PANDUAN TRIAGE
TAHUN 2023
2023
-1-
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO
RSUD DR. M.M DUNDA LIMBOTO
Jl. Achmad A.Wahab (Eks.Jl.Jend. A. Yani No.53) Limboto Telp. (0435) 881455 – 880047 Fax. (0435) 881095
TENTANG
DIREKTUR,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan keamanan pasien
serta mekanisme tata kerja pelayanan, perlu dibuat dibuat Panduan
Triage di RSUD DR. MM. Dunda Limboto;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Tentang Panduan Triage Pada
RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo;
-2-
2017 Nomor 1023);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
tentang Kegawat Daruratan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1799);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 21);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 586);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1128 Tahun
2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Pemberlakuan Panduan Triage Rumah Sakit Umum Daerah M.M Dunda
Limboto Kabupaten Gorontalo
KEDUA : Pemberlakuan Panduan Triase sebagaimana dimaksud diktum KESATU
tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dalam keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mesitinya.
DIREKTUR,
Tembusan :
-3-
DAFTAR ISI
-4-
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DR. MM. DUNDA LIMBOTO
BAB I
DEFINISI
Dalam pelaksanaan triage pada pelayanaan kesehatan pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD DR. MM. Dunda Limboto, ada beberapa pengertian/defenisi yang perlu
dipahami oleh seluruh staf untuk ketepatan triage dalam meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien, antara lain :
1. Triage adalah titik pertama kontak publik dengan IGD, cara pemilahan penderita untuk
menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya dan masalah
yang terjadi pada pasien
2. Triase di IGD adalah pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABCD (Airway,
Breathing, Circulation dan Disability).
3. Waktu Kedatangan adalah waktu kontak pertama yang tercatat antara pasien dan staf
IGD. Penilaian triase harus dilakukan pada saat ini.
4. Waktu Tunggu adalah perbedaan antara waktu kedatangan dan waktu penilaian dan
perawatan medis awal. Akurasi perekaman dalam menit terdekat sudah sesuai.
5. Fungsi Triage adalah fungsi penting di Instalasi Gawat Darurat (UGD), di mana banyak
pasien mungkin datang serentak. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien
dirawat dalam urutan urgensi klinis mereka yang mengacu pada: perlunya intervensi
waktu-kritis. Urgensi klinis tidak identik dengan kompleksitas atau keparahan. Triase juga
memungkinkan alokasi pasien ke area penilaian dan perawatan yang paling tepat, dan
memberikan informasi yang membantu untuk menggambarkan kasus. Mengubah model
perawatan di beberapa IGD (Misalnya streaming, perawat inisiatif klinis, dokter
penghubung triage) tidak menghalangi kebutuhan akan triage.
-5-
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan triase pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD DR. MM.
Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo, meliputi :
1. Panduan triage ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke di Instalasi Gawat Darurat
RSUD DR. MM. Dunda Limboto
a. Di dalam RSUD DR. MM. Dunda Limboto semua pasien yang datang akan dilakukan
Triage oleh dokter jaga IGD dan perawat jaga IGD untuk mendapatkan prioritas
pelayanan yang sesuai dengan kegawat daruratannya.
b. Dalam kedaan bencana pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam
maupun dari luar rumah sakit.
-6-
BAB III
TATALAKSANA
A. Penatalaksanaan Triase
1. Fungsi Triase
Triase adalah fungsi penting di Unit Gawat Darurat (UGD), di mana banyak
pasien mungkin datang serentak. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien
dirawat dalam urutan urgensi klinis mereka yang mengacu pada : perlunya intervensi
waktu-kritis. Urgensi klinis tidak identik dengan kompleksitas atau keparahan. Triase
juga memungkinkan alokasi pasien ke area penilaian dan perawatan yang paling tepat,
dan memberikan informasi yang membantu untuk menggambarkan kasus. Mengubah
model perawatan di beberapa UGD (Misalnya streaming, perawat inisiatif klinis, dokter
penghubung triase) tidak menghalangi kebutuhan akan triase.
2. Penilaian Triase
Triage adalah titik pertama kontak publik dengan IGD. Penilaian triase
umumnya tidak boleh lebih dari dua sampai lima menit dengan tujuan keseimbangan
kecepatan dan ketelitian menjadi esensi. Penilaian triase melibatkan kombinasi dari
masalah yang ada dan penampilan umum pasien, dan dapat digabungkan dengan
pengamatan fisiologis yang relevan. Tanda-tanda vital hanya boleh diukur pada triase
jika diperlukan untuk memperkirakan urgensi, atau jika waktu memungkinkan.
3. Keamanan Triase
Adalah penting bahwa semua UGD merencanakan potensi risiko perilaku
agresif pasien atau kerabat mereka di triase. Lingkungan fisik harus yang aman dan
tidak mengancam, senyaman mungkin dan tidak mengekspos staf untuk risiko. Staf
garis depan harus memiliki pelatihan dan protokol minimalisasi agresi dan prosedur
untuk menghadapi perilaku yang menantang. Di mana keselamatan staf dan/atau pasien
lain berada di bawah ancaman, keselamatan pasien dan staf harus diprioritaskan dan
respons keamanan yang tepat harus dilakukan sebelumnya untuk penilaian klinis dan
pengobatan.
4. Waktu Untuk Perawatan
Waktu perawatan yang dijelaskan untuk setiap Kategori PACS mengacu pada
waktu maksimum seorang pasien dalam kategori tersebut harus menunggu penilaian dan
pengobatan. Dalam kategori yang lebih mendesak, penilaian dan pengobatan harus
-7-
terjadi secara bersamaan. Idealnya, pasien harus dirawat dengan baik dalam waktu
maksimum yang direkomendasikan. Implisit dalam deskriptor Kategori 1 sampai 4
adalah asumsi bahwa hasil klinis dapat dipengaruhi oleh penundaan untuk penilaian dan
pengobatan di luar waktu yang direkomendasikan.Waktu tunggu maksimum untuk
Kategori 5 merupakan standar untuk penyediaan layanan.Di mana seorang pasien
memiliki waktu tunggu kurang dari atau sama dengan waktu tunggu maksimum yang
ditentukan oleh Kategori PACS, UGD dianggap telah mencapai indikator kinerja untuk
presentasi tersebut. Pencapaian dari indikator harus dicatat dan dibandingkan antara
sejumlah besar presentasi.
5. Adapun bentuk jenis triage yang ada di dalam RSUD DR. MM. Dunda Limboto adalah:
-8-
d. Pelatihan bagi staf diadakan agar staf mampu memutuskan pasien yang
membutuhkan pertolongan segera dan pelayanan yang dibutuhkan
e. Jika rumah sakit tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi
darurat,pasien dirujuk ke rumah sakit lain
f. Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya, pasein emergensi
diperiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah sakit dulu sebelum
dirujuk
-9-
7. Kasus - kasus yang belum dapat dilakukan penanganannya di RSUD MM. Dunda
Limboto yaitu :
1. Jantung anak
2. Bedah anak
3. Bedah jantung
4. Transplantasi organ
5. Air bone Disease (SARS, flu burung, MERS Co.)
6. Ketergantungan obat
7. Kemoterapi
8. Bedah autopsi
-10-
BAB IV
DOKUMENTASI
-11-
b. Trauma
Masing-masing departemen mungkin memiliki kebijakan yang memberikan tanggapan
tim langsung kepada pasien yang memenuhi kriteria tertentu. Namun, kategori triase
harus dialokasikan sesuai dengan urgensi klinis objektif mereka.
c. Gangguan Perilaku
Pasien dengan masalah kesehatan mental atau perilaku harus diprioritaskan sesuai
dengan urgensi klinis dan situasional mereka. Dimana masalah fisik dan perilaku hidup
berdampingan, kategori triase tertinggi yang sesuai harus diterapkan berdasarkan
presentasi gabungan.
3. Rekam Medis Triage UGD RSUD DR. M.M Dunda Limboto meliputi :
a. Lembar Tiase Gawat Darurat.
DIREKTUR,
-12-