DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN ……………………………………………………… iii
KEBIJAKAN PELAYANAN ………………………………………………. v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…… …………………………………………………………… vi9
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 11
II. DEFINISI........................................................................................................... 12
III. TATALAKSANA ……………………………………………………………
IV. DOKUMENTASI………………………………………………...................... 15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
ijinNya Panduan Pemberian Instruksi Medis di Rumah Sakit Agung Manggrai dapat
dibuat. Panduan ini akan dijadikan panduandalam operasional pelayanan pasien
maupun pegawai Rumah Sakit Agung Manggarai.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan Panduan Pemberian Instruksi Medis di Rumah Sakit
Agung Manggarai, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
khususnya sumber daya manusia sesuai standar.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kamimenerima segala saran dan kritik agar kami dapat
memperbaiki.
Akhir kata kami berharap semoga panduan akreditasi inidapat bermanfaat untuk
pelayanan di RS Agung Manggarai
Dr Rosita Vivayani
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AGUNG
NOMOR : Skep/826a/RSA/IV/2019
TENTANG
Menimbang :
a) Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien di
Rumah Sakit AGUNG, maka diperlukan pelayanan kesehatan yang
paripurna;
b) Rumah sakit dikelola secara efektif dan efisien sesuai dengan Visi, Misi, dan
Tujuan untuk menjamin tersedianya pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka perlu dibuat panduan sebagai pedoman
dalam pelaksanaanya,
c) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama
Rumah Sakit Agung Tentang Panduan Pemberian Informasi Rencana
Pengobatan di Rumah Sakit Rumah Sakit Agung.
Mengingat:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/KEMENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 129/Menkes/SK./II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan Tindakan Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit.
Menetapkan:
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan cara
mendokumentasikan pelayanan di dalam rekam medis.
2. Sebagai acuan agar dapat lebih mengetahui perlunya membuat rekam
medis untuk kepentingan dokter, pasien, sarana pelayanan kesehatan dan
perkembangan ilmu pengetahuan
C. RUANG LINGKUP
Kebijakan ini berlaku untuk semua unit di Rumah Sakit Agung yang melakukan
pelayanan medis langsung kepada pasien.
D. TANGGUNG JAWAB
a. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tersedia
mekanisme untuk diterapkan pemantauan dan revisi dari kebijakan ini,
kebijakan ini tersedia, dapat diakses dan dimengerti oleh semua staff
terkait. Direktur mendelegasikan seluruh tanggung jawab pelaksana dan
implementasi ke pada Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis..
b. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Kepala Bidang
Pelayanan dan Penunjang Medis.
1) Mengedarkan kebijakan ini di area tanggung jawab mereka.
2) Melaksanakan kebijakan diarea tanggung jawab mereka
3) Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk
melengkapi kebijakan ini.
4) Memastikan semua staff yang berada dalam pengawasan mereka
diinformasikan perihal kebijakan ini dan menghadiri pelatihan tentang
kebijakan ini.
c. Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis bertanggung jawab untuk
memastikan audit internal dilakukan.
d. Kordinator unit termasuk di dalam ruang lingkup kebijakan ini
bertanggungjawab terhadap implementasi ini di unit masing-masing dan
memastikan bahwa:
1) Semua staff baru dan lama mempunyai akses dan informasi tentang
kebijakan ini dan kebijakan lain yang terkait, SPO dan formulir yang
terkait dengan kebijakan ini.
2) SPO tertulis untuk mendukung dan sesuai dengan kebijakan ini
tersedia dan dipantau terhadap kepatuhannya.
e. Semua staff.
Semua staff yang terlibat dalam lingkup kebijakan ini bertanggung jawab
untuk melaksanakan kebijakan ini dan menjamin bahwa:
1) Mereka mengerti dan mematuhi kebijakan ini.
2) Akan menggunakan kebijakan ini berhubungan dengan seluruh
kebijakan dan SPO Rumah Sakit Agung.
3) Ketidakpatuhan terhadap kebijakan ini akan mendapatkan tindakan
disiplin.
4) Semua staff dapat mengisi laporan kejadian (incident report) bila
mana terdapat ketidakpatuhan.
BAB II
DEFINISI
A. Instruksi Medis
Pelayanan pasien di Rumah Sakit adalah pelayanan kesehatan yang
memerlukan perencanaan dari petugas kesehatan yang berkesinambungan
sesuai kebutuhan asuhan pasien. Keseragaman pelayanan/standarisasi
pelayanan di rumah sakit adalah pasien dengan masalah kesehatan dan
kebutuhan pelayanan yang sama mendapatkan kualitas asuhan yang sama,
untuk melaksanakan prinsip kualitas yang setingkat yang menghasilkan
pelayanan yang seragam tanpa membedakan status social, ekonomi, budaya,
agama, dan waktu pelayanan dan diberikan oleh praktisi yang kompeten dan
memadai serta tidak tergantung waktu.
Definisi dari Instruksi medis itu sendiri adalah segala bentuk tindakan,
pemberian obat-obatan, pemeriksaan laboratorium dan diagnostic imajing yang
diperintahkan oleh dokter yang merawat pasien atau bila diperlukan oleh dokter
jaga.
BAB III
TATA LAKSANA
1) Semua pemberian instruksi adalah tanggung jawab DPJP atau dokter jaga
jika dalam keadaan gawat darurat
2) Setiap pemberian instruksi atau resep obat harus dilakukan secara tertulis,
kecuali dalam keadaan gawat darurat dapat diberikan instruksi kepada
perawat atau dokter melalui telepon
3) Untuk pasien baru yang belum diperiksa sendiri oleh DPJP, maka pemberian
instruksi melalui telepon hanya boleh diberikan kepada dokter jaga yang
memeriksa pasien tersebut.
4) Instruksi untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostic imajing harus
disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya berupa interpretasi, kecuali
keadaan khusus seperti di Unit darurat dan Unit Intensif
5) Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang kompeten dan berwenang
sesuai dengan keputusan direktur tentang Rincian dengan Pre dan Post Test
kewenangan Klinis (RKK) dan Surat Penugasan Klinis (SPK)
6) Dokter jaga atau perawat yang menerima instruksi tersebut akan
menuliskannya di rekam medis dan akan membacakannya ulang untuk
pengecekan
7) Catatan instruksi tersebut harus di paraf oleh DPJP pada keesokanharinya
BAB IV
PENUTUP