DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
BAB V PENUTUP................................................................................................. 38
TENTANG
Kedua : Isi lampiran dari BAB I sampai dengan BAB V, dari halaman 1
sampai dengan halaman39 tidak terpisahkan dari Surat Keputusan
ini.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan di
evaluasi setiap 3 tahun.
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 24 Mei 2018
DIREKTUR,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika pasien diterima di rumah sakit untuk pelayanan/pengobatan rawat
inap atau rawat jalan, perlu dilakukan asesmen lengkap untuk menetapkan
alasan mengapa pasien perlu datang berobat ke rumah sakit.Pada tahap ini,
rumah sakit membutuhkan informasi khusus dan prosedur untuk mendapat
informasi, tergantung pada kebutuhan pasien dan jenis pelayanan yang harus
diberikan (contoh rawat inap atau rawat jalan). Kebijakan dan prosedur rumah
sakit menetapkan bagaimana proses ini berjalan dan informasi apa yang
harus dikumpulkan dan didokumentasikan.
B. Tujuan
Tujuan umum dari panduan ini adalah untuk meningkatkan mutu asuhan pada
pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari panduan ini adalah semua staf pemberi pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.
D. Definisi
1. Asesmen pasien adalah suatu proses pengkajian yang dilakukan oleh
dokter, perawat, ahli gizi untuk mengevaluasi data pasien baik subyektif
maupun obyektifyang membawa seorang pasien datang untuk berobat ke
rumah sakit.
Asesmen pasien terdiri atas tiga proses utama yaitu:
a) Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-
masing profesional pemberi asuhan (PPA) diintegrasikan.
b) Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk membuat rencana
asuhan.
c) Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya, dokter penanggung jawab pemberi
pelayanan (DPJP) mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak
lanjutnya.
a) Rumah sakit menentukan isi, jumlah, dan jenis asesmen awal pada
disiplin medis dan keperawatan sesuai d) sampai dengan n)
dimaksud dan tujuan.
b) Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
medis.
Lampiran I: Surat Keputusan Direktur RS Budi Kemuliaan Batam Nomor 439/Dir/Skep/IV/2018
tentang Panduan Asesmen Pasien - RSBK 5
c) Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
keperawatan.
d) Ada bukti keterlibatan keluarga dalam melengkapi asesmen awal.
11. Ahli gizi adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri
dalam dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk
mencegah dan mengobati penyakit. Elemen penilaian asesmen gizi, yaitu:
- Resep HD
- Observasi medis
- Obat rutin
- Observasi intra-HD
- Evaluasi Keperawatan
- Discharge Planning
- Nama dan tanda tangan perawat akses vaskuler dan yang
bertugas
Pola tidur
Eliminasi (BAB dan BAK)
Olahraga
Personal hygiene
- Data psikologis dan sosial
- Data spiritual
- Skrining risiko jatuh dengan Morse Fall Scale
- Penilaian nyeri dengan metode Wong Baker atau Numeric
Rating Scale (NRS)
- Obat-obatan yang digunakan
- Kebutuhan edukasi
- Penilaian status fungsional dengan Index Katz
- Skrining nutrisi dengan Malnutrition Screening Tools (MST)
dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
- Discharge planning
b Edukasi terintegrasi
c Pengkajian awal medis, terdiri dari :
- Tanggal, jam, dan sumber informasi
- Anamnesis : keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit pada keluarga
- Rekonsiliasi obat
- Tanda-tanda vital
- Pemeriksaan fisik dari kepala hingga ekstrimitas bawah
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Diagnosa kerja
- Diagnosa banding
- Prognosis
- Rencana asuhan
- Rencana tindakan
- Rencana asuhan terpadu
- Rencana kepulangan pasien
- Nama dan tanda tangan dokter jaga IGD/Ranap
- Nama dan tanda tangan dokter penanggungjawab pelayanan
Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam
setelah pasien masuk rawat inap. Proses asesmen awal medis dan
keperawatan dapat dilakukan lebih awal / lebih cepat, tergantung kondisi
pasien. Jika perlu dilakukan lebih awal maka asesmen awal harus segera
dilakukan. Apabila 24 jam pertama jatuh pada hari minggu atau hari libur
maka proses asesmen awal medis dapat didelegasikan ke dokter lain
dengan sepengetahuan DPJP.Proses asesmen yang sudah dilakukan lebih
dari 30hari baik yang berasal dari dalam rumah sakit maupun yang berasal
dari luar rumah sakit, atau ketika ada perubahan yang berarti harus
dilakukan asesmen kembali.
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan di ruang operasi meliputi :
1. Pre operasi
- Jenis tindakan operasi
- Tingkat kesadaran
- Tanda vital
- Skrining nyeri dengan menggunakan metode Wong Baker
atau Numeric Rating Scale (NRS)
- Skrining resiko jatuh dengan menggunakan Morse Falls Score
- Penilaian pernapasan
- Penilaian keadaan psikologi
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Riwayat obat yang diminum
- Kelengkapan inform consent
- Penggunaan protease (gigi palsu atau lensa kontak)
- Penggunaan perhiasan
- Pemakaian folley cathether
- Persiapan puasa
- Persiapan cukur kulit
- Penandaan lokasi operasi
- Ada atau tidaknya hasil lab
- Ada atau tidaknya persediaan darah
- Hasil pemeriksaan penunjang lain (EKG, Rontgen, USG, CT-
scan, MRI, dll)
- Penggunaan infus
- Pemakaian antibiotic
- Alergi obat
- Riwayat operasi sebelumnya
- Penyuluhan kesehatan
- Penjelasan tentang tindakan operasi
1. Identitas Pasien
2. Triase
3. Status fisik : Pengkajian airway, breathing, circulation, dan disability.
Keadaan umum, kesadaran, GCS (Glasgow Coma Scale) dan tanda vital
4. Psiko-sosio-spiritual
5. Ekonomi
6. Riwayat kesehatan pasien : Anamnesa (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu)
7. Riwayat alergi
8. Asesmen nyeri
Pengkajian nyeri dilakukan dengan menggunakan metode Numeric
Rating Scale (NRS) atau Wong Baker. Pada pasien yang dapat
menggambarkan intensitas nyeri dengan angka, dapat menggunakan
Numeric Rating Scale. Ada 4 tingkatan nyeri dengan menggunakan metode
NRS, 0 menggambarkan tidak ada nyeri, 1 sampai 3 menggambarkan nyeri
ringan, 4 sampai 6 menyatakan nyeri sedang, dan 7 sampai 10
menggambarkan nyeri berat. Sedangkan pada pasien yang tidak bisa
mendeskripsikan nyeri dengan angka, dapat menggunakan metode Wong
Baker, yaitu dengan gambar ekspresi wajah.
Bila terdapat nyeri pada pasien, dan dilakukan intervensi, maka perlu
dilakukan asesmen ulang nyeri. Asesmen ulang nyeri berisi tanggal dan
pukul asesmen, skor nyeri, tanda vital, intervensi farmakologi (nama obat,
rute, dan frekuensi pemberian), intervensi non farmakologi, nama dan tanda
tangan perawat, serta waktu kaji ulang berikutnya. Untuk waktu kaji ulang
dilakukan 15 menit setelah intervensi obat injeksi, 1 jam setelah intervensi
obat oral atau lainnya. Untuk skor nyeri 1 sampai 3 dilakukan pengkajian
ulang setiap shift, untuk skor nyeri 4 sampai 6 dilakukan setiap 3 jam, dan
untuk skor nyeri 7 sampai 10 dilakukan setiap 1 jam. Pengkajian dihentikan
jika skor nyeri pasien mencapai skor 0.
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat alergi.
6. Pemeriksaan fisik
7. Pemeriksaan penunjang
8. Diagnosis kerja dan diagnosis banding
9. Rencana terapi
Hasil asesmen awal medis pasien ditulis dalam format SOAP (Subyektif,
Obyektif, Asesmen, Planning).
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat alergi.
Obyektif, terdiri dari :
1. Diagnosa kerja
2. Diagnosa banding
Planning, terdiri dari :
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan (intervensi)
4. Pelaksanaan (implementasi)
5. Evaluasi
Standar asesmen ulang keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan
sesuai dengan SK Dirjen Pelayanan Medik tahun 1993, terdiri dari :
a) Anamnesis
a. Keluhan
b. Lokasi (dimana? menyebar atau tidak?)
b) Pemeriksaan Fisik
4 Teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan, meliputi ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, simetris, dan perlu dibandingkan dengan bagian
tubuh satu dengan yang lain.
2. Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari
jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk
mengumpulkan data, contoh : temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, ukuran.
e) Diagnosa
Diagnosa berisi diagnosa primer dan sekunder
f) Rencana Terapi
Berisi rencana pengobatan lanjutan dan juga rencana pemulangan
pasien.
Proses asesmen gizi ini dilakukan di rawat jalan dan rawat inap. Proses
asesmen gizi di rawat jalan adalah sebagai berikut :
Poliklinik Poliklinik
6. Riwayat personal
Data riwayat personal meliputi :
Kegiatannya meliputi :
a. Pengkajian resep
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi
persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis
baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
b. Dispensing
Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi,
interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket,
penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai
disertai sistem dokumentasi.
e. Konseling
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan
penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Tujuan
konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan
1. Kriteria Pasien
Pasien rujukan dokter, pasien dengan penyakit kronis, pasien
dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi,
pasien geriatrik, pasien pulang.
- Pemilihan obat
- Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi
terapetik
- Menilai kemajuan pasien
- Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Kegiatan :
1. Pengumpulan data pasien (subjektif dan objektif) : dari rekam medis pasien,
profil pengobatan pasien/ catatan penggunaan obat, wawancara dengan
pasien, keluarga, atau tenaga kesehatan lainnya.
2. Identifikasi masalah terkait obat (Asesmen) : mengidentifikasi adanya drug-
related problem
Yaitu :
- Efek terapeutik
- Efek yang tidak diharapkan
- Kepatuhan pasien
- Hasil terapi : kualitas hidup pasien
Semua yang dilakukan dalam asuhan farmasi didokumentasikan ke dalam
rekam medis pasien secara integratif bersama dengan petugas kesehatan
lain.Pelaksanaan asesmen awal pasien maksimal dalam waktu 24 jam sejak
pasien masuk ke rumah sakit.Sedangkan untuk asesmen ulang pasien dilakukan
minimal sekali dalam waktu 24 jam semenjak pasien dilakukan asesmen awal.
Asesmen ulang dapat dilakukan sebelum 24 jam tergantung dari kondisi pasien.
1. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian dalam pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap
pasien.
2. Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah
sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien
5. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
Asesmen ulang seluruh asuhan harus didokumentasikan di dalam rekam
medis pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) dengan
metode ( S/O/A/P ) yaitu subjektif, objektif, asesmen, plan.
Panduan asesmen pasien ini dibuat untuk menjadi acuan perawat dalam melakukan
asesmen pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.Semoga dengan adanya
panduan ini dapat meningkatkan layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Budi
Kemuliaan Batam.
Ditetapkan Di : Batam
Pada Tanggal : 28 Mei 2018
DIREKTUR,