Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI (FE) TERHADAP PENINGKATAN

KADAR HAEMOBLOBIN PADA IBU HAMIL

YANG MENGALAMI ANEMIAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembnagan janin intrauteri mulai
sejak kensepsi dan berakhir sampei permulaan persalinan. Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, Karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat
gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu (Lubis 2003).
Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya
semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi
kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan
Kalsium (Lubis, 2003).
Wanita hamil sangat sulit untuk mendapatkan cukup zat besi walaupun
telah mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi setiap hari (Klein dan
Thomson,2008). Penyebab hal tersebut di sebabkan karena zat besi besi adalah
salah satu nutrient yang tidak dapat di peroleh dalam jumlah yang adekuat dari
makanan yang dikonsumsi selama masa hamil (Bobak, dkk,2005).
Pada saat ini angka kematian pada ibu hamil merupakan perioritas utama
dalam masalah kesehatan. Penyebab langsung kematian pada ibu hamil
merupakan karena pendarahan, infeksi, dan juga eklamsi, sedangkan penyebab
kematian tidak langsungnya adalah karena anemia. Anemia pada kehamilan
disebut Potential Denger To Mother and Children (potensial membahayakan
ibu dan anak).

1
Anemia merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh penurunan jumlah
sel darah merah, kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Arisman,
2009). Anemia sering menyerang pada masa kehamilan. Kebutuhan gizi pada
saat kehamilan meningkat terhadap unsur-unsur makanan seperti protein, zat
besi, vitamin, asam folat,dan mineral. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka
ibu akan mengalami anemia.

Menurut Word Health Organization (WHO) (2000) dari jumlah penduduk


dunia diantaranya 52 dari 100 ibu hamil dinyatakan terkena anemia. Prevalensi
anemia pada wanita hamil di Indonesia sekitar 70%, 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia (Khomsan,2003). Maka dari itu anemia pada ibu hamil harus
mendapatkan perlakuan khususdalam kesehatan. Anemia merupakan masalah
kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi wanita usia reproduksi.
Menurut WHO secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
adalah sebesar 41,8 %. Salah satu penyebab anemia pada kehamilan yaitu paritas
dan umur ibu. Di Indonesia seperti sekarang ini dimana mutu sumber daya
manusia merupakan keadaan yang sangat diprioritaskan maka masalah anemia
perlu mendapat penanganan yang serius.

Kebanyakan anemia yang diderita oleh masyarakat salah satunya karena


kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, ibu hamil dengan
pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Anemia pada kehamilan tidak
dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama proses
kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat hamil, tubuh
akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat
sekitar 20 - 30 %, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan
vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb).

Menurut data dari dinas kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan, anemia


pada ibu hamil tahun 2012 terdapat 692 (1,51%) orang dari 45.652 ibu hamil,
pada tahun 2013 terdapat ibu hamil dengan anemia sebanyak 646 (1,77%) orang
dari 36.487 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2014 terdapat ibu hamil dengan
anemia 675 (1,4%) orang dari 48.235 ibu hamil (Dinkes Provinsi Sumatera
Selatan, 2014).

2
Hemoglobin adalah pemriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi anemia.
Peningkatan hemoglobin terjadi pada dehidrasi, penyaikit akut obstruksi kronis,
gagal jamtung kongestif, dan lian-lain (Hidayat, 2008). Penurunan kadar
hemoglobin dapat menyebabka anemia. Salah satu penurunan kadar hemoglobin
pada ibu hamil karena kekurangan zat besi.

1.2 Perumusan Masalah


Pemeriksaan kadar hematokrit yang diteliti oleh Ratih (2018)
menggunakan tablet Fe. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
dengan menggunakan tablet Fe?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah ibu
hamil.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah ibu hamil sebelum
pemberian tablet Fe.
2. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah ibu hamil sesudah
pemberian tablet Fe.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin terhadap pemberian tablet Fe pada ibu
hamil.
2. Manfaat aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga
laboratorium bahwa pemberian tablet Fe dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah ibu hamil.

3
1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Hasil Hasil sebelumnya
Rini Hariani Ratih Pengaruh pemberian zat Ada perbedaan yang signfikan Hasil dari pen
besi (Fe) terhadap antara hasil pemeriksaan pengaruh menunjukan bahwa va
peningkatan kadar pemberian Fe sebelum dan yang berhubungan sign
hematokrit pada ibu sesudah terhadap peningkatan dengan kejadian anemia
hamil yang mengalami kadar hematokrit pada ibu hamil ibu hamil, yakni:
anemia. di RSIA X Pekanbaru. 1. Paritas
(CI95%:OR=1,6
6,16).
2. Kecukupan kons

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
2.1 Kehamilan
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Ibu
hamil, pada dasarnya, memerlukan tambahan semua zat gizi, namun yang
seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral
seperti zat besi (Lubis, 2009). Wanita hamil sangat sulit untuk mendapatkan
cukup zat besi walaupun telah mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi
setiap hari ( Klein dan Thomson, 2008) Penyebab hal tersebut di sebabkan
karena zat besi besi adalah salah satu nutrient yang tidak dapat di peroleh
dalam jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama masa hamil
(Bobak, dkk,2005).
2.2 Anemia
2.2.1 Definisi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana menurunnya hemoglobin
(Hb), hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal.
Faktor gizi terkait dengan defsiensi protein, vitamin, dan mineral,
sedangkan faktor non gizi terkait penyakit infeksi. Protein berperan dalam
proses pembentukan hemoglobin, ketika tubuh kekurangan protein dalam
jangka waktu lama pembentukan sel darah merah dapat terganggu dan ini
yang menyebabkan timbul gejala anemia, sedangkan vitamin yang terkait
dengan defsiensi zat besi adalah vitamin C yang dapat membantu
mempercepat penyerapan besi di dalam tubuh serta berperan dalam
memindahkan besi ke dalam darah, mobilisasisimpanan besi terutama
hemosiderin dalam limpa (Masthalina, Laraeni, Dahlia, 2011).

5
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan berkurangnya
hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin adalah suatu metalprotein yaitu
protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh
(Fitriany;Saputri,2018). Kadar hemoglobin normal menurut WHO,yaitu
pada anak 6 bulan – 6 tahun = 11,0 gr/dL, anak 6 tahun - 14 tahun = 12,0
gr/dL, pria dewasa 13,0 gr/dL, wanita dewasa 12,0 gr/dL, dan pada ibu
hamil 11,0 gr/dL.
Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit,
dan hematokrit sehingga jumlah eritrosit dan atau kadar hemoglobin yang
beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh (Lestari; Lipoeto; Almurdi, 2017).
Batas normal kadar hemoglobin :
Kelompok Umur Hb
Anak-anak 6 bulan s/d 6 tahun 11
Dewasa 6 – 14 tahun 12
Laki-laki 13
Wanita 12
Wanita hamil 11

2.2.2 Anemia defisiensi besi


Anemia desisiensi besi bias merupakan akibat yang utama karena
kehilangan darah atau tidak memadainya asupan besi. Hal ini juga dapat
merupakan kondisi sekunder yang disebabkan proses penyakit atau kondisi
yang menguras cadangan besi, seperti perdarahan saluran percernaan atau
karena kehamilan (Kiswari, 2014).
Anemia yang paling sering dijumpai pada ibu hamil adalah anemia
defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan masalah defisiensi
nutrient tersering pada ibu hamil di seluruh dunia terutama di Negara
berkembang terutama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam tubuh penderita anemia (Ristica,2013).

6
Manisfestasi anemia defisiensi besi secara morfologi berupa
makrositik-hipokromik, eritrosit berukuran kecil dan kekurangan
kandungan hemoglobinnya. Pada pemeriksaan hematologi rutin akan
terjadi penurunan kadae hemoglobin, jumlah eritrosit, nilai hematokrit,
MCV, dan MCHC (Kiswari,2014).
2.2.3 Penyebab anemia defisiensi
Penyebab terjadinya anemia, yaitu asupan yang tidak adekuat,
hilangnya sel darah merah yang disebabkan oleh trauma, infeksi,
pendarahan kronis, menstruasi, dan penurunan atau kelainan pembentukan
sel, seperti : hemoglobinopati, talasemia, sferositosis herediter, dan
defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrogenase (Lestari; Lipoeto; Almurdi,
2017).
Kekurangan zat besi adalah adalah penyebab adalah penyebab
paling umum di Indonesia, dan salah satu kondisi yang paling umum
terlihat pada [raktek kedokteran. Satu studi prevalensi defisiensi zat besi
menemukan bahwa besi serum rendah terjadi pada sekitar 14% wanita
dewasa dan 5% laki-laki dewasa, dan anemia terjadi pada sekitar 4-6%
wanita dan 3% laki-laki. Diperkirakan bahwa 10-30% dari populasi dunia
mengalami kekurangan zat besi (Kiswari,2014).
Penyebab anemia defisiensi besi terjadi karena asupan zat besi
kurang, gangguan arbsorpsi besi, atau kehilangan zat besi lebih dari
penyerapan zat besi. Kekurangan zat besi dapat terjadi selama
meningkatnya kebutuhan besi, termasuk bayi dan anak usia dini, remaja,
dan kehamilan. Wanita multipara beresiko tinggi mengalami mengalami
defisiensi besi, yaitu setiap kehamilan akan kehilangan 500-700 mg besi,
dan tambahan 450 mg diperlukan untuk meningkatkan volume darah.
Rata-rata 2,5 mg besi harus diserap setiap hari selama kehamilan.
Penyebab utama kekurangan zat besi pada pria dewasa, dan
penyebab kedua pada wanita dewasa, adalah pedarahan gastrointestinal.
Rata-rata kehilangan darah per periode menstruasi adalah 35 ml, dengan
kisaran sekitar 20-80 ml.

7
2.3 Besi (Fe)
2.3.1 Pengertian zat besi (Fe)
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitufungsional dan
simpanan (reserve). Zart besi fungsional sebagian besar dalam bentuk
hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk mioglobindan jumlah yang
sangat kecil tetapi vital adalah heme enzim dan non-heme enzim. Zat besi
yang ada dalam bentuk simpanan tidak mempunyai fungsi fisiologi selain
sebagai buffer, yaitu menyediakan zat besi jika dibutuhkan untuk
kompartemen fungsional (Kiswari,2014).
Zat besi (Fe) adalah suatu mikro elemen esensial bagi tubuh yang
di butuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Kebutuhan tubuh akan zat
besi meningkat saat kehamilan terutama selama trimester 2 dan trimester
3. Jumlah zat besi yang di absorbsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga suplementasi tablet Fe diperlukan agar bias membantu
mengembalikan kadar hemoglobin (Rizki; Lipoeto; Ali, 2017).
Dalam memenuhi akan kebutuhan zat gizi, dikenal dua istilah
kecukupan (allowance) dan kebutuhan gizi (requirement). Kecukupan gizi
menunjukkan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hamper semua orang
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk
mencapai drajat kesehatan yang optimal, sedangkan kebutuhan gizi
menunjukkan banyaknya zat gizi minimal yang dierlukan masing-masing
individu untuk hidup sehat.

8
B. Kerangka Penelitian

Pemeriksaan anemia defisiensi


besi pada ibu hamil

Pemeriksaan Laboratorium

 Pre Analitik  Analitik  Pasca Analitik


1. Persiapan 1. Alat 1.Hasil
pasien 2. Metode Pemeriksaan
2. Pengambilan
sampel
3. Pengolahan
sampel
4. Penyimpanan
sampel
5. Pengiriman
sampel

Dengan pemberian tablet Fe pada


trimester kedua (4 – 6 Bulan)

Hasil pemeriksaan setelah pemberian


tablet Fe

9
C. Hipotesis
Dugaan sementar terdapat pengaruh terhadap kadar antara suplementasi
tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester kedua.

10
11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pada panelitian ini, menggunakan jenis penelitian quasy
experimental dengan pre test dan post test with control group design untuk
mengetahui hemoglobin pada kelompok ibu hamil dengan anemia yang
telah diberikan tablet Fe.
B. Lokasi Penelitian
1. Tempat penelitian
Lokasi pengambilan sampel diambil di Universitas Katolik Musi
Charitas dengan mendatangkan objek penelitian, Jl. Kol. H. Burlian
Lrg. Suka Senang No. 204 KM 7 Palembang 30152.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2019.
C. Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti dan
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ditarik kesimpulannya (Siawanto et al,2015). Populasi yang diambil
pada penelitian ini adalah ibu hamil pada masa kehamilan trimester ke
II (4 – 6 bulan).
2. Sampel
Sampel adalah bagian bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan
(Kadir,2015). Sampel yang digunakan adalah sampel darah ibu hamil
pada masa kehamilan trimester II (4 – 6 bulan).

Tabel 3.1 Kriteria Sampel


Criteria ibu hamil Criteria sampel darah

12
Ibu hamil harus pada masa Sampel yang digunakan adalah
kehamilan trimester II (4-6 bulan) sampel darah lengkap.

3. Teknik sampling
Pada penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah ibu hamil
dengan masa kehamilan trimester II. Pengambilan sampel
menggunakan tekni random sampling yaitu simple random sampling.
D. Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah studi penampang
analitik (analytic cross sectional study), dimana pengukuran variable
dependent dan variable independent dilakukan secara bersamaan.
E. Variable Penelitian
1. Variable Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pemberian tablet Fe
pada ibu hamil trimester II.
2. Variable terikat
Variable terikat pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin pada
ibu hamil trimester II.

13
F. Definisi Oprasional
Table 3.2 Variabel terikat (Dependent Variable)
Definisi Oprasional
No Variable Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Anemia Anemia Visual dan Normal dan Nominal
adalah suatu mencatat tidak
keadaan yang hasil dari normal
ditandai alat.
dengan
berkurangnya
hemoglobin
dalam tubuh.
Hemoglobin
adalah suatu
metalprotein
yaitu protein
yang
mengandung
zat besi
dalam sel
darah merah
yang
berfungsi
sebagai
pengangkut
oksigen dari
paru-paru
keseluruh
tubuh
(Fitriany;Sap
utri,2018).

14
Table 1.2 Variabel bebas (Independent Variable)

Definisi Oprasional
No Variable Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Tablet Fe Zat besi (Fe) Kandungan Dosis Ratio
adalah suatu Fe
mikro elemen
esensial bagi
tubuh yang di
butuhkan untuk
pembentukan
hemoglobin.
Kebutuhan
tubuh akan zat
besi meningkat
saat kehamilan
terutama
selama
trimester 2 dan
trimester 3.

15
G. Alur Penelitian

Pemeriksaan anemia

Pemberian tablet Fe

Pengambilan sampel

Pengolahan sampel

Pemeriksaan Hb sampel

Hasil pemeriksaan
sampel

Analisa data

H. Pengabilan Sampel
Cara kerja penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1. Peneliti telah membuat surat pengantar untuk melakukan penelitian
2. Peneliti telah mengajukan surat pengantar ke Pemerintah Kota
Palembang dan instansi terkait
3. Peneliti telah malakukan suvei awal, yaitu dari data sekunder
pengukuran kadar hemoglobin ibu hamil dan wawancara ibu hamil.

16
4. Peneliti telah membuat proposal penelitian, informed consent, dan
etika penelitian
5. Peneliti telah membagikan informed consent pada ibu hamil
6. Peneliti telah menentukan sampel yang akan dijadikan objek
penelitian

b. Tahapan pelaksanaan
1. Pengukuran hemoglobin pada ibu hamil kelompok pre-test telah
dilakukan di Universitas Katolik Musi Charitas selama 30 menit
dilakukan oleh petugas kesehatan
2. Cara pemberian tablet Fe diberikan oleh peneliti dalam cara atau
teknik yaitu dalam 7 hari peneliti memantau 10 sampel ibu hamil
3. Telah dilakukann interverensi pada ibu hamil yang telah di beri
tablet Fe
4. Pengukuran hemoglobin pada ibu hamil kelompok post test telah
dilakukan di Universitas Katolik Musi Charitas selama 30 menit,
dilakukan oleh petugas kesehatan
c. Tahap penyelesaian
1. Pengumpulan semua data yang telah diperoleh yaitu dilakukan
dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan hemoglobin.
2. Pengolahan dan analisa data
3. Penulisan laporan penelitian
4. Distribusi laporan penelitian serta pelaporan hasil penelitian pada
pihak-pihak terkait.

17
Daftar Pustaka

Arisman. 2009. Buku Ajaran Ilmu Gizi:Gizi Dalam Daur Kehidupan.


Jakarta:EGC.

Lubis,Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi
yang Dilahirkan. http://pustaka.ictsleman (diakses tangga 5 mei 2019).

Bobak, LM., Lowdermik, D. L. & Jensen,M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan


Maternitas. ed. 4.m Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Klein, S., & Thomson, F. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Setia.

Permaesih, Dewi, Susilowati Herman.”Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia


pada remaja”.Jurnal Ilmu Kesehatan. 4. (2005).
Dwienda Ristica,Octa.”Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil”.Jurnal
Kesehatan Komunitas, 2:n 2.(2013).

Putri Lestari, Istiya, Nur Indrawati Lipoeto, Almurdi.”Hubungan Konsumsi Zat


Besi dengan Kejadian Anemia pada Murid SMP Negeri 27 Padang”. Jurnal
Kesehatan Andalas.(2017).

Kiswari Rukman. 2104. Hematologi & Transfusi. Jakarta : Penerbit Erlanga.

Bain, Barbara Jane. 2014. Hematologi Kurikulum Inti. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Hoffbrand, A. V. & P. A. H. Moss. 2013. Kapita Selekta Hematologi ed. 6.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai