Anda di halaman 1dari 10

III Memahami dan Menjelaskan

Dehidrasi
3.1 definisi
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh secara berlebihan.
Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh yang hilang dan
tidak dapat digantikan dengan baik
3.2 Jenis-jenis Dehidrasi
Dehidrasi dikategorikan menjadi tiga; ringan, sedang dan berat. Yang mana
ketiganya dikategorikan berdasarkan jumlah cairan yang hilang di dalam tubuh.
Dehidrasi sedang hingga berat bisa berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam
jiwa. Bayi, anak-anak, atlet dan orang yang berusia lanjut sangat rentan terhadap
dehidrasi dan komplikasinya, meskipun dehidrasi dialami semua kelompok usia.
Dehidrasi dapat digolongkan berdasarkan derajat atau jenisnya.
a. Derajat. Dehidrasi digolongkan menjadi ringan, sedang atau berat
1) Dehidrasi ringan dicirikan dengan kehilangan 5% dari berat badan
sebelum sakit
2) Dehidrasi sedang dicirikan dengan kehilangan 5-10% dari berat badan
sebelum sakit
3) Dehidrasi berat dicirikan dengan kehilangan lebih dari 10% berat badan
sebelum sakit

b. Tipe. Terdapat tiga tipe dehidrasi, dehidrasi isotonis, dehidrasi hipertonik, dan
dehidrasi hipotonik
1) Dehidrasi isotonis dicirikan dengan defisit air dan elektrolit yang terjadi
dalam proporsi seimbang. Isotonis merupakan jenis dehidrasi yang paling
sering terjadi.
2) Dehidrasi hipertonik dicirikan dengan kehilangan cairan melebihi
kehilangan elektrolit.
3) Dehidrasi hipotonik dicirikan dengan kehilangan sejumlah eletrolit
melebihi kehilangan cairan.

3.3 Gejala Dehidrasi


Gejala dehidrasi bervariasi pada tiap individu tergantung dari
penyebabnya. Gejala dehidrasi dapat muncul secara tiba-tiba (akut), seperti
selama atau setelah sakit yang disertai muntah atau diare berulang. Dehidrasi
juga dapat berubah menjadi berkelanjutan (kronis), seperti pada orang yang
tidak minum cukup cairan karena khawatir akan inkontinensia
(ketidakmampuan dalam mengontrolairkemih). Pada sebagian orang, terutama
orang yang berusia lanjut, seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalami
gejala dehidrasi. Hal ini mungkin karena mereka tidak menyadari atau
merasakan gejalanya.
a) Dehidrasi ringan:
Muka memerah
Rasa sangat haus
Kulit kering dan pecah-pecah
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
Pusing dan lemah
Kram otot terutama pada kaki dan tangan
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
Sering mengantuk
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b) Dehidrasi sedang:
Tekanan darah menurun
Pingsan
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
Denyut nadi cepat dan lemah
c) Dehidrasi Berat
Kesadaran berkurang
Tidak buang air kecil
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan

3.4 Penyebab Dehidrasi


Dehidrasi dapat terjadi karena hal-hal berikut :
1. Aktivitas. Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan
cairan tubuh melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
2. Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan
kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati
setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
3. Usia. Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
4. Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
5. Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi
lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara
pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
6. Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing
manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing
sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
7. Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat
keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
8. Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu
sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
9. Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi.Jika disertai
muntah
dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
10. Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
11. Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis
osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang
berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan
hasilneurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan
yang intensif.
12. Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water
dandapat mempengaruhi nafsu makan.
3.5 penanganan
Penanganan dan terapi Dehidrasi
Terapi klinik dehidrasi bertujuan untuk :
1. Mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi.
2. Mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
3. Mencegah kehilangan cairan lanjutan.

Salah satu faktor penting dalam terapi klinis dehidrasi yaitu


menentukan tingkat dehidrasi penderita.Dehidrasi ringan biasanya cukup
dengan mengkomsumsi banyak cairan ditambah dengan pemberian Cairan
Rehidrasi oral (CRO) atau ORALIT.CRO diberikan sebanyak15-20
ml/kgBB/jam.Untuk mengganti cairan yang hilang. Makanan tidak perlu
dibatasi karena pemberian makanan akan mempercepat penyembuhan
Sedangkan pada dehidrasi sedang dan dehidrasi berat penderita harus
segera dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui
infus(intravena). Selain itu untuk memudahkan pengobatan terhadap
penyebab dehidrasi seperti diare, muntah-muntah dan penyebab
lainnya.Keadaan penderita harus sesering mungkin di evaluasi.

Pertolongan pertama terhadap dehidrasi ringan


Setelah mengetahui gejala dehidrasi ringan, anda dapat melakukan penderita
dehidrasi agar gejala-gejala tersebut tidak menjadi semakin parah. Berikut
adalah pertolongan pertama pada dehidrasi ringan :
1) hentikan aktivitas sejenak
jika anda merasakan gejala-gejala dehidrasi, segeralah menghentikan aktivitas
anda. Cari tempat untuk istirahat atau sekedar untuk merebahkan b
2) minum air putih
dehidrasi terjadi kurangnya cairan volume air dalam tubuh, jadi anda harus
segera mengisi ulan cairan tersebut dengan minum air ppytuh. Namun
usahakan agar suhu air putih yang anda minum tidak terlal dingin apalagi
manis. Air putih dengan suhu ruangan adalah yang terbaik disarankan, anda
bias juga mengkonsumsi minuman isotonic. Minum secara perlahan jangan
tergesa-gesa agar tubuh tidak mengalami shock

3) istirahat sampai anda merasa pulih kembali


jangan paksakan untuk bekerja yang berat-berat dulu

pertolongan pertama terhadap dehidrasi berat


penanganan dehidrasi berat berbeda dengan dehidrasi ringan. Pada dehidrasi
yang berat, cairan yang dikeluarkan jauh lebih banyak dan kondisi tubuh jauh
lebih kritis.Karena itu, penanganan dehidrasi berat sangat perlu untuk
dilakukan. Berikut adalah pertolongan pertama pada dehidrasi berat:
1) minum oralit atau campuran air hangat dengan gula dan garam. Kandungan
oralit bias mengisi cairan dan elektrolit tubuh yang hilang
2) istirahat, ketika terkena dehidrasi berat tuuh akan tersa lemas sekali. Pastikan
anda sudah berada di rumah dan segera cari tempat tidur. Pastikan ada orang
lain yang membantu anda.
3) Jangan gegabah untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat
karena malah akan melancarkan saluran pembuangan
4) Segera pergi ke dokter, jangan tunggu sampai kondidi tubuh menjadi parah.
Segeralah pergi ke dokter agar penyakit dehidrasi tidak menjadi parah. Dokter
bias memberi infus cairan sehingga tubuh bias tercukupi.

Pada usia lanjut


1) terapi rehidrasi oral
pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-
2500ml/jam (30 ml/kg berat badan /24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah
dengan pengantian deficit cairan dan kehilangan cairan yang masih
berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi

2) terapi rehidrasi parenteral


jenis cairan krisatoloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis
dehidrasinya

IV Memahami dan Menjelaskan


Mineral Tubuh
4.1 Definisi
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral
4.2 Fungsi dan mekanisme
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang
dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi dan
relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu
perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.
Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti
kangkung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, dan
brokoli.
2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi.
Selain itu, fosforus juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan
mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu
berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-
organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas, telur
dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.
3. Natrium atau sodium (Na)
Fungsi utama natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta
menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan
masuk ke dalam sel. Dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, natrium
bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi sara,
kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui
membran sel.
4. Kalium atau Potasium (K)
Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa
di dalam tubuh. Kalium juga berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot
serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam
metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein.Buah dan sayuran yang
mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang,
kacang polong, dan wortel.

Kestabilan cairan tubuh terjadi karena adanya pertukaran cairan dan zatterlarut
yang terus menerus dengan lingkungan eksternal dan dalam berbagai
kompartemen tubuh lainnya. Asupan cairan yang sangat bervariasi harus
disesuaikan dengan pengeluaran yang sebanding daritubuh untuk mencegah
penurunan atau peningkatan volume cairan tubuh.Sumber utama pemasukan
cairan tubuh ada 2, pertama berasal dari air atau cairan dalam makanan, yang
normalnya akan menambah cairan tubuhsekitar 2100 ml/hari dan kedua
berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil olksidasi karbohidrat yang
menambah sekitar 200 ml/hari.
Pengeluaran cairan tubuh dapat terjadi dari kehilangan air insensible melalui
kulit dan paru-paru, kehilangan air lewat keringat, feses, ginjal. Dan Volume
keringat yang normal kira-kira 100 ml/hari namun ketika cuaca yang sangat
panas atau selama aktifitas berat, kehilangan cairan melalui keringat bisa
mencapai 1-2 liter per hari. jika tidak diimbangi dengan asupan untuk
ditingkatkan dengan mengaktifkan mekanisme haus maka akan terjadi
penurunan volume cairan tubuh dan berakibat gangguan keseimbangan cairan
tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh banyak diatur oleh system ginjal.
Ginjal bertugas untuk menyesuaikan kecepatan ekskresi air dan elektrolit yang
berlebihan.
Homeostatis Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting karena mempengaruhi keseimbangan
cairan dan fungsi sel. Perbedaan nyata cairan ekstra sel dan intra sel terletak
pada kation. Dua kation penting, yaitu Na dan K, langsung berhubungan
dengan fungsi sel. Jumlah kation = Jumlah anion disetiap kompartemen

Homeostatis Natrium
Natrium merupakan kation dominan pada cairan ekstrasel. Lebih dari 90%
tekanan osmotic dicairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung
Na, Khususnya dalam bentuk natrium klorida dan natrium bikarbonat sehingga
tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi
natrium.
Pemasukan Na melalui epitel mukosa saluran cerna. Na masuk melalui difusi
dengan rasio absorpsi bervariasi, tergantung pada kandungan Na dalam diet.
Ekskresi Na diginjal dan perpiral ditempat lain. Pemasukan dan pengeluaran
Na per hari mencapai 48-144 mEq (1.1 3.3 g)
Peningkatan konstrasi natrium cairan ekstrasel yang diperoleh dari pemasukan
tinggi natrium menyebabkan kandungan natrium di ekstrasel meningkat, yang
diikuti peningkatan konsentrasi natrium plasma secara temporer. Selanjutnya
terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel. Terjadi perubahan osmosis yang
diikuti penarikan cairan intrasel sehingga volume cairan ekstrasel bertambah
dan konsentrasi natrium kembalu normal. Sekresi ADH meningkat dan
menyebabkan restriksi pengeluaran air, akibatnya timbul rasa haus yang akan
meningkatkan pemasukan air. Dengan adanya inhibisi reseptor air yang
terletak di faring, sekresi ADH sudah mulai meskipun absorpsi Na belum
berlangsung, kemudian disusul rangsang osmoresptor. Bila pengeluaran Na
melebihi pemasukannya (misalnya minum air yang tidak mengandung Na),
volume CES berkurang dan terjadi tanpa perubahan tekanan osmosis.
Konsentrasi dan tekanan osmotic CES akan berkurang dengan
cepat.penurunan yang melebihi 2
% akan mengurangi sekresi ADH diikuti produksi urin. Saat CES terbuang
melalui urin, tekanan osmotic kembali normal.
Homeostasis Kalium
Kalium berfungsi dalam sintesis protein, konstraksi otot, konduksi saraf
pengeluaran hormone, transport cairan, dan perkembangan janin. Kurang lebih
98% K berada di CIS. Untuk menjaga kestabilan Kalium di CIS, dibutuhkan
keseimbangan elektrokimiawi, yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan
negative dalam sel untuk mengikat kaliumdan kemampuan kekuatan kimiawi
yang mendorong kalium keluar dari sel. Konsentrasi K di CES mencerminkan
keseimbangan antara pemasukan K melalui proses pompa ion di epitel mukosa
saluran cerna dengan pengeluarannya melalui urin. Keseimbangan ini
menghasilkan suatu kadar K yang kaku dalam plasma antara 3.5 5 mEq/L.
Pengeluaran kalium diatur oleh aktivitas mekanisme pompa ion sepanjang
bagian distal nefron dan collecting tube. Saat berlangsung reabsorpsi Na
ditubulus ginjal, terjadi pertukaran dengan kalium yang berda dijaringan
peritubular. Pengeluaran ini bergantung pada pemasukannya, kurang lebih 50-
150 mEq dalam sehari. Pengeluarannya melalui feses dapat diabaikan.
Konsentrasi K di CES disekresi ditubulus ginjal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi:
a. Perubahan konsentrasi di CES
b. Perubahan pH
c. Menurunnya pH CES akan diikuti oleh penurunan pH dijaringan
peritubular, sekresi ion hydrogen meningkat dengan pertukaran Na.
d. Aldosterone
e. Pompa ion sangat sensitive terhadap efek aldosterone, respon yang timbul
berupa peningkatan reabsorpsi natrium dari proses filtasi. Dengan
meningkatnya reabsorpsi Na atau retensi Na, konsentrasi kalium meningkat
pula dan untuk menormalkan kembalu, diperlukan pompa Na +, K+, ATP-ase
yang diaktifkan oleh aldosterone. Aldosterone disekresikan oleh korteks
adrenal yang diaktifkan oleh pengaruh angiostensin II
4.3 Jenis
Berdasarkan kebutuhannya didalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro
1. Mineral makro
Mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan
dibutuhkan dengan jumat lebih dari 1000 mg/hari. Mineral yang termasuk
kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), Fosfor (P),
Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Klorida(Cl) dan Natrium (Na)
2. Mineral Mikro
Mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100mg/hari dan
menyusun lebih kurang dari 0,01% dari total berat badan. Mineral mikro
terdiri dari kromium (Cr), Tembaga (Cu), Fluoride (F), Yodium (I), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Silium (Si), dan Seng(Zn)
4.4 Sumber
1. Kalium. Kalium adalah jenis mineral yang sangat penting untuk
mengatur ketepatan fungsi semua sel, jaringan, dan organ dalam tubuh
manusia. Kalium juga membantu interaksi mineral lain seperti natrium,
klorida, kalsium, dan magnesium.
Fungsi kalium: meningkatkan fungsi otak, menjaga irama jantung,
meningkatkan fungsi sistem saraf dan menjaga kesehatan ginjal.
Makanan tinggi kalium: buah alpukat, sayur bayam, kentang dan kedelai.

4.5 Kebutuhan dalamtubuh


4.6 Defisiensi
a. Natrium
1. Hiponatremia
Hiponatremia kan terjadi apabila konsentrasi natrium pada plasma
kurang dari 135 mEq/L. Berkurangnya konsentrasi natrium tersebut bisa
disebabkan kehilangan natrium atau penambahan air pada CES.
Kehilangan natrium tersebut biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-osmotik
dan berhubungan dengan penurunan volume CES.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hiponatremia,
berhubungan dengan pengeluaran natrium klorida, antara lain diare dan
muntah. Penggunaan diuretic yang berlebihan juga dapat menyebabkan
hiponatremia karena menghambat kemampuan ginjal untuk
mempertahankan natrium. Hiponatremia juga bisa terjadi akiba retensi air
yang berlebihan sehingga menyebabkan overhidrasi hipoosmotik.
Biasanya keadaan ini disebabkan karena sekresi hormone ADH yang
berlebihan dan akhirnya akan mereabsorbsi air dalam jumlah yang
banyak.

2. Hipernatremia
Hypermatremia akan terjadi apabila kadae natrium pada CES melebihi
146 mEq/L. Berlebihnya konsentrasi natrium pada CES dapat disebabkan
karena berkurangnya air pada CES atau kelebihan natrium pada CES.
Jika yang terjadi adalah kehilangan air pada CES, maka akanterjadi
dehidrasi hiperosmotik. Keadaan ini dapat terjadi pada pasien diabetes
insipidus dan pada orang yang melakukan olahraga berat berkepanjangan.
Pada pasien diabetes insipidus, pasien tidak dapat mengekskresi hormone
ADH sehingga reabsorbsi air jadi berkurang dan akan mengeluarkan urine
encer karna banyaknya air yang dikeluarkan. Sedangkan pada orang yang
berolahraga berat, banyak air yang keluar namun tidak disertai dengan
asupan pemasukan air sehingga akan meningkatkan osmolalitas CES
Hypernatremia dapat juga terjadi akibat penambahan natrium klorida
yang berlebihan pada CES. Hal ini terjadi pada overhidrasi hiperosmotik,
karena kelebihan natrium klorida ekstrasel biasanya juga berhubungan
dengan beberapa derajat retensi air oleh ginjal.
Ketika menganalisis kelainan konsentrasi natrium dalam plasma dan
penentuan terapi yang akan dilaksanakan, maka perlu diperhatikan apakah
kelainan ini disebabkan oleh kehilangan atau penambahan natrium atau
kehilangan atau penambahan air primer. Sehingga terapi yang akan
dilaksanakan dapat mengoreksi ketidakseimbangan cairan yang terjadi.

b. Kalium
1.Hipokalemia
Seseorang akan mengalami hypokalemia apabila kadar kalium dalam
plasma kurang dari 3,5 mEq/K. Penyebab hypokalemia dapat dibagi
sebagai berikut:
1) Asupan kalium yang kuran
2) Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran
cerna atau ginjal atau keringat
3) Kalium masuk kedalam sel.
Pengeluaran kalium yang berlebihan pada keadaan
muntah atau pemakaian selang nasogastric, pengeluaran bukan melalui
saluran cerna bagiannya atasnya melainkan banyak keluar melalui ginjal. Hal
itu karena muntah/selang nasogastric menyebabkan alkalosis sehingga banyak
bikarbonat yang difiltrasi glomerulus yang akan mengikat kalium ditubulus
distal.
Kalium dapat masuk kedalam sel dapat terjadi pada
alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta adregenik
(pemakaian 2-agonis), paralisis periodic hipokalemik, dan hipotermia

2. Hiperkalemia
Seseorang dikatakan mengalami hyperkalemia apabila kadar kalium
plasma lebih dari 5 mEq/L. Penyebab hyperkalemia dapat disebabkan
oleh keluarnya kalium dari instasel ke ekstrasel dan berkurangnya
ekskresi kalium melalui ginjal. Keluarnya kalium dari sel dapat terjadi
pada keadaan asidosis metabolic. Dan berkurangnya ekskresi kalium
melalui ginjal terjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal,
deplesi volume sirkulasi efektif.
c. Kalsium
1. Hipokalsemia
Kadar kalsium dalam serum <4,5 mEq/L. Gangguan ini diakibatkan
dari kurangnya mengonsumsi kalsium, defisiensi hormone paratiroid atau
vitamin D dan penyakit pancreas

2. Hiperkalasemia
Kadar kalsium dalam serum >5.8 mEq/L. Gangguan ini diakibatkan
oleh kalsium yang keluar dari tulang dan menjadi pekat dalam cairan
ekstraseluler, imobilisasi kanker tulang metastase
d. Magnesium
1. Hipomagnesemia
Kadar magnesium <1,3 mEq/L. Gangguan ini diakibatkan absorbs
yang terganggu dari saluran gastrointestinal dan banyak kehilangan
magnesium melalui ginjal atau karena malnutrisi yang lama

2. Hipermagnesimia
Kadar magnesium >2,1 mEq/L. Gangguan ini diakibatkan oleh gagal
ginjal, diabetes ketosidosis dengan banyak kehilangan cairan

4.7 ekskresi

V Memahami dan Menjelaskanm


Etika minum dalam Islam
5.1 Al.Quran dan Hadist
1. Memakan makanan dan minuman yang halal.Saudariku, hendaknya
kita memilih makanan yang halal. Allah Taala telah memerintahkan kepada
kita agar memakan makanan yang halal lagi baik. Allah Taala telah
berfirman,







Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Mu`minun: 51)

2. Mendahulukan makan daripada shalat jika makanan telah dihidangkan.Yang


dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila makan malam
telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan
malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu
selesai. (Muttafaqun alaih) Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak
memikirkan makanan ketika shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik
ukur adalah tingkat lapar seseorang. Apabila seseorang sangat lapar dan
makanan telah dihidangkan hendaknya dia makan terlebih dahulu. Namun,
hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

3. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas
dan perak.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Orang yang
minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam
dalam perutnya. (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam salah satu riwayat
Muslim disebutkan, Sesungguhnya orang yang makan atau minum
dalam bejana perak dan emas

4. Jangan berlebih-lebihan dan boros.Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di


antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Taala sebagaimana disebutkan
dalam QS. Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-Araf ayat 31. Berlebih-lebihan juga
merupakan ciri orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan
orang kafir makan dengan tujuh lambung. (HR. Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai