didapat

karakteristik responden tersebut yang dapat dilihat dari tabel berikut.

5.3 Analisa Univariat

5.3.1 Karakteristik Umur

Pada penelitian ini diketahui bahwa umur responden

terendah (minimum) adalah 21 tahun dan umur responden tertinggi

(maximum) adalah 36 tahun, setelah dikelompokkan di dapat hasil

seperti tabel berikut:


45

Tabel 5.3.1 Distribusi Frekuensi Umur Perawat di Ruangan


Medang dan Kulim RSUD Sekayu Tahun 2018

No Umur Frekuensi (n) Persentase (%) Min Max


1 Dewasa Muda 17 51,5 21
≤ 28 tahun
2 Dewasa Tua 16 48,5 36
>28 tahun
Total 33 100

Dari tabel 5.3.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berumur dewasa muda (≤ 28 tahun) sebanyak 17

responden (51,5%).

5.3.2 Karakteristik Jenis Kelamin

Tabel 5.3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin


Perawat di Ruangan Medang dan Kulim RSUD
Sekayu Tahun 2018

No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)


1 Laki-laki 16 48,5
2 Perempuan 17 51,5
Total 33 100

Dari tabel 5.3.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 responden

(51,5%).

5.3.3 Karakteristik Pendidikan

Tabel 5.3.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan


Perawat di Ruangan Medang dan Kulim RSUD
Sekayu Tahun 2018

No Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)


1 D3 Keperawatan 20 60,6
2 S1 Keperawatan 13 39,4
Total 33 100
46

Dari tabel 5.3.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berpendidikan D3 Keperawatan sebanyak 20 responden

(60,6%).

5.3.4 Karakteristik Masa Kerja

Pada penelitian ini diketahui bahwa responden dengan masa

kerja terbaru (minimum) adalah 1 tahun dan responden dengan

masa kerja terlama (maximum) adalah 10 tahun, setelah

dikelompokkan didapat hasil seperti tabel berikut:

Tabel 5.3.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja


Perawat di Ruangan Medang dan Kulim RSUD
Sekayu Tahun 2018

No Masa Frekuensi (n) Persentase (%) Min Max


Kerja
1 1-5 tahun 19 57,6 1
2 > 5 tahun 14 42,4 10
Total 33 100

Dari tabel 5.3.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 19 responden

(57,6%).

5.3.5 Persepsi Perawat Terhadap Discharge Planning

Tabel 5.3.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi


Perawat di Ruangan Medang dan Kulim RSUD
Sekayu Tahun 2018

No Persepsi Frekuensi (n) Persentase (%)


1 Baik 16 48,5
2 Tidak Baik 17 51,5
Total 33 100
47

Dari tabel 5.3.5 dapat dilihat bahwa responden sebagian

besar memiliki persepsi baik sebanyak 16 responden (48,5%).

5.3.6 Pelaksanaan Discharge Planning


5.3.6.1 Hasil Kuesioner Pelaksanaan Discharge Planning
No Variabel TD JS JD SD SS
1 Pelaksanaan Discharge Planning 41 99 116 107 93
Re-rate 3 7 8 8 7

Berdasarkan data rekapitulasi kuesioner pelaksanaan

discharge planning didapat hasil sebanyak 72% responden

menjawab di pertanyaan nomor 9 tentang pelaksanaan discharge

planning pada pasien pulang paksa jarang sekali dilakukan, 67,8%

responden menjawab di pertanyaan nomor 8 tentang pelaksanaan

discharge planning sesuai prosedur jarang dilakukan, 67,1%

responden menjawab di pertanyaan nomor 1 tentang pelaksanaan

discharge planning pada pasien pulang sangat sering dilakukan,

66,4% responden menjawab di pertanyaan no 3 tentang perawatan

mandiri dirumah sering dilakukan, 64% responden menjawab di

pertanyaan no 2 tentang health education jarang dilakukan.

5.3.6.2 Pelaksanaan Discharge Planning


Tabel 5.3.6.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pelaksanaan Discharge Planning
Perawat di Ruangan Medang dan
Kulim RSUD Sekayu Tahun 2018

No Pelaksanaan Frekuensi (n) Persentase (%)


1 Ya 15 45,5
2 Tidak 18 54,5
Total 33 100
48

Dari tabel 5.3.6.2 dapat dilihat bahwa responden dalam

pelaksanaan discharge planning, dilaksanakan tidak baik sebanyak

18 responden (54,5%).

5.4 Analisa Bivariat

5.4.1 Hubungan Antara Persepsi Dengan Pelaksanaan Discharge


Planning di Ruangan Medang dan Kulim RSUD Sekayu Tahun
2018
Tabel 5.4.1 Hubungan Persepsi Perawat Dengan Pelaksanaan
Discharge Planning di Ruangan Medang dan Kulim
RSUD Sekayu Tahun 2018

Pelaksanaan Discharge Planning Total


P value
Persepsi Ya Tidak
N % N % N %
Baik 11 33,3 5 15,2 16 48,5 0,024
Tidak Baik 4 12,1 13 39,4 17 51,5
Total 15 45,4 18 54,6 33 100

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value =

0,024, menunjukkan ada hubungan bermakna antara persepsi

perawat terhadap pelaksanaan discharge planning.


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Metode dan instrumen penelitian dalam suatu penelitian memiliki

keterbatasan-keterbatasan sehingga harus benar-benar diperhatikan,

penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional (Notoatmodjo, 2015).

Kelemahan rancangan penelitian ini tidak dapat melihat adanya hubungan

sebab akibat, hasil yang didapatkan hanya hubungan persepsi perawat

dengan pelaksanaan discharge planning diruang rawat inap medang dan

kulim RSUD Sekayu tahun 2018.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara yang bersifat subjektif sehingga kebenaran informasi tergantung

dari kesungguhan dan kejujuran responden pada saat menjawab pertanyaan.

6.2 Analisis Univariat

6.2.1 Karakteristik Umur

Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden berumur dewasa muda (≤ 28 tahun) sebanyak 51,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elyana,

Pertiwiwati, Setiawan (2014), tentang “Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat Dalam Penerapan

49
50

Discharge Planning di RSUD Ratu Zalecha Martapura” didapatkan

bahwa sebagian responden berusia < 30 tahun yaitu sebanyak 41%.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Okatiranti

(2015), yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat

dalam Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe II” dimana kelompok usia dengan frekuensi terbesar

adalah 20-30 tahun sebanyak 62,5% perawat rumah sakit

pemerintah dan 76,2% perawat rumah sakit swasta.

Demikian pula penelitian Shofiana (2014) “Hubungan

Persepsi Perawat Tentang Manfaat Discharge Planning Dengan

Pelaksanaan Discharge Planning Diruang Rawat Inap RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta” dimana responden berusia 24-30

tahun sebanyak 36,7%.

Usia merupakan salah satu faktor yang cukup dominan

terhadap pembentukan kerja seseorang. Menurut Gibson (1996),

usia sebagai sub variabel demografik mempunyai efek tidak

langsung pada perilaku individu. Hal tersebut akan berpengaruh

terhadap kemampuan dan keterampilanya. Umur perawat pelaksana

pada massa ini tergolong pada kelompok masa dewasa dini, dimana

masa dini merupakan periode penyesuain diri terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan sosial baru. Pada masa ini juga

menentukan kemampuan pilihan seseorang bekerja bertanggung


51

jawab yang harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya (Friedman

& Schustack, 2008)

Peneliti berpendapat bahwa pada hasil penelitian ini, umur

≤ 28 tahun lebih mendominasi dikarenakan pada usia ini banyak

yang memiliki tuntutan kehidupan mulai dari tanggung jawab

pekerjaan yang harus dipikul sebelum memulai berkarya maupun

tuntutan kehidupan dalam membiayai keluarga yang tinggi.

6.2.2 Karakteristik Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 51,5%.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sulistyawati,

Hariyati, Kuntarti (2016) yang berjudul “Implementasi Sistem

Jenjang Karir dalam Pelaksanaan Discharge Planning” menyatakan

bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 72,1%.

Sejalan dengan penelitian Putra, Safrina (2015) tentang

“Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Pentingnya Discharge

Planning di RSUDZA Banda Aceh” sebanyak 96,7% resonden

berjenis kelamin perempuan.

Demikian pula penelitian yang dilakukan Peranginangin

(2015) yang meneliti “Hubungan Motivasi Dengan Pelaksanaan

Discharge Planning Pada Perawat Diruang Rawat Inap Bagian


52

Internis” didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 92,2%.

Scultz (1999) dalam Marquis & Huston (2010)

melaporkan bahwa otak wanita kurang terlateralisasi sehingga

dapat mengakses kedua sisi otak dengan lebih baik, sehingga

wanita tidak memandang sesuatu dengan rutinitas yang sesuai

rencana seperti yang dilakukan pria. Hasibuan (2001, Cameron,

2013) jenis kelamin harus diperhatikan terkait dengan sifat

pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan merawat pasien yang

memerlukan kesabaran tinggi. Keberadaan perawat pria sebagai

kelompok minoritas hingga saat ini masih dianggap sensitif,

berkaitan dengan emosi dan stereotipe, walaupun dibanyak situasi

perawat pria justru menunjukan kinerja yang baik.

Peneliti berpendapat bahwa pada hasil penelitian ini,

perempuan lebih mendominasi karena perempuan mampu

mengerjakan pekerjaannya dengan tidak memandang rutinitas

sesuai dengan rencana seperti yang dilakukan laki-laki.

6.2.3 Karakteristik Pendidikan

Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan D3 Keperawatan sebanyak 60,6%.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yuliana

(2013), yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang


53

Discharge Planning Di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung”

didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan tinggi

DIII Keperawatan sebanyak 90%.

Penelitian serupa yang dilakukan Nurjihaddudin dan

Darliana (2016), tentang “Pengetahuan Perawat Pelaksana Dengan

Pelaksanaan Discharge Planning Di RSUD Meuraxa Banda Aceh”

didapatkan hasil rata-rata pendidikan responden didominasi oleh

DIII Keperawatan sebanyak 60% dan S1 Keperawatan sebanyak

40%.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rizany (2014),

yang berjudul “Peran Educator Perawat Dengan Pelaksanaan

Discharge Planning Pada Pasien Diruang Tulip IC RSUP Ulin

Banjarmasin” bahwa sebagian besar responden berpendidikan DIII

Keperawatan sebanyak 72%.

Gibson (1996, dalam Hardika, 2017) tingkatan pendidikan

lebih tinggi pada umumnya menyebabkan seseorang lebih mampu

dan bersedia menerima poisis dan tanggung jawabnya, perawat

dengan pendidikan D3 Keperawatan mempunyai pokok sebagai

perawat vokasi sehingga dituntut untuk memiliki keterampilan

dalam melaksanakan prosedur tindakan. Notoadmodjo (2010)

semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah

menerima atau menyesuaikan dengan hal baru.


54

Peneliti berpendapat bahwa setiap tingkatan pendidikan

mempengaruhi persepsi mereka sendiri, karena seseorang dengan

pendidikan yang tinggi lebih banyak memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan pekerjaannya sehingga lebih mudah

menerima pekerjaannya. Adapun hasil penelitian yang berbeda

dengan teori dan hasil penelitian lainnya dapat disebabkan karena

sebagian besar responden pada penelitian ini berpendidikan D3

Keperawatan. Selain itu hasil penelitian yang berbeda dapat juga

didapatkan dari jumlah sampel yang berbeda, dan tempat dimana

rumah sakit yang diteliti memiliki kebijakan-kebijakan dan aturan-

aturan berbeda pula terhadap perawat yang bekerja didalamnya.

6.2.4 Karakteristik Masa Kerja

Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 57,6%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pertiwiwati

dan Rizany (2016), yang berjudul “Peran Educator Perawat

Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Diruang

Tulip IC RSUD Ulin Banjarmasin” didapatkan bahwa sebagian

besar responden memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 52%.

Penelitian serupa yang dilakukan Rofi’i, Hariyati, Pujasari

(2012), yang berjudul “Perjanjian dan Konsensus Dalam

Pelaksanaan Perencanaan Pulang Pada Perawat Di Rumah Sakit”


55

didapatkan hasil bahwa responden dengan masa kerja 1-5 tahun

sebanyak 63,3%.

Demikian pula dengan penelitian Solvianum dan Jannah

(2017), tentang “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Discharge Planning Perawat Pelaksana Diruang Rawat Inap

RSUDZA Banda Aceh” sebagian besar responden memiliki masa

kerja yang < 5 tahun sebanyak 54,8%.

Masa kerja ternyata konsisten berhubungan secara negatif

dengan keluar masuknya karyawan dan kemangkiran, namun

memiliki hubungan yang positif terhadap persepsi tentang

pekerjaannya (Robbins & Judge, 2008). Masa kerja yang lama

lebih dari 5 tahun akan cenderung membuat seorang karyawan atau

perawat lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini

disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan

lingkungannya sehingga meningkatkan kinerja. Sedangkan masa

kerja baru satu sampai lima tahun cenderung lebih banyak

menuntut dari kebijakan-kebijkan yang ada (Kreitner & Kinicki,

2013).

Peneliti berpendapat hasil penelitian ini didominasi oleh

responden yang memiliki masa kerja baru yaitu 1-5 tahun. Pada

penelitian ini juga didapatkan hasil berbeda dengan teori,

disebabkan karena jumlah sampel sebagian besar memiliki masa

kerja 1-5 tahun, kurang variasi inilah menyebabkan hasilnya masa


56

kerja 1-5 tahun lebih banyak. Selain itu perawat yang memiliki

masa kerja >5 tahun lebih banyak ditempatkan di Instalasi Rawat

Jalan, sehingga di Instalasi Rawat Inap didominasi oleh perawat-

perawat dengan masa kerja 1-5 tahun.

6.2.5 Persepsi Perawat Terhadap Discharge Planning

Hasil penelitian ini diketahui bahwa responden sebagian

besar memiliki persepsi baik sebanyak 48,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Putra, Safrina (2015) tentang “Persepsi Perawat

Pelaksana Terhadap Pentingnya Discharge Planning di RSUDZA

Banda Aceh” didapatkan bahwa sebanyak 67,2% responden

mempersepsikan discharge planning penting dilaksanakan.

Penelitian yang serupa dilakukan Shofiana (2014), yang

berjudul “Hubungan Persepsi Perawat Tentang Manfaat Discharge

Planning Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Diruang Rawat

Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta” menunjukkan bahwa

persepsi perawat terbanyak yaitu pada kategori baik sebanyak

66,7%.

Demikian pula dengan penelitian Wiwin (2016), tentang

“Implementasi Fungsi Manajemen Dalam Pelaksanaan Discharge

Planning” sebagian besar didominasi oleh perawat yang memiliki

persepsi baik sebanyak 95%.


57

Kemampuan merupakan perilaku yang dihasilkan atau

terbentuk dari proses belajar (Notoatmodjo, 2010). Kemampuan

yang meningkat setelah dilakukan intervensi secara teori dapat

dikaitkan dengan pendidikan. B.F Skinner dalam Azwar (2010)

perilaku merupakan proses pembelajaran yaitu respon organisme

terhadap stimulus, yang disebut dengan “S-O-R” (stimulus-

organisme-respons). Proses penelitian ini sesuai dengan pernyataan

tersebut. Perawat pelaksana sebagai organisme. Modul

perencanaan pulang sebagai stimulus. Kemampuan perawat

sebagai respon. Adanya modul menyebabkan meningkatnya

kemampuan pelaksanaan perencanaan pulang tersebut. Modul

perencanaan pulang mengaktifkan proses regulasi kognitiif

perawat, sehingga terjadi proses pembelajaran. Sitzmann & Elly

(2010) penyebab regulasi diri mengakibatkan siklus proses regulasi

diri yang berkelanjutan pada proses pembelajaran. Proses tersebut

mengakibatkan berubahnya pengetahuan, sikap dan tindakan

individu. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang

penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek

dan gejala disekitarnya. Persepsi dapat diartikan sebagai proses

dimana diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului

oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan

dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar

maupun dalam diri individu (KBBI, 2014).


58

Peneliti berpendapat bahwa tak hanya pengetahuan yang

harus dimiliki perawat, namun persepsi perawat juga dapat

mempengaruhi pelaksanaan discharge planning. Dalam penelitian

ini sebagian besar responden memiliki persepsi yang baik.

6.2.6 Pelaksanaan Discharge Planning

Hasil penelitian ini diketahui bahwa responden sebagian

besar dalam pelaksanaan discharge planning, dilaksanakan tidak

baik sebanyak 54,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kiki,

Darmawan (2015) tentang “Hubungan Antara Pengetahuan

Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit TK II Yudistira Cimahi” sebanyak 35,0%

perawat memiliki pelaksanaan yang buruk.

Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

Okatiranti (2015), yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan

Sikap Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien

Diabetes Mallitus Tipe II” didapatkan sebanyak 54% perawat tidak

mendukung pelaksanaan discharge planning.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Betty (2016),

yang berjudul “Hubungan Discharge Planning Dengan Kualitas

Hidup Pasien Pasca Operasi Dipoli Neurologi RSAM Bukit


59

Tinggi” menunjukkan sebagian besar responden melaksanakan

discharge planning dengan cukup baik sebanyak 62,0%.

Discharge planning adalah suatu proses yang dinamis dan

sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan

untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan

juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pasien pindah/pulang

(Nursalam, 2015). Namun, sampai saat ini pelaksanaan discharge

planning masih belum optimal dilaksanakan.

Peneliti berpendapat bahwa setiap rumah sakit sudah

menerapkan discharge planning, dan setiap perawat juga sudah

melaksanakan discharge planning. Namun, ada sebagian rumah

sakit yang sudah menerapkan discharge planning tetapi tidak

dilaksanakan secara optimal oleh perawatnya. Dalam penelitian ini

sebagian besar responden memiliki kategori tidak baik dalam

pelaksanaan discharge planning.

6.3 Analisa Uji Bivariat

6.3.1 Hubungan Persepsi Perawat Terhadap Pelaksanaan Discharge

Planning

Hasil analisis univariat didapatkan bahwa responden yang

memiliki persepsi baik dan pelaksanaan discharge planning

dilaksanakan baik sebanyak 33,3%.


60

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value =

0,024, menunjukkan ada hubungan bermakna antara persepsi

perawat terhadap pelaksanaan discharge planning.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Putra, Safrina (2015) tentang “Persepsi Perawat

Pelaksana Terhadap Pentingnya Discharge Planning di RSUDZA

Banda Aceh” didapatkan bahwa sebanyak 67,2% responden

mempersepsikan discharge planning penting dilaksanakan.

Demikian pula dengan penelitian Shofiana (2014), yang

berjudul “Hubungan Persepsi Perawat Tentang Manfaat Discharge

Planning Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Diruang Rawat

Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta” menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara persepsi perawat terhadap

pelaksanaan discharge planning dengan hasil p value = 0,008.

Hal ini didukung oleh penelitian Betty (2016), yang

berjudul “Hubungan Discharge Planning Dengan Kualitas Hidup

Pasien Pasca Operasi Dipoli Neurologi RSAM Bukit Tinggi” ada

hubungan yang signifikan antara hubungan discharge planning

dengan kelangsungan hidup pasien pasca operasi dengan hasil p

value = 0,034 < (ᵅ = 0,05).

Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh perawat

tidak lepas dari faktor-faktor yang juga mendasari perilaku. Green

(1980) dalam Lestari (2015) perilaku itu sendiri ditentukan atau


61

terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor pendorong (predisposising

factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat

(reinforcing factors). Faktor pendorong (predisposising factors)

merupakan faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan (persepsi), sikap, keyakinan, kepercayaan, nila-nilai,

tradisi dan sebagainya. B.F Skinner dalam Azwar (2010) perilaku

merupakan proses pembelajaran yaitu respon organisme terhadap

stimulus, yang disebut dengan “S-O-R” (stimulus-organisme-

respons). Perawat pelaksana sebagai organisme. Modul

perencanaan pulang sebagai stimulus. Kemampuan perawat

sebagai respon. Adanya modul menyebabkan meningkatnya

kemampuan pelaksanaan perencanaan pulang tersebut. Modul

perencanaan pulang mengaktifkan proses regulasi kognitiif

perawat.

Menurut teori Sitzmann & Elly (2010) penyebab regulasi

diri mengakibatkan siklus proses regulasi diri yang berkelanjutan

pada proses pembelajaran. Proses tersebut mengakibatkan

berubahnya pengetahuan (persepsi), sikap dan tindakan individu.

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi

manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala

disekitarnya. Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana

diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh


62

perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan

menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar

maupun dalam diri individu (KBBI, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa

ada hubungan yang bermakna antara persepsi perawat dengan

pelaksanaan discharge planning. Tidak hanya memiliki

pengetahuan yang baik, namun persepsi yang baik juga dapat

berpengaruh terhadap pelaksanaan discharge planning yang baik

pula.
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perawat

diruang rawat inap medang dan kulim RSUD Sekayu tahun 2018 serta

pembahasan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

7.1.1 Distribusi frekuensi responden berumur dewasa muda sebanyak

51,5%, responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 51,5%,

responden berpendidikan rendah sebanyak 60,6%, dan masa kerja

baru 1-5 tahun sebanyak 57,6%.

7.1.2 Distribusi frekuensi persepsi perawat baik sebanyak 48,5% dan

pelaksanaan discharge planning yang baik sebanyak 45,5%.

7.1.3 Ada hubungan yang bermakna antara persepsi perawat dengan

pelaksanaan discharge planning dengan p value = 0,024.

63
64

7.2 Saran

7.2.1 Secara teoritis, diharapkan menambah wawasan dan

pengembangan pengetahuan pada perkembangan ilmu keperawatan

khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan discharge planning

dan dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi tenaga

kesehatan, serta menjadi referensi bagi mahasiswa yang meneliti

topik sejenis dan menambah bahan kepustakaan di Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyusin.

7.2.2 Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan kepada pihak manajemen Rumah Sakit Umum

Daerah Sekayu dalam menerapkan pelaksanaan discharge planning

saat bekerja terutama ketika pasien pulang paksa diberikan

discharge planning, pelaksanaan discharge planning dilakukan

sesuai prosedur yang ada dan pemberian health education ketika

pasien pulang, sehingga dapat memaksimalkan asuhan

keperawatan yang diberikan perawat di Ruang Rawat Inap Medang

dan Kulim RSUD Sekayu.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar (2010), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

Betty (2016), Hubungan Discharge Planning Dengan Kualitas Hidup Pasien


Pasca Operasi Dipoli Neurologi RSAM Bukit Tinggi. Jurnal
Keperawatan. Vol 8 No. 1

Dahlan (2016), Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Seri 2
Edisi 4, Epidemiologi Indonesia, Jakarta.

Darliana (2012), Discharge Planning dalam Keperawatan. Idea Nursing Journal.


Vol III (2): 32-41.

Elyana, Pertiwiwati, Setiawan (2014), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Kesiapan Perawat dalam Penerapan Discharge Planning Di RSUD Ratu
Zalecha Martapura. DK. 2: 29-57.

Friedman, H.S & Schustack, M. W (2008), Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Gibson (1996), Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.

Hardika (2017), Pengembangan Model Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan


Kerja dan Kinerja Perawat Di RSI Banjarmasin. Dinamika Kesehatan. Vol
8 No. 1.

Hasibuan (2013), Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara. Yogyakarta.

KBBI (2014), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka,
Jakarta.

Kiki, Darmawan (2015), Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Dengan


Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK
II Yudistira Cimahi. DK. 2

Kreitner & Kinicki (2013), Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Lestari (2015), Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan,


Nuha Medika, Yogyakarta.
Liliana (2012), Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pulang. Jurnal Nursing
Studies. Vol 1 (1): 213-218.

Marquis, B.L & Huston C.J (2010), Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo (2010), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

(2015), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nurjihaddudin dan Darliana (2016), Pengetahuan Perawat Pelaksana Dengan


Pelaksanaan Discharge Planning Di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jurnal
Nursing Studies. Vol 2 No. 1.

Nursalam, (2015), Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta.

Octaviani, Darmawan (2015), Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Dengan


Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.
II Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan Aisyiyah. Vol 2 No 2: 49-59.

Okatiranti (2015), Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Pelaksanaan


Discharge Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol.3 No. 1. ISSN: 233-7246

Peranginangin (2015), Hubungan Motivasi Dengan Pelaksanaan Discharge


Planning Pada Perawat Diruang Rawat Inap Bagian Internis. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol 2 No.1: 67-74

Rizany (2014), Peran Educator Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge Planning


Pada Pasien Diruang Tulip IC RSUP Ulin Banjarmasin. Dunia
Keperawatan. Vol 4 No. 2: 82-87

Robbins SP dan Judge (2008), Perilaku Organisasi. Buku 2. Salemba Empat.


Jakarta.

Rofi’i, Hariyati, Pujasari (2012), Perjanjian dan Konsensus Dalam Pelaksanaan


Perencanaan Pulang Pada Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Insdonesia. Vol 15 No. 3:207-214

Safrina, Putra (2016), Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Pentingnya


Discharge Planning Di RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan (online). Vol 1 No.1 (http://Jim.Unsyiah.ac.id/)
diakses 28 Februari 2018.

Shofiana (2014), Hubungan Persepsi Perawat Tentang Manfaat Discharge


Planning Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Diruang Rawat Inap
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol 4
No. 2.

Solvianun, Jannah (2017), Faktor-faktor Yang mempengaruhi Pelaksanaan


Discharge Planning Perawat Pelaksana. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan (online). Vol 2 No. 3 (http://Jim.Unsyiah.ac.id/)
diakses 13 Maret 2018.

Sulistyawati, Hariyati, Kuntarti (2016) yang berjudul “Implementasi Sistem


Jenjang Karir dalam Pelaksanaan Discharge Planning. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol 4 No 1.

Sunaryo (2014), Psikologi Untuk Keperawatan Edisi 2, ECG, Jakarta.

Walgito (2011), Pengantar Psikologi Umum, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Yuliana (2013), Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Di


Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Dunia Keperawatan. Vol 3 No.
2: 66-72
Lampiran 5

KUISIONER PENGUMPULAN DATA

PERSEPSI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN

DISCHARGE PLANNING

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin
Laki-laki

Perempuan
2. Umur

Dewasa Muda ≤ 28

Dewasa Tua > 28

3. Pendidikan

SMA Sederajat

D3

S1

4. Masa Kerja
Baru (1-5 Tahun)

Lama (> 5 Tahun)

B. Pelaksanaan Discharge Planning


Petunjuk :

1. Evaluasi ini bukan untuk menilai tetapi untuk mengetahui persepsi perawat
terhadap pelaksanaan discharge planning
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan sejujur-jujurnya
3. Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan jawaban anda.
4. TD (Tidak Dilakukan), JS (Jarang Sekali), JD (Jarang Dilakukan), SD (Sering
Dilakukan), SS (Sangat Sering)

No. Pertanyaan TD JS JD SD SS
Setiap pasien yang mau pulang
1
dilakukan discharge planning.
Setiap pasien yang mau pulang
2
diberikan healt education.
Setiap pasien yang mau pulang
3 diajarkan cara perawatan mandiri
dirumah.
Setiap pasien yang mau pulang anda
4 berikan discharge planning minum
obat.
Dorongan untuk melakukan discharge
5
planning timbul dari diri anda sendiri.
Kepala ruangan memimpin discharge
6
planning.
Pelaksanaan discharge planning
7
dilakukan di nurse station.
Discharge planning yang anda lakukan
8
sesuai dengan prosedur.

Setiap pasien pulang paksa dilakukan


9
discharge planning.
Saat melakukan discharge planning,
10
anda memberikan brosur/leaflet.
Meskipun anda sibuk dengan urusan
11 anda, anda tetap melaksanakan
discharge planning.
Saat memberikan discharge planning
12
anda menggunakan bahasa daerah.
Apakah bahasa yang anda gunakan
dalam melakukan discharge planning,
13
mengalami kesulitan untuk dipahami
pasien.
Apakah setiap anda melakukan
discharge planning, anda melakukan
14
pendokumentasian dari discharge
planning yang telah anda lakukan.
C. Persepsi Tentang Discharge Planning

Petunjuk :

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan sejujur-jujurnya


2. Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan jawaban anda.

No. Pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah Anda mengerti tentang discharge
planning?
2 Apakah Anda memberikan penjelasan tentang
health education, cara minum obat dan
perawatan mandiri dirumah?
3 Apakah Anda bersedia melakukan discharge
planning?
4 Apakah discharge planning itu penting
dilakukan?
5 Apakah Anda memberikan discharge
planning pada pasien yang baru masuk RS?
6 Apakah Anda melakukan discharge planning
hanya ketika pasien pulang saja?
7 Apakah discharge planning dilakukan setelah
pelunasan administrasi?
8 Apakah Anda memberikan discharge
planning hanya pada pasien tertentu saja?
9 Apakah discharge planning perlu diberikan
pada pasien anak-anak?
10 Apakah discharge planning juga perlu
diberikan pada keluarga pasien?
Lampiran 9

MASTER DATA RESPONDEN


PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

Masa Pertanyaan
No Nama JK Umur Pendidikan
Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 D 1 23 1 2 3 3 3 5 2 3 5 2 3 1 3 3 4 1
2 A 2 24 1 3 2 1 3 4 2 3 5 1 2 4 2 1 2 3
3 D 1 22 1 6 3 2 2 1 2 3 4 5 4 2 2 3 2 4
4 H 2 25 1 1 4 2 1 3 2 4 2 3 5 3 2 1 2 3
5 P 2 30 1 8 3 3 2 3 1 4 2 3 5 2 1 3 2 2
6 N 2 24 1 4 3 3 3 1 2 4 5 3 2 4 2 1 5 2
7 A 1 33 2 7 4 4 4 5 5 3 5 5 3 1 5 4 4 1
8 N 2 32 2 9 3 3 2 2 3 4 1 2 3 2 2 5 3 4
9 E 2 35 1 2 4 4 3 5 5 4 2 3 5 4 5 5 4 2
10 N 2 22 1 3 2 2 2 3 2 1 3 4 5 3 2 3 2 3
11 V 2 25 1 4 3 3 3 3 4 2 1 2 3 2 4 4 5 4
12 R 1 29 2 2 3 2 2 3 4 3 4 5 2 3 2 2 5 2
13 A 1 27 2 10 4 4 5 5 3 4 5 3 4 4 5 2 3 4
14 W 1 21 1 5 5 2 2 4 3 2 3 3 2 3 4 1 1 2
15 K 1 29 2 7 3 4 5 4 4 5 5 4 3 2 4 5 3 2
16 D 2 30 1 3 3 2 2 1 5 3 4 3 5 3 2 3 3 1
Masa Pertanyaan
No Nama JK Umur Pendidikan Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 J 1 22 2 9 2 3 3 2 1 4 3 2 5 2 3 1 1 2
18 A 2 34 1 4 4 5 5 3 2 1 4 4 5 3 2 1 2 5
19 F 2 26 1 8 3 2 5 4 3 4 1 1 4 1 1 2 3 4
20 D 2 32 2 6 5 5 5 4 5 3 4 4 5 2 3 1 3 4
21 J 1 27 2 2 5 4 4 3 5 4 5 5 2 3 4 5 3 4
22 I 1 30 1 3 2 3 2 2 1 4 3 2 4 5 3 4 3 1
23 I 1 33 1 9 4 4 3 5 3 1 4 5 4 3 1 4 5 3
24 M 2 34 2 2 3 3 2 2 1 3 4 5 3 4 5 2 1 2
25 H 1 26 2 3 5 5 5 4 3 4 5 2 1 3 4 4 5 5
26 M 1 25 1 4 1 1 2 3 3 2 3 4 4 5 3 2 5 2
27 D 1 33 1 9 3 4 5 1 3 4 3 5 5 3 2 3 3 2
28 A 2 34 2 7 3 3 5 4 5 4 4 5 2 3 5 4 4 5
29 Y 2 36 2 2 4 5 5 4 5 3 4 2 5 4 3 5 5 4
30 P 2 26 1 8 5 5 5 3 4 2 3 4 5 3 4 5 3 2
31 A 1 27 1 4 4 5 5 4 3 4 4 2 3 5 1 3 4 5
32 D 2 32 1 7 3 2 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 2
33 R 1 28 2 5 2 2 2 3 3 1 2 3 2 4 4 5 2 1
Skor 110 105 109 104 101 103 116 111 119 99 97 98 104 93

1
MASTER DATA RESPONDEN
PERSEPSI PERAWAT

Pertanyaan
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 D 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
2 A 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
3 D 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
4 H 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
5 P 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
6 N 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
7 A 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8 N 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
9 E 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
10 N 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
11 V 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
12 R 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
13 A 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
14 W 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
15 K 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
16 D 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0

1
Pertanyaan
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
18 A 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
19 F 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
20 D 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
21 J 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
22 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
23 I 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
24 M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
25 H 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
26 M 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
27 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
28 A 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
29 Y 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
30 P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
31 A 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
32 D 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
33 R 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
Skor 23 23 19 22 22 16 16 21 17 17 23 23 19 22

1
Lampiran 10

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN


DISCHARGE PLANNING DI RUANG RAWAT INAP MEDANG DAN
KULIM RSUD SEKAYU TAHUN 2018

Frequencis

Statistics

hasilpersepsi hasilpelaksanaan usiaresponden kerja

N Valid 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0

Median 6,00 41,00 28,00 4,00

Frequencis Table
hasilpersepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 3 9,1 9,1 9,1

4 7 21,2 21,2 30,3

5 2 6,1 6,1 36,4

6 5 15,2 15,2 51,5

7 10 30,3 30,3 81,8

8 5 15,2 15,2 97,0

9 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0


hasilpelaksanaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 34 1 3,0 3,0 3,0

35 1 3,0 3,0 6,1

36 3 9,1 9,1 15,2

37 3 9,1 9,1 24,2

38 1 3,0 3,0 27,3

39 3 9,1 9,1 36,4

40 4 12,1 12,1 48,5

41 1 3,0 3,0 51,5

42 1 3,0 3,0 54,5

43 1 3,0 3,0 57,6

46 2 6,1 6,1 63,6

49 1 3,0 3,0 66,7

52 1 3,0 3,0 69,7

53 4 12,1 12,1 81,8

55 3 9,1 9,1 90,9

56 2 6,1 6,1 97,0

58 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0


usiaresponden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21 1 3,0 3,0 3,0

22 3 9,1 9,1 12,1

23 1 3,0 3,0 15,2

24 2 6,1 6,1 21,2

25 3 9,1 9,1 30,3

26 3 9,1 9,1 39,4

27 3 9,1 9,1 48,5

28 1 3,0 3,0 51,5

29 2 6,1 6,1 57,6

30 3 9,1 9,1 66,7

32 3 9,1 9,1 75,8

33 3 9,1 9,1 84,8

34 3 9,1 9,1 93,9

35 1 3,0 3,0 97,0

36 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0


kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 3,0 3,0 3,0

2 6 18,2 18,2 21,2

3 5 15,2 15,2 36,4

4 5 15,2 15,2 51,5

5 2 6,1 6,1 57,6

6 2 6,1 6,1 63,6

7 4 12,1 12,1 75,8

8 3 9,1 9,1 84,8

9 4 12,1 12,1 97,0

10 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0

1. ANALISA UNIVARIAT

Frequencies

Statistics
PELAKSA
NAAN
PENDIDIK MASAKE PERSEP
JK UMUR DISCHARG
AN RJA SI
E
PLANNING
N Valid 33 33 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table

umurresponden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ≤28tahun 17 51,5 51,5 51,5
>28tahun 16 48,5 48,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

sex
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 16 48,5 48,5 48,5
Perempuan 17 51,5 51,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

didik
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid d3
20 60,6 60,6 60,6
keperawatan
s1 keperawatan 13 39,4 39,4 100,0
Total 33 100,0 100,0

masakerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1-5tahun 19 57,6 57,6 57,6
>5tahun 14 42,4 42,4 100,0
Total 33 100,0 100,0

persepsidischargeplanning
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 16 48,5 48,5 48,5
tidakbaik 17 51,5 51,5 100,0
Total 33 100,0 100,0
pelaksanaandischargeplanning
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ya 15 45,5 45,5 45,5
tidak 18 54,5 54,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

2. ANALISA BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PERSEPSI *
PELAKSANAANDIS 33 100,0% 0 0,0% 33 100,0%
CHARGEPLANNING

Crosstab
pelaksanaandischargeplanning
ya tidak Total
Persepsi discharge Baik Count 11 5 16
planning Expected Count 7,3 8,7 16,0
% within
persepsidischarge 68,8% 31,3% 100,0%
planning
% of Total 33,3% 15,2% 48,5%
Tidak Count 4 13 17
baik Expected Count 7,7 9,3 17,0
% within
persepsidischarge 23,5% 76,5% 100,0%
planning
% of Total 12,1% 39,4% 51,5%
Total Count 15 18 33
Expected Count 15,0 18,0 33,0
% within
persepsidischargep 45,5% 54,5% 100,0%
lanning
% of Total 45,5% 54,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 6,798 1 ,009
Continuity Correctionb 5,097 1 ,024
Likelihood Ratio 7,050 1 ,008
Fisher's Exact Test ,015 ,011
Linear-by-Linear
6,592 1 ,010
Association
N of Valid Cases 33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,27.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency
,413 ,009
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 33
Lampiran 14

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai