Anda di halaman 1dari 36

DEHIDRASI &

ASIDOSIS
Oleh :
Melsiana Yuli
Lusi Fina Hayati

Dosen : Annita, S.ST, M. Biomed


DEHIDRASI
PENGERTIAN

Dehidrasi adalah kondisi di mana terjadi


kekurangan kandungan air pada tubuh secara
keseluruhan, disertai dengan gangguan proses
metabolisme tubuh. Dehidrasi juga dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan zat
elektrolit di dalam tubuh
JENIS
DEHIDRASI

Berdasarkan Berdasarkan
tosinitas/ kadar banyaknya cairan
cairan yang hilang yang hilang

 Dehidrasi
hipertonik  Dehidrasi ringan
 Dehidrasi  Dehidrasi sedang
isotonik  Dehidrasi berat
 Dehidrasi
hipotonik
Tanda dan Gejala Dehidrasi

DEHIDRASI
RINGAN

 Muka memerah
 Rasa sangat haus
 Kulit kering dan pecah-pecah
 Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
 Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mual
 Kram otot terutama pada kaki dan tangan
 Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
 Sering mengantuk
 Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
 Tiba tiba jantung berdetak lebih kencang
 Suhu badan meningkat
Tanda dan Gejala Dehidrasi

DEHIDRASI
SEDANG

 Tekanan darah menurun


 Pingsan
 Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan
punggung
 Kejang
 Perut kembung
 Gagal jantung
 Ubun-ubun cekung
 Denyut nadi cepat dan lemah
Tanda dan Gejala Dehidrasi

DEHIDRASI BERAT

 Rasa haus yang ekstrim atau bahkan menjadi malas minum


 Lekas marah dan kebingungan
 Mulut sangat kering
 Kulit kering dengan turgor yang sangat lamban
 Sedikit atau tidak berkemih sama sekali
 Warna urine lebih gelap dan pekat dari biasanya
 Mata cekung
 Tekanan darah yang rendah, laju denyut jantung dan nadi meningkat
 Nafas cepat
 Demam
 Dalam kasus yang paling serius menjadi delirium atau tidak sadarkan
diri.
Tanda dan Gejala Dehidrasi

TANDA DEHIDRASI PADA BAYI /


ANAK

 Mulut dan lidah kering


 Tidak keluar air mata saat menangis
 Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
 Perut, mata, dan pipi cekung
 Demam
 Lesu atau rewel
 Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit
kemudian dilepaskan
PENYEBAB
DEHIDRASI

Eksternal Internal
(dari luar tubuh ) (dari dalam tubuh)

 Akibat dari berkurangya cairan akibat


disebabkan terjadinya
panas yaitu kekurangan zat natrium,
kekurangan air, kekurangan natrium dan penurunan kemampuan
air. homeostatik
 Latihan yang berlebihan yang tidak
Sehingga fungsi
dibarengi dengan asupan minuman juga  
bias. penyaringan ginjal
 Sinar panas matahari yang panas. melemah, kemampuan
 Diet keras dan drastis.
untuk menahan kencing
 Adanya pemanas dalam ruangan.
 Cuaca/musim yang tidak menguntungkan menurun, demam, infeksi,
(terlalu dingin). diare, kurang minum,
 Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi
sakit, dan stamina fisik
kering.
 Obat-obatan yang digunakan terlalu menurun
lama.
Patofisiologi Dehidrasi
Defisit cairan eksternal atau internal

Penurunan volume cairan intravaskular

Berkurangnya aliran balik vena yang mengurangi


preload dan stroke volume

Penurunan curah jantung

Penurunan tekanan darah arteri rata -rata

Gangguan perfusi jaringan

Penurunan pengangkutan oksigen dan nutrien ke dalam sel

Gagal organ berbagai sistim


DEHIDRASI DAN WARNA URINE
Faktor Resiko Dehidrasi
 Bayi memiliki risiko yang lebih besar terhadap dehidrasi,
akibat berat badan yang rendah membuat mereka sensitif
terhadap kehilangan cairan meski sedikit.
 Lansia juga berada dalam risiko yang lebih besar, karena
mereka mungkin lupa atau tidak menyadari bahwa mereka
perlu minum cairan.
 Orang-orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes,
penyakit ginjal, alkoholisme juga dapat menderita
dehidrasi.
 Atlet, terutama pada acara yang memerlukan ketahanan
seperti maraton, triatlon, dan turnamen dapat terpengaruh
akibat jumlah cairan tubuh yang hilang melalui keringat.
 Orang-orang dengan profesi yang melakukan pekerjaan
berat, seperti pekerja bangunan, terekspos sinar matahari
secara reguler, dan kehilangan banyak cairan dari keringat.
PENCEGAHAN
 Dehidrasi dihindari dengan meminum cukup air;
dewasa membutuhkan 2–3 L cairan per hari (termasuk
kandungan air pada makanan).
 Untuk mencegah dehidrasi, minumlah banyak cairan
dan mengonsumsi makanan yang kadar airnya tinggi,
seperti buah-buahan dan sayuran. Contohnya adalah:
selada, bayam, wortel, semangka, strawberi, apel,
anggur, jeruk, pir, nanas
 Saat berolahraga, jangan menunggu sampai merasa
haus untuk minum. Dengan minum secara teratur,
kadar normal cairan dan mineral dalam tubuh bisa
dipertahankan. Jika sedang berolahraga, perlu minum
air lebih banyak dari biasanya.
Pengobatan Dehidrasi
Penanganan Di Rumah

 Meminum air dalam jumlah cukup namun sering


 Minum minuman yang mengandung elektrolit, banyak dijual di pasaran
 Jika seseorang dalam kondisi luka pada rahang, atau mulut, seruput minuman melalui
sedotan
 Cobalah untuk mendinginkan seseorang, jika terpapar panas atau jika orang tersebut
sedang demam, dengan cara berikut:
 Lepaskan pakaian yang berlebihan seperti jaket dan longgarkan pakaian yang ketat.
 Kondisikan seseorang pada daerah yang ber-AC untuk membantu suhu tubuh kembali
normal dan memutus siklus paparan panas.
 Jika AC tidak ada, tempatkan orang di tempat teduh, jika sedang berada di lapangan.
Tempatkan handuk basah di sekitar orang tersebut.
 Jika ada, gunakan botol semprot untuk menyemprotkan air hangat pada permukaan
kulit untuk membantu dengan pendinginan dengan metode penguapan.
 Hindari kompres es atau air es. Sebaiknya gunakan air hangat. Hal ini dapat
menyebabkan pembuluh darah di kulit mengerut dan menurun. Paparan dingin yang
berlebihan juga dapat menyebabkan menggigil, yang akan meningkatkan suhu tubuh
padahal kita membutuhkan penurunan suhu tubuh.
Pengobatan Dehidrasi
Perawatan medis

 Jika dehidrasi berat seperti pingsan, penurunan kesadaran, bayi menangis tanpa
air mata, maka disarankan untuk segera membawa pasien ke UGD karena hal ini
merupakan kegawatdaruratan medis.  Perawatan di UGD pertama kali berfokus
pada pemulihan volume darah dan cairan tubuh, sambil mencari penyebab
dehidrasi.
 Jika tidak ada mual dan muntah, penggantian cairan dapat dilakukan secara
peroral yaitu dengan minum.
 Jika ada tanda-tanda dehidrasi yang signifikan (peningkatan denyut jantung
istirahat, tekanan darah yang mulai turun), cairan umumnya diberikan melalui
infus, tabung ditempatkan ke pembuluh darah.
 Jika kondisi Anda membaik, Anda mungkin akan dikirim pulang, sebaiknya
dalam perawatan teman atau keluarga yang bisa membantu memantau kondisi
Anda.
 Jika Anda tetap mengalami dehidrasi, bingung, demam, memiliki tanda-tanda
vital abnormal yang terus menerus, atau tanda-tanda infeksi, Anda mungkin
perlu untuk tinggal di rumah sakit untuk perawatan tambahan.
Pengobatan Dehidrasi
OBAT

Obat hanyalah mengatasi penyebab mendasar dari dehidrasi,


misalnya, jika dehidrasi diakibatkan oleh demam, maka dokter akan
meresepkan parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan suhu
tubuh. Jika dehidrasi disebabkan oleh diare, maka dokter akan
mencaritahu apakah diare disebabkan oleh virus, bakteri, atau
parasit seperti amoeba. Jika terdapat muntah, dokter akan
menganjurkan untuk opnam sehingga pasien dapat memperoleh
asupan cairan dan obat melalui infus
Pengobatan Dehidrasi
OBAT

Obat hanyalah mengatasi penyebab mendasar dari dehidrasi,


misalnya, jika dehidrasi diakibatkan oleh demam, maka dokter akan
meresepkan parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan suhu
tubuh. Jika dehidrasi disebabkan oleh diare, maka dokter akan
mencaritahu apakah diare disebabkan oleh virus, bakteri, atau
parasit seperti amoeba. Jika terdapat muntah, dokter akan
menganjurkan untuk opnam sehingga pasien dapat memperoleh
asupan cairan dan obat melalui infus
ASIDOSIS
PENGERTIAN
Asidosis adalah peningkatan sistemik pada
konsentrasi ion hidrogen.
Jika paru – paru tidak mampu mengeluarkan CO2
atau bilamana produk asam asiri (asam
karbonat) atau non- asiri (asam laktat)
menumpuk, maka konsentrasi ion hidrogen akan
meningkat.
Gangguan keseimbangan asam – basa dalam
tubuh dapat menyebabkan asidosis
JENIS
ASIDOSIS

Asidosis Asidosis
Respiratorik Metabolik

gangguan asam –basa yang gangguan asam – basa


ditandai oleh penurunan yang ditandai oleh kadar
ventilasi alveolar (akibat asam berlebihan dan
gangguan respiratori) HCO3- yang kurang akibat
gangguan nonrespiratori
yang mendasari asidosis
metabolik
ASIDOSIS
RESPIRATORIK
PENYEBAB

1. Obat – obatan (obat golongan narkotik, anastesi umum, hipnotik, alkohol, dan golongan sedatif, termasuk
obat – obat “rancangan” baru seperti MCMA atau “ectasy” yang akan menurunkan sensitivitas pusat
pernafasan)
2. Trauma SSP (cedera pada medula oblongatadapat mengganggu doronga bernafas)
3. Henti jantung (akut)
4. Sleep apnea (gangguan tidur serius pada pernafasan yang terjadi saat tidur dimana saluran udara
terhambat karena dinding tenggorakan yang mengendur dan menyempit.
5. Alkalosis metabolik kronis sebagai mekanisme kompensasi respiratori yang mencoba menormalkan pH
dengan menurunkan ventilasi alveolar.
6. Terapi ventilasi (penggunaan oksigen aliran tinggi, high flow oksygen, pada pasien gangguan respirasi
yang kronis akan menekan dorongan hipoksia yang membuat pasien bernafas, penggunaan tekanan
positive and expiratory yang tinggi pada keadaan penurunan curah jantung dapat menyebabkan
hiperkapnia yang disebabkan oleh peningkatan yang besar pada ruang hampa di alveoli, dead space
alveolar)
7. Penyakit neuromuskular, seperti miastenia gravis, sindrom Guillain – Barre, dan poliomielitis (otot – otot
respiratorius tidak menunjukkkan respon yang benar terhadap dorongan respirasi)
8. Obstruksi jalan nafas atau penyakit parenkim paru (karena mengganggu ventilasi alveoler)
9. Penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) atau asma
10. Sindrom gawat nafas dewasa (adult respiratory distress syndrome) yang berat (karena menyebabkan
penurunan aliran darah pulmonalis dan pertukaran CO2 serta oksigen yang buruk antara paru – paru dan
darah)
11. Bronkitis kronis, Pneumotoraks yang luas, Pneumonia berat dan Edema paru
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA

Kegelisahan
Konfusi
Rasa khawatir/ takut
Somnolen
Tremor halus atau flapping tremor (asteriksis)
Koma
Sakit kepala
Dispneadan takipnea
Papiledema
Penurunan refleks
Hipoksemia kecuali jika pasien mendapat oksigen

Asidosis respiratorik dapat pula menyebabkan gangguan kardiovaskular yang meliputi :


Takikardia
Hipertensi
Aritmia atrialdan ventrikuler
Hipotensi disertai vasodilatasi (denyut nadi memantul dan bagian perifer yang hangat pada sidosis berat)
KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi :


Gangguan SSP dan kardiovaskular yang berat akibat pH darah yang rendah (kurang dari 7.15)
Depresi miokard (yang menyebabkan syak dan henti jantung)
Kenaikan PaCO2 meskipun sudah dilakukan penanganan yang optimal (pada penyakit paru kronis)

DIAGNOSIS

Tes berikut membantu penegakan diagnosis asidosis respiratorik :


1. Analisis gas darah arteri yang memperlihatkan PaCO2 lebih dari 45 mmHg, pH kurang dari 7.35 hingga
7.45 dan HCO3- yang normal pada stadium akut serta HCO3- yang meninggi pada stadium kronis
(memastikan diagnosis)
2. Foto rontgen toraks (sering memperlihatkan penyebab seperti gagal jantung, pneumonia, penyakit paru
obstruktif menahun (PPOM) dan pneumotoraks)
3. Kadar kalium lebih dari 5 mEq/L
4. Kadar klorida serum yang rendah
5. pH urine yang asam (karena ginjal mengeksresi ion hidrogen untuk memulihkan pH darah kembali
normal)
6. skrining pemakaian obat (dapat memastikan suspek overdosis obat)
PENANGANAN

Terapi yang efektif untuk mengatasi asidosis respiratorik adalah


mengoreksi penyebab yang mendasari hipoventilasi alveolar

Penanganan keadaan paru yang menyebabkan asidosis respiratorik meliputi tindakan :


a. Mengeluarkan benda asing dari jalan nafas
b. Membuat jalan nafas artifisial melalui intubasi endotrakhea atau trakheostomi dan
melaksanakan ventilasi mekanis (jika pasien tidak dapat bernafas spontan)
c. Meningkatkan tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (PaO 2) hingga minimal 60
mmHgdan menaikkan pH hingga lebih dari 7.2 untuk mencagah aritmia jantung
d. Memberi obat bronkodilator dalam bentuk aerosol atau suntikan IV untuk
melapangkan jalan nafas yang tersumbat.
e. Memberi antibiotik untuk mengatasi pneumonia
f. Memasang slang dada untuk memperbaiki pneumotoraks
g. Memberi tekanan end – expiratory yang positif untuk mencegah alveoli kolaps
h. Memberi terapi trombolitik atau antikoagulan untuk mengatasi emboli paru yang masif
i. Melakukan bronkoskopi untuk mengeluarkan sekret yang berlebihan dan tertahan
ASIDOSIS
METABOLIK
PENYEBAB

1. Asidosis metabolik biasanya terjadi karena metabolisme lemak berlebihan karena


tidak ada karbohidrat yang bisa digunakan. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
ketoasidosis diabetik, alkoholisme kronis, malnutrisi atau diet rendah karbohidrat,
tinggi lemak yang semuanya akan memproduksi lebih banyak ketoasidosis dibanding
proses metabolisme yang dapat menanganinya
2. Metabolisme karbohidrat yang anaerob (penurunan oksigenasi jaringan atau perfusi
jaringan seperti pada kegagalan pompa jantung pasca infark – miokard, penyait paru
atau hati, syok, atau anemia – memaksa perubahan metabolisme dari aerob menjadi
anaerob sehingga terjadi peningkatan kadar asam laktat)
3. Penurunan eksresi asam hasil metabolisme atau ketidakmampuan menyimpan basa
yang terjadi karena insufisiensi dan gagal ginjal (asidosis renal)
4. Diare, malabsorpsi intestinal, atau kehilangan natrium bikarbonat dari intestinum
sehingga sistim pendapar bikarbonat barpindah ke sisi yang bersifat asam (misal
ureteroenterostomia dan penyakit Crohn dapat pula menimbulkan asidosis metabolik)
5. Intoksikasi salisilat (penggunaan aspirin berlebihan), keracunan eksogen, atau yang
lebih jarang terjadi penyakit Addison (peningkatan eksresi natrium serta klorida dan
retensi kalium)
6. Inhibisi sekresi asam yang disebabkan oleh hipoaldo – steronisme atau penggunaan
diuretik yang menahan kalium
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA

a. Sakit kepala dan letargi yang kemudian berlanjut menjadi


keluhan mau pingsan, depresi SSP, pernafasan Kussmaul
(ketika paru – paru mencoba melakukan kompensasi dengan
menghembus keluar CO2), hipotensi, stupor dan (jika
keadaannya sangat berat serta tidak teratasi) koma dan
kematian
b. Gangguan GI yang menyertai yang menimbulkan anoreksia,
nausea, vomitus, diaredan mungkin pula dehidrasi
c. Kulit yang hangat dan tampak kemerahan (flushing), yang
disebabkan oleh penurunan respon vaskuler terhadap stimuli
saraf simpatik yang peka terhadap perubahan pH
d. Nafas yang berbau manis (bau seperti aseton) akibat
katabolisme lemak dan eksresi aseton yang menumpuk
melalui paru – paru. Keadaan ini disebabkan oleh diabetes
melitus yang mendasari terjadinya sidosis metabolik
KOMPLIKASI

Asidosis metabolik akan menekan SSP dan jika tidak teratasi


menimbulkan :
1. Kelemahan, paralisis flasid
2. Koma
3. Aritmia ventrikel dan mungkin pula henti jantung

Pada asidosis metabolik karena gagal ginjal kronis, HCO3- diambil


dari dalam tulang untuk mendapar ion hidrogen. Akibat
pengambilan HCO3- ini adalah :
4. Retardasi pertumbuhan pada anak – anak
5. Kelainan tulang seperti osteodistrofi renal
DIAGNOSIS
Hasil tes berikut ini memastikan diagnosis asidosis metabolik :
pH darah arteri kurang dari 7,35 (hingga mencapai 7,10 pada asidosis berat), PaCO 2
normal atau kurang dari 34 mmHg karena terjadi mekanisme kompensasi; HCO 3-dapat
sebesar 22mEq/L.

Hasil tes berikut ini mendukung diagnosis asidosis metabolik :


1. pH urine kurang dari 4,5 tanpa disertai penyakit renal (karena ginjal mengeksresi asam
untuk menaikkan pH darah)
2. kadar kalium serum yang lebih dari 5,5 mEq/Lakibat pendaparan kimiawi
3. kadar glukosa lebih dari 150 mg/dl
4. terdapat badan keton dalam serum pada diabetes
5. kanaikn asam laktat plasma pada asidosis laktat
6. celah anion lebih besar dari 14 mEq/L pada asidosis metabolik, pada asidosis laktat,
ketoasidosis, overdosis aspirin, keracunan alkohol, gagal ginjalatau sejumlah keadaan
lain yang ditandai oleh penumpukan asam – asam organik, senyawa sulfat atau fosfat
7. celah anion 12 mEq/L atau kurang pada asidosis metabolik dengan anion gap yang
normal akibat kehilangan HCO3-, yaitu kehilangan lewat GI atau ginjal, peningkatan
muatan asam (cairan hiperalimentasi), pemberian larutan salin IV yang cepat atau
sejumlah keadaan lain yang ditandai oleh kehilangan bikarbonat
PENANGANAN

bertujuan mengoreksi dengan segera keadaan asidosis dengan cara


mengatasi, baik gejala maupun penyebab yang mendasari

a. Pemberian natrium bikarbonat IV pada celah anion yang berat. Tindakan ini bertujuan menetralkan
keasaman darah pada pasien yang pH – nya kurang dari 7,20 disertai kehilangan ion HCO3-. Lakukan
pemantauan elektrolit plasma, khususnya kalium, selama pemberian terapi natrium bikarbonat
(kadar kalium dapat turun ketika pH meninggi)
b. Pemberian larutan infus Ringer Laktat untuk mengoreksi asidosis metabolik dengan celah anion
yang normal dan mengatasi defisit volume cairan ekstrasel
c. Evaluasi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit
d. Koreksi penyebab yang mendasari (misalnya, pada ketoasidosis diabetik, koreksi dilakukan dengan
pemberian infus insulin dosis rendah secara kontinu)
e. Ventilasi mekanis untuk mempertahankan kompensasi respiratorius jika diperlukan
f. Terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi
g. Terapi dialisis pada pasien gagal ginjal atau pasien dengan keracunan obat tertentu
h. Pemberian obat antidiare untuk mengatasi kehilangan HCO3- yang ditimbulkan diare
i. Pemantauan adanya perubahan sekunder akibat hipovolemia seperti tekanan darah yang turun (pada
asidosis diabetik)

Anda mungkin juga menyukai