Anda di halaman 1dari 11

DINAS KESEHATAN KOTA AMBON

PUSKESMAS WAIHOKA
Jln. Air Besar RT 003/02 Ambon KP P8171020207

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS WAIHOKA


NOMOR:107 /SK/WHK/IV/2016

TENTANG
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS WAIHOKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIMPINAN PUSKESMAS WAIHOKA,

Menimbang : a. Bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif,


efisien dan berkualitas serta dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum, perlu diataur
adanya Peraturan Internal Puskesmas;
b. Bahwa berdasarkan pertimbanagn sebagaimana yang di
maksud dalam huruf a perlu menetapkan dengan
Keputusan Pimpinan Puskesmas tentang Peraturan
Internal Puskesmas;
c. Bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh
karyawan harus melaksanakan serta menaati Peraturan
Internal Puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran ;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2005 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 971 Tahun 2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS WAIHOKA TENTANG


PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS WAIHOKA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


1. Daerah adalah Kota Ambon
2. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut azaz otonom yang seluas-luasnya dalam system dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
dasar 1945
3. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Ambon
4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon
5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota beserta jejaringnya (Puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling).
6. Izin Operasional Puskesmas Adalah izin yang diberikan kepada puskesmas termasuk
jejaringnya untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
7. Izin operasioan Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi persyaratan
yang meliputi : Administrasi dan Menajemen Puskesmas, Standar Pelayanan Puskesmas
serta Sumber Daya Manusi
8. Peraturan Internal Puskesmas Waihoka adalah produk hokum yang merupakan
anggaran Rumah Tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh Puskesmas atau yang
mewakili, yang mengatur hubungan antara pemilik, Kepala Puskesmas, Staf Medis,Staf
Keperawatan dan non medis
9. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan Puskesmas
dalam suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (Clinical
Appointment)
10. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab dan
wewenang dari sorang pegawai dalam kesatuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahliana dan atau keterampilan tertentu serta memiliki ijin
praktek di Puskesmas
11. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan pendidikan
kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pasal 2
Nama, Visi, Misi, Motot dan Nilai Nilai dasar

1. Nama puskesmas : Puskemas Waihoka


2. Visi Puskesmas adalah : terwujudnya masyarakat yang sehat dan mandiri melalui
pelayanan kesehatan yang merata dan prima
3. Misi Puskesmas adalah :
1. Mengupayakan penyelengeraan rawat jalan yang bermutu dan
merata melalui pelayanan kesehatan di puskesmas dan pustu
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para tenaga
kesehatan di puskesmas dan memberikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat
3. Menyelenggarakan program upaya kesehatan masyarakat yang
meliputi usaha promosi kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, upaya kesehatan
ibu dan anak termasuk KB dan pengobatan dasar serta upaya
kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat
4. Motto puskesmas : “ SMARTIESS ( Senyum, Menyapa, Aktif, Ramah,
Terprogram, Inovatif, Empati, Salam Simpati)”
5. Budaya kerja puskesmas :
1. Professional dalam bekerja sesuai dengan ilmu dan kompetensinya
2. professional dan peka terhadap masalah yang terjadi di masyarakat
3. ramah dalam bertutur kata dan bersikap baik pada semua orang
4. selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan

6. Nilai-niali dasar : kejujuran, keterbukaan, melayanai dengan rendah hati


dan penuh dengan cinta kasih.
7. Tujuan Puskesmas : memberikan pelayanan yang terbaik dan bermutu
8. Komitmen Pelayanan : “ dengan ini kami pegawai Puskesmas Waihoka
menyatakan kesanggupan kami dalam memberikan pelayanan Prima kepada
masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dan kami siap menerima
teguran ataupun masukan apabila kami melanggar”

BAB II
PEMILIK

Pasal 3

Pemilik Puskesmas Waihoka adalah Pemerintah Kota Ambon

Pasal 4
Pemerintah Kota Ambon, berdasarkan kewenangan yang dimiliknya, bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan hidup, kemajuan serta perkembangan puskesmas Waihoka sesuai
dengan harapan dan keinginan masyarakat.

Pasal 5

Pemerintah Kota Ambon Melalui Dinas Kesehatan Kota Ambon mempunyai wewenang :
1. Menentukan kebijakan Puskesmas secara umum
2. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan puskesmas
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja puskesmas

Pasal 6

1. Pemerintah Kota Ambon bertanggungjawab kepada rakyat melaui Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah Kota Ambon atas kelangsungan hidup, kelancaran dan perkembangan
puskesmas.

2. Dinas Kesehatan Kota Ambon berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan


peningkatan mutu pelayanan puskesmas.

3. Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya berhak mendapat dukungan dana, sarana dan
prasarana untuk memperkuat pelayanan di puskesmas

BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS

Pasal 7

1. Persyaratan dan administrasi puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi dan Tata
Kelolah Struktur Organisasi Puskesmas yang terdiri dari :
a. Pimpinan Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Penanggung Jawa UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP
e. Penanggung jawab jaringan puskesmas (Pustu)

2. Tata kelolah sebagaimana yang tercantum dalam ayat satu meliputi tata laksana
organisasi, standar pelayanan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan informasi
manajemen Pukesmas

3. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.

4. Puskesmas memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan di Puskesmas.


Pasal 8

1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di puskesmas, puskesmas


menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan
puskesmas

2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana yang dimaksud pada ayat satu merupakan
Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat
Pertama

3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :


a. UKM esensial yang meliputi Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk pembinaan
PHBS, pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKM,
Pelayanan Gizi yang bersifat UKM, Pengendalian Penyakit.
b. UKM pengembangan yang meliputi : pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan
kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan lansia, Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja, Kesehatan dan Keselamatan kerja, UKS dan UKGS.
c. UKP yang meliputi kefarmasian, laboratprium, poli umum, poli gigi, poli KIA/KB, poli
UGD, poli khusus persalinan.
d. jaringan puskesmas meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling, jejaring
pelayanan kesehatan (posyandu balita dan posyandu lansia)

Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Puskesmas Waihoka dipimpin oleh seorang Pimpinan Puskesmas, yang secara teknis
fungsional dan taktis operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Ambon.

2. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi Manajemen


Kesehatan Masyarakat, masa kerja di puskesmas minimal 2(dua) tahun, dan telah
mengikuti pelatihan manajemen puskesmas.

3. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat eselon IIIB,
ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan pimpinan puskesmas
sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua).

4. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat 3(tiga) memiliki kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap.

5. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purnawaktu, tenaga kesehatan lain dan
tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan kwalifikasinya.

6. Sub bagian tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha yang merupakan
pejabat struktural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada pimpinan puskesmas.
7. Penannggung jawab UKP adalah seorang dokter yang merupakan pejabat funsional,
dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan
puskesmas.

8. Upaya pelayanan kesehatan lain dapat dipimpin oleh seorang perawat/bidan atau
petugas kesehatan lainnya yang merupakan pejabat funsional, dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan puskesmas.

Pasal 10

1. Pimpinan puskesmas mempunyai tugas :


a. Menetapkan sistem Manajemen Mutu puskesmas
b. Mengesahkan kebijakan yang berkaitan dengan Manajemen Mutu
puskesmas dan sasaran mutu kinerja
c. Mengesahkan Pedoman Mutu pelayanan dan Upaya Pelayanan
d. Mengesahkan Standar Operasional Prosedur
e. Mengesahkan kerangka acuan kegiatan
f. Mengupayakan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam penerapan system manajemen mutu
g. Mengesahkan komitmen mutu pelayanan puskesmas
h. Memastikan adanya upaya perbaikan dan pengembangan yang
berkesinambungan dalam sistem Manajemen Mutu Puskesmas

2. Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan puskesmas dibantu koordinator upaya kegiatan


dan satuan pengawas internal.

3. Pimpinan puskesmas mengangkat dan memberhentikan ketua dan anggota satuan


pengawas internal, dan koordinator upaya kesehatan di lingkungan puskesmas. Tugas
pokok dan fungsi tangung jawab para staf ditetapkan oleh pimpinan puskesmas.

Pasal 11

1. Prosedur kerja dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan puskesmas wajib menerapkan


prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam puskesmas maupun dengan
organisasi dalam lingkungan pemerintah Kota Ambon sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya kesehatan dalam lingkungan
puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.

3. Setiap laporan yang diterima oleh kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya
kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.

4. Kepala sub bagian tata usaha, dan Koordinator upaya kesehatan, menyampaikan
laporan kepada pimpinan Puskesmas.
5. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator upaya kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya saling berkoordinasi dengan pejabat non struktural terkait, dan satuan kerja
terkait dengan lingkungan pemerintah Kota Ambon.

6. Kepala sub bagian tata usaha dan Koordinator Upaya kesehatan wajib mengadakan
evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi.

Pasal 12
MINI LOKAKARYA PUSKESMAS

1. Mini lokakarya puskesmas merupakan pertemuan yang diselengarakan secara rutin di


puskesmas yang dihadiri oleh tim supervise dari Dinas kesehatan Kota Ambon, seluruh
staf di puskesmas, puskesmas pembantu serta dipimpin oleh pimpinan puskesmas,
merupakan proses penggalangan kerjasama tim puskesmas dengan pendekatan sistem.

2. Mini lokakarya puskesmas diselengarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.


Dalam rapat sebagai mana dimaksud pada ayat 1 (satu) dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan puskesmas sesuai dengan tugas, wewenang dan kewajibannya.

3. Keputusan mini lokakarya puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila


tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.

4. Hasil mini lokakarya puskesmas dituangkan dalam Plan Of Action (POA) puskesmas.

5. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL

Pasal 13
SATUAN PENGAWAS INTERNAL

1. Satuan pengawas internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggung jawab
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya puskesmas.

2. Satuan pengawas internal dipimpin oleh ketua, yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada pimpinan puskesmas.

3. Pembentukan satuan pengawas internal ditetapkan oleh pimpinan puskesmas


pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya puskesmas sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), meliputi:pengawasan terhadap sumber daya manusia, sarana prasarana,
kegiatan pelayaan serta administrasi keuangan puskesmas.

BAB V
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 14

1. untuk mewujudkan tata kelola klinis (Clinical governance) yang baik, semua pelayanan
medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di puskesmas dilakukan atas penugasan
klinis (clinical Appointmen) dari pimpinan puskesmas.

2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian


kewenangan,klinis (clinical privilege) oleh pimpinan puskesmas melalui penertiban surat
penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.

3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh pimpinan
puskesmas.

pasal 15
Penugasan klinis (clinical Appointmen)

1. setiap staf medis dan perawat dan bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki
surat penugasan klinis dari pimpinan puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).

Pasal 16
TIM PENINGKATAN MUTU KLINIS

1. Tim peningkatan mutu klinis adalah perangkat puskesmas yang menjamin tata klinis
(clinical governance) yang baik di puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis,melaui mekanisme kredensial, peningkatan muttu profesi
medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.

2. Tim Peningkatan Mutu Klinis dipimpin oleh seorang dokter,yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpin puskesmas.

3. Pembentukan tim peningkatan mutu klinis ditetapkan oleh pimpinan puskesmas.

4. Fungsi tim peningkaran mutu klinis adalah :


1. Memberikan saran kepada pimpinan puskesmas
2. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis
3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran
4. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan.
5. Tugas tim peningkatan mutu klinis adalah
1. membatu pimpinan puskesmas dalam menyusun daftar pelayanan medis
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico ẚ legal
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis
4. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staf medis
5. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
6. Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan
7. Membuat laporan

Pasal 17

1. Mekanisme pengawasan Satuan Pengawasan Internal (SPI) melakukan audit internal


dan audit keuangan dan menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan pada
puskesmas serta memberikan saran perbaikan.

2. Tim peningkatan mutu Klinis melakukan pengawasan internal dibidang praktek


kedokteran dalam rangka penyelengaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan
standard an etika profesi.

Pasal 18

1. Tata urutan peraturan-peraturan puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman


semua peraturan dan kebijakan puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Pimpinan
Puskesmas. Setiap satuan kerja/seksi harus mempuat Standar Operasional Prosedur
yang mengacu pada peraturan internal Puskesmas

2. Semua kebijakan operasional prosedur tetap administrasi dan manajemen puskesmas


tidak boleh bertentangan dengan peraturan internal puskesmas

3. Tata urutan peraturan disusun sebagai berikut:


a. Peraturan internal puskesmas
b. Keputusan pimpinan puskesmas
c. Keputusan koordinator upaya kesehatan dalam hirarki struktural/fungsional untuk
hal-hal dibidangnya dan dipertanggungjawabkan langsung kepada pimpinan
puskesmas.

BAB V
PENUTUP

Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat peraturan ini disahkan, masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang tercantum dalam
peraturan ini

2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh tim yang dibentuk oleh pimpinan
puskesmas
3. Jika dalam evalusai sebagaimana yang disebut dalam pasal 2(dua) ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan yang
selanjutnya akan dibuat dalam surat keputusan pimpinan puskesmas

Pasal 20

Keputusan Pimpinan Puskesmas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan setiap staf berhak dan
wajib mengetahui peraturan ini dan ditaati sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Ambon
Pada tanggal 18 April 2016
PIMPINAN PUSKESMAS WAIHOKA

Drg. Risma Uli Sinaga


Nip. 19800603 200902 2 004

Anda mungkin juga menyukai