Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CANGKURAWOK
Jl. Raya Desa Cikarawang RT 02 RW 06 Cikarawang Dramaga . 16681
Telp. 0251 8629167 Email : pkm.cangkurawok@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CANGKURAWOK


NOMOR : 440/SK-0012.b/Pkm.Ckw/I/2020

TENTANG
PEDOMAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN SISTEM RUJUKAN

KEPALA PUSKESMAS CANGKURAWOK,


Menimbang : a. bahwa Puskesmas sebagai tulang punggung
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat di wilayah Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal;
b. bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan
dibutuhkan pedoman Upaya Kesehatan Perorangan dan
Sistem Rujukan Puskesmas yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
pelayanan Puskesmas yang efektif
dan efisien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Perorangan dan Sistem Rujukan
Puskesmas.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang


Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5. Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 Tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 165);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun


2017 Tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun
2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 68);

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun


2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1676);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12
tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;
13. Peraturan Bupati Bogor Nomor 52 Tahun 2017
Tentang Pembentukan Pusat Kesehatan
Masyarakat Pada Dinas Kesehatan;

14. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor


Nomor : 045/SK-21/UMKEPEG/2020 tentang Tata
Naskah.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CANGKURAWOK TENTANG
PEDOMAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN SISTEM
RUJUKAN PUSKESMAS CANGKURAWOK.

Pasal 1
Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan dan Sistem Rujukan
harus menjadi acuan dalam :
1) menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara
efesien dan efektif;
2) melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian
kinerja Pelayanan Puskesmas;
3) mengelola sumber daya secara efisien dan efektif; dan
4) menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam
menggerakkan, memotivasi, dan membangun budaya
kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu dan kinerjanya.

Pasal 2
Ruang lingkup Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan dan
Sistem Rujukan Puskesmas meliputi:
1) pendaftaran;
2) Ruang Pengobatan Umum;
3) Ruang Pengobatan Gigi;
4) KIA;
5) Surveilans;
6) Laboratorium;
7) Farmasi;

Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Upaya Kesehatan
Perorangan dan Sistem Rujukan Puskesmas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Kepala Puskesmas ini.

Pasal 4
1) Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan dan Sistem
Rujukan Puskesmas ini perlu membuat Panduan pada
setiap program dan membuat standar operasional
prosedur pada setiap unit kegiatan disesuaikan dengan
StandarPelayanan Minimal dan harus mengacu pada
kebijakan organisasi profesi Kesehatan atau kebijakan
nasional, lokal serta kebutuhan pelayanan mendesak;
2) Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan Kepala
Puskesmas dan Koordinator Pokja Puskesmas dengan
fungsinya masing masing;
3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan kinerja Puskesmas yang
berkualitas secara optimal.

Pasal 5
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan administrasi dan
Kesehatan pada masyarakat harus berpedoman pada
keselamatan pasien, keselamatan dan Kesehatan kerja serta
melakukan pencegahan, pengendalian infeksi.
Pasal 6
Keputusan Kepala Puskesmas ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Dramaga
Pada Tanggal : 18 Januari 2020

KEPALA PUSKESMAS CANGKURAWOK,

Dr. Deasy Wirnanda

Pembina Tk. 1
NIP. 197409202002122005
BAB I
PENDAHULUAN

Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan


kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seluruh
unit pelayanan Puskesmas Cangkurawok dan seluruh karyawan berkomitmen
untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan peduli terhadap
keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat dan karyawan yang bekerja di
Puskesmas.

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang no 36 tahun 2009, tentang Kesehatan
b. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perlindungan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
c. Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional ( SPPN )
d. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1457 Menkes/SK/X/2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

2. Gambaran Umum

Secara geografis terletak pada titik koordinat -


2
6.551266,106.727643 luas wilayah kerja 5,61 km , serta batas wilayah
kerja
- Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Bantar Jaya
- Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Kampung Manggis
- Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang
- Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Ciampea

Kecamatan Dramaga terletak di wilayah Utara Kabupaten Bogor


dengan jarak ± 10 km dari pusat kota Bogor. Puskesmas
Cangkurawok terletak di Jalan Raya Cikarawang rt 02 rw 06 Desa
Cikarawang, dan hal ini merupakan suatu kemudahan bagi
Puskesmas Cangkurawok dalam hal melakukan pelayanan rujukan ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang lebih tinggi.
Kecamatan Dramaga sendiri terdiri dari 10 desa, dan mempunyai
4 puskesmas yaitu 1) Puskesmas Dramaga (wilayah kerja: 2 desa),
dan 2) Puskesmas Kampung manggis (wilayah kerja : 3 desa), 3)
Puskesmas Purwasari (wilayah kerja : 3 desa), 4) Puskesmas
Cangkurawok (wilayah kerja : 2 desa)

B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Terlaksananya penilaian kinerja Puskesmas Cangkurawok yang
berkualitas dalam mendukung pencapaian Karsa Sehat Kabupaten
Bogor tahun 2023 berdasarkan penetapan indikator kinerja dan
prioraritas program nasional secara berjenjang melalui pemerintah
daerah Kabupaten Bogor, pemerintah Provinsi Jawa barat dan
Kementerian Kesehatan RI
b) Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Cangkurawok pada tahun 2019.
2) Menjadikan penilaian kinerja Puskesmas tahun 2019 sebagai
masukan untuk penyusunan rencana kegiatan tahun 2020 dan
2021 dengan memperhatikan sumber daya Puskesmas.
3) Dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari
penyebab masalah di wilayah kerja Puskesmas Cangkurawok
berdasarkan kesenjangan pencapaian kegiatan.
4) Dapat meningkatkan tingkat kepentingan/urgensi suatu
kegiatan dan program untuk yang segera dilaksanakan pada
tahun 2020 berdasarkan prioritas program kegiatan.
5) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas berdasarkan urutan
kategori kelompok penilaian kinerja pada akhir tahun 2019,
yang bisa digunakan dalam fungsi pembinaan, reward dan
punishment terhadap sumber daya manusia di Puskesmas
Cangkurawok.

C. SASARAN
Petugas upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Cangkurawok.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup dari pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas
Cangkurawok Pelayanan kesehatan dalam gedung :
a. Ruang Pengobatan Umum
b. Ruang Pengobatan Gigi
c. KIA (Kesehatan Ibu Hamil dan Anak) & KB (Keluaraga Berencana)
d. Loket dan Pendaftaran
e. Farmasi
f. Surveilance/sanitarian

E. Batasan Operasional
a. Ruang Pengobatan Umum adalah Upaya Kesehatan peorangan
yang menyakit pelayanan dari usia balita dalam manajemen
terpadu balita sakit (MTBS), usia dewasa dan lanjut usia untuk
melakukan tindakan kuratif dan rehabilitasi serta rujukan penyakit
umum.
b. Ruang Pengobatan Gigi adalah upaya kesehatan perorangan yang
menyangkut pelayanan, pemeliharaan kesehatan gigi dan
pengobatan penyakit gigi.
c. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah upaya kesehatan
perorangan yang menyakut pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas
serta upaya pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah
lima tahun (BALITA) dan anak pra sekolah dalam proses tumbuh
kembang.
d. Loket Pendaftaran adalah tempat dilakukan pendaftaran serta
pembayaran biaya medis dalam pelayanan di puskesmas
kelurahan cengkareng timur.
e. Farmasi adalah tempat pelayanan pengambilan obat di puskesmas
cengkareng timur.
f. Surveilance / sanitarian adalah upaya kesehatan peorangan
berupa pencegahan, konseling, investigasi, dan edukasi
masyarakat mengenai resiko kesehatan dan menjaga lingkungan
yang aman.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan Peorangan


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada di
Puskesmas Cangkurawok:
Ruang kegiatan Petugas Profesi
Ruang Pengobatan Pendidikan Strata 1 Diampu oleh 2 orang
Umum Kedokteran Umum. Dokter Umum dengan
latar belakang S1
Kedokteran Umum

Pendidikan Diploma 3 Diampu oleh 1 orang


Keperawatan. Perawat dengan latar
belakang diploma 3
Ruang Pengobatan Gigi Pendidikan Strata 1 Diampu oleh 1 orang
Kedokteran Gigi Dokter Gigi dengan latar
belakang S1 Kedokteran
Gigi

KIA Pendidikan Diploma 3 Diampu oleh 2 orang


Kebidanan. Bidan dengan latar
belakang diploma 3
Laboratorium Sederhana Pendidikan Diploma 3 Diampu oleh 1 orang
Analis Kesehatan Analis Kesehatan
Surveilance Pendidikan Diploma 3 Diampu oleh 1 orang
Kebidanan. berlatar belakang diploma
3 kebidanan
Loket pendaftaran Pendidikan SLTA Diampu oleh 2 orang
dengan latar belakang
SLTA
Farmasi Pendidikan Diploma 3 Diampu oleh 1 orang
Farmasi. dengan latar belakang
Asisten Apoteker

B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan Petugas Profesi
Ruang Pengobatan Dr. Evi Novita Dokter Umum
Umum
Dr. Ridwan Dokter Umum
Mela Pebrina Perawat
Ruang Pengobatan Drg. Siti Iwa Irana Dokter Gigi
Gigi
KIA Sri Hartati Bidan
Poppy Permata Dewi Bidan
Laboratorium Dewi Komala Sari Analis Kesehatan
Sederhana
Surveilance Yayan Heryani Bidan
Loket Pendaftaran Puji Admin
Lia Admin
Farmasi Ana Puji Astuti Asisten Apoteker
BAB III
JADWAL KEGIATAN

Pelayanan Dalam Gedung Puskesmas Cangkurawok :

1. Pelayanan Pendaftaran Pasien :


 Loket Pagi : Senin – Kamis Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
Jumat – Sabtu Jam : 07:30 s/d 11:00 WIB
2. Pelayanan Dasar :
 Poli Umum : Senin – Kamis Jam : 07:30 s/d 14:00 WIB
Jumat – Sabtu Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
 Poli Gigi : Senin – Kamis Jam : 07:30 s/d 14:00 WIB
Jumat – Sabtu Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
 KIA & KB : Senin – Jum’at Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
3. Pelayanan Laboratorium Sederhana
 Pengambilan dahak : Senin – Jum’at Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
BAB IV
STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan,


Puskesmas Cangkurawok memiliki:
1. Dua (2) unit kendaraan roda dua
2. Seperangkat LCD Proyektor

Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya


kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Kegiatan Sarana Prasarana


Ruang Pengobatan Umum Stetoskop
Tensimeter
Senter
Termometer
Minor set
Alat cek gula
Alat cek kolesterol
Alat cek asam urat
Ruang Pengobatan Gigi Dental Unit
Alat penyimpan peralatan gigi steril
Peralatan Gigi
Kesehatan Ibu dan Anak & Tensimeter
Keluarga Berencana Stetoskop
Termometer
KB kit
Doppler
Partus Set
Spuit
Laboratorium Sederhana Pot Sputum
Spiritus
Kaca Obyek
Alat fiksasi
BAB V
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


Penyelenggaran kesehatan perorangan di puskesmas cangkurawok
meliputi :

a) PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara identifikasi
sebagai berikut :
a. Nama Pasien
b. Tempat / Tgl Lahir Pasien
c. Alamat / Tempat Tinggal
d. Nomor Rekam Medis
e. Nomor BPJS/ASKES/KIS/KTP
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi :
a. Tarif pelayanan
b. Jenis pelayanan
c. Ketersediaan tempat tidur di Rumah Bersalin
Informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain harus
dapat disediakan ditempat pendaftaran
d. Jadwal dokter
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak – hak pasien sesuai dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 32.
8. Kewajiban pasien sesuai dengan Permenkes Nomor 69 Tahun 2014
Pasal 28.
9. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasikan dan ditindaklanjuti.

a) PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah standar prosedur
operasional.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
professional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
professional yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin kemanan pasien dan
petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, social, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasikan.
20. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan / penyuluhan pasien.

b) PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis.
6. Tindakan medis / pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjut.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan dan tindak
lanjut.Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
10. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus beresiko tinggi.
11. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
( kewaspadaan universal ).
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur
aseptic.
13. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator
yang jelas.
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
15. Keluhan pasien / keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti.
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat /
tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
18. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
19. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
20. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
21. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
innformasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.
22. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas
yang kompeten.
24. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
25. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
26. Pendidikan / penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.
c) RENCANA RUJUKAN
1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
rujukan.
2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani.Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib
memberikan alternative pelayanan.
3. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
4. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
5. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
6. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten.
7. Kriteria merujuk pasien sesuai dengan pedoman pelayanan.
8. Pada saat pemulangan, pasien / keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.
d) Penanganan Pasien Gawat Darurat dan atau Beresiko Tinggi di
puskesmas Cangkurawok
1. Pengertian Gawat Darurat adalah pasien yang tiba tiba berada dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya, atau
anggota badannya ( atau akan menjadi cacat anggota tubuhnya ) apabila
tidak segera mendapatkan pertolongan secepatnya

2. Kasus kasus gawat darurat dapat terjadi akibat :


a. Kecelakaan ( Lalu lintas, rumah tangga, pekerjaan,
b. Cedera ( Olah raga, )
c. Bencana ( lingkungan
d. Penyakit yang dideritanya

3. Dalam penanganan pasien gawat darurat dilakukan dengan cepat, tepat dan
akurat:
a. Petugas melakukan identifikasi kondisi kegawatdaruratan pasien:
1) Apakah pasien dapat ditangani di puskesmas atau tidak, jika tidak
diminta langsung ke Rumah Sakit
2) Pasien yang dapat ditangani dan kemungkinan bisa distabilkan di
puskesmas, maka dilakukan penanganan sampai pasien stabil, baru
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit
b. Alat pendukung harus selalu tersedia di ruang tindakan.
c. Ketersediaan obat-obat2an yang diperlukan ( obat anti perdarahan, anti
kejang, obat obat untuk luka bakar), Anafilaktik syok kit ( infuse set, cairan
infuse, )
d. Melakukan rujukan jika pasien tidak dapat ditangani
e. Menyiapkan transportasi pasien sesuai prosedur yang ada
4. Kasus Gawat Darurat di Puskesmas Cangkurawok antara lain :
a. Kasus gawat darurat yang dapat ditangani :
1) Vulnus laceratum minor
2) Status Asmatikus
3) Krisis Hipertensi
4) Colik Abdomen
5) Kejang demam sederhana
b. Kasus gawat darurat yang tidak dapat ditangani :
1) Penurunan Kesadaran
2) Infark Miokard Akut
3) Gigit Binatang
4) Cedera Kepala Berat
5) Fraktur
5. Semua pasien yang datang berobat ke puskesmas Cangkurawok semua
petugas selalu bekerja sesuai dengan prosedur yang ada, semua pasien
dianggap mempunyai resiko tinggi, penanganan pasien beresiko tinggi
menggunakan Alat Pelindung Diri, sesuai dengan prosedur yang berlaku. Alat
Pelindung Diri harus tersedia di poli pelayanan seperti :
a. Poli Gigi ( Masker, Sarung Tangan, Baju pelindung, kacamata )
b. Ruang tindakan (( Masker, Sarung Tangan, Baju pelindung )
c. Poli KB ( Masker, Sarung Tangan, Baju pelindung, )
d. Poli KIA ( Masker, Sarung Tangan, Baju pelindung,)
B. PEMBERIAN SEDASI DI PUSKESMAS CANGKURAWOK

1. Pengertian sedasi merupakan anestesi mana obat diberikan untuk


menenangkan pasien dalam suatu periode yang dapat membuat pasien
cemas, tidak nyaman, atau gelisah. Seringkali diberikan kepada pasien
segera sebelum pembedahan atau selama prosedur medis tidak nyaman.
Sedasi menggunakan obat - obatan sedatif. Sedasi adalah teknik di mana
satu atau lebih obat yang digunakan untuk menekan sistem saraf pusat dari
pasien sehingga mengurangi kesadaran pasien untuk lingungannya.
Pedoman terbaru dari Department Of Health On General Anaesthesia And
Dentistry telah merekomendasikan untuk lebih banyak menggunakan sedasi
sadar dan anestesi lokal, sisanya untuk keadaan yang sangat mutlak baru
menggunakan anestesi umum. Jika pemilihan pasien dilakukan secara
cermat, dan dengan prosedur yang sesuai, penggunaan sedasi bisa sangat
berhasil.

2. Indikasi untuk sedasi prosedural dapat bervariasi dari pasien ke pasien


berdasarkan tingkat kecemasan dan rasa sakit yang terkait dengan
prosedur.Perawatan individual penting ketika menentukan apakah pasien
membutuhkan sedasi prosedural.Pasien mungkin perlu obat anti kecemasan,
obat nyeri, imobilisasi. Tingkatan sedasi dari ringan sampai dalam :

a. Sedasi minimal (anxiolysis) : dalam keadaan ini pasien dapat merespon


perintah verbal dan mungkin memiliki beberapa gangguan kognitif, tetapi
tidak ada efek pada status
b. Sedasi moderat : ada depresi kesadaran, tetapi pasien dalam keadaan in
dapat merespons dengan tepat perintah verbal, baik sendiri atau bersama
dengan stimulasi taktil cahaya. Pasien mampu mempertahankan jalan
nafas secara independen, ventilasi yang cukup dan fungsi jantung
biasanya terpengaruh oleh obat yang
c. Sedasi dalam : pasien pada kondisi ini tidak mudah terbangun, tetapi
merespon dengan sengaja (tidak hanya menarik) setelah stimulasi
berulang atau menyakitkan. Pasien mungkin memerlukan bantuan
menjaga jalan nafas dan ventilasi yang cukup, tetapi status kardiovaskuler
normal dipertahankan selama

SEDASI
RINGAN/ SEDASI SEDASI ANESTESI
TINGKATAN
MINIMAL SEDANG BERAT/DALAM UMUM
(ANXIOLYSIS )
Respons Respons norma Merespons Merespons Tidak
l terhadap setelah diberikan sadar,
terhadap stimul stimulus stimulus meskipun
us verbal sentuhan berulang/stimulu dengan
s nyeri stimulus
nyeri
Jalan Napas Tidak Tidak     Mungkin       Sering
terpengaruh perlu perlu intervensi memerluka
intervensi n
intervensi
Ventilasi Tidak Adekuat Dapat            Sering
Spontan terpengaruh tidak adekuat tidak
adekuat

Fungsi Tidak Biasanya Biasanya       Dapat


Kardiovaskul terpengaruh dapat dapat terganggu
er dipertahank dipertahankan
an dengan dengan baik
baik

3. Jenis - jenis anestesi lokal dan sedasi yang di berikan di Puskesmas


Cangkurawok :

a. Lidokain (xylocain)

b. Pehakain

c. Diazepam

4. Teknik pemberian anastesi lokal dan sedasi :

a. Topikal anestesi / anestesi permukaan adalah pengolesan atau


penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung,
faring, mukosa mulut contoh topical anestesi yaitu : chlor ethyl ( cairan )
dan procaine ( gel )
b. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung
diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering
digunakan adalah blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal
atau subcutan.
1) Anestesi infiltrasi digunakan untuk tindakan:
a) Incisi
b) Jahit luka
c) Lipoma
d) Ekstirpasi
e) Pencabutan gigi susu ( tidak goyang ) dan gigi permanent atas,
bawah bagian buccal
c. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama
atau pleksus saraf.
1) Anestesi blok digunakan untuk tindakan :
a) Pencabutan gigi permanent bawah
b) Ekstraksi kuku
c) Sircum sisi
d. Sedasi (Diazepam) diberikan secara suppositoria dengan dosis 5 mg dan
10 mg tergantung berat badan Anak
5. Jenis - jenis bedah minor yang bisa dikerjakan di Puskesmas Cangkurawok :

a. Sirkumsisi

b. Ekstirpasi : Lipoma, Atheroma, Klavus, Veruka Vulgaris dan Papiloma

c. Insisi Abses

d. Ekstraksi Kuku

e. Heachting Luka

f. Ekstraksi gigi dengan penyulit


6. Petugas Kesehatan yang berhak melakukan anastesi lokal dan sedasi yaitu :
petugas medis dan paramedis yang mempunyai kelengkapan persyaratan
tenaga medis seperti STR dan SIP, dan untuk perawat atau bidan SIB.
Adapun tenaga medis dan para medis yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan sedasi yaitu :

a. Dokter Umum

b. Dokter Gigi

c. Paramedis : Perawat dan Bidan, perawat gigi


C. Pelayanan Rujukan
1. Kasus ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke Rumah Sakit :
a. Ibu hamil dengan panggul sempit
b. Ibu hamil dengan riwayat bedah sesar
c. Ibu hamil denga perdarahan ante partum
d. Hipertensi dalam kehamilan ( pre eklamsi berat / eklamsi )
e. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium kental
f. Ibu hamil dengan tinggi fundus 40 cm atau lebih ( makrosomia, polihidramnion,
Kehamilan ganda )
g. Primipara pada fase aktif kala I persalinan dengan penurunan kepala 5/5
h. Ibu hamil dengan anemia berat
i. Ibu hamil dengan Disproporsi Kepala Panggul
j. Ibu hamil dengan penyakit penyerta yang mengancam jiwa ( DM, Kelainan Jantung )
2. Kasus pada bayi baru lahir yang harus segera dirujuk ke Rumah Sakit
a. Bayi risti usia gestasi kurang dari 32 minggu
b. Bayi dengan asfiksia ringan dan sedang tidak menunjukkan perbaikan setelah 6 jam.
c. Bayi dengan kejang meningitis
d. Bayi dengan kecurigaan sepsis
e. Infeksi pra, intra, post partum
f. Kelainan bawaan
g. Bayi yang butuh transfusi tukar
h. Bayi dengan distress nafas yang menetap
i. Meningitis
j. Bayi yang tidak menunjukkan kemajuan selama perawatan
k. Bayi yang mengalami kelainan jantung
l. Bayi hiperbilirubinemia dengan kadar Bilirubin total > 15
3. Kriteria rujukan yang didampingi bidan ke Rumah Sakit :
a. Pasien yang terpasang infus
b. Pasien yang menggunakan Oksigen
c. Pasien dengan kegawatdaruratan kebidanan
d. Pasien dengan fase Aktif persalinan dengan komplikasi
4. Kriteria rujukan pasien gawat darurat :
a. Kondisi pasien yang dapat ditanganin langsung di IGD rumah sakit tanpa
memerlukan surat rujukan dari fasilitas kesehatan primer
b. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian anak atau pediatric
c. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian bedah
d. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian Kardiovaskuler ( Jantung
dan Pembuluh Darah )
e. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian Obstetri Ginekologi
(Kebidanan dan Kandungan)
f. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian Mata
g. Pasien dengan kriteria gawat darurat bagian Paru
h. Pasien dengan kriteria gawat darurat bidang penyakit dalam
i. Pasien dengan kriteria gawat darurat bidang THT
j. Pasien dengan kriteria gawat darurat bidang Syaraf

d. Jenis Pelayanan

I. Pelayanan Dalam Gedung Puskesmas Cangkurawok :

1. Pelayanan Pendaftaran Pasien :


 Loket Pagi Senin – Kamis Jam : 07:30 s/d 12:00 WIB
Jumat – Sabtu Jam : 07:30 s/d 11:00 WIB
2. Pelayanan Dasar :
a. Ruang Pengobatan Umum
Jenis Pelayanan di ruang BPU :
 Pelayanan Kesehatan
 Surat Keterangan Sehat
 Surat Keterangan Kematian
Jenis Pelayanan di ruang Tindakan :
 Perawatan Luka
 Penjahitan Luka
 Pembedahan Minor : Clavus, Cairan Abses, Kutil,
Pengangkatan Kuku, Tumor jinak lemak

b. Ruang Pengobatan Gigi


Jenis Pelayanan :
 Perawatan saluran akar
 Membersihkan Karang gigi
 Cabut Gigi Anak dan Dewasa
 Penambalan Gigi

3. Pelayanan Khusus :
a. Ruang tuberkulosa
Jenis Pelayanan :
 Pelayanan obat tuberkulosa
 Konsultasi Penyakit tuberkulosa

b. KIA
Jenis Pelayanan :
 Pemeriksaan Kehamilan
 Skiring kesehatan ibu hamil
 Kesehatan Ibu nifas
 Kesehatan bayi baru lahir
 Kesehatan keluarga berencana
 Iva test
 Imunisasi dasar
 Imunisasi lanjutan

4. Pelayanan Laboratorium Sederhana


 Pengambilan dahak BTA
BAB VI
PENUTUP

Demikianlah buku Pedoman Penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan dan


system rujukan Puskesmas Cangkurawok ini disusun. Kami mengajak semua
pihak yang bekerja di Puskesmas Cangkurawok untuk dapat bersama - sama
membina dan mengembangkan sistem pelayanan di Upaya Kesehatan
Perorangan. Semua pihak, penanggung jawab program dan pelaksana program
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan
perorangan hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam
buku pedoman ini.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Cangkurawok

dr. Deasy Wirnanda


NIP. .197409202002122005

Anda mungkin juga menyukai