Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LELES
Jln. Pramuka No. 4 Kecamatan Leles Kode Pos 44152
Email : puskesmasleles@gmail.com
GARUT

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LELES


NOMOR : 275/A/PKM-LLS/V/2017

TENTANG

PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS


UPT PUSKESMAS LELES

Kepala UPT Puskesmas Leles

Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif,


efisien, dan berkualitas serta dapat dipertanggungjawaban
secara hukum, perlu diatur adanya Peraturan Internal
Puskesmas.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a perlu menetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas tentang Peraturan Internal Puskesmas
c. Bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh
karyawan harus melaksanakan serta mentaati Peraturan
Internal Puskesmas.

Mengingat : a. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN);
d. Peraturan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
g. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 971 Tahun 2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
kesehatan Nasional
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
j. Keputusan Menteri ; Republik Indonesia Nomor : 755 /
Menkes / PER/IV / 2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik;
k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di
Puskesmas.
l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal 10 Februari 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TENTANG
PERATURAN INTERNAL UPT PUSKESMAS LELES

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


a. Daerah adalah Kabupaten Garut
b. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945
c. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
e. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas
adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten beserta
jejaringnya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Kelililing, dan Poliklinik
Kesehatan Desa).
f. Izin Operasional Puskesmas adalah Izin yang diberikan kepada Puskesmas
termasuk jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
g. Izin Operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi
persyaratan meliputi : Administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar
Pelayanan Puskesmas, Sarana Dan Prasarana Puskesmas serta Sumber
daya Manusia
h. Komite Medik Puskesmas adalah perangkat Puskesmas yang menjamin
tata kelola klinis ( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan
menjaga kualitas dan profesionalitas staf medis, melalui mekanisme
kredensial, peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan etika dan
disiplin profesi medis.
i. Peraturan Internal UPT Puskesmas Leles adalah produk hukum yang
merupakan anggaran rumah tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh
Puskesmas atau yang mewakili, yang mengatur tentang hubungan antara
Kepala Puskesmas, Staf Medis, Staf Keperawatan, dan non medis
j. Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege ) adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam
lingkungan Puskesmas untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan
berdasarkan penugasan klinis ( Clinical Appointment ).
k. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur
dalam lini organisasi
l. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab dan wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya di dasarkan pada keahlian
dan atau ketrampilan tertentu serta memiliki ijin praktek di Puskesmas
m. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan
pendidikan kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.
BAB II
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS LELES
Pasal 2.
Nama, Tujuan, Visi, Misi, Filosofi dan Nilai-nilai Dasar

1. Nama Puskesmas ini adalah UPT Puskesmas Leles


2. Peraturan Internal Puskesmas adalah aturan dasar yang mengatur tata
cara hubungan dan penyelenggaraan Puskesmas antara Pemilik, Kepala
Puskesmas, dan karyawan Puskesmas yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Puskesmas
3. Visi Puskesmas UPT Puskesmas Leles adalah Terwujudnya Puskesmas
Leles Sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat yang Inovatif Tanggap dan
Andal (INTAN) ditandai dengan Petugasnya memberikan pelayanan PRIMA
dan masyarakatnya yang mandiri untuk hidup sehat guna mendukung
akselerasi peningkatan IPM Kabupaten Garut
4. Misi Puskesmas adalah :
a. Melayani kepentingan masyarakat dalam bidang kesehatan secara
efektif dan efisien.
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu, Adil dan Merata.
c. Mewujudkan pelayanan kesehatan PRIMA.
d. Membina kemitraan internal dan eksternal
e. Memberdayakan dan mengembangkan masyarakat dalam hal
kesiapsiagaan di tingkat desa
5. Filosofi Puskesmas Leles Puskesmas melayani secara ikhlas dengan
dilandasi Inovatif, Tanggap dan Andal.
6. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui hasil kegiatan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan
serta menyusun rencana tahunan kegiatan UPT Puskesmas Leles.
b. Tujuan Khusus
Dapat melakukan analisa situasi dan menentukan prioritas masalah.
Dapat menentukan intervensi upaya kesehatan dan penyusunan
upaya kesehatan.
Dapat melakukan perhitungan anggaran kesehatan dan operasional
Puskesmas
6. Motto adalah Dengan Hati Ikhlas dan kemampuan terbaik kamik siap
melayani anda.
7. Budaya Kerja Pelayanan kepada masyarakat dengan melayani secara
PRIMA
1. P : Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dala memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik.
2. R : Ramah
Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dadn
rekan sekerja.
3. I : Insiatif dan Inovatif
Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif serta
memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
4. M : Malu
Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
5. A : Akuntable
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.

BAB II
PEMILIK
Pasal 3
Pemilik UPT Puskesmas Leles adalah Pemerintah Kabupaten Garut.

Pasal 4
Pemerintah Kabupaten Garut, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,
bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan
perkembangan Puskesmas sesuai yang diharapkan dan diinginkan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas

Pasal 6
1. Pemerintah Kabupaten Garut bertanggungjawab kepada rakyat melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut atas kelangsungan hidup,
kelancaran dan perkembangan Puskesmas.
2. Pemerintah Kabupaten Garut ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian
akibat kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan Puskesmas
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut berkewajiban untuk melakukan
pembinaan dalam peningkatan mutu pelayanan Puskesmas
4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak
mendapatkan dukungan dana, sarana, dan prasarana untuk memperkuat
pelayanan seperti pengadaan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Posyandu dan Poskesdes.

BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 7

1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari Struktur


Organisasi dan Tata Kelola
2. Struktur Organisasi Puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
d. Jaringan dan jejaring Pelayanan Puskesmas
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi,
standar pelayanan, Standar Prosedur Operasional, dan Informasi Manajemen
Puskesmas
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan Puskesmas

Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar
pelayanan Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan
pelayanan Kesehatan Perorangan dan pelayanan Kesehatan Masyarakat
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. Upaya Kesehatan Wajib
b. Upaya kesehatan Pengembangan
c. Upaya kesehatan Perseorangan Primer
4. Upaya pelayanan kesehatan Wajib sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a
meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. Upaya Upaya Kesehatan Sekolah
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
5. Upaya Kesehatan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b terdiri dari
b. Upaya Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Olahraga
d. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Kerja
f. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
g. Upaya Kesehatan Jiwa
h. Upaya Kesehatan Mata
i. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
j. Upaya Pembinaan Pengobat Tradisioal
6. Upaya Kesehatan perseorangan Primer sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c, berupa :
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. Rawat Inap dengan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar
(PONED)

Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1. UPT Puskesmas Leles dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas,yang secara


teknis fungsional dan taktis operasional bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
2. Persyaratan untuk Kepala Puskesmas harus seorang sarjana di bidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat
3. Jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III B
4. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat
eselon IIIB, ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan Kepala
Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (2)
5. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (4) memiliki kewenangan
yang setara dengan pejabat tetap
6. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna waktu, tenaga kesehatan
lain dan tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan
kualifikasinya.
7. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha yang
merupakan Pejabat Struktural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
8. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin oleh seorang dokter yang
merupakan Pejabat Fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
9. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain dipimpin oleh seorang Perawat /
Bidan atau petugas kesehatan lain yang merupakan Pejabat fungsional,
dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Puskesmas

Pasal 10
Sumber Daya Manusia

1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan


pelaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi pelaksana
tugas-tugas Puskesmas agar efektif, efisien dan berkualitas sesuai tujuan
Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar pengadilan.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan
Puskesmas sebagaimana digariskan oleh Bupati Garut atas nama Pemerintah
Kabupaten Garut.
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana AnggaranTahunan Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai struktur
organisasi dan tata kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Koordinator
Upaya Kegiatan dan Satuan Pengawas Internal.
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota
Satuan Pengawas Internal, dan Koordinator Upaya Kesehatan di lingkungan
Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas.

Pasal 11
Prosedur Kerja

1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan prinsip


koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun
dengan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam
lingkungan Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan
Koordinator Upaya Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan
sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan
petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Koordinator Upaya Kesehatan,
menyampaikan laporan kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya saling berkoordinasi dengan Pejabat Non Struktural
terkait, dan Satuan Kerja terkait dengan lingkungan Pemerintah Kabupaten
Garut.
6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Upaya
pelayanan/Koordinator Pelayanan wajib mengadakan evaluasi kinerja dan
melaksanakan tindak lanjut hasil evalusi.

Pasal 12
Mini lokakarya Puskesmas

1. Mini lokakarya Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan


secara rutin di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala
Puskesmas, merupakan proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas
dengan pendekatan sistem
2. Mini lokakarya Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sekali.
3. Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan Puskesmas sesuai dengan tugas, kewenangan dan
kewajibannya.
4. Keputusan Minilokakarya Puskesmas diambil berdasarkan musyawarah
mufakat, bila tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara
terbanyak.
5. Hasil Minilokakarya Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action (POA)
Puskesmas
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL

Pasal 13
Satuan Pengawas Internal

1. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang


bertanggungjawab melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber
daya Puskesmas.
2. Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), meliputi : pengawasan terhadap sumber daya
manusia, sarana prasarana, kegiatan pelayanan serta administrasi keuangan
Puskesmas.

BAB V
Kewenangan Klinis ( CLINICAL PRIVILEGE )

Pasal 14
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik,
semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di
Puskesmas dilakukan atas penugasan klinis ( Clinical Appointment ) dari
Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan, klinis ( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui
penerbitan surat penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan
oleh kepala Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat
penugasan klinis ( clinical appointment ) tanpa rekomendasi Komite Medik.

BAB V
Penugasan Klinik (CLINICAL APPOINTMENT)

Pasal 15

Setiap staf medis dan Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus
memiliki surat penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis
berdasarkan rincian kewenangan klinis ( delineation of clinical privilege ) setiap
staf medis yang direkomendasikan oleh Komite Medik.

Pasal 16
Komite Medis

1. Komite Medik adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola klinis
( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu
profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Komite Medis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Fungsi Komite Medis :
Memberikan saran kepada kepala Puskesmas
Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan.
5. Tugas Komite Medis :
a. Membantu Kepala Puskesmas menyusun :
Daftar Pelayanan Medis
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico legal.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko legal.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non
medis.
d. Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan
pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staff medis
e. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
f. Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.
g. Membuat laporan kegiatan

Pasal 17
Mekanisme Pengawasan

1. Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan internal


keuangan dan operasional , menilai pengendalian, pengelolaan dan
pelaksanaannya pada Puskesmas serta memberikan saran-saran
perbaikannya.
2. Komite Medik melakukan pengawasan internal di bidang praktik
kedokteran dalam rangka penyelenggaraan pelayanan profesi agar sesuai
dengan standar dan etika profesi.
Pasal 18
Tata Urutan Peraturan
1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman
semua peraturan dan kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan
Keputusan Kepala Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur operasional
yang mengacu pada Peraturan Internal Puskesmas.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen
Puskesmas tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Internal
Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Peraturan Internal Puskesmas.
b. Keputusan Kepala Puskesmas
c. Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki struktural,
Kepala kelompok Non Struktural/ Fungsional untuk hal hal yang
teknis operasional di bidangnya dan dipertanggung jawabkan kepada
atasan langsung.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat Peraturan ini


disahkan, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh
Kepala Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditemukan
hal-hal yang sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan
penyempurnaan, yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas.

Pasal 20
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Ditetapkan : Di Garut
Pada tanggal : 09 Mei 2017

Kepala UPT Puskesmas Leles

HARRY MULYONO SOEGENG

PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS


BAB 1

PERATURAN INTERNAL STAF ADMINISTRASI

Pasal 1

Peraturan internal administrasi kesehatan bertujuan :


1. Untuk menyelenggarakan tata kelola manajement puskesmas yang baik
sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku
2. Untuk memberikan dasar hukum bagi karyawan puskesmas
3. Untuk menjamin dan melindungi kinerja karyawan

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


( MEDICAL STAFF BY LAWS )

Pasal 2

Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff by Laws ) bertujuan :


1. Untuk menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik ( Good Clinical
Governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi
dan penegakan disiplin profesi.
2. Untuk memberikan dasar hukum bagi mitra dalam pengambilan
keputusan profesi melalui Komite Medis.
3. Untuk menjamin dan melindungi keselamatan pasien.

KEWENANGAN KLINIS ( CLINICAL PRIVILEGE )

Pasal 3

5. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik,


semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di
Puskesmas dilakukan atas penugasan klinis ( Clinical Appointment ) dari
kepala Puskesmas.
6. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan, klinis ( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui
penerbitan surat penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
7. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan
oleh kepala Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
8. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat
penugasan klinis ( clinical appointment ) tanpa rekomendasi Komite Medik.
9. Rekomendasi Komite medik sebagimana dimaksud pada ayat 3 diberikan
setelah dilakukan kredensial.

PENUGASAN KLINIK ( CLINICAL APPOINTMENT )

Pasal 4

Setiap staf medis dan keperawatan yang melakukan asuhan medis harus
memiliki surat penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis
berdasarkan rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege) setiap
staf medis yang direkomendasikan oleh Komite Medik.

Pasal 5

Rapat Komite Medis terdiri dari :


a. Rapat Rutin
b. Rapat Khusus
Rapat rutin diselenggarakan 1 ( satu ) bulan sekali, sedangkan rapat
khusus diselenggarakan setiap saat apabila ada kepentingan yang
mendesak.

Pasal 6
Staf Medis Fungsional

1. Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di UPT


Puskesmas Leles .
2. Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis,
pengobatan, penanggulangan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, pengasuhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta
penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan diri sebagai insan
profesi.
3. Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medis Fungsional dikelompokkan
sesuai dengan keahliannya.
4. Setiap kelompok Staf Medis Fungsional dipimpin oleh Ketua yang diangkat
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

BAB 2

PERATURAN PELAKSANA TATA KELOLA KLINIS

Pasal 7

Aturan Profesi

1. Pemberian pelayanan medis dengan mengacu standar pelayanan dan


standar prosedur operasional yang berlaku di Puskesmas .... serta
kebutuhan medis pasien.
2. Setiap staf medis yang melakukan ashuan medis atau tindakan medis
kepada seorang pasien disebut Dokter Penanggungjawab Pelayanan Medis.
3. Kewajiban melakukan konsultasi dan atau merujuk pasien kepada dokter,
dokter spesialis lain dengan disiplin sesuai Peraturan Tetap, sesuai sistem
rujukan dan sistem konsultasi di Puskesmas ... .
4. Kewajiban melaksanakan Inform Concent setiap akan melakukan tindakan
medis atau asuhan medis.

TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN


PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Pasal 8

Komite Medik berkewajiban mereview peraturan internal ini dan jika perlu
mengusulkan perubahan melalui Rapat Khusus

BAB 3

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

1. Peraturan Internal Puskesmas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


2. Apabila di kemudian hari ada kekeliruan dapat diubah kembali sesuai
dengan mekanisme yang berlaku
3. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahui, memahami dan
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Ditetapkan : Di Garut
Pada tanggal : 09 Mei 2017

Kepala UPT Puskesmas Leles

HARRY MULYONO SOEGENG


. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS(Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK
DSR PUSK 280507 1
2. PEMBANGUNAN KESEHATAN MEMPUNYAI VISI INDONESIA/
MASYARAKAT SEHAT , DIANTARANYADILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN
KESEHATAN OLEHPUSKESMAS DAN RUMAH SAKITSELAMA INI PEMERINTAH
TELAH MEMBANGUNPUSKESMAS DAN JARINGANNYA DI
SELURUHINDONESIA. RATA-RATA SETIAP KECAMATANMEMPUNYAI 2
PUSKESMAS, SETIAP 3 DESA MEMPUNYAI1 PUSKESMAS
PEMBANTUPUSKESMAS TELAH MELAKSANAKAN KEGIATAN DENGANHASIL
YANG NYATA, STATUS KESEHATAN MASYARAKATMAKIN MENINGKAT,
DITANDAI DENGAN MAKINMENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI, IBU,
MAKINMENINGKATNYA STATUS GIZI MASYARAKAT UMURHARAPAN HIDUP.
KEBJK DSR PUSK 280507 2
3. NAMUN HASIL PEMBANGUNAN TERSEBUT BELUMOPTIMALKARENA
MASIH TERDAPAT PERBEDAANBESAR STATUS KESEHATAN MASY
ANTARDAERAH DAN KELOMPOK MASYARAKAT. SELAINITU STATUS
KESEHATAN INDONESIA MSHRENDAH DIBANDINGKAN DGN
NEGARATETANGGA. KONDISI TSB DISEBABKAN OLEHBANYAK HAL
DIANTARANYA KARENA KONSEPPUSKESMAS BELUM SEPENUHNYA
MEMENUHIHARAPANKONSEP PUSKESMAS YG LAMA : SEOLAH PUSKESMAS
ADALAH PENANGGUNGJAWAB SELURUH MASALAH KESHTN VISI, MISI,
FUNGSI BLM JELAS PROGRAM TERLALU BANYAK PSM BELUM OPTIMAL
DIGERAKAN, DLL KEBJK DSR PUSK 280507 3
4. KAB/ KOTA SEHAT VISI PUSKESMAS MISI PUSKESMAS FUNGSI
PUSKESMASMANAJEMEN PUSK PROGR PUSKESMAS ASAS, ORGANISASI,
WAJIB LAINNYA - PENGEMBANGAN KETERLIBATAN RUJUKAN
MASYARAKAT( BDN PENYANTUN) TATA HUB KERJA (ESELON NAIK ?) KONSEP/
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS KEBJK DSR PUSK 280507 4
5. PEMANTAUAN - EVALUASI SIMPUS SP2TP DATA DAN INF
PERENCANAAN PENGGERAKAN /PELAKSANAANPUSKESMAS KASUSDINKES
KAB PROGRAMDINKES PROP UNIT KERJADEPKES SUMBERDAYA DUKUNGAN
SIMPUS THD PENGELOLAAN PROGRAM PUSKESMAS KEBJK DSR PUSK
280507 5
6. Latar belakang1. Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak
tahun 1968. Hasil yang dicapai cukup memuaskan, a.l: AKI : 373 (SKRT95)
334/100.000 kelahiran hidup (SDKI97) AKB : 60 (Susenas95) 51/1000
kelahiran hidup (Susenas 01) UHH : 45 tahun (70) menjadi 65 tahun (2000)2.
Sampai saat ini tercatat: Puskesmas : 7.277 (1.818 unit diantaranya
mempunyai fasilitas ruang rawat inap) Puskesmas pembantu : 21.587
Puskesmas keliling : 5.084 KEBJK DSR PUSK 280507 6
7. MASALAH Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara
jelas Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terlalu berat Sistem manajemen Puskesmas dengan
berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan. Puskesmas dan daerah tidak
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan
era desentralisasi KEBJK DSR PUSK 280507 7
8. .. lanjutan masalah Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang
berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat
Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal Sistem
pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa depan
KEBJK DSR PUSK 280507 8
9. PENGERTIAN PUSKESMAS Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis
Dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan SBG UNIT
PELAKSANA TEKNIS: melaksanakan sebagian tugas Dinas kesehatan Kab/kota
KEBJK DSR PUSK 280507 9
10. Visi Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat 2010Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu seara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya KEBJK DSR PUSK
280507 10
11. INDIKATOR KECAMATAN SEHATIndikator pencapaian : Lingkungan
sehat Perilaku sehat Cakupan pelayanan kesehatan yg bermutu Derajad
kesehatan penduduk kecamatan KEBJK DSR PUSK 280507 11
12. Misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Memelihara dan
meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya KEBJK DSR PUSK 280507 12
13. TUJUAN MENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN NASIONAL YAKNI MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN
KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG YANG BERTEMPAT TINGGAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBJK DSR PUSK 280507 13
14. FUNGSI PUSKESMAS PUSATPEMBANGUNAN PUSAT
PUSATBERWAWASAN PEMBERDAYAAN YANKES KESEHATAN KELG & MASY
STR I YANKES YANKESMAS PERORANGAN (PUBLIC GOODS) (PRIVATE GOODS)
KEBJK DSR PUSK 280507 14
15. FUNGSI (1)PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATANBerupaya menggerakkan lintas sektor dandunia usaha di wilayah
kerjanya agarmenyelenggarakan pembangunan ygberwawasan kesehatanAktif
memantau dan melaporkan dampakkesehatan dari penyelenggaraan
setiapprogram pembangunan di wilayah kerjanyaMengutamakan pemeliharaan
kesehatan danpencegahan penyakit tanpa mengabaikanpenyembuhan dan
pemulihan KEBJK DSR PUSK 280507 15
16. FUNGSI (2) PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga & masyarakat : Memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaan Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan KEBJK DSR PUSK 280507 16
17. FUNGSI (3) PUSAT PELAYANAN KESEHATAN STRATA
PERTAMAMenyelenggarakan pelayanan kesehatantingkat pertama secara
menyeluruh, terpadudan berkesinambungana. Pelayanan kesehatan
peroranganb. Pelayanan kesehatan masyarakat KEBJK DSR PUSK 280507 17
18. Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional --> sebagai sarana pelayanan
kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota --> unit pelaksana teknis dinas yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota
Sistem Pemerintah Daerah --> unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota
yang merupakan unit struktural pemda kab/kota KEBJK DSR PUSK 280507 18
19. ......lanjutan kedudukan Antar sarana yankes strata pertama - sebagai
mitra yankes swasta strata pertama Sebagai pembina yankes bersumber daya
masyarakat KEBJK DSR PUSK 280507 19
20. Organisasi Struktur organisasi Kepala Puskesmas Unit Tata Usaha
Unit Pelaksana Teknis Fungsional Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya
Kesehatan perorangan Jaringan Pelayanan Puskesmas pembantu
Puskesmas Keliling Bidan di Desa/Komunitas KEBJK DSR PUSK 280507 20
21. Dipimpin oleh kepala puskesmas, seorang sarjana di bidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
Eselon Kepala Puskesmas : Es IV a ( IIIb?) Struktur: tergantung jenis kegiatan
dan beban kerja Memp staf tehnis utk : = upaya kes perorangan = upaya kes
masyarakat KEBJK DSR PUSK 280507 21
22. TATAKERJA1. Dengan kantor kec: berkordinasi2. Bertanggung jawab
kpd Dinkes kab/kota3. Bermitra dengan sarana yankes tk pertama lainnya4.
Menjalin kerjasama yg erat dg fasilitas rujukan5. Dengan Lintas sektor:
berkordinasi6. Dengan masyarakat: bermitra dg BPP( BPP: Organisasi yg
menghimpun tokoh masy yg peduli kes masyarakat) KEBJK DSR PUSK 280507
22
23. UPAYA PUSKESMASA. Upaya kesehatan wajib puskesmas 1. Upaya
kesehatan ibu, anak & kb 2. Upaya promosi kesehatan 3. Upaya kesehatan
lingkungan 4. Upaya perbaikan gizi 5. Upaya pencegahan & pemberantasan
penyakit menular 6. Upaya pengobatan dasarB. Upaya kesehatan pengembangan
puskesmas Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masy yg ada dan
kemampuan Puskesmas Bila ada masalah kes tapi pusk tdk mampu maka
pelaksanaan oleh dinkes kab/Kota Upaya Lab(medis dan kes masy) dan
Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan mrpkn kegiatan penunjang dari tiap
upaya wajib atau pengembangan. KEBJK DSR PUSK 280507 23
24. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN:Pemilihan dilakukan oleh
puskesmas bersama Dinkeskab/kota dengan mempertimbangkan masukan
BPPDalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasandari Dinkes
kab/kotaDilaksanakan bila upaya kes wajib telah terlaksana secoptimal (target
cakupan & mutu terpenuhi) KEBJK DSR PUSK 280507 24
25. AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS1. Azas pertanggungjawaban
wilayah2. Azas pemberdayaan masyarakat3. Azas keterpaduan Lintas program
Lintas sektoral4. Azas rujukan Rujukan medis Rujukan kesehatan masyarakat
KEBJK DSR PUSK 280507 25
26. Azas pertanggungjawaban wilayah1. Pusk bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masy yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya2. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung3. Ditunjang
dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling KEBJK DSR
PUSK 280507 26
27. AZAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1. Puskesmas harus
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dlm
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas2. Potensi masyarakat perlu
dihimpun ----- UKBM KEBJK DSR PUSK 280507 27
28. AZAS KETERPADUANSetiap upaya diselenggarakan secara terpadu
Keterpaduan lintas program UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan,
Kesehatan Gigi, Kespro. Remaja, Kesehatan Jiwa Posyandu : keterpaduan KIA &
KB, Gizi, P2M, Promkes Kesehatan Jiwa Keterpaduan lintas sektoral Upaya
Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades,
pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK Upaya Promosi
Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades,
pertanian, pendidikan, agama KEBJK DSR PUSK 280507 28
29. AZAS RUJUKANRujukan medis/upaya kes perorangan = rujukan
kasus = bahan pemeriksaan = ilmu pengetahuanRujukan upaya kesehatan
masyarakat = rujukan sarana dan logistik = rujukan tenaga = rujukan
operasional KEBJK DSR PUSK 280507 29
30. SISTEM RUJUKAN UKM UKP DEPKES/DINKES RS PUSAT/ PROPINSI
YANKES STR PROPINSI III DINKES KAB/Kota RS KABUPATEN/Kota YANKES
BP4,BKMM,BKOM, BP4, BKMM,BKOM STR II KLINIK /PRAKTEK SPESIALIS
SWASTA PUSKESMAS YANKES STR I PUSKESMAS,PRA KTEK DR UMUM
,BIDAN, BP,BKIAPOSYANDU,POLINDES, MASYARAKAT POSYANDUUKBM
lainnya POLINDES RUMAH TANGGA KEBJK DSR PUSK 280507 30
31. MANAJEMEN PUSKESMASA. PerencanaanB. Pelaksanaan dan
pengendalian ( termasuk kendali mutu dan kendali biaya) 1. Pengorganisasian 2.
Penyelenggaraan 3. Pemantauan , yg meliputi jangkauan dan mutu
---menggunakan data dari SIMPUS 4. Penilaian sumber data utama SIMPUSC.
Pengawasan dan pertanggungjawaban KEBJK DSR PUSK 280507 31
32. PERENCANAANA. Rencana usulan kegiatan = Upaya Kes Pusk Wajib =
Upaya Kes Pusk PengembanganB. Rencana pelaksanaan kegiatan = Upaya Kes
Pusk Wajib = Upaya Kes Pusk Pengembangan KEBJK DSR PUSK 280507 32
33. PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN1. Pengorganisasian = Penentuan
penanggung jawab dan pelaksana kegiatan persatuan wilayah kerja = Membagi
habis pekerjaan = Penggalangan kerjasama tim dg lintas sektoral2.
Penyelenggaraan memperhatikan : = Azas penyelenggaraan puskesmas = Standar
dan Pedoman pelayanan = Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya
KEBJK DSR PUSK 280507 33
34. PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN3. Pemantauan = kinerja
(cakupan, mutu, biaya) =masalah dan hambatan =menggunakan data dari
SIMPUS4. Penilaian sumber data utama SIMPUS KEBJK DSR PUSK 280507 34
35. PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN1. Pengawasan =
Internal = Eksternal2. Pertanggungjawaban = laporan berkala = laporan
pertanggung jawaban masa jabatan KEBJK DSR PUSK 280507 35
36. SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS1. PEMERINTAH ( anggaran
pembangunan dan anggaran rutin)2. PENDAPATAN PUSKESMAS3. SUMBER
LAIN, antara lain dari : PT ASKES, JAMSOSTEK, JPSBK/ PKPS BBM KEBJK
DSR PUSK 280507 36
37. PEMBIAYAAN Apabila sistim Jaminan Kesehatan Nasional telah
berlaku akan terjadi perubahan pada sistim pembiayaan Puskesmas.
Direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya
bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat Untuk upaya
kesehatan perorangan dibiayai melalui sistim Jaminan Kesehatan Nasional,
kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh Pemerintah dalam
bentuk pembayaran premi KEBJK DSR PUSK 280507 37
38. Penutup Perubahan ditujukan untuk mengantarkan Puskesmas
dalam perannya sebagai ujung tombak pencapaian Indonesia Sehat 2010
Penerapan kebijakan dasar Puskesmas memerlukan dukungan yang mantap dari
berbagai pihak : dukungan politis peraturan perundangan sumberdaya,
termasuk pembiayaan KEBJK DSR PUSK 280507 38
39. ... lanjutan penutup Penerapan kebijakan memerlukan standar dan
pedoman baik teknis maupun manajemen Kebijakan dasar, standar dan
pedoman merupakan acuan Propinsi dan Kabupaten/ Kota dalam
mengembangkan kebijakan operasional di masing-masing daerah Diharapkan
kebijakan ini dapat diterapkan di seluruh Indonesia KEBJK DSR PUSK 280507
39
40. KEBJK DSR PUSK 280507 40

Anda mungkin juga menyukai