PASIEN (PP)
Pengkajia
n Pelayanan
Laboratorium
Pasien
Pelayana
n Pelayanan
Radiologi Darah
Klinik
4
LEMBAGA AKREDITASI RUMAH SAKIT DAMAR HUSADA PARIPURNA
GAMBARAN UMUM
• Tujuan dari pengkajian adalah untuk menentukan perawatan, pengobatan dan pelayanan
yang akan memenuhi kebutuhan awal dan kebutuhan berkelanjutan pasien. Pengkajian
pasien merupakan proses yang berkelanjutan dan dinamis yang berlangsung di layanan
rawat jalan serta rawat inap.
• Pengkajian pasien terdiri atas tiga proses utama:
a. Mengumpulkan informasi dan data terkait keadaan fisik, psikologis, status sosial, dan
riwayat kesehatan pasien.
b. Menganalisis data dan informasi, termasuk hasil pemeriksaan laboratorium, pencitraan
diagnostik, dan pemantauan fisiologis, untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien akan
layanan kesehatan.
c. Membuat rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah
teridentifikasi.
• Pengkajian pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang kebutuhan asuhan,
tata laksana pasien yang harus segera dilakukan dan pengobatan berkelanjutan untuk
emergensi atau elektif/terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.
• Pengkajian pasien adalah sebuah proses berkesinambungan dan dinamis yang dilakukan di
unit gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan serta unit lainnya
• Agar pengkajian kebutuhan pasien dilakukan secara konsisten, rumah sakit harus
mendefinisikan dalam kebijakan, isi minimum dari pengkajian yang dilakukan oleh para
dokter, perawat, dan disiplin klinis lainnya.
• Pengkajian dilakukan oleh setiap disiplin dalam ruang lingkup praktiknya, perizinan,
perundangundangan. Hanya PPA yang kompeten dan di izinkan oleh rumah sakit yang
akan melakukan pengkajian.
• Pengkajian yang didefinisikan dalam kebijakan dapat dilengkapi oleh lebih dari satu
individu yang kompeten dan dilakukan pada beberapa waktu yang berbeda.
• Semua pengkajian tersebut harus sudah terisi lengkap dan memiliki informasi terkini
(kurang dari atau sama dengan 30 (tiga puluh) hari) pada saat tata laksana dimulai.
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengkajian awal dan pengkajian ulang
medis dan keperawatan di unit gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan.
b) Rumah sakit menetapkan isi minimal pengkajian awal meliputi poin a) – l) pada
maksud dan tujuan.
c) Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk melakukan pengkajian sesuai
dengan ketentuan rumah sakit.
d) Perencanaanan pulang yang mencakup identifikasi kebutuhan khusus dan rencana
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian awal.
4 EP
6 EP
a) Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf
yang kompeten dan berwenang.
b) Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian dari pengkajian awal.
c) Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan pengkajian gizi.
d) Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh.
4 EP
a) Rumah sakit menetapkan jenis populasi khusus yang akan dilakukan pengkajian
meliputi poin a) - m) pada maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian tambahan terhadap populasi pasien
khusus sesuai ketentuan rumah sakit.
2 EP
a) Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya
untuk menentukan rencana asuhan lanjutan.
b) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang medis dilaksanakan minimal satu kali
sehari, termasuk akhir minggu/libur untuk pasien akut.
c) Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh perawat minimal satu kali per shift
atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
d) Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan interval sesuai
regulasi rumah sakit.
4 EP
Dokter
A
PENGKAJIAN ANALISIS
Perawat
(Diagnosis/ Masalah/ Bidan
PASIEN kondisi) Apoteker
Dietisien
P
RENCANA Penata anastesi
Terapis Fisik
(merumuskan rencana Psikolog klinis
dan sasaran terukur)
FORMULIR
Pengkajian
PENGKAJIAN
tambahan
PASIEN
dikaji oleh :
Pengkajian ulang PPA (medis,
pasien keperawatan,
Kesehatan lainnya)
2 EP
2 EP
2 EP
4 EP
a) Terdapat bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan diberi label, serta
didistribusi sesuai prosedur dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya
b) Terdapat bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen.
2 EP
2 EP
a) Rumah sakit menetapkan dan mengevaluasi rentang nilai normal untuk interpretasi,
pelaporan hasil laboratorium klinis.
b) Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai normal
2 EP
a) Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah melakukan Pemantapan Mutu Internal
(PMI) secara rutin yang meliputi poin a-e pada maksud dan tujuan.
b) Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah melakukan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME) secara rutin.
2 EP
EKSTERNAL / PME
a) Unit laboratorium memiliki bukti sertifikat akreditasi laboratorium rujukan yang masih
berlaku.
b) Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerjasama pelayanan kontrak sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
2 EP
4 EP
Penanggung jawab
Informed consent
UTD
Jenis, pengorganisasian, persyaratan, perijinan dan
penyelenggaraan UTD, serta pencatatan, pelaporan, dan
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014 pembiayaan pelayanan darah
UTD, BDRS DAN JEJARING
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH BDRS
• Penyelenggaraan, persyaratan, pengorganisasian,
• pencatatan, pelaporan dan pembiayaan BDRS
5.
Melakukan rujukan silang serasi
2 EP
• Pimpinan radiologi klinik bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan RIR, termasuk
pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (POCT), juga tanggung jawabnya dalam
melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan, manajemen logistik, dan
sebagainya.
2 EP
a) Staf radiologi klinik yang membuat interpretasi telah memenuhi persyaratan kredensial
b) Staf radiologi klinik dan staf lain yang melaksanakan pemeriksaan termasuk yang
mengerjakan tindakan di Ruang Rawat pasien, memenuhi persyaratan kredensial.
2 EP
4 EP
• Perencanaan kebutuhan dan pengelolaan bahan habis pakai dilakukan sesuai ketentuan
yang berlaku.
a) Rumah sakit menetapkan proses pengelolaan logistik film x-ray, reagens, dan bahan
lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan.
b) Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai pedoman dari
pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
2 EP
a) Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik telah melaksanakan Pemantapan Mutu
Internal (PMI).
b) Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME).
2 EP
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal rumah Sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Rekam Pelayanan Radiologi
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar -X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional.
• Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah.
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank darah Rumah Sakit
dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah.