Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG
Jl.Guntur Melati No.35 Kecamatan Tarogong Kidul kode pos 44151
email: puskesmashaurpanggung@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUKESMAS HAURPANGGUNG
Nomor :

TENTANG
PERATURAN INTERNAL YANG BERISI PERATURAN BAGI KARYAWAN DALAM
PELAKSANAAN UPAYA PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG,

Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat


efektif, efisien, dan berkualitas serta dapat dipertanggung
jawaban secara hukum, perlu diatur adanya Peraturan Internal
Puskesmas;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan dengan Keputusan
Kepala Puskesmas tentang Peraturan Internal Puskesmas;
c. bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan
seluruh karyawan harus melaksanakan serta mentaati Peraturan
Internal Puskesmas.
Mengingat : a. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah–daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Barat;

b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Praktek Kedokteran;

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah;

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan ;

f. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 65 Tahun


2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan penerapan Standar
Pelayanan Minimal;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005


tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005


tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah
Daerah Provinsi Dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota ;

i. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012


tentang Sistem Kesehatan Nasional;

j. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 971 Tahun


2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;

k. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012


tentang Sistem kesehatan Nasional;

l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor : 43 / Menkes / SK/II / 2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Kota;

m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor : 455 / Menkes / SK/IX / 2013 tentang Asosiasi fasilitas
Kesehatan;

n. Keputusan Menteri ; Republik Indonesia Nomor :


755 / Menkes / PER/IV / 2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik;

o. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas;

p. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal 10 Februari 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
HAURPANGGUNG TENTANG PERATURAN INTERNAL
PUSKESMAS
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


a. Daerah adalah Kabupaten Garut
b. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945
c. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
e. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten beserta jejaringnya (Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Poliklinik Kesehatan Desa.
f. Izin Operasional Puskesmas adalah Izin yang diberikan kepada Puskesmas
termasuk jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
g. Izin Operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi
persyaratan meliputi : Administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar
Pelayanan Puskesmas, Sarana Dan Prasarana Puskesmas serta Sumber daya
Manusia
h. Komite Medik Puskesmas adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata
kelola klinis ( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga
kualitas dan profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial,
peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
i. Peraturan Internal Puskesmas adalah produk hukum yang merupakan anggaran
rumah tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh Puskesmas atau yang mewakili,
yang mengatur tentang hubungan antara Pemilik, Kepala Puskesmas, Staf
Medis, Staf Keperawatan, dan non medis
j. Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege ) adalah hak khusus seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan
Puskesmas untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis ( Clinical Appointment ).
k. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini
organisasi
l. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab dan wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya di dasarkan pada keahlian dan atau
ketrampilan tertentu serta memiliki ijin praktek di Puskesmas
m. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan
pendidikan kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.

BAB II

PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS


Pasal 2.

Nama, Tujuan, Visi, Misi, Filosofi dan Nilai-nilai Dasar

1. Nama Puskesmas ini adalah Puskesmas “ Puskesmas Haurpanggung“


2. Peraturan Internal Puskesmas adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
hubungan dan penyelenggaraan Puskesmas antara Pemilik, Kepala Puskesmas,
dan karyawan Puskesmas yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas
3. Visi Puskesmas “ Puskesmas Haurpanggung adalah Terwujudnya Puskesmas
Haurpanggung yang Memenuhi Harapan Masyarakat Dalam Mendukung
Akselerasi Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kecamatan”.
4. Misi Puskesmas adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional;
b. Melayani pasien dengan ikhlas;
c. Memberikan playanan prima;
d. Meningkatkan silaturahmi dan konsolidasi internal;
e. Membudayakan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) ;dan
f. Menjalin kemitraan dengan lintas sector dan organisasi masyarakat serta
pihak swasta
Tujuan
a. Tujuan Umum
“ Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kualitas SDM melalui pelaksanaan pembelajaran
(pendidikan dan pelatihan agar professional, produktif dan berkomitmen.
 Melaksanakan pelayanan prima.
 Meningkatkan kemampuan keuangan (financial returns) dan mengelola
puskesmas secara mandiri.
 Meningkatkan kepuasan pelanggan.

5. Motto ( Tata Nilai )


a) Profesional
b) Efesien
c) Sopan.
d) Nyaman
e) Antisipatif
6. Budaya Kerja Pelayanan kepada masyarakat dengan
“5 (Lima S)”
a. Senyum
b. Salam
c. Sapa
d. Sopan
e. Santun

BAB III
PEMILIK

Pasal 3
Pemilik Puskesmas Haurpanggung adalah Pemerintah Kabupaten Garut

Pasal 4
Pemerintah Kabupaten Garut, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,
bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan perkembangan
Puskesmas sesuai yang diharapkan dan diinginkan masyarakat.

Pasal 5
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Garut berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas

Pasal 6
1. Pemerintah Kabupaten Garut bertanggungjawab kepada rakyat melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut atas kelangsungan hidup, kelancaran
dan perkembangan Puskesmas;
2. Pemerintah Kabupaten Garut ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat
kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan Puskesmas;
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas;

4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak mendapatkan


dukungan dana, sarana, dan prasarana untuk memperkuat pelayanan seperti
pengadaan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan Poskesdes.
BAB IV

PENYELENGGARAAN PUSKESMAS

Pasal 7

1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi


dan Tata Kelola
2. Struktur Organisasi Puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi,
standar pelayanan, Standar Prosedur Operasional, dan Informasi Manajemen
Puskesmas
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan Puskesmas

Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan
Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan pelayanan
Kesehatan Perorangan dan pelayanan Kesehatan Masyarakat secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. Upaya Kesehatan Perorangan
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
4. Upaya pelayanan kesehatan Esensial sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a
meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan dan UKS
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
d. Upaya Upaya Kesehatan Sekolah
e. Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
5. Upaya Kesehatan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri
dari
a. Upaya Kesehatan Olahraga
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa
f. Upaya Kesehatan Mata
g. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
h. Upaya Pembinaan Pengobat Tradisional.

Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Puskesmas ” Puskesmas Haurpanggung” dipimpin oleh


seorang Kepala Puskesmas,yang secara teknis fungsional dan taktis operasional
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
2. Persyaratan untuk Kepala Puskesmas harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat
3. Jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon IV A
4. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat
untuk menjabat eselon IV A, ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan
Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (2)
5. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (4) memiliki
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap
6. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna waktu,
tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah,
jenis dan kualifikasinya.
7. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata
Usaha yang merupakan Pejabat Struktural, dalam melaksanakan tugas berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
8. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin oleh seorang
dokter yang merupakan Pejabat Fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
9. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain dipimpin oleh
seorang Perawat / Bidan atau petugas kesehatan lain yang merupakan Pejabat
fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas

Pasal 10
Sumber Daya Manusia

1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan,


mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi pelaksana tugas-tugas Puskesmas
agar efektif, efisien dan berkualitas sesuai tujuan Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar pengadilan.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan
Puskesmas sebagaimana digariskan oleh Bupati Garut atas nama Pemerintah
Kabupaten Garut.
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Tahunan Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai struktur organisasi
dan tata kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Kordinator Upaya
Kegiatan dan Satuan Pengawas Internal.
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota Satuan
Pengawas Internal, dan Kordinator Upaya Kesehatan di lingkungan Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.

Pasal 11
Prosedur Kerja

1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan prinsip


koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun dengan
organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam
lingkungan Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator
Upaya Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada
bawahan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kordinator Upaya Kesehatan, menyampaikan
laporan kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya Kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya saling berkoordinasi dengan Pejabat Non Struktural terkait,
dan Satuan Kerja terkait dengan lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.
6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Upaya pelayanan/Kordinator
Pelayanan wajib mengadakan evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil
evalusi.

Pasal 12
Minilokakarya Puskesmas

1. Minilokakarya Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan secara


rutin di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas, merupakan
proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem
2. Minilokakarya Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sekali.
3. Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan Puskesmas sesuai dengan tugas, kewenangan dan
kewajibannya.
4. Keputusan Minilokakarya Puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat,
bila tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil Minilokakarya Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action (POA)
Puskesmas
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB V

PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 13
Satuan Pengawas Internal

1. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang


bertanggungjawab melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
Puskesmas.
2. Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), meliputi : pengawasan terhadap sumber daya manusia,
sarana prasarana, kegiatan pelayanan serta administrasi keuangan Puskesmas.

BAB VI

Kewenangan Klinis ( CLINICAL PRIVILEGE )

Pasal 14

1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik, semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas dilakukan
atas penugasan klinis ( Clinical Appointment ) dari Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan, klinis ( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui
penerbitan surat penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh
kepala Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat penugasan
klinis ( clinical appointment ) tanpa rekomendasi Komite Medik.

BAB V

Penugasan Klinik ( CLINICAL APPOINTMENT )

Pasal 15

Setiap staf medis dan Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki
surat penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian
kewenangan klinis ( delineation of clinical privilege ) setiap staf medis yang
direkomendasikan oleh Komite Medik.

Pasal 16
Komite Medis

1. Komite Medik adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola klinis
( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi
medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Komite Medis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

4. Fungsi Komite Medis :


 Memberikan saran kepada kepala Puskesmas
 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
 Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
 Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan.
5. Tugas Komite Medis :
a. Membantu Kepala Puskesmas menyusun :
 Daftar Pelayanan Medis
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico – legal.
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko – legal.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis.
d. Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staff medis
e. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
f. Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.
g. Membuat laporan kegiatan

Pasal 17
Mekanisme Pengawasan

1. Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan internal keuangan dan


operasional , menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada
Puskesmas serta memberikan saran-saran perbaikannya.
2. Komite Medik melakukan pengawasan internal di bidang praktik kedokteran
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan standar
dan etika profesi.

Pasal 18
Tata Urutan Peraturan
1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman semua
peraturan dan kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Kepala
Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur operasional yang
mengacu pada Peraturan Internal Puskesmas.

3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen


Puskesmas tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Internal Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Peraturan Internal Puskesmas.
b. Keputusan Kepala Puskesmas
c. Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki struktural, Kepala
kelompok Non Struktural/ Fungsional untuk hal – hal yang teknis operasional
di bidangnya dan dipertanggung jawabkan kepada atasan langsung.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat Peraturan ini


disahkan, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditemukan hal-hal
yang sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan,
yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas.

Pasal 20
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan melaksanakan
dengan penuh tanggung jawab

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : 16 Februari 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG

ROHMAHALIA M NOOR

Anda mungkin juga menyukai