ASESMEN PASIEN
1
PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN
KELUARGA BERENCANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DABO
Jl. Kesehatan No. 1 Dabo Singkep 29171
Telepon : (0776) 322605
e-mail : rsud.dabo@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 060/KPTS/RSUD/10/2019
TENTANG
ISI,JUMLAH DAN JENIS ASESMEN AWAL MEDIS DAN KEPERAWATAN
MENGINGAT 1. Undang-Undang
: Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2
M E M U T U S K AN
MENETAPKAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DABO TENTANG KEBIJAKAN
ISI,JUMLAH DAN ASSESMEN AWAL MEDIS DAN
KEPERAWATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DABO.
.
Ditetapkan di : Dabo Singkep
Pada Tanggal: 15 Oktober 2019
DIREKTUR
3
Lampiran Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Dabo
Nomor : 060/KPTS/RSUD/10/2019
Tanggal: 15 Oktober 2019
I. Kebijakan Umum
1.Rumah Sakit menetapkan data dan informasi spesifik yang dicatat dalam rekam
medik(format isian) berdasar konsep IAR pada setiap pasien yang dilakukan asesmen
atau diobati oleh profesional pemberi asuhan(PPA) baik sebagai pasien rawat
jalan,rawat inap dan gawat darurat.
a. Informasi ( I )
b. Asesmen ( A )
c. Rencana ( R )
d. Status fisik
e. Psiko-sosial
f. Ekonomi
g. Riwayat kesehatan
h. Riwayat alergi
i. Asesmen nyeri
j. Risiko jatuh
k. Asesmen fungsional
l. Risiko nutrisional
m. Kebutuhan edukasi
n. Perencanaan pemulangan pasien
6
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Panduan Isi,Jumlah Dan Jenis
Asesmen Awal Medis Dan Keperawatan ini berhasil disusun. Perlu disadari bahwa
masih kurangnya kualitas dan kuantitas pemahaman Isi,Jumlah Dan Jenis Asesmen
Awal Medis Dan Keperawatan di rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan
rumah sakit serta memerlukan dukungan dari para klinisi di rumah sakit.
7
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................v
Daftar Isi…………………………………………………………..................vi
BAB I Pendahuluan……………………………………………...................9
BAB V Penutup………………………………………………………..........33
8
B AB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya RSUD Dabo ini adalah merupakan Rumah Sakit Timah yang
brdiri sejak tahun 1925. Dikarenakan PT. Timah telah menutup segala
operasionalnya di Dabo Singkep, maka Rumah Sakit Timah ini di serah terimakan
ke Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Riau pada tahun 1993 dengan status
Puskesmas Perawatan. Sesuai dengan perkembangan nya, Puskesmas Perawatan
menjadi Puskesmas Rawat Inap yang juga di kenal dengan nama Puskesmas Dabo.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lingga Nomor 28/KPTS/I/2010,
maka Puskesmas Dabo menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dabo Kaupaten
Lingga, sejak 26 Januari 2010. Dengan perkembangan yang terjadi, berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Lingga Nomor 192/KPTS/V/2016, Rumah Sakit Umum
Daerah Dabo dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layan Umum
Daerah (PPK-BLUD) dengan status BLUD Bertahap.
Rumah sakit Umum Daerah Dabo Kabupaten Lingga beroperasi sebagai
salah unit kerja Pemerintah Kabupaten Lingga untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan pendelegasian kewenangan oleh
Pemerintah Kabupaten Lingga melalui pengawasan dan naungan oleh Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lingga.
Dengan kata lain, Rumah Sakit Umum Daerah Dabo merupakan bagian dari
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Lingga yang berperan sebagai
salah satu instrumen pencapaian tujuan Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai
instansi induk. Organisasi Perangkat Daerah ini mengelola penyelenggaraan
kesehatan dan pendidikan kesehatan sejalan dengan bisnis yang sehat. Dalam
struktur Pemerintah Kabupaten Lingga, RSUD Dabo merupakan Lembaga Teknis
Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan sebagai
pusat Rujukan di Kabupaten Lingga.
Berkaitan dengan penerapan bisnis yang sehat, RSUD Dabo sejak bulan Mei
tahun 2016, sudah boleh menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Darah (PPK-BLUD) berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lingga Nomor :
192/KPTS/V/2016 dengan status BLUD Bertahap. Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD, yang selanjutnya disebut PPK-BLUD adalah Pola Pengelolaan Keuangan
yang memberikan FLEKSIBILITAS berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umum nya.
9
Rumah Sakit Umum Daerah Dabo dipimpin oleh seorang Direktur yang
sekaligus sebagai Pemimpin BLUD yang bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Dabo adalah
melaksanakan pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat
(emergency) dan tindakan medis lain.
VISI
1. Terwujudnya sumber daya manusia kesehatan yang handal dan
professional.
2. Percepatan pemenuhan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang berkualitas.
3. Terpenuhinya pembiayaan kesehatan berkelanjutan.
4. Penguatan manajemen dan mutu pelayanan kesehatan yang semakin
Profesional.
C. NILAI ORGANISASI
Integritas
Profesional
Peduli
Kerjasama
Akuntabel
10
D. MOTTO
RASIONAL : Ramah, Santun, Profesional
Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakan
pd sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan.
11
Pola ini dipayungi oleh konsep WHO : Conceptual framework integrated people- centred health
services. ( WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016-2026, July
2015). Penerapan konsep pelayanan berfokus pd pasien adalah dlm bentuk Asuhan Pasien
Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal dengan elemen:
1. DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan) sbg ketua tim asuhan / Clinical Leader
2. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) bekerja sbg tim intra dan inter disiplin dengan
kolaborasi interprofesional, dibantu dengan PPK (Panduan Praktik Klinis),
Panduan Asuhan PPA lainnya, Alur Klinis “Clinical Pathway “ terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi)
3. Manajer Pelayanan Pasien “Case Manager”
4. Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga
Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR:
Asesmen ulang harus dilakukan selama asuhan, pengobatan dan pelayanan utk mengidentifikasi
kebutuhan pasien. Asesmen ulang adalah penting utk memahami respons pasien thd pemberian
asuhan, pengobatan dan pelayanan, serta juga penting utk menetapkan apakah keputusan asuhan
memadai dan efektif.
Proses-proses ini paling efektif dilaksanakan bila berbagai profesional kesehatan yang
bertanggung jawab atas pasien dapat bekerja sama.
12
B. Pengertian
1. Asesmen Awal
Merupakan suatu proses identifikasi kondisi dan kebutuhan pasien untuk memulai
proses asuhan yang terencana dan terintegrasi. Proses asesmen awal memberikan
informasi perihal pemahaman asuhan yang diinginkan oleh pasien, pemilihan
asuhan yang paling baik untuk pasien, diagnosa awal dan pemahaman respon
pasien terhadapa asuhan sebelumnya.
2. Asesmen Ulang
Merupakan suatu proses pelayanan pasien secara terintegrasi pada interval
tertentu untuk menilai kemajuan signifikan kondisi pasien untuk memenuhi
kebutuhan dan rencana pelayanan sesuai kebijakan dan prosedur. Asesmen ulang
menggunakan cara asesmen yang sama dengan asesmen awal untuk menilai
kondisi terbaru dari pasien ditambahkan dengan beberapa pemeriksaan yang
mendukung. Sebagai contoh, pasien yang pada asesmen awal mempunyai keluhan
nyeri, pasca perawatan harus di evaluasi kembali asesmen nyerinya. Interval
waktu asesmen lanjutan dilakukan tergantung kondisi pasien. Misalnya pada
pasien gawat, asesmen lanjutan yang bertujuan melihat respon terapi dilakukan
dalam hitungan menit, sedangkan asesmen lain dapat dalam hitungan hari (misal
melihat respon dari pemberian obat saluran akar).
13
3. Asesmen Tambahan
Asesmen yang diperlukan untuk melengkapi asesmen awal dan asesmen ulang
khususnya bagi populasi tertentu dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi
pasien dalam kerangka kultural.
14
BAB II
RUANG LINGKUP
RSUD DABO menentukan isi,jumlah dan jenis asesmen awal pada displin medis
dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik,riwayat kesehatan,asesmen
pasien dari aspek biologis,psikologis,social,ekonomi,kultural dan spiritual yang
dilakukan pada unit rawat jalan,unit rawat inap dan unit gawat darurat.Isi minimal
asesmen awal antara lain:
1. Status fisik
2. Psiko-Sosio-Spiritual
3. Ekonomi
4. Riwayat kesehatan pasien
5. Riwayat alergi
6. Asesmen nyeri
7. Risiko jatuh
8. Asesmen fungsional
9. Risiko nutrisional
10. Kebutuhan edukasi
11. Rencana pemulangan pasien (discharge planning)
15
BAB III
TATA LAKSANA
A. Asesmen Keperawatan unit rawat jalan, unit rawat inap dan unit gawat darurat
meliputi :
16
9. Asesmen awal dilakukan secara lengkap pada unit rawat jalan, rawat inap
(termasuk “one day care”), dan gawat darurat;
10.Asesmen ulang diteruskan pada unit gawat darurat setelah pasien dipindahkan ke
unit rawat inap atau diteruskan ke unit rawat jalan;
11.Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal;
17
Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi/memperbaiki
kelainan kesehatan sesuai butir b . Pelaksanaan R adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P-Plan;
10.Asesmen awal dilakukan secara lengkap saat pasien pertama kali datang termasuk
pada unit rawat jalan;
11.Pada unit rawat jalan dan rawat inap dilakukan assesmen lanjutan untuk
mendukung diagnosis dan mengevaluasi hasil perawatan;
12.Asesmen lanjutan pada unit gawat darurat dilakukan setelah pasien dipindahkan ke
unit rawat inap atau di teruskan ke unit rawat jalan;
13.Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal;
18
15. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-
Obyektif;
16. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap informasi
gawat darurat, bahkan apabila pasien tersebut sudah pernah datang ke unit
tersebut sebelumnya;
19. Asesmen lanjutan pada unit gawat darurat dilakukan setelah pasien dipindahkan ke
asesmen awal;
19
11.Menentukan diagnosis, penatalaksanaan dan tindak lanjut perawatan;
12.Mencatat keadaan pasien saat pulang;
sebelumnya;
17. Asesmen lanjutan pada unit gawat darurat dilakukan setelah pasien dipindahkan ke
asesmen awal;
20
d. Asesmen nyeri berdasarkan keluhan utama pasien, menggunakan bahasa awam,
memeriksa status fungsional, pemeriksaan fisik, menanyakan golongan darah,
riwayat penyakit, riwayat alergi.
e. Asesmen risiko jatuh yang dibedakan menurut usia anak-anak, dewasa dan
geriatri.
f. Menuliskan masalah keperawatan gigi / umum, rencana dan tindak lanjut
perawatan gigi / umum, pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan
perencanaan pemulangan pasien khusus untuk rawat inap.
g. Melakukan pengisian CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi)
keperawatan dengan metode IAR .
1) Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif
dan O-Obyektif.
2) Analisis data dan informasi (huruf A) , yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
3) Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi
/memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b Pelaksanaan R adalah untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–
Plan.
21
h. Hasil pemeriksaan penunjang, masalah medis dan keperawatan, diagnosis serta
rencana tindakan yang akan dilakukan
i. Semua hasil temuan dari hasil asesmen apabila ada observasi klinis, konsultasi,
dan hasil pengobatan, didokumentasikan pada rekam medis, dicantumkan
tanggal dan waktu pemeriksaan serta ditandatangani oleh dokter pemeriksa.
j. Melakukan pengisian CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi) bagian
medis dengan metode IAR .
k. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif dan
O-Obyektif.
l. Analisis data dan informasi (huruf A) , yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
F. Asesmen Nutrisional
Skrining dilakukan oleh perawat dengan menanyakan beberapa pertanyaan dari
a. Ya 0
b. Tidak
1
a. Ya
b. Tidak 0
1
● diare ≥ 5 kali per hari dan atau muntah . 3 kali per hari dalam seminggu terakhir
● asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir
22
a. Tidak
b. Ya 0
a. Tidak
b. Ya
23
1. skor 0 : risiko rendah rujuk klinik gizi (Dietisen)
2. skor 1 : risiko sedang rujuk klinik gizi (Dietisen)
3. ≥ 2 : risiko tinggi rujuk klinik gizi (Dietisen dan Sp.GK)
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien
rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
Risiko sedang
Observasi:
Risiko tinggi
Tatalaksana:
1. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan
2. Catat katagori risiko malnutrisi
3. Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat
24
G. Asesmen Kebutuhan Fungsional dan Risiko Jatuh
25
a. Perawat melakukan asesmen awal terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan
mengisi formulir risiko jatuh pada asesmen keperawatan di dalam rekam medis
b. Penilaian awal risiko pasien jatuh dengan melakukan pengamatan cara berjalan
pasien saat akan duduk di kursi, apakah pasien tampak tidak seimbang
(sempoyongan / limbung) dan apakah pasien memegang pinggiran kursi atau
meja atau benda lain sebagi penopang saat akan duduk
2. Asesmen Ulang
a. Setiap pasien yang berisiko jatuh di rawat jalan akan dilakukan asesmen ulang
pasien jatuh oleh perawat yang bertanggung jawab
b. Penilaian awal risiko pasien jatuh dengan melakukan pengamatan cara berjalan
pasien saat akan duduk di kursi, apakah pasien tampak tidak seimbang
(sempoyongan / limbung) dan apakah pasien memegang pinggiran kursi atau
meja atau benda lain sebagi penopang saat akan duduk
Apabila hasil penilaian masuk kategori risiko tinggi maka akan dilakukan tindakan
pencegahan risiko jatuh berikut ini :
26
Asesmen risiko jatuh menggunakan instrument berupa Morse Fall Scale (MFS) untuk
mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh. Untuk penilaian pasien anak
menggunakan Scoring Humpty Dumpty. Sedangkan untuk pasien geriatri menggunakan
Ontario Modified Stratify-Sidney Scoring
H. Asesmen Nyeri
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
27
a. 0 = tidak nyeri
b. 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
c. 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
d. 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harI
28
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen
Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut:
kepada pasien.
2. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri dan lokasi nyeri
3. Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
4. Onset, durasi, dan faktor pemicu
5. Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
6. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
7. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
8. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi
tubuh atau verbal akan rasa nyeri
9. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam
29
a. Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
b. Menenangkan ketakutan pasien
c. Tatalaksana nyeri
d. Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri sebelum
rasa nyeri tersebut bertambah parah
30
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-
Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A) , yaitu melakukan analisis terhadap informasi
yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk
mengatasi/memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b . Pelaksanaan R adalah
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah
P–Plan.
10.Asesmen awal dilakukan secara lengkap saat pasien pertama kali datang.
11.Pada unit rawat jalan dan rawat inap dilakukan assesmen lanjutan untuk mendukung
diagnosis dan mengevaluasi hasil perawatan.
12.Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal.
31
BAB IV
DOKUMENTASI
Assesmen awal pasien pada semua unit diharapkan dapat dijalankan dalam proses
pelayanan pasien di RSUD DABO. Seluruh petugas terkait di RSUD DABO diharapkan
mampu melaksanakan proses asesmen pasien, mulai dari rawat jalan, rawat inap dan
termasuk gawat darurat. Semua bukti asesmen didokumentasikan dalam rekam medis dan
dengan mudah dapat ditemukan apabila dibutuhkan data untuk perawatan lebih lanjut.
32
BAB V
PENUTUP
RSUD DABO dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke
waktu.
33