KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugrahNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga pedoman
pelayanan Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Semara Ratih ini dapat selesai
disusun.
Luwus,
DAFTAR ISI
2
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
SK PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ...................................... 4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 5
A. Latar Belakang........................................................................................ 5
B. Tujuan Pedoman...................................................................................... 6
C. Ruang Lingkup Pelayanan...................................................................... 6
D. Batasan Operasional ............................................................................... 6
E. Landasan Hukum ................................................................................... 7
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................... 8
A. Distribusi Ketenagaan ............................................................................ 8
B. Jadwal Kegiatan, Termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)................... 8
BAB III STANDAR FASILITAS ...................................................................... 10
A. Denah Ruang .......................................................................................... 10
B. Standar Fasilitas ..................................................................................... 11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................... 13
BAB V LOGISTIK ............................................................................................ 20
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................ 22
BAB VII PENGENDALIAN MUTU ................................................................ 25
BAB VIII PENUTUP ......................................................................................... 28
3
NOMOR : 097/SK/RSSR/II/2020
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH
MEMUTUSKAN
Menetapka :
4
n
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SAMARA RATIH TENTANG PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PELAYANAN RUANG BERSALIN DI
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH
Kedua : Memberlakukan kebijakan pelayanan Ruang Bersalin
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Pedoman pelayanan Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Semara Ratih Ini diberlakukan sejak surat keputusan ini di
tanda tangani Direktur.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat perubahan atau kekeliruan
dalam pedoman ini akan diadakan penyesuaian dan
penyempurnaan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Luwus
Pada Tanggal : 14 Pebruari 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian
5
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka
Kematian Ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan
jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup
yang diatas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000
kelahiran hidup. Thailand 44/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesia, 2010) dan menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDG’s
2000) untuk tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi
102/100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung
risiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai
komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah
melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang
sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan
kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan
proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya
yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien
yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSU
Semara Ratih maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan
harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan Pedoman
6
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RSU Semara
Ratih dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan
kesehatan global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
secara professional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan
dan organisasi profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan.
D. Batasan Operasional
Unit pelayanan Ruang Bersalin adalah unit pelayanan yang
berada dibawah pelayanan medik dan kebidanan yang memberikan
pelayanan medik dan kebidanan berkoordinasi dengan unit lain dalam hal
pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan pasien.
Secara umum tidak ada pembagian ruangan berdasarkan kasus
atau kategori penyakit di ruang rawat inap, semua kasus bisa ditempatkan
di semua ruangan sesuai kelas yang dipilih oleh pasien.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457
Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan/Kota.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
:369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berjaga berjumlah 4 bidan pelaksana + 1 kepala ruang
dengan rincian sbb:
8
a. Petugas yang jaga pagi berjumlah 1 orang dengan :
a. 1 (satu) orang kepala ruangan
b. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin
b. Jaga Sore
a. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin
c. Jaga Malam
a. 1 orang bidan pelaksana bertugas di ruang bersalin
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
11 122 13 1
14
10 2
0
10
2
9 2 3
1
4
8 7 6 5
19 15
18 17 16
Keterangan:
5. Tempat sampah 12. Tempat Tidur Bayi 19. Pintu Masuk Kamar
infeksius Mandi
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Bersalin di RSU Semara Ratih dengan kapasitas 2 tempat tidur.
2. Fasilitas dan Alat yang ada di Ruang HCU
a. Fasilitas
11
NO FASILITAS JUMLAH
1 Bed Pasien 2
2 AC 1
b. Alat
NO ALAT JUMLAH
1 Infant Warmer 1
2 Incubator 1
3 Suction 1
4 Timbangan Dewasa 1
5 Timbangan Bayi 1
6 Lampu Tindakan 2
7 Troli Tindakan 2
8 Tensimeter 1
9 Termometer 1
10 Stetoskop 1
11 Ambu bag bayi 2
12 Partus set 2
13 Hecting set 1
14 Porseps 1
15 Vakum 70mm 1
16 Vakum 50mm 1
17 Doppler 2
18 Trombol sedang 3
19 Kom tertutup 2
20 Korentang + tempatnya 1
12
4) Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan
peralatan medis yang diperlukan.
b. Prosedur
1) Untuk perbaikan peralatan yang rusak Ruang Bersalin, kepala
ruangan harus membuat permintaan perbaikan di dalalam
program RSU Semara Ratih sebanyak 2 rangkap, dan diantar ke
bagian sarana dan prasarana ( Sapra )
2) Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki
3) Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan ke
Ruang Bersalin.
4) Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka
alat diperbaiki oleh meinteneence luar ( melalui bagian Sapra ).
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
13
1) Menerima pasien baru dan melakukan serah terima
dengan perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
2) Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan
ketepatan identitas pasien dengan bertanya langsung kepada
pasien.
3) Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko
tinggi sesuai dengan ketentuan.
4) Melakukan pengkajian kebidanan.
5) Melakukan observasi tanda-tanda vital.
6) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien.
7) Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab
dan melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
8) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan.
14
a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
1) Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
2) Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
3) Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan
dokter anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
4) Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan
seperti mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan
melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital,
anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
5) Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum
dan tanda-tanda vitalnya
6) Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu
keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
7) Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata
rekening pada bidan
8) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan
paska tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu
kontrol dengan menggunakan formulir discharge planning.
9) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan
tindakan
15
5) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab
yang melakukan tindakan
16
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
3) Melakukan tindakan di kamar operasi
4) Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
5) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggun
jawab yang melakukan tindakan
17
1) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
3) Melakukan tindakan pertolongan persalinan
4) Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
5) Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
6) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung
jawab yang melakukan tindakan
18
6) Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal,
tidak ada perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang
setelah menunjukkan surat ijin pulang.
7) Mempersiapkan pasien pulang
8) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan
paska tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu
kontrol dengan menggunakan formulir discharge planning.
B. Alur Pelayanan
19
Rujuk bayi
dan ibu ke
ruang
pertawatan
Acc dr.
Anastesi
BAB V
20
LOGISTIK
B. Alat Kesehatan
Jumlah
No Nama Barang Harga Satuan Harga Total
Barang
1 Infant Warmer 1 Rp. 18.000.000 Rp. 18.000.000
2 Incubator 1 Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
3 Tensimeter 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
4 Termometer 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
5 Doppler 2 Rp. 2.200.000 Rp. 2.200.000
6 Ambu bag bayi 2 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
7 Timbangan dewasa 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
8 Timbangan Bayi 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
9 Suction Pump 1 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
10 Vakum 2 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
11 Partus set 2 Rp. 300.000 Rp. 600.000
12 Heacting set 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
13 Kom tertutup 2 Rp. 60.000 Rp. 120.000
14 Korentang 1 Rp. 180.000 Rp. 360.000
15 Trombol sedang 3 Rp. 200.000 Rp. 600.000
16 Bengkok 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
17 Pispot 1 Rp. 50.000 Rp.50.000
C. Barang Inventaris
Jumlah
No Nama Barang Harga satuan Harga Total
Barang
1 Meja Bidan 2 Rp. 350.000 Rp. 700.000
2 Kursi Perawat 2 Rp. 200.000 Rp. 400.000
3 Lemari 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
4 Troli tindakan 2 Rp. 700.000 Rp. 1.400.000
5 Kursi penunggu 2 Rp. 150.000 Rp. 300.000
6 Bed Pasien 2
7 Meja bayi 1
21
8 Tempat mandi 1
bayi
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
22
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
23
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
H. Kesalahan medis
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk
mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu
24
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission).
J. Kejadian sentinel
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan
kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
25
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan
identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap
kaki dan diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila
ada pasien di atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
26
Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
a. Perdarahan ≤ 1 %
b. Pre –Eklamsia ≤ 30%
c. Sepsis ≤ 0,2 %
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
c. Bidan
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang
terlatih.
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis anastesi
5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
6. Keluarga berencana :
a. Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang
dilakukan oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter
spesialis bedah umum, dokter spesialis urologi dan dokter umum
terlatih 100%
b. Persentase peserta keluarga berencana mantap yang
mendapatkan konseling keluarga berencana mantap oleh bidan
terlatih 100%
7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
27
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pasien.
BAB VIII
PENUTUP
28
keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan,
maka Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin ini akan disempurnakan
29
30