Anda di halaman 1dari 10

Memahami gangguan keseimbangan cairan tubuh (dehidrasi)

Definisi dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan dalam berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau
berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel. Hal ini terjadi natrium
dari ekstrasel tinggi lalu cairan di intrasel
masuk ke ekstrasel. Dehidrasi ini
menyebabkanberkurangnya 60% cairan intasel dan 40% cairan ekstrasel. Keadaan ini terjadi
bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang masuk.
Macam-macam dehidrasi
Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:
1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadi perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal
ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l.
2. Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila
kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l. Dehidrasi jenis ini juga disebut
sebagai dehidrasi hiponatremia.
3. Dehidrasi hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan
rasa haus dan gejala neorologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih
dari 150 mEq/l . dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hipernatremia.
Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :
1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan mencapai 5% berat badan.
2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan diantara 5-10% berat badan.
3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.
Untuk mempertahankan volume plasma, tubuh akan menggunakan cairan intrasel dan
intrasisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu rehidrasi baru dianggap
lengkap bila baikcairan ekstrasel maupun cairan intrasel dan intersisial sudah kembali
normal.
Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui :
1. Kulit, misalnya banyak berkeringat pada udara panas, demam, luka bakar, dan
sebagainya.

2.
3.
4.
5.

Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel,dan lain-lain.


Traktur urinarius, misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus.
Paru-paru, misalnya hiperventilasi
Pembuluh darah, misalnya pendarahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan (dehidrasi)


Faktor-faktor yang mempengaruhi dehidrasi, yaitu:
1. Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
2. Temperatur (suhu)
Semakin tinggi suhunya semakin banyak pula cairan tubuh yang dikeluarkan melalui
keringat.
3. Penyakit, misalnya diare, diabetes melitus.
4. Usia
Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun.
Faktor faktor dehidrasi(sumber : www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/)
Dehidari terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat
kurang. Beberapa kondisi yang seringa menyebabkan dehidrasi antara lain :

Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
Muntah. Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.

Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan


yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.

Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.

Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.

Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :


1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang
keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.

Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya
yaitu :
1. Mulut kering.
2. Berkurangnya air mata.
3. Berkurangnya keringat.
4. Kekakuan otot.
5. Mual dan muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan
lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk
menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
mengobati dehidrasi
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat
berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus.
Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan
pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan
penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain.
Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :

Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin


untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau
aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas
berlebihan pada siang hari.
Olah raga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum
lebih banyak cairan.
Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.

Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani dengan
baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
Gejala dehidrasi menurut tingkatan nya :
- Dehidrasi ringan
Muka memerah
Rasa sangat haus
Kulit kering dan pecah-pecah
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

Pusing dan lemah


Kram otot terutama pada kaki dan tangan
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
Sering mengantuk
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Dehidrasi sedang
Tekanan darah menurun
Pingsan
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Kejang
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
Denyut nadi cepat dan lemah
- Dehidrasi Berat
Kesadaran berkurang
Tidak buang air kecil
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
Gejala dehidrasi pada usia lanjut
Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali.
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan mata cekung
sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis obyektif lainya yang dapat membantu
mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi
Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila
lembab/basah, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin
lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio
blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif
saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini
dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat obat sitostatik, tidak ada perdarahan
saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan
hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
5. Dehidrasi pada Anak
Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau
berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel.
Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi atau
kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh ,tingginya
metabolisme dan imaturitas ginjal.

5.1. Faktor Penyebab Dehidrasi

Diare atau Muntaber


Pada saat mengalami diare atau muntaber, anak kerap kehilangan nafsu makan dan
seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar dari tubuh
tidak seimbang. Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium,
dan klorida juga ikut terbuang.

Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya
mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat cairan,
berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan yang
terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
Kurang Makan dan Minum
Kondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan
menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang sakit, ia
kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5 hari maka
dehidrasi bisa terjadi.

5.2. Gejala Dehidrasi


Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun yang berat bisa
membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta merupakan langkah
preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala dehidrasi:

Dehidrasi Ringan

Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak, sehingga biasanya anak
baru merasakan kondisi patologis dehidrasi pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan
dehidrasi ringan tubuh juga kehilangan cairan mencapai 5% berat badan. Sehingga dianjurkan
agar anak banyak minum air sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang.

Dehidrasi Sedang

Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga terjadi perubahan
kondisi fisik yang signifikan, diantaranya :

Anak menangis tanpa air mata


Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh tubuh akan
menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang
kering.

Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan diantara 5% 10% berat badan.

Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya kemungkinan besar
merupakan dehidrasi.

Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat sedikit dan
berwarna gelap.

Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.

Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di tempat tidur
tanpa aktivitas yang berarti.

Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan cobalah
mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami dehidrasi, setelah dicubit,
kulitnya tidak akan cepat kembali normal.

Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38 C bahkan lebih.

Dehidrasi Berat

Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan. Selain itu pada tahapan ini
keadaan anak juga semakin kritis sehingga dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan
terapi rehidrasi parenteral melaui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat:

Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.
Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu dan otak
tidak berfungsi secara sempurna.

Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa
mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan si kecil
turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB asalnya.

Tangan dan kaki yang dingin dan lembab

Ketidakmampuan untuk minum

Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan

Jika menangis tidak ada air mata

Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut

Bengurangan volume air seni

5.3. Penanganan Dehidrasi


Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (Gangguan distribusi air dalam
tubuh) dan tingkatan kekurangan cairan, yang dapat membantu dalam menentukan terapi
cairan yang akan diberikan. Berdasarkan kadar sodium serum, kebanyakan anak-anak
mengalami dehidrasi isotonik (130-150 mEq/L), sementara yang lain mengalami dehidrasi
hipertonik (lebih dari 150 mEq/L) atau dehidrasi hipotonik (kurang dari 130 mEq/L). Tingkat
keparahan dehidrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang atau presentase
kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan (kurang

dari 50 mL/kg, atau kurang dari 5%), sedang (50-100 mL/kg, atau 5 -10%), dan berat (100
mL/kg, atau lebih dari 10%).
Menentukan derajat dehidrasi dibutuhkan untuk menentukan pengobatan mana yang sesuai,
selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak,urin dan berat badan.
Dehidrasi diatasi dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sebagai berikut:
1. Previous loss atau deficit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang.Biasanya berkisar
antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang hilang
melalui penguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare ( kirakira 25 ml/kgbb/24 jam), dengan suction, parasentesis asites dan sebagainya.
Jenis Cairan untuk Rehidrasi

Cairan Rehidrasi Oral (CRO)


Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCL,NaHC

dan glukosa: Oralit

CRO yang tidak mengandung keempat komponen diatas: larutan gula garam, larutan
tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa
polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa yang
dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat.
Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental.jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang akan diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.

Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat


Komposisi larutan RL pada bayi (<12 bulan) :

1 jam pertama : 30 ml/kgbb


5 jam berikutnya : 70ml/kgbb

Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :

1 jam pertama : 30 ml/kgbb


3 jam berikutnya : 70 ml/kgbb

MINERAL
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang
menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih

dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan
jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat
badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca),
fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) ,
besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) dan seng (Zn). Dalam komposisi air keringat, tiga
mineral utama yaitu natrium, kalium & klorida merupakan mineral dengan konsentrasi
terbesar yang terdapat di dalamnya.
1. Natrium (Na)
Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel, lobak,
bayam, kol, telur, kerang.
Kadar normal : 135 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan
osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.
Kelebihan : Hipernatremia
Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi
oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle
(kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na

Cl).

Distribusi Natrium dalam tubuh


Cairan atau Jaringan
Seluruh darah
Plasma
Sel
Jaringan otot
Jaringan saraf

Mg/dl atau 100 gr


160
330
85
60 160
312

mEq / L
70
143
37

2. Kalium (K)
Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak
kerbau.
Kadar normal : 3,5 5 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan
asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam
biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
Kelebihan : hiperkalemia
Kekurangan : hipokalemia
Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desekresi di tubulus.

Absorpsi : pada usus halus.


Dsitribusi Kalium dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Seluruh darah
Plasma
Sel
Jaringan otot
Jaringan saraf

Mg/dl atau 100 gr


200
20
440
250 400
530

mEq / L
50
5
112

3. Klorida (Cl)
Sumber : garam dapur
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah
lambung.
Kelebihan : hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi
pilorus atau duodenum
Distribusi klorida dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Seluruh darah
Plasma atau serum
Sel
Cairan spinal
Jaringan otot
Jaringa saraf

Mg/dl atau 100 gr


250
365
190
440
40
171

mEq / L
70
103
53
124

- Ganguan pada kalium(k)


kadar normal kalium plasma sekitar antara 3,5-5 mEq/L bila kadar kalium kurang dari
3,5 mEq/L disebut hipokalemia. dan kadar kalium lebih dari 5 mEq/L disebut
hiperkalemia. kedua keadaan ini dapat menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yg
disebut aritmia.
penyebab hipokalemia:
- asupan kalium kurang
- pengeluaran kalium berlebih

- kalium masuk ke dalam sel


penyebab hiperkalemia:
- keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel
- berkurangnya ekresi kalium melalui ginjal.
-Gangguan kesimbngan natrium
Natrium berperan dan menentukan status volume air dalam tumbuh. keseimbangan yg
terjadi dalam tubuh diatur oleh dua mekanisme
yaitu pengatur:
- kadar natrium yg sudah tetap pd batas tertentu
- keseimbngan antara natrium yg masuk dan keluar
perubahan kadar natrium dlm cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormon sepert
antidiuretik(ADH),sistem RAA, ANP.
dan hormon" ini akan mempengaruhi ekresi natrium dlm urin.

Anda mungkin juga menyukai