Anda di halaman 1dari 30

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugrahNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga pedoman
pelayanan Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Semara Ratih ini dapat selesai
disusun.

Pedoman pelayanan Ruang Bersalin ini merupakan panduan kerja bagi


semua pihak yang terkait dalam melakukan asesmen pasien.

Dalam pedoman pelayanan Ruang Bersalin ini diuraikan tentang pengertian


dan tata laksana dalam melakukan asesmen pasien di Rumah Sakit Umum Semara
Ratih.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya


atas bantuan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan pedoman
pelayanan Ruang Bersalin.

Luwus,

DAFTAR ISI

2
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
SK PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ...................................... 4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 5
A. Latar Belakang........................................................................................ 5
B. Tujuan Pedoman...................................................................................... 6
C. Ruang Lingkup Pelayanan...................................................................... 6
D. Batasan Operasional ............................................................................... 6
E. Landasan Hukum ................................................................................... 7
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................... 8
A. Distribusi Ketenagaan ............................................................................ 8
B. Jadwal Kegiatan, Termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)................... 8
BAB III STANDAR FASILITAS ...................................................................... 10
A. Denah Ruang .......................................................................................... 10
B. Standar Fasilitas ..................................................................................... 11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................... 13
BAB V LOGISTIK ............................................................................................ 20
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................ 22
BAB VII PENGENDALIAN MUTU ................................................................ 25
BAB VIII PENUTUP ......................................................................................... 28

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

3
NOMOR : 097/SK/RSSR/II/2020
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH

DIREKTUR RSU SEMARA RATIH

Menimbang : a. bahwa dalam Menjalankan Visi dan Misi Rumah Sakit


Umum Samara Ratih perlu membuat pedoman tentang
pelayanan Ruang Bersalin Rumah Sakait Umum Samara
Ratih demi terciptanya keamanan dan keselamatan pasien
di Rumah Sakit Umum Samara Ratih
b. bahwa agar pedoman tentang pelayanan di Rumah Sakit
Umum Semara Ratih dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Semara
Ratih sebagai landasan bagi penyelenggaraan pedoman
pelayanan di Rumah Sakit Umum Semara Ratih
c. bahwa sesuai butir a. dan b. diatas perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Semara
Ratih.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik


Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/Menkes/SK/III/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapka :

4
n
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SAMARA RATIH TENTANG PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PELAYANAN RUANG BERSALIN DI
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH
Kedua : Memberlakukan kebijakan pelayanan Ruang Bersalin
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Pedoman pelayanan Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Semara Ratih Ini diberlakukan sejak surat keputusan ini di
tanda tangani Direktur.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat perubahan atau kekeliruan
dalam pedoman ini akan diadakan penyesuaian dan
penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Luwus
Pada Tanggal : 14 Pebruari 2020

dr. I Wayan Buana, Sp.B., Finacs., M.M.


Direktur RSU Semara Ratih

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian

5
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka
Kematian Ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan
jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup
yang diatas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000
kelahiran hidup. Thailand 44/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesia, 2010) dan menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDG’s
2000) untuk tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi
102/100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung
risiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai
komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah
melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang
sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan
kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan
proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya
yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien
yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSU
Semara Ratih maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan
harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

B. Tujuan Pedoman

6
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RSU Semara
Ratih dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan
kesehatan global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
secara professional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan
dan organisasi profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
2. Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau
rawat inap
3. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4. Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir

D. Batasan Operasional
Unit pelayanan Ruang Bersalin adalah unit pelayanan yang
berada dibawah pelayanan medik dan kebidanan yang memberikan
pelayanan medik dan kebidanan berkoordinasi dengan unit lain dalam hal
pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan pasien.
Secara umum tidak ada pembagian ruangan berdasarkan kasus
atau kategori penyakit di ruang rawat inap, semua kasus bisa ditempatkan
di semua ruangan sesuai kelas yang dipilih oleh pasien.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

7
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457
Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan/Kota.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
:369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berjaga berjumlah 4 bidan pelaksana + 1 kepala ruang
dengan rincian sbb:

8
a. Petugas yang jaga pagi berjumlah 1 orang dengan :
a. 1 (satu) orang kepala ruangan
b. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin
b. Jaga Sore
a. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin
c. Jaga Malam
a. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin

B. Jadwal Kegiatan, Termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)


1. Pengaturan jadwal jaga dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala keperawatan dan Human Resource
Department (HRD).
2. Jadwal jaga dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan
kepada bidan pelaksana
3. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu
dapat mengajukan permintaan jaga. Permintaan akan disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan
akan disetujui.
4. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan
syarat dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
5. Jadwal jaga terdiri dari jaga pagi, sore, malam,lepas jaga dan libur
6. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
maka yang bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam
sebelum jam jaga berlangsung untuk dicarikan pengganti jaganya
tersebut.

9
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

11 122 13 1
14

10 2
0
10
2

9 2 3
1

4
8 7 6 5

19 15

18 17 16

Keterangan:

1. Pintu Masuk 8. Meja Tindakan 15. Pintu Masuk


Spolhock

2. Meja Bidan 9. Bed Pasien 16. Pintu Masuk Gudang

3. Telepon 10. Bed Pasien 17. Tempat linen kotor

4. Lemari Penyimpanan 11. Incubator 18. Washtafel

5. Tempat sampah 12. Tempat Tidur Bayi 19. Pintu Masuk Kamar
infeksius Mandi

6. Tempat sampah non 13. Infant Warmer 20. Troli tindakan


infeksius

7. Suction 14. Timbangan Dewasa 21. Troli tindakan

B. Standar Fasilitas
1. Ruang Bersalin di RSU Semara Ratih dengan kapasitas 2 tempat tidur.
2. Fasilitas dan Alat yang ada di Ruang HCU
a. Fasilitas

11
NO FASILITAS JUMLAH
1 Bed Pasien 2
2 AC 1

b. Alat

NO ALAT JUMLAH
1 Infant Warmer 1
2 Incubator 1
3 Suction 1
4 Timbangan Dewasa 1
5 Timbangan Bayi 1
6 Lampu Tindakan 2
7 Troli Tindakan 2
8 Tensimeter 1
9 Termometer 1
10 Stetoskop 1
11 Ambu bag bayi 2
12 Partus set 2
13 Hecting set 1
14 Porseps 1
15 Vakum 70mm 1
16 Vakum 50mm 1
17 Doppler 2
18 Trombol sedang 3
19 Kom tertutup 2
20 Korentang + tempatnya 1

3. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat


Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus
dilakukan pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar perlatan dapat
tetap terpelihara dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
a. Tujuan
1) Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi
dan tujuannya.
2) Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai
yang diinginkan
3) Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap
digunakan.

12
4) Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan
peralatan medis yang diperlukan.
b. Prosedur
1) Untuk perbaikan peralatan yang rusak Ruang Bersalin, kepala
ruangan harus membuat permintaan perbaikan di dalalam
program RSU Semara Ratih sebanyak 2 rangkap, dan diantar ke
bagian sarana dan prasarana ( Sapra )
2) Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki
3) Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan ke
Ruang Bersalin.
4) Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka
alat diperbaiki oleh meinteneence luar ( melalui bagian Sapra ).

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kebijakan dan Prosedur


1. Penerimaan pasien baru
a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan :

13
1) Menerima pasien baru dan melakukan serah terima
dengan perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
2) Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan
ketepatan identitas pasien dengan bertanya langsung kepada
pasien.
3) Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko
tinggi sesuai dengan ketentuan.
4) Melakukan pengkajian kebidanan.
5) Melakukan observasi tanda-tanda vital.
6) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien.
7) Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab
dan melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
8) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan.

b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
3) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab
yang melakukan tindakan
4) Melakukan verifikasi laporan dengan tanda tangan di tempat
pelaporan yang sudah di stempel oleh bidan,tanda tangan di sertai
verifikasi tanggal dan jam tandatangan.

2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day


care)

14
a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
1) Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
2) Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
3) Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan
dokter anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
4) Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan
seperti mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan
melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital,
anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
5) Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum
dan tanda-tanda vitalnya
6) Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu
keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
7) Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata
rekening pada bidan
8) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan
paska tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu
kontrol dengan menggunakan formulir discharge planning.
9) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan

b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
3) Melakukan tindakan di ruang tindakan
4) Membuat resep dan menjadwalkan control

15
5) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab
yang melakukan tindakan

3. Persiapan pasien pre op sectio cesarean


a. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
Prosedur :
1) Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari
dokter penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan
operasi yang akan dilakukan
2) Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat
persetujuan tindakan section cesarea dan surat ijin tindakan
anestesi
3) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya sesuai anjuran dokter (hematolog Lengkap,
BT,CT,Urine lengkap jika di perlukan)
4) Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah
bila diperlukan, melepas protese dan lain-lain
5) Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat
didalam pendokumentasian.
6) Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan
pasien sudah siap diantar ke kamar operasi
7) Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan
diantar
8) Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30
menit sebelum jadwal operasi
9) Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat
kamar operasi
10) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan

16
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
3) Melakukan tindakan di kamar operasi
4) Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
5) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggun
jawab yang melakukan tindakan

4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal


a. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
Prosedur :
1) Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan
keadaan umum pasien
2) Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum
proses persalinan, laporkan pada dokter
3) Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki
kala II
4) Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
5) Lakukan perawatan kala III
6) Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
7) Lakukan perawatan kala IV
8) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan

b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter

17
1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
3) Melakukan tindakan pertolongan persalinan
4) Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
5) Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
6) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung
jawab yang melakukan tindakan

5. Asistensi tindakan curettage


a. Prosedur oleh Bidan :
1) Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter operator
2) Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin
tindakan anestesi yang telah ditandatangani oleh pasien atau
keluarga pasien
3) Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian
pasien, kosongkan kandunng kemih dan lain-lain
4) Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan
diberi identitas pasien untuk jaringan yang akan dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi, untuk jaringan yang tidak akan
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat
dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan
pada keluarga (dicek apakah boleh jaringan yanng sudah
diambil tidak di PA)
5) Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan
perdarahan sampai dengan 3-4 jam pasca tindakan curettage

18
6) Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal,
tidak ada perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang
setelah menunjukkan surat ijin pulang.
7) Mempersiapkan pasien pulang
8) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan
paska tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu
kontrol dengan menggunakan formulir discharge planning.

b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
3) Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
4) Melakukan tindakan curettage
5) Membuat resep dan jadwal control
6) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung
jawab yang melakukan tindakan.

B. Alur Pelayanan

19
Rujuk bayi
dan ibu ke
ruang
pertawatan

Acc dr.
Anastesi

BAB V

20
LOGISTIK

A. Alat Tulis Kantor


Jumlah Harga
No Nama Barang Harga Total
Barang Satuan
1 Bolpoint hitam 2 Rp. 1.700,00 Rp. 3.400,00
2 Spidol Permanen 2 Rp. 5.000,00 Rp.10.000,00
3 Pensil 1 Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
4 Penggaris 30 cm 1 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00
5 Tipe-x 1 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
6 Map Plastik 1 Rp. 2500,00 Rp. 2.500,00

B. Alat Kesehatan

Jumlah
No Nama Barang Harga Satuan Harga Total
Barang
1 Infant Warmer 1 Rp. 18.000.000 Rp. 18.000.000
2 Incubator 1 Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
3 Tensimeter 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
4 Termometer 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
5 Doppler 2 Rp. 2.200.000 Rp. 2.200.000
6 Ambu bag bayi 2 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
7 Timbangan dewasa 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
8 Timbangan Bayi 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
9 Suction Pump 1 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
10 Vakum 2 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
11 Partus set 2 Rp. 300.000 Rp. 600.000
12 Heacting set 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
13 Kom tertutup 2 Rp. 60.000 Rp. 120.000
14 Korentang 1 Rp. 180.000 Rp. 360.000
15 Trombol sedang 3 Rp. 200.000 Rp. 600.000
16 Bengkok 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
17 Pispot 1 Rp. 50.000 Rp.50.000
C. Barang Inventaris

Jumlah
No Nama Barang Harga satuan Harga Total
Barang
1 Meja Bidan 2 Rp. 350.000 Rp. 700.000
2 Kursi Perawat 2 Rp. 200.000 Rp. 400.000
3 Lemari 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
4 Troli tindakan 2 Rp. 700.000 Rp. 1.400.000
5 Kursi penunggu 2 Rp. 150.000 Rp. 300.000
6 Bed Pasien 2
7 Meja bayi 1

21
8 Tempat mandi 1
bayi

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden

22
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien

D. 7 langkah keselamatan pasien


Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan

23
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)


Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu
tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event : Suatu kejadian tidak diharapkan akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.

G. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss : Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi
karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).

H. Kesalahan medis
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk
mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu

24
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission).

I. Insiden keselamatan pasien


Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

J. Kejadian sentinel
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan
kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam
medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis
kebidanan, bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi,
disaat tidak ada dokter atau dokter spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam
sekali atau bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan,
pasien baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan
umumnya baik

25
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan
identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap
kaki dan diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila
ada pasien di atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator mutu pelayanan kebidanan


Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah
Sakit Umum Semara Ratih diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

26
Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
a. Perdarahan ≤ 1 %
b. Pre –Eklamsia ≤ 30%
c. Sepsis ≤ 0,2 %
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
c. Bidan
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang
terlatih.
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis anastesi
5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
6. Keluarga berencana :
a. Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang
dilakukan oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter
spesialis bedah umum, dokter spesialis urologi dan dokter umum
terlatih 100%
b. Persentase peserta keluarga berencana mantap yang
mendapatkan konseling keluarga berencana mantap oleh bidan
terlatih 100%
7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %

B. Evaluasi dan pengendalian mutu


Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian
mutu pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan
dengan cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan

27
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pasien.

BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan


acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Semara Ratih agar dapat menyelenggarakan pelayanan
Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan

28
keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan,
maka Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin ini akan disempurnakan

29
30

Anda mungkin juga menyukai