Anda di halaman 1dari 7

DEHIDRASI

1.1 Pengertian Dehidrasi


 Dehidrasi adalah kekurangan cairan didalam tubuh karena jumlah cairan
yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk kedalam
tubuh. (Annas buanista’2015)
 Dehidrasi adalah timbulnya kekurangan cairan atau dehidrasi tubuh dapat
dijelaskan melalui proses keluar masuknya cairan kedalam tubuh. Proses
kehilangan cairan tubuh berlebihan atau masukan yang tidak cukup dapat
menimbulkan dehidrasi. (Pringgoutomo dkk’2012)
 Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan , dehidrasi dapatdisertai
kurangnya natrium ( dehidrasi hipotonik ) atau kelebihan natrium
( dehidrasi hipertonik ). (dr. Jan Tambayong’2000)
 Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang dapat
menimbulkan kekeringan didalam tubuh. (Syamsuir Adam’2014)
 Dehidrasi adalah sesuatu yang merugikan bagi tubuh karena asupan air
yang masuk ke dalam tubuh tidak memadai, sehingga dehidrasi dapat
menurunkan produktivitas seseorang. (Anita Ratih’2017)
 Dehidrasi terjadi karena air yang keluar dari tubuh tidak digantikan dengan
jumlah konsumsi air yang cukup. (Yulisna Noor Setiawati dkk’2017)

1
Jadi dehidrasi adalah suatu kondisi ketika tubuh kehilangan lebih
banyak cairan dari pada yang didapatkan, sehingga keseimbangan dalam
tubuh terngangguakibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

Dehidrasi juga disertai dengan gangguan elektrolit, dengan kata


lain dehidrasi dapat terjadi karena :

 Kehilangan air ( water depletion )


 Kehilangan Natrium ( sodium depletion )
 Kombinasi keduanya
 Syok sekunder, syok atau renjatan adalah salah satu bentuk kegagalan
sirkulasi darah. pada peristiwa renjatan volume drah yang berada dalam
pembuluh relative kurang dibandingkan dangan ruang pembuluh. Dalam
keadaan normal jumlah cairan tubuh dan volume ruang yang
ditempatinya sama. Namun pada kondisi syok sekunder volume ruangan
tetap sementara cairan tubuh berkurang, sehingga terjadi dehidrasi.
 Diare dapat menyebabkan dehidrasi karena saat terjadi diare cairan yang
ada didalam tubuh ikut keluar, cairan tubuh yang keluar inilah yang
menyebabkan tinja menjadi lunak atau cair.
 Penyakit yang menyebabkan penderita tidak dapat menelan, contohnya
adalah radang tenggorokan.
 Penyakit yang menyebabkan poliuria ( banyak kencing ) contohnya
diabetes insipidus. Yaitu suatu penyakit yang disebabkan penurunan
produksi, sekresi dan fungsi dari Anti Deuretik Hormone (ADH) serta
kelainan ginjal yang tidak merespon kinerja ADH. Diabetes insipidus
ditandai dengan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran
jumlah urin yang besar urin sangat encer (poliuria) hal inilah yang
menyebabkan dehidrasi.
 Penyakit yang menyebabkan banyak keluar keringat, contohnya adalah
stress. Pada saat terjadi stress maka kelenjar apokrin akan melepaskan
keringat secara berlebih, sehingga cairan dalam tubuh ikut berkurang.
Selain itu strees membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk

2
mengendalikan cairan dan elektrolit akibat penurunan hormone
aldosteron.
 Penyakit yang menyebabkan penderita tidak sadar
(Tamsuri Anas’2009)

1.2 Klasifikasi Dehidrasi

Dehidrasi dapat digolongkan menjadi dehidrasi primer dan dehidrasi


sekunder. Keadaan-keadaan berikut ini dapat terlibat pada proses terjadinya
dehidrasi, baik primer maupun sekunder.

Masukan yang kurang ( primer ) Kehilangan cairan ( sekunder )


Koma lama Muntaber
Rabies atau hidrofobia Luka bakar luas
Kurang minum pada musim kering Keringat berlebih
Sakit Diabetes insipidus
Diabetes insipidus nefrogenik
Diuresis pada glukosuria
Diabetes militus

 Dehidrasi primer / Kehilangan air


Pada prinsipnya semua gangguan atau penyakit yang
mengakibatkan terbatasnya masukan air, akibat seperti penyakit mental
yang disertai dengan menolak/ketakutan air ( hidrofibia ), penyakit berat
yang menjadikan penderita tidak dapat minum air lagi, koma terus –
menerus, dapat menimbulkan kekurangan cairan. Hal ini merupakan
penyebab dari dehidrasi primer.
Rasa haus pada dehidrasi timbul karena air keluar dari sel sehingga
terjadi dehidrasi intraseluler. Pasien – pasien yang mengalami kehilangan
air akan memperlihatkan gejala -gejala khas mencakup : rasa haus,

3
pengurangan sekret saliva sehingga mulut/tenggorokan terasa kering,
kencingnya berkurang ( oliguria ) dan kondisi badan secara umum sangat
lemah. Pada tingkat yang lebih berat pasien dapat mengalami gangguan
kesadaran/mental seperti halusinasi dan delirium. Bayi yang mengalami
dehidrasi berat dan tidak teratasi akan meninggal. Secara umum kematian
akan terjadi bila seseorang kehilangan air kurang lebih 15% atau 22%
cairan tubuh .

 Dehidrasi Sekunder/Kehilangan Natrium


Biasanya kekurangan masukan garam tidak menimbulkan
kehilangan natrium oleh karena ginjal dapat mengatur dan menyimpan
natrium. Oleh karena itu, istilah kekurangan garam/salt depletion kurang
tepat yang sesuai ialah istilah kehilangan natrium atau sodium depletion.
Dehidrasi jenis ini terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang
mengandung elektrolit. Kehilangan natrium sering terjadi akibat keluarnya
cairan melalui saluran pencernaan, pada keadaan muntah – muntah dan
diare yang berat. Pada keadaan tertentu hilangnya natrium secara
berlebihan melalui air kemih dapat terjadi penyakit addison, penyakit
asidosis yang terjadi akibat diabetes dan penyakit ginjal tertentu. Akibat
kehilangan natrium maka terjadi hipotoni ekstraselular sehingga tekanan
osmotik menurun. Hal ini menghambat keluarnya hormon antidiuretik
sehingga, ginjal mengeluarkan air agar tercapai konsentrasi cairan
ekstraselular yang normal. Orang – orang yang menderita kehilangan
garam akan merasa nausea (mual), lesu, lelah, sakit kepala. Sedangkan
gejala – gejalanya antara lain seperti muntah – muntah dan kejang.
Pada dehidrasi sekunder terjadi penurunan volume darah.
Akibatnya volume curah jantung juga menurun, sehingga tekanan darah
juga ikut menurun dan sering menyebabkan pingsan jika berdiri terlalu
lama. Air kemih biasanya tidak mengandung natrium klorida, terjadi
gangguan keseimbangan asam-basa dan hemokonsentrasi dan filtrasi
glomelurus menurun sehingga, terjadi penimbunan nitrogen. Akibat fatal

4
dari dehidrasi sekunder berupa kematian, hal ini akan terjadi apabila aliran
perifel gagal mencukupi pasok yang diperlukan tubuh. (Pringgoutomo
dkk’2012)

1.3 Tanda dan Gejala Dehidrasi


Dua pertanda awal dari dehidrasi adalah rasa haus dan urine berwarna
kuning gelap. Dan secara umum gejala – gejala dehidrasi adalah sebagai
berikut:
1. Perasaan haus, mulut kering, bibir pecah – pecah, lidah kering, mata
cekung, tugor kulit atau jaringan kurang, selaput lendir kering.
2. Mata cekung, pipi cekung, berkeringat.
3. Oliguria ( kencing sedikit ), konsentrasi urin pekat juga darah.
4. Perasaan lelah yang berlebih – lebihan.
5. Suhu badan naik.
6. Gangguan susunan syaraf.
7. Berat badan menurun.

1.4 Komplikasi/Bahaya Dehidrasi


 Kejang, kejang yang terjadi ini muncul akibat gangguan keseimbangan
elektrolit didalam tubuh, terutama natrium dan kalium.
 Permasalahan pada ginjal dan saluran kemih, yaitu infeksi saluran kemih,
batu ginjal, bahkan gagal ginjal. Hal ini disebabkan karena cairan yang
masuk kedalam tubuh tidak optimal sehingga ginjal tidak dapat berfungsi
dengan baik.
 Syok hipovolemik, merupakan komplikasi akibat dehidrasi paling serius
dan bahkan berpotensi membahayakan jiwa atau kematian. Karena syok
hipovolemik menyebabkan volume darah didalam tubuh berkurang,
sehingga tekanan darah dan kadar oksigen menurun.
Dehidrasi dapat dicegah dengan meminum banyak cairan dan
mengonsumsi makanan yang memiliki kadar airnya tinggi seperti buah –

5
buahan dan sayuran selain itu dapat pula menggunakan cairan infus.
(Syamsunir Adam’2014)

1.5 Kesimpulan

Dehidrasi adalah suatu kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak


cairan dari pada yang didapatkan, sehingga keseimbangan dalam tubuh
ternganggu akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. Dehidrasi
sangat berbahaya apabila dibiarkan karena akan menyebabkan terjadinya
komplikasi atau gangguan bagi tubuh. Dehidrasi dapat dicegah dengan cara
menjaga asupan air yang masuk kedalam tubuh dengan stabil.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Annas Buanista, Andriyanto, Indah Sulistyowati.2015.Perbedaan


Tingkat Konsumsi Energi, Lemak, Cairan, dan Status Hidrasi
Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas.Hal 11-22.Vol 2.No 1.ISSN
2442-6636.www.ijhn.ub.ac.id
 Pringgoutomo Sudarto, Himawan Sutisna.2012.Patologi 1 Umum Edisi
ke-1.Hal 47.Jakarta : Sagung Seto.
 dr. Jan Tambayong.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan.Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
 Tamsuri, Anas.2009.Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.
 Yuliana Noor Setiawati,Hapsari Sulistya Kusuma,Ritalia
Agusty.2017.Identifikasi Tingkat Konsumsi Air dan Status Dehidrasi
Atlet Pencaksilat Tapak Suci Putra Muhammadiyah.No 2.Volume.ISSN
2088-6802.Jurnal Media Ilmu keolahragaan Indonesia.
 Syamsunir Adam.2014.Dasar-dasar Patologi.Hal 14.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
 Anita Ratih S, Fillah Fithra Dieny.2017.Hubungan Konsumsi Cairan
Dengan Status Hidrasi Pekerja Di Suhu Lingkungan Dingin.Hal 76-
83.Volume VI.Nomor 1.Journal Of Nutrition College.www.google.com.

Anda mungkin juga menyukai