PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah
khususnya untuk mengetahui permasalaan mengenai dehidrasi bagi para pembaca dan
untuk memenuhi tugas farmakologi yang diberikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini
terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum).
Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat
elektrolit tubuh. Dehidarasi dapat terjadi karena :
o Kekurangan zat natrium.
o Kekurangan air.
o Kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saat dehidrasi,
tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total. Proses terjadinya kulit wajah dehidrasi
yaitu sekelompok kelenjar lemak/minyak produksinya berkurang akibatnya setiap keringat
yang keluar langsung teruapkan, sehingga cairan dalam tubuh berkurang.
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah
yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi
hipotonik).
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145
mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi
isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas
efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar
natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter).
2
1.2.Penyebab Dehidrasi
Penyebab timbulya dehidrasi bermacam-macam, selain penyebab timbulnya dehidrasi
dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu :
a. Eksternal (dari luar tubuh )
1. Akibat dari berkurangya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat
natrium;kekurangan air;kekurangan natrium dan air.
2. Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman.
3. Sinar panas matahari yang panas.
4. Diet keras dan drastis.
5. Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin).
6. Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi kering.
7. Obat-obatan yang digunakan terlalu lama.
b. Internal (dari dalam tubuh).
Sedangkan penyebab terjadinya dehidrasi yang berasal dari dalam tubuh
disebabkan terjadinya penurunan kemampuan homeostatik. Secara khusus, terjadi
penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas.
Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi
konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap
vasopresin. Selain itu fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk
menahan kencing menurun, demam, infeksi, diare, kurang minum, sakit, dan stamina
fisik menurun.
3
kondisi cuaca. Jalan cepat dapat mengahsilkan sampai 16 ons keringat (sat upon air)
untuk memungkinkan mendinginkan tubuh, dan air yang perlu diganti.
B. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang
terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi
pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.
Contoh dehidrasi Abnormal :
a. Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi
seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat mentelerir
cairan
b. Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula tumpah ke
dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan dehidrasi yang
signifikan.Untuk alas an ini,sering kencing dan haus yang berlebihan adalah gejala
awal diabetes.
c. Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak dapat
mencegah cairan dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan lain dari kulit
juga terkait dengan kehilangan cairan.
d. Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum memadai
adalah penyebab potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah kurangnya
ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum jumlah yang cukup,ditambah
dengan kehilangan air rutin.
e. Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung
natrium,kalium.Dan pada diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat encer,Hal
ini berarti volume air lebih banyak.
4
sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan
terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat :
tidak menggunakan obat – obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak
ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal,
penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
5
1.4. Jenis – jenis Dehidrasi
Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang
yaitu:
a. Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya
kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif
serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
b. Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145
mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
c. Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi
hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135
mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.
6
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini
dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui
infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan
pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing.
Penggunaan obat-obatan diperlukan untuk mengobati penyakit-penyakit yang merupakan
penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain-lain.
7
Di hari yang panas, untuk orang yang sedang beraktivitas bisa mengalami dehidrasi
hanya dalam waktu 15 menit. Jika Anda mengalami pertanda ini, segeralah hentikan aktivitas
dan beristirahatlah di tempat yang sejuk. Minum cairan sebanyak mungkin untuk
menggantikan air yang hilang dari tubuh Anda. Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk
rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan
NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total per hari.
Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana
dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu
pemberian cairan hipertonik.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penyebab dehidrasi yang lebih sering terjadi karena disebabkan oleh hilangnya Natrium
dan air dari daerah yang terdapat tekanan osmotik yang rendah dan penggeseran air ke dalam
sel, apabila larutan NaCL isotonik banyak terbuang, volume ekstraseliuler dan Intraseluler
kecil, darah menjadi pekat dan hampir tidak dapat mengalir. Sel tubuh akan di genangi oleh
cairan yang mengandung oksigen dan bahan makanan yang tidak mencukupi pada dehidrasi
yang murni akibat kehilangan air, pengobatannya ialah minum air atau Infus glukosa 5%,
Intravena secukupnya, glukosa 5% atau air leding biasa akan juga di serap dari rektrum. Pada
dehidrasi yang primer sebagai akibat kehilangan Natrium, perlu di berikan air garam
fisrologik secukupnya, kalau terjadi serebal yang berat, larutan NaCL hepertonik perlu di
berikan.
3.2.Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau
kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran dan kritik yang bisa
mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Pengambean Marulam M. dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Renika Cipta
http://fauziethenurse.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki
Staf Pengajar bagian Patologi Anatomik FKUI.1973.PATOLOGI.Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
A.Price,Sylvia.M.Wilson,Lorraine.2006.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa
masalah yaitu sebagai berikut :
a) Apakah HIV/AIDS itu?
b) Apa sajakah gejala-gejala penyakit AIDS?
c) Bagaimana cara penularan penyakit AIDS?
d) Bagaimanakah cara mencegah penyakit AIDS?
e) Siapa saja yang kemungkinan besar tertular AIDS?
f) Apa sajakah usaha-usaha yang dilakukan apabila terinfeksi virus HIV?
g) Bagaimana perkembangan penyakit HIV/AIDS di Indonesia?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk :
a. Tujuan Umum
Sebagai media informasi bagi masyarakat umum.
Digunakan sebagai inventaris perpustakaan.
Bahan bacaan untuk keluarga ataupun masyarakat umum.
b. Tujuan Khusus
Bahan pertimbangan bagi tenaga kesehatan mengenai tindakan yang
akan dilakukan untuk menangani penyakit HIV/AIDS.
Mahasiswa dapat peka mengenali penyakit yang terdapat disekitarnya,
terutama penyakit HIV/AIDS, dengan mengetahui tanda-tanda serta
gejalanya.
Masyarakat ataupun tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan
pencegahan, untuk mengurangi persebaran penyakit AIDS di
Indonesia.
11
BAB II
PEMBAHASAN
12
Hal-hal yang perlu diketahui tentang HIV/AIDS :
a) virus HIV masuk ke dalam tubuh, virus tersebut akan menetap dalam tubuh untuk
selamanya.
b) Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan dalam jalan lahir, dan cairan tubuh
Sekali lainnya.
c) Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, disamping
penularan melalui jarum suntik dan transfusi darah serta penularan dari ibu kepada
janinnya.
d) HIV tidak hanya menular pada kaum homoseksual.
e) Perempuan lima kali lebih mudah tertular HIV/AIDS dari pada laki-laki, karena
bentuk alat kelamin perempuan lebih luas permukannya sehingga mudah terpapar
oleh cairan mani yang tinggal lebih lama dalam tubuh.
f) Permukaan pada saluran kelamin memudahkan masuknya virus HIV.
g) Hubungan seks melalui anus lebih beresiko dalam penularan dari pada cara hubungan
seks lainnya, karena jaringan anus lebih lembut.
h) Kekerasan seksual atau hubungan seksual dengan gadis remaja lebih memudahkan
terjadinya penularan. (Yani Widyastuti dkk, 2009).
13
2.3. Gejala – gejala Penyakit HIV / AIDS
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam
tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa
sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan.
Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
14
1. Transmisi seksual yang berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau
serviks.
Cara hubungan seksual ano-genital merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi
bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasiv menerima ejakulasi semen
dari seorang pengidap HIV. Mukosa rektum sangat tipis dan mudah sekali mengalami
perlukaan saat berhubungan seksual secara ano-genital. Resiko ini bertambah bila terjadi
perlukaan dengan tangan (fisting) pada anus/rektum.
Tingkat resiko kedua adalah hubungan oro-genital termasuk menelan semen dari mitra
seksual mengidap HIV. Tingkat resiko ketiga adalah hubungan genito-genital /
heteroseksual. (Wiku Adisasmito, 2010)
2. Transmisi nonseksual yang berhubungan dengan darah yaitu transmisi parenteral
dan transmisi transplasental ( dari ibu kepada janinnya)
Transmisi perenteral yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya
seperti alat tindik yang terkontaminasi HIV. Di beberapa negara khususnya Thailand
untuk negara berkembang cara transmisi ini terutama terjadi pada penyalahgunaan
narkotika suintik. Di negara berkembang lainnya cara transmisi ini terjadi melalui jarum
suntik yang dipakai untuk banyak orang oleh petugas kesehatan. Resiko tertular lewat
cara transmisi parenteral ini kurang dari 1%. Dari data-data CDC-NIH (centers for
disease control dan national institute of health) Amerika Serikat, hanya 4 orang tertular
HIV dari 973 orang yang tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV. Transmisi
parenteral lainnya adalah lewat donor atau transfusi darah yang mengandung HIV.
(Wiku Adisasmito, 2010)
Transmisi transplasental, yaitu transmisi dari ibu kepada janinnya saat hamil atau
dapat juga terjadi saat melahirkan anak. Resiko cara transmisi ini 50%, yaitu bila seorang
ibu mengidap HIV melahirkan anak, maka kemungkinan anak itu tertular HIV.
Transmisi lewat air susu ibu masih menjadi bahan perdebatan para pakar AIDS.
Transmisi melalui transplantasi alat tubuh atau bagian-bagian alat tubuh juga termasuk
transmisi nonseksual ini. (Wiku Adisasmito, 2010).
15
Tabel 2.4 Pola Transmisi AIDS
Pola Seksual Darah Ibu-anak Negara
16
2. Fase Infeksi Lanjut
Fase ini disebut dengan imunnodefisien, karena dalam serum pasien yang
terinfeksi HIV ditemukan adanya supresif berupa antibodi terhadap proliferasi sel-
T. Adanya supresif pada proliferasi sel-T tersebut dapat menekan sintesis dan
sekresi limfokin, sehingga sel-T tidak mampu memberikan respon terhadap
mitogen dan terjadi disfungsi imun yang ditandai dengan penurunan kadar CD4+,
sitokin (IFNc;IL2;IL6), antibodi down regulation(gp120;antip24, TNFa, dan
antinef. (Dr. Nursalam,dkk; 2005).
17
2.6. Strategi Pencegahan dan Pemberantasan AIDS
Adapun usaha yang dilakukan untuk mencegah terkenanya penyakit HIV / AIDS yaitu :
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
6. Jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang anda tidak ketahui
kondisi kesehatannya.
7. Hindari mabuk-mabukan dan narkotika yang membuat anda lupa diri.
Sedangkan usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan
AIDS yaitu, misalnya : Memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh
masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-
seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan
AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.
18
2.8. Pengobatan/ Treatment dan Immunisasi / Pemberian Vaksin.
A. PENGOBATAN
1. Terhadap Etiologi
Meningkatnya pengetahuan tentang Etiologi AIDS dan kaitannya dengan pengobatan
rupanya tidak menunjukkan hal yang menggembirakan, beberapa obat telah dicoba
diantaranya adalah :
Zidovudine (Azidothymidine) mempunyai efek mempengaruhi peoses replikasi
virus.
Suramin, HPA 23, Ribavirin, terbukti menghambat replikasi virus.
Foscarnet, masih dalam tahap penelitian. (Wiku Adisasmito, 2010)
19
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
HIV( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia.Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel
darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena berbagai
penyakit. Kondisi ini disebut AIDS.
AIDS(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau sindrom penurunan kekebalan yang
didapatkan adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh.
Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakkan gejala sampai bertahun-tahun (5-10
tahun). Banyak faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya masa tanpa gejala ini, namun
pada masa ini penderita dapat menularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita
HIV akan berkembang menjadi AIDS. Semakin lama penderita akan semakin lemah dan
akhirnya akan berakhir dengan kematian, karena saat ini belum ditemukan obat untuk
mencegah atau menyembuhkan HIV/AIDS.
Ada lima unsur yang perlu diperhatikan pada transmisi suatu penyakit menular, yaitu
sumber penyakit, vehikulum yang membawa, agent penyakit, host yang rentan, adanya tempat
keluar, adanya tempat masuk (port d entrée). Transmisi tersebut dapat melalui transmisi
seksual yang berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serviks, transmisi nonseksual
yang berhubungan dengan darah yaitu transmisi parenteral dan yang belum terbukti seperti
lewat air susu ibu dll.
Pembagian stadium :
Stadium Pertama : HIV
Stadium Kedua : Asimptomatis (tanpa gejala)
Stadium Ketiga : Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent)
Stadium Keempat : AIDS
20
3.2.Saran
1. Untuk Masyarakat
Sebaiknya lebih menambah informasi mengenai penyakit HIV/AIDS sehingga
keluarga serta lingkungan aman dari kemungkinan terjangkit penyakit ini.
2. Untuk Mahasiswa
Sebaiknya kita sebagai generasi penerus dapat menjaga diri, dan menghindari
perbuatan yang nantinya kita menjadi orang yang beresiko terserang virus HIV.
3. Untuk Institusi
Seharusnya mengadakan pembelajaran ataupun seminar mengenai HIV/AIDS
sehingga kita mendapat informasi yang penting tentang HIV/AIDS.
4. Untuk tenaga kesehatan
Diharapkan dapat peka mengenali jenis penyakit ini dan merencanakan tindakan yang
tepat untuk menangani penyakit ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah khususnya
untuk mengetahui permasalaan mengenai hemoroid / wasir / ambeien bagi para pembaca
dan untuk memenuhi tugas farmakologi yang diberikan.
23
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hemoroid
Hemoroid ( wasir /ambeien/piles )adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemorroid adalah pelebaran pembuluh darah/flexus vena. Hemoroid berasal dari kata
Yunani, haemorrhoides yang berarti darah yang mengalir (haem = blood, rhoos = flowing).
Istilah piles berasal dari kata latin, pila yang berarti pil atau bola. Jadi memang tepat kedua
istilah tersebut, karena selain ada perdarahan, penyakit ini ditandai dengan adanya / keluarnya
benjolan .
Di Indonesia disebut wasir, sedangkan ambeien berasal dari kata Belanda ‘ambeijen’
(diambil dari kata buah arbij). Hemorroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50%
individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena . Sering
terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan.
Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau
internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal. Jika
tidak mendapat penanganan maka hemoroid akan semakin bertambah parah, jarang yang
mengalami perbaikan dengan sendirinya karena biasanya kelainan ini melibatkan secara luas
pembuluh darah, jaringan lunak dan otot-otot anus .
Pada penderita wasir umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit
apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita wasir parah
terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa
memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan
ditangani dengan baik agar mudah diobati.
Jangan acuhkan dan remehkan penyakit wasir yang anda derita karena anda bisa dibuat
menderita seumur hidup oleh wasir yang tidak ditanggulangi dengan baik sampai ke akar-
akarnya. Selamat membaca artikel wasir dari organisasi.org semoga anda yang menderita
wasir dapat segera sembuh.
24
2.2. Jenis-Jenis / Macam-Macam Wasir / Homoroid / Ambeyen
Wasir atau ambeien ada dua macam, yaitu :
1. Ambeien internal : merupakan pembengkakan yang terjadi dalam rektum sehingga
tidak bisa di lihat atau di raba. Pembengkakan jenis ini hanya sedikit menimbulkan
rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di daerah rektum. Ciri-ciri yang dapat di
ketahui yaitu pendarahan pada saat buang air besar, rasa tidak nyaman saat duduk dan
berjalan karena terasa ada yang mengganjal di dalam anus. Jika sudah parah bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil
tindakan operasi untuk membuang wasir.
2. Ambeien eksternal adalah wasir yang menyerang anus sehingga akan menimbulkan
rasa sakit, perih dan rasa gatal. Kerap kali wasir jenis ini ikut keluar jika ada tekanan
di sekitar anus semisal BAB dan sebagainya. Jika terdorong keluar oleh feses ambeien
ini akan mengakibatkan penggumpalan (trombosis) yang menjadikan wasir berwarna
biru-ungu. Dalam kondisi ini, maka pembuluh darah yang membengkak pada pinggir
anus itu sangat mudah terluka dan mengeluarkan darah.
25
2.3.Stadium pada penyakit ambeien
Adapun tingkatan / stadium pada penyakit ambeien yaitu :
1. Ambeien stadium I. Stadium ini ditandai dengan mulai timbulnya rasa tidak
nyaman dan seperti ada yang mengganjal di dalam anus. Kejadian ini biasanya
Anda rasakan saat duduk dan berjalan. Tanda-tanda lain adalah sering terasa gatal
dan panas di sekitar anus. (Bisa diobati dengan herbal ambeien).
2. Ambeien stadium II. Stadium ini ditandai dengan adanya bercak darah pada
kotoran yang keluar dari anus. Hal ini bisa terjadi karena adanya tekanan kotoran
pada pembuluh darah yang mengalami pembengkakan. Dalam stadium ini
biasanya muncul tonjolan berwarna ungu kehitaman yang keluar dari dubur saat
Anda jongkok dan BAB. Namun benjolan itu bisa masuk dengan sendirinya. (Bisa
diobati dengan herbal ambeien).
3. Ambeien stadium III. Stadium ini ditandai dengan keluarnya tonjolan dari anus
yang tidak bisa kembali masuk dengan sendirinya. Anda harus memasukkannya
dengan jari tangan untuk bisa kembali dalam posisi normal. Pastinya keluarnya
tonjolan itu disertai dengan tetesan atau bercak-bercak darah karena adanya luka
pada pembuluh darah yang membengkak. (Bisa diobati dengan herbal ambeien).
4. Ambeien stadium IV. Stadium ini ditandai dengan keluarnya tonjolan yang tidak
bisa kembali masuk lagi meski pun sudah dimasukkan dengan jari tangan.
Tonjolan itu selalu kembali keluar disertai dengan bercak-bercak darah. Pada
stadium ini, Anda dianjurkan untuk menjalani tindakan penyembuhan secara
medis. Bisa dengan operasi, tembak laser dan sebagainya. Kondisi ini
memungkinkan Anda untuk melakukan penggabungan tindakan medis dengan
herbal ambeien. Proses penyembuhan dan pemulihannya jauh lebih cepat
dibanding jika Anda tidak melakukan penggabungan.
26
2.5. Ciri Khas / Gejala Penyakit Wasir / Ambeien / Hemoroid
Sebelum parah sebaiknya kita mengenal seperti apa penyakit wasir ada awal mulanya
sehingga kita bisa obati sedini mungkin. Biasanya penderita akan mengalami pendarahan
dubur dengan warna darah merah muda yang menetes atau mengalir lewat lubang dubur /
anus. Penderita juga akan merasa ada ganjalan pada anus ketika bab sehingga penderita akan
ngeden / mengejan yang bisa memperparah wasirnya. Selain itu biasanya anus akan terasa
gatal akibat virus dan bakteri yang membuat infeksi.
2. Tindakan / Operasi
Dilakukan pada hemoroid derajat (grade) tiga dan empat.
Pengobatan secara pembedahan / operatif dapat juga diindikasikan pada kasus
hemoroid dimana telah dilakukan pengobatan secara konservatif / non operatif tapi
tidak menampakkan keberhasilan bahkan menimbulkan serangkaian gejala a.l rasa
terbakar pada anus, gatal, pembengkakan, benjolan bertambah besar, bengkak dan
keluar anus serta perdarahan yang semakin berat. Tindakan pembedahan juga
dilakukan pada kasus hemoroid eksterna yang mengalami kegagalan dengan
pengobatan non operatif, kegagalan artinya gejala klinis menetap bahkan
bertambah parah.
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hemoroid / Ambeien / Wasir adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah
hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya
hemoroid adalah timbulnya rasa tidak nyaman.
Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan
sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi, diantaranya adalah terjadi
trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan.Hemoroid juga dapat menimbulkan cemas
pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
3.2. Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada
penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya hemoroid
dengan cara :
a. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah bokong.
b. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah besar
konsttipasi hemoroid.
Konstipasi merupakan gangguan pada gastrointestinal yang paling banyak dijumpai.
Seseorang dikatakan konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Tetapi frekuensi bukan satu-satunya indikator untuk disebut sebagai konstipasi. Indikator lain
ialah sulit mengevakuasi feses karena feses keras, harus mengejan saat defekasi, atau rasa
tidak tuntas meski buang air besar setiap hari.
28
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology). EGC. Jakarta :
2001
Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Holick M, 2004, Vitamin D: Importance in the Prevention of Cancer: Am J Clin Nutr
Notrou P, 2007, penyakit ambeien. Dalam:Antara News
Anonim. 2007. Penyakit Ambeien. http://penyakit ambeien _ Dokter Sehat.htm. [05
September 2010]
29