Anda di halaman 1dari 11

DINAS KESEHATAN KOTA AMBON

PUSKESMAS BENTENG
Jln. Gudang Arang

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS BENTENG


NOMOR:12 /SK/BTG / IV/2017

TENTANG
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS BENTENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIMPINAN PUSKESMAS BENTENG,

Menimbang : a. Bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif,


efisien dan berkualitas serta dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum, perlu diataur adanya Peraturan
Internal Puskesmas;
b. Bahwa berdasarkan pertimbanagn sebagaimana yang di
maksud dalam huruf a perlu menetapkan dengan
Keputusan Pimpinan Puskesmas tentang Peraturan Internal
Puskesmas;
c. Bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh
karyawan harus melaksanakan serta menaati Peraturan
Internal Puskesmas.
Mengingat : 1. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran ;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2005 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 971 Tahun 2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS BENTENG TENTANG


PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS BENTENG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


1. Daerah adalah Kota Ambon
2. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut azas otonom yang seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang dasar 1945
3. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Ambon
4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon
5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota beserta jejaringnya (Puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling).
6. Izin Operasional Puskesmas Adalah izin yang diberikan kepada puskesmas termasuk
jejaringnya untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
7. Izin operasioan Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi persyaratan
yang meliputi : Administrasi dan Menajemen Puskesmas, Standar Pelayanan Puskesmas
serta Sumber Daya Manusia.
8. Komite Medik Puskesmas adalah perangkat puskesmas yang menjamin tata kelolah klinis
yang baik di puskesmas dengan menjaga kualitas dan profesionalisme staf medis, melalui
mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi medis dan penegakan disiplin dan
etika profesi medis.
9. Peraturan Internal Puskesmas Benteng adalah produk hukum yang merupakan anggaran
Rumah Tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh Puskesmas atau yang mewakili, yang
mengatur hubungan antara pemilik, Kepala Puskesmas, Staf Medis,Staf Keperawatan dan
non medis
10. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan Puskesmas dalam
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (Clinical
Appointment)
11. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab dan
wewenang dari sorang pegawai dalam kesatuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta memiliki ijin
praktek di Puskesmas
12. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan pendidikan
kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Pasal 2
Nama, Visi, Misi, Mottodan Nilai Nilai dasar

1. Nama puskesmas : Puskemas Benteng


2. Visi Puskesmas adalah : Puskesmas Benteng menjadi unit pelayanan kesehatan
yang utama.
3. Misi Puskesmas adalah :
1. Pelayanan prima
2. Pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
3. Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

4. Motto puskesmas : senyum, sapa dan salam kami setulus pelayanan kami
5. Nilai-nilai dasar : kejujuran, keterbukaan, melayani dengan rendah hati
dan penuh dengan cinta kasih.

BAB II
PEMILIK

Pasal 3

Pemilik Puskesmas Benteng adalah Pemerintah Kota Ambon

Pasal 4

Pemerintah Kota Ambon, berdasarkan kewenangan yang dimiliknya, bertanggung jawab


terhadap keberlangsungan hidup, kemajuan serta perkembangan puskesmas Benteng sesuai
dengan harapan dan keinginan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kota Ambon Melalui Dinas Kesehatan Kota Ambon mempunyai wewenang :
1. Menentukan kebijakan Puskesmas secara umum
2. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan puskesmas
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja puskesmas

Pasal 6

1. Pemerintah Kota Ambon bertanggungjawab kepada rakyat melaui DEwan Perwakilan


Rakyat Daerah Kota Ambon atas kelangsungan hidup, kelancaran dan perkembangan
puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kota Ambon berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan
peningkatan mutu pelayanan puskesmas.
3. Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya berhak mendapat dukungan dana, sarana dan
prasarana untuk memperkuat pelayanan di puskesmas

BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS

Pasal 7
1. Persyaratan dan administrasi puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi dan Tata Kelolah
Struktur Organisasi Puskesmas yang terdiri dari :
a. Pimpinan Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Penanggung Jawa UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP
e. Penanggung jawab jejaring puskesmas (Pustu)
2. Tata kelolah sebagaimana yang tercantum dalam ayat satu meliputi tata laksana
organisasi, standar pelayanan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan informasi
manajemen Pukesmas
3. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
4. Puskesmas memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan di Puskesmas.
Pasal 8

1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di puskesmas, puskesmas menyelenggarakan


pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan puskesmas
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana yang dimaksud pada ayat satu merupakan
Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat
Pertama
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a. UKM esensial yang meliputi Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk pembinaan
PHBS, pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKM,
Pelayanan Gizi yang bersifat UKM, Pengendalian Penyakit.
b. UKM pengembangan yang meliputi : pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan
olahraga, pelayanan kesehatan lansia, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja,
Kesehatan dan Keselamatan kerja, UKS dan UKGS.
c. UKP yang meliputi kefarmasian, laboratorium, poli umum, poli gigi, poli KIA/KB, poli
UGD, poli IMS/VCT,
d. Jejaring puskesmas meliputi , jejaring pelayanan kesehatan (posyandu balita,
posyandu lansia dan Posbindu PTM)

Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Puskesmas Benteng dipimpin oleh seorang Pimpinan Puskesmas, yang secara teknis
fungsional dan taktis operasional bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Ambon.
2. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi Manajemen
Kesehatan Masyarakat, masa kerja di puskesmas minimal 2(dua) tahun, dan telah
mengikuti pelatihan manajemen puskesmas.
3. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat eselon IIIB,
ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan pimpinan puskesmas
sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua).
4. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat 3(tiga) memiliki kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap.
5. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purnawaktu, tenaga kesehatan lain dan
tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan kwalifikasinya.

6. Sub bagian tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha yang merupakan
pejabat structural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada pimpinan puskesmas.
7. Penannggung jawab UKP adalah seorang dokter yang merupakan pejabat funsional,
dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan
puskesmas.
8. Upaya pelayanan kesehatan lain dapat dipimpin oleh seorang perawat/bidan atau
petugas kesehatan lainnya yang merupakan pejabat funsional, dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan puskesmas.

Pasal 10

1. Pimpinan puskesmas mempunyai tugas :


a. Menetapkan sistem Manajemen Mutu puskesmas
b. Mengesahkan kebijakan yang berkaitan dengan Manajemen Mutu puskesmas
dan sasaran mutu kinerja
c. Mengesahkan Pedoman Mutu pelayanan dan Upaya Pelayanan
d. Mengesahkan Standar Operasional Prosedur
e. Mengesahkan kerangka acuan kegiatan
f. Mengupayakan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam penerapan system manajemen mutu
g. Mengesahkan komitmen mutu pelayanan puskesmas
h. Memastikan adanya upaya perbaikan dan pengembangan yang
berkesinambungan dalam sistem Manajemen Mutu Puskesmas

2. Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan puskesmas dibantu koordinator upaya kegiatan


dan satuan pengawas internal.
3. Pimpinan puskesmas mengankat dan memberhentikan ketua dan anggota satuan
pengawas internal, dan koordinator upaya kesehatan di lingkungan puskesmas. Tugas
pokok dan fungsi tangung jawab para staf ditetapkan oleh pimpinan puskesmas.

Pasal 11

1. Prosedur kerja dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan puskesmas wajib menerapkan


prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam puskesmas maupun dengan
organisasi dalam lingkungan pemerintah Kota Ambon sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya kesehatan dalam lingkungan
puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya
kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala sub bagian tata usaha, dan Koordinator upaya kesehatan, menyampaikan laporan
kepada pimpinan Puskesmas.
5. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya saling berkoordinasi dengan pejabat non struktural terkait, dan satuan kerja
terkait dengan lingkungan pemerintah Kota Ambon.
6. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator Upaya kesehatan wajib mengadakan
evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi.

Pasal 12
MINI LOKAKARYA PUSKESMAS

1. Mini lokakarya puskesmas merupakan pertemuan yang diselengarakan secara rutin di


puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di puskesmas, puskesmas pembantu serta
dipimpin oleh pimpinan puskesmas, merupakan proses penggalangan kerjasama tim
puskesmas dengan pendekatan sistem.
2. Mini lokakarya puskesmas diselengarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
Dalam rapat sebagai mana dimaksud pada ayat 1 (satu) dibicarakan hal-hal yang
betrhubungan dengan puskesmas sesuai dengan tugas, wewenang dan kewajibannya.
3. Keputusan mini lokakarya puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila
tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
4. Hasil mini lokakarya puskesmas dituangkan dalam Plan Of Action (POA) puskesmas.
5. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL

Pasal 13
SATUAN PENGAWAS INTERNAL

1. Satuan pengawas internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggung jawab
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya puskesmas.
2. Satuan pengawas internal dipimpin oleh ketua, yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada pimpinan puskesmas.
3. Pembentukan satuan pengawas internal ditetapkan oleh pimpinan puskesmas
pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya puskesmas sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), meliputi:pengawasan terhadap sumber daya manusia, sarana prasarana,
kegiatan pelayaan serta administrasi keuangan puskesmas.

BAB V
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 14

1. untuk mewujudkan tata kelola klinis (Clinical governance) yang baik, semua pelayanan
medisyang dilakukan oleh setiap staf medis di puskesmas dilakukan atas penugasan
klinis (clinical Appointmen) dari pimpinan puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan,klinis (clinical privilege) oleh pimpinan puskesmas melalui penertiban surat
penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh pimpinan
puskesmas.

pasal 15
Penugasan klinis (clinical Appointmen)

1. setiap staf medis dan perawat dan bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki
surat penugasan klinis dari pimpinan puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).

Pasal 16
TIM PENINGKATAN MUTU KLINIS

1. Tim peningkatan mutu klinis adalah perangkat puskesmas yang menjamin tata klinis
(clinical governance) yang baik di puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis,melaui mekanisme kredensial, peningkatan muttu profesi
medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Tim Peningkatan Mutu Klinis dipimpin oleh seorang dokter,yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpin puskesmas.

3. Pembentukan tim peningkatan mutu klinis ditetapkan oleh pimpinan puskesmas.


4. Fungsi tim peningkaran mutu klinis adalah :
1. Memberikan saran kepada pimpinan puskesmas
2. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis
3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran
4. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan.
5. Tugas tim peningkatan mutu klinis adalah
1. membatu pimpinan puskesmas dalam menyusun daftar pelayanan medis
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico legal
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelimoik staf medis dan staf non medis
4. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staf medis
5. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
6. Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan
7. Membuat laporan

Pasal 17

1. Mekanisme pengawasan Satuan Pengawasan Internal (SPI) melakukan audit internal dan
audit keuangan dan menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan pada
puskesmas serta memberikan saran perbaikan.
2. Tim peningkatan mutu Klinis melakukan pengawasan internal dibidang praktek
kedokteran dalam rangka penyelengaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan
standard an etika profesi.

Pasal 18

1. Tata urutan peraturan-peraturan puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman


semua peraturan dan kebijakan puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Pimpinan
Puskesmas. Setiap satuan kerja/seksi harus mempuat Standar Operasional Prosedur
yang mengacu pada peraturan internal Puskesmas
2. Semua kebijakan operasional prosedur tetap administrasi dan manajemen puskesmas
tidak boleh bertentangan dengan peraturan internal puskesmas

3. Tata urutan peraturan disusun sebagai berikut:


a. Peraturan internal puskesmas
b. Keputusan pimpinan puskesmas
c. Keputusan koordinator upaya kesehatan dalam hirarki struktural/fungsional untuk
hal-hal dibidangnya dan dipertanggungjawabkan langsung kepada pimpinan
puskesmas.
BAB V
PENUTUP

Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat peraturan ini disahkan, masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang tercantum dalam
peraturan ini
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh tim yang dibentuk oleh pimpinan
puskesmas
3. Jika dalam evalusai sebagaimana yang disebut dalam pasal 2(dua) ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan yang
selanjutnya akan dibuat dalam surat keputusan pimpinan puskesmas

Pasal 20

Keputusan Pimpinan Puskesmas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan setiap staf berhak dan
wajib mengetahui peraturan ini dan ditaati sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Ambon
Pada tanggal 3 April 2017
PIMPINAN PUSKESMAS BENTENG

Vonny B Leatemia

Anda mungkin juga menyukai