PENCEGAHAN PASIEN
RISIKO JATUH
2022
RUMAH SAKIT BUNDA
SEJATI
(AN-NISA GROUP)
Jl. Prabu Siliwangi No.11, Kel. Keroncong, Kec. Jatiuwung, Telp. (021) 5900136 – 59315850
Kota Tangerang, Banten, 15134
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH
DIREKTUR RS BUNDA SEJATI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Panduan Pasien Risiko Jatuh sebagaimana terlampir
dalam surat Peraturan Direktur ini. Adapun kebijakan tersebut
terlampir dalam surat peraturan ini, dan menjadi satu kesatuan tak
terpisahkan.
Kedua : Dengan dikeluarkannya peraturan direktur ini, maka apabila terdapat
peraturan yang bertentangan dengan peraturan direktur ini maka
peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di :Tangerang
Pada tanggal :03 Mei 2022
DIREKTUR RS BUNDA SEJATI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telahmemberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun buku panduan Pencegahan Pasien
Jatuh.
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin berkembang
seiring demgan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di lain pihak rumah sakit
dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntut agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi jaminan keselamatan pasien ( patient
safety).
Untuk hal tersebut rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ada di
Indonesia perlu ditingkatkan pelayanan khususnya dalam pencegahan dan pengendalian
Infeksi.
Buku Panduan Pencegahan Pasien Resiko Jtauh ini sangat penting bagi petugas yag
bekerja di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Pencegahan dan
Pengendalian Pasien Resiko Jtauh, bukan saja untuk para petugas tetapi juga pasien,
pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna.Untuk itu kami harapkan
masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I : DEFINISI
A. Pengertian ......................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................2
A. Ruang lingkup......................................................................................................3
B. Faktor resiko........................................................................................................3
A. Tujuan ............................................................................................................. 13
B. Atur pelaporan pasien jatuh............................................................................. 13
.
BAB V DOKUMENTASI
i
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Program keselamatan pasien rumah sakit atau lebih dikenal dengan istilah patien
safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman. Komponen – komponen yang termasuk didalamnya adalah pengkajian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau
tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh
ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
Pencegahan dan Penanganan kejadian jatuh pada pasien Keselamatan pasien
merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam rangka menurunkan risiko cedera
akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan melakukan penilaian ulang
terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam memberikan intervensi
yang sesuai prosedur.
Kejadian jatuh tak disengaja kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja
(misalnya terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini tidak
dapat diidentifikasi sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak dikategorikan dalam
risiko jatuh. Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan menyediakan lingkungan
yang aman.
Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab
fisik tidak dapat diidentifikasi.
Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan) kejadian jatuh yang terjadi pada
pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor asesmen risiko jatuh)
B. Tujuan
2
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan
”Assesment Risiko Jatuh” (Skala Morse untuk pasien dewasa, Humpty Dumpty
untuk pasien anak dan Pengkajian Up and Go untuk pasien rawat jalan).
2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien yang memiliki risiko jatuh yang
dilakukan pada saat transfer antar ruangan, hari ke 3 perawatan dan atau bila ada
perubahan pada kondisi pasien.
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang jatuh
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan jatuh secara komprehensif
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. RUANG LINGKUP
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien
rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa
meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol,
penelitian terhadap gaya/cara jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan
yang digunakan oleh pasien.
Program pencegahan dan penanganan kejadian jatuh pada pasien meliputi:
1. Asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah - langkah yang diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
3. Monitoring hasil dari langkah-langkah yang telah dilakukan, baik tentang
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak sengaja.
B. FAKTOR RISIKO
4
Kejang
Pingsan
Aritmia jantung
Serangan jantung
2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan
a. Ekstrinsik yang dapat diatasi
Lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang
kurang terang atau silau, lantai yang basah atau licin, tempat
berpegangan yang tidak kuat, kabel longgar
Kursi atau tempat tidur yang beroda
Dudukan toliet rendah
Peralatan yang rusak/ tidak aman
Tempat tidur yang terlalu tinggi
Alas kaki yang tidak pas
Rawat inap yang berkepanjangan
b. Ekstrinsik yang tidak dapat diantisipasi, diantaranya : reaksi pasien terhadap
obat obatan, seperti pasien yang mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi,
diuretik, antidepresan, hipnotik,analgetik dan psikotropik memili faktor risiko
seseorang untuk jatuh.
BAB III
5
TATALAKSANA
6
Skor 4 jika ada diagnosa medis kelainan Neurologi
Skor 3 jika ada diagnosa medis perubahan dalam Oksigenasi
/masalah Saluran Napas, Dehidrasi, Anemia, Anoreksia, Sinkop/sakit kepala,
dll
Skor 2 jika ada diagnosa medis Kelainan Psikis/Perilaku
Skor 1 jika diagnosa medis selain diagnosa diatas.
d. Faktor Lingkungan :
Skor 4 jika pasien ada riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/balita
Skor 3 jika pasien menggunakan alat bantu atau bayi dalam ayunan
Skor 2 jika pasien berada ditempat tidur standar
Skor 1 jika pasien di luar ruang rawat
e. Respon terhadap Operasi/Obat Penenang/efek anestesi :
obat penenang/efek anestesi dalam 24 jam terakhir
Skor 2 jika pasien setelah operasi/mendapat obat penenang/efek anestesi
dalam 48 jam terakhir
Skor 1 jika pasien setelah operasi/mendapat obat penenang/ efek anestesi
dalam waktu > 48 jam.
f. Penggunaan Obat :
Skor 3 jika pasien menggunakan obat sedative (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik, barbiturat, fenotiazin, anti
depresan, Laksans/Diuretika, narkotik dan pengobatan diatas
Skor 2 jika pasien menggunakan salah satu dari pengobatan di atas
Skor 1 jika pasien menggunakan pengobatan lain.
b. Diagnosis sekunder:
Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
7
Skor 0 jika tidak
c. Bantuan berjalan:
Skor 30 jika pasien berpegangan pada furnitur untuk topangan
Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker,
Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/dibantu, menggunakan kursi
roda, atau bed rest dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali.
d. Terpasang infus:
Skor 25 jika pasien diinfus
Skor 0 jika pasien tidak diinfus
e. Gaya berjalan / berpindah:
Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit
dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan
melambung (menggunakan beberapa kali upaya untuk bangkit). Kepala
tertunduk, melihat kebawah. Karena keseimbangan pasien buruk, beliau
menggenggam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan
tanpa bantuan.
Skor 15 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat
kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-
pendek dan mungkin diseret.
Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan kepala tegak,
lengan terayun bebas di samping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-ragu,
pasien bed rest/imobilisasi.
f. Status mental
Skor 15 jika pasien sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki
Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal. Tanyakan
pada pasien, “ Apakah Bapak/Ibu dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau
perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan
kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal
8
Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau
meja/ benda lain sebagai penopang saat akan duduk
b. Hasil
Tidak berisiko : tidak ada temuan a&b
Risiko rendah : titemukan salah satu a/b
Risiko tinggi : ditemukan a&b
c. Tindakan
Tidak berisiko : tidak ada tindakan
Risiko rendah : edukasi
Risiko tinggi : pasang stiker kuning
RESIKO JATUH
9
D. Proses serah terima pasien dengan risiko jatuh dari IGD keruangan rawat inap
a. Proses serah terima dilakukan di ruangan rawat inap.
b. Perawat ruangan memperkenalkan diri kepada pasien, kemudianakan mengecek
kembali penilaian awal dan skoring pasien risiko tinggi.
c. Perawat ruangan akan mengecek kembali stiker risiko pasien yang dipakai dan
akan mengkonfirmasi ulang tentang kegunaan gelang tersebut kepada pasien.
10
c. Jika memungkinkan posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci,
kedua sisi pegangan tempat tidur tepasang dengan baik
d. Pastikan pasien sudah memakai stiker kuning untuk risiko jatuh
e. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, bel panggilan,
air minum, kacamata)
f. Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
g. Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
h. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan bersih dan
berfungsi)
i. Pantau efek obat-obatan dan jelaskan ke pasien/keluarga untuk obat-obatan
yang ada efek mengantuk
j. Letakkan urinal dalam jangkauan dan panggil perawat untuk bantu pasien ke
kamar mandi
k. Pastikan pasien aman saat duduk di tempat tidur atau toilet
l. Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
m. Kunjungi pasien setiap 2 jam
H. Kategori risiko jatuh : lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut
a. Beri tanda Risiko Jatuh di pintu kamar pasien
b. Beri penanda berupa stiker berwarna kuning yang dipakaikan di gelang identitas
pasien
c. Sandal anti-licin
d. Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot setiap 2 jam (saat
pasien bangun), dan secara periodik (saat malam hari)
e. Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
f. Nilai kebutuhan akan:
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Pastikan posisi tempat tidur rendah dan kedua sisi pegangan tempat tidur
terpasang baik
Lokasi kamar tidur berdekatan dengan nurse station (bila
memungkinkan)
11
1. Perawat segera memeriksa pasien
2. Dokter yang bertugas akan segera diberitahu untuk menentukan evaluasi lebih lanjut
3. Perawat akan mengikuti tatalaksana yang diberikan oleh dokter
4. Pindahkan kamar pasien lebih dekat dengan pos perawat (nurse station) bila
memungkinkan
5. Pemeriksaan neurologi dan tanda vital
6. Pasien yang diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur harus ditemani oleh petugas
dalam 24 jam pertama, lalu dilakukan asesmen ulang
7. Dengan persetujuan dari pasien, keluarga akan diberitahukan jika pasien mengalami
kejadian jatuh, termasuk cedera yang ditimbulkan
8. Perawat yang menyaksikan kejadian jatuh atau menemukan pasien jatuh akan
mengisi laporan kejadian/insidens dan memberikannya ke Kepala Ruangan ruangan.
9. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan upaya pencegahannya kepada pasien
dan keluarga
10. Risiko jatuh pasien akan dinilai ulang menggunakan “Pengkajian risiko jatuh pasien
rawat inap”, lalu akan ditentukan intervensi dan pemilihan alat pengaman yang
sesuai.
12
6. Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika
memungkinkan)
13
BAB IV
A. Tujuan
1. Apabila terjadi suatu insiden pasien jatuh di RSIA Bunda Sejati, wajib segera ditindak
lanjuti (dicegah/ ditangani) untuk mengurangi dampak yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjut, segera dibuat laporan insiden pasien jatuh dengan mengisi
Formulir laporan Insiden pada akhir jam kerja/ shift kepada penanggung jawab shift.
3. Setelah selesai mengisi laporan segera serahkan kepada penanggung jawab shift
yang dinas pada saat itu, penanggung jawab shift akan melaporkan pada Kepala
Ruangan / PJ Unit .
4. Kepala Ruangan / Champion akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berkut :
o Grade biru : investigasi sederhana oleh Kepala Ruangan, Champion dan
penanggung jawab shift, waktu maksimal 1 minggu.
o Grade hijau : investigasi sederhana oleh kepala ruangan dan PJ Unit , waktu
maksimal 2 minggu.
o Grade kuning : Investigasi komprehensif / Analisa akar masalah/ RCA oleh tim
KPRS waktu maksimal 45 hari
o Grade merah : investigasi komprehensif / Analisa akar masalah/ RCA oleh tim
KPRS waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke tim KPRS.
7. Tim KPRS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan
regarding.
14
8. Untuk Grade kuning/ merah tim KPRS akan melakukan analisa akar masalah/ RCA.
9. Setelah melakukan RCA, tim KPRS akan membuat lapopran dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk/ safety allert untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
10. hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Manager Pelayanan.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik kepada unit
terkait.
12. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KPRS.
15
BAB V
DOKUMENTASI
A. Assesment Humpty Dumpty
Sko
Parameter Kriteria Skor Pasien
r
Kurang dari 3 Tahun 4
3 - 7 Tahun 3
Umur
7 - 13 Tahun 2
>13 Tahun 1
Laki-laki 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Kelainan Neurologi 4
Diagnosis Lain 1
Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/balita 4
Pasien menggunakan alat bantu atau bayi dalam ayunan 3
Faktor
Lingkungan Pasien berada di tempat tidur standar 2
Pengobatan lain 1
TOTAL
Skor 7-11: Risiko Rendah untuk jatuh
16
Skor ≥ 12 : Risiko Tinggi untuk jatuh.
b. Skala Morse untuk pasien dewasa
Skor
Faktor Risiko Skala Poin
Pasien
Tidak 0
Riwayat jatuh
Ya 25
diagnosis medis) Ya 25
Tidak 0
Terpasang infus
Ya 25
Terganggu 30
Total
Kategori:
1. Risiko tinggi = ≥ 45
2. Risiko sedang = 25 – 44
3. Risiko rendah = 0 – 24
c. ASSESMEN RISIKO PASIEN JATUH RAWAT JALAN GET UP AND GO
17
1. Pengkajian
No Penilaian/Pengkajian Ya Tidak
1. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung
2. Hasil
3. Tindakan
2 Resiko Edukasi
Rendah
18
Edukasi
Dokumentasi :
19
PANDUAN PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH
20