Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEPATUHAN PENGELOLAAN LINEN

PADA BULAN SEPTEMBER 2018-MARET 2019


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pengelolaan linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari
pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan, pengangkutan,
pencucian,penyetrikaan,penyimpanan, dan penggunaan kembali yang
sudah bersih. Linen adalah bahan dan kain yang digunakan di rumah sakit
untuk kebutuhan sprei, bantal, dan alat instrument steril lainnya.
Unit Pencucian Sterilisasi Rumah sakit Umum Daerah Pasirian
sebagai unit penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah
resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas dirumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka kejadian HAIs, untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Pelayanan pengelolaan linen yang terpusat merupakan salah satu
mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam
upaya penekanan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi
pelayanan linen sangat bergantung pada unit penunjang lain, seperti unsur
pelayanan medik, fasilitas medik farmasi, rumah tangga (logistik Umum),
Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit dan fasilitas penyediaan air
bersih, Sehingga apabila terjadi hambatan pada salah satu unit di atas
maka akhirnya akan mengganggu proses penyediaan linen bersih.
Dalam menjalankan kegiatannya Sub Unit Pencucian bertanggung
jawab langsung kepada Kasie Penunjang Medis dan Non Medis secara
tepat, cepat, aman dan terpadu.

2
2. Maksud dan Tujuan
1.Maksud
Pedoman ini dimaksudkan untuk memudahkan staf/ karyawan dalam
melaksanakan pengelolaan linen sehingga semua proses dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran mutu berdasarkan ketentuan/ standar
yang telah ditetapkan.
2. Tujuan
Umum :
Untuk meningkatkan mutu pengelolaan linen di RSUd Pasirian
Khusus :
 Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di RSUD
Pasirian.
 Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih,
kering, rapi, utuh dan siap pakai.
 Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk
terjadinya infeksi silang.
 Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung keluarga dan pasien
dari lingkungan yang terpapar bahaya potensial.
 Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di RSUD Pasirian
 Sebagai sebuah panduan kerja bagi tenaga pelaksana untuk
memberikan pelayanan linen di RSUD Pasirian.
3. Sasaran
 Terpenuhinya kebutuhan linen diseluruh unit/ bangsal keperawatan,
serta unit- unit lain yang berhubungan dengan sasaran mutu.
 Terwujudnya penyelenggaraan pengelolaan linen dalam suatu
kesatuan prosedur kerja yang telah ditetapkan
Tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan linen dan
laundry di RSUD Pasirian.

3
BAB II
PENGORGANISASIAN

Berdasarkan SK Direktur Nomor 445/628/427.78/2018 tentang Penetapan


Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Daerah
Pasirian tanggal 01 Oktober 2018, yang terdiri dari unsur perawat (IPCN =Infection
Prevention Control Nurse dan IPCLN= Infection Prevention Control Link Nurse).
PPIRS mempunyai peran penting  dalam rangka memberikan pelayanan
prima terhadap pasien, baik langsung ataupun tidak langsung. Memberi pengertian
dan tambahan wawasan terhadap pasien dan pengunjungnya tentang
perkembangan penyakit dan kuman  setidaknya akan mempengaruhi tingkat
kesembuhan pasien.

4
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati
pelayan dan cakupan program pelayanan seawall mungkin, untuk dapat
menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan
program.
Tujuan monitoring adalah :
1. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan, orientasi atau dari sistem
pelayanan.
2. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan
dilapangan, sesuai dengan temuan-temuan di lapangan.
3. Hasil analisa dari monitoring di gunakan untuk perbaikan dalam pelyanan
di rumah sakit, monitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan.
Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit monitoring hendaknya
dilakukan secara teratur/ kontiniu.
Aspek- aspek yang di monitor mencakup :
1. Sarana dan prasarana peralatan.
2. Standar/ pedoman pelayanan, SPO, Kebijakan Rumah sakit, visi, misi,
motto rumah sakit dan lain- lain.
3. Pengamatan penglihatan pada noda linen, warna yang kusam, pudar, tidak
cerah, putih tua atau keabu- abuan menunjukkan linen sudah using dan
menipis
4. Dari perabaan bila ditarik mudah robek.
5. Apabila ada penandaan tahun pengguna jika sudah 150- 180 kali dicuci
linen tersebut sudah tidak layak digunakan maka harus dihapuskan.
Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara insedentil,
bila terjadi banyak infeksi di salah satu unit rawat inap atau lebih, harus
dilakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil kultur,
monitoring prosedur pencucian ditingkatkan.

B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus di evaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan, dan sebagainya dan evaluasi secara keseluruhan
dalam rangka kinerja dari pengelolaan linen di rumah sakit.
Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain :
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen di rumah sakit.
2. Sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia,
pembersihan sarana dan prasarana kamar cuci.

5
3. Sebagai acuan perencanaan sistem pemeliharaan mesin- mesin
4. Sebagai acuan dalam melakukan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia
Materi yang dievaluasi sesuai dengan tujuan yaitu :
1. Kuantitas dan kualitas linen
a. Jumlah linen yang beredar diruangan sangat menentukan kualitas
pelayanan, begitu pula linen yang berputar diruangan yang diam akan
mengakibatkan linen yang satu cepat rusak dan yang lain nya belum
digunakan. Hal seperti ini dapat mengganggu pada penggantian linen
berikutnya maupun jika linen tersebut akan diturunkan kelasnya, untuk itu
perlu di lakukan evaluasi tiga bulan sekali, dengan dilakukan pencatatan
dibuku administrasi mengindahkan prinsip FIFO.
b. Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari linen adalah bersih (fisik linen), awet tidak
rapuh dan sehat (bebas dari kuman/ mikroorganisme pathogen),

Frekuensi :
a) Bersih, untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan
memanfaatkan panca indra secara fisik, dari bau (harum dan bebas
dari bau yang tidak sedap), rasa lembut di kulit dan skala noda.
Dilakukan pada tahap sortir didalam perputaran pencucian. Jika
terdapat kekurangan dari ketiga aaspek tersebut maka perlu dicuci
ulang sesuai dengan permasalahan tersebut.
b) Awet (tidak rapuh) dapat di lakukan dengan mengendalikan dalam
penggunaan bahan kimia yang serendah mungkin tanpa
mengabaikan hasil.
c) Sehat (bebas mikroorganisme pathogen) bias di lakukan dengan
pemeriksaan angka kuman di mikrobiologi.

2. Bahan kimia
Fisika dan karekteristik dari bahan kimia menjadi penting dengan melihat
pembanding bahan kimia dari produk bahan kimia yang lainnya akan
sangat membantu dalam monitor kualitas bahan kimia yang dikirim pihak
rekanan.

3. Baku mutu air


a. Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standar air bersih
Depkes yaitu dilakukannya monitoring sedikitnya 6 bulan sekali oleh
pihak sanitasi/ Unit Penyehatan Lingkungan.

6
b. Persyaratan khusus kandungan besi dan gaaram- garam perlu
dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan air yang digunakan
sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.

4. Baku mutu limbah cair


Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun, dengan lampiran kategori
limbah B3. Limbah pencucian dan dry cleaning harus dikelola sesuai
dengan standar baku mutu sesuai dengan tingkat pencemar yang
dimaksud. Frekuensi pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.

7
MONITORING MANAJEMEN LINEN DAN LAUNDRY HARIAN

Tabel 1. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan September Tahun 2018

Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 90%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 100%
Total Kepatuhan 98,89%

Tabel 2. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan Oktober Tahun 2018

Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 91,3%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 100%
Total Kepatuhan 99,03%

8
Tabel 3. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan November Tahun 2018

Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 15,39%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 100%
Total Kepatuhan 90,6%

Tabel 4. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan Desember Tahun 2018

Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 15,38%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 100%
Total Kepatuhan 90,59%

Tabel 5. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan Januari Tahun 2019

9
Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 36,36%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 100%
Total Kepatuhan 92,93%

Tabel 6. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan Februari Tahun 2019

Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 60%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 80%
Total Kepatuhan 93,93%

Tabel 7. Angka Kepatuhan Pengelolahan Linen Bulan Maret Tahun 2019

10
Target
NO. VARIABEL kepatuhan
30 hari
1 Menggunakan APD (sarung tangan, masker) 70,97%

2 Linen dipisahkan berdasarkan infeksi dan non infeksi 100%

3 Linen sejenis dijadikan satu kelompok 100%


100%
4 Memperhatikan pasokan listrik
Memastikan semua linen kotor terendam seluruhnya 100%
5
oleh air
Memasukan detergen,alkali, emulsifier, sesuai dengan 100%
6
kebutuhan.
7 Menyalakan mesin sesuai waktu yang diperlukan 100%
Memindahkan kain ke mesin pengering sesudah mesin 100%
8
mati
9 Linen yang sudah kering langsung disetrika 64,52%
Total Kepatuhan 92,83%

AUDIT KEPATUHAN PENGELOLAAN LINEN PADA


BULAN SEPTEMBER 2018-MARET 2019 DI
RSUD PASIRIAN
100
98
96
94 Prosentase kepatuhan
92 pengelolaan linen (%)
90
88
86
84
R R R R I I ET
BE BE BE BE UAR UAR AR
M O M M
E T VE SE N BR M
PT OK DE
JA FE
SE NO

11
ANALISA HASIL MONITORING

Berdasarkan hasil monitoring yang dibuat, bahwa staf laundry


melaksanakan spo dengan baik untuk bulan pertama, dan berlanjut pada bulan ke
dua pelaksanaannya menurun sampai bulan bulan setelahnya, masih ada
sebagian yang tidak menggunakan APD pada saat mengambil linen kotor,
pengolahan dan mendistribusi linen bersih. Dari hasil pencucian harus dicek
kembali bahwa linen tidak ada noda lagi, bila di linen masih terdapat noda maka
dilakukan pencucian ulang, baik linen OK maupun linen ruangan.
Selain itu, linen yang sering disetrika di hari berikutnya sering dilakukan
misalnya petugas yang menjaga shift sore yang masih banyak linen belum
disetrika maka disetrika besok paginya kembali meskipun linen tersebut dalam
keadaan kering dan didistribusikan ke ruangan setelah disetrika. Padahal untuk
meminimalkan kolonisasi kuman tersebut pada linen yang sudah dikeringkan maka
langsung disetrika dan didistribusikan ke ruangan-ruangan rawat inap untuk
disimpan rapi dan tempat yang tertutup.

Lumajang, 25 April 2019

Mengetahui
Ketua Komite PPI RSUD Pasirian IPCN RSUD Pasirian

dr. Sophia Yudaprawira S., Sp. PK. Agung Maulana, S. Kep., Ns.
NIP. 19630304 199903 2 001

12

Anda mungkin juga menyukai