Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU TUTORIAL

BLOK 5
MODUL 1 SKENARIO 1
‘’ Udin Kurang Minum’’

Kelompok: 5
Pembimbing: dr. Merry Tiyas Anggraini M. Kes

Nama : Audina Ayu Pusvita


Nim : H2A019090

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN AJARAN
2019/2020
Modul 1 Skenario 1

Udin Kurang Minum

Suatu pagi, Udin, 18 tahun, mahasiswa FK Unimus, kaget karena air


kencingnya berwarna kuning pekat. Biasanya air kencingnya berwarna bening
karena ia sering minum. Namun karena air galon di kosannya sedang habis, ia
tidak minum seharian. Ia bersegera membeli air minum di supermarket terdekat
dan minum banyak di tempat. Beberapa jam kemudian, ia merasa ingin BAK.
Namun karena masih di perjalanan pulang, ia berusaha keras menahannya hingga
perut bagian bawahnya sakit. Sesudah sampai kos, ia pun buru-buru BAK dan
melihat air kencingnya berwarna bening serta sakit perut bagian bawahnya
menghilang. Ia melihat celana dalamnya basah karena menahan kencing tadi
sehingga ia menggantinya sebelum melakukan sholat.

STEP 1

1. Air Kencing (Urin)


Urin atau air seni adalah produk sisa metabolisme hasil filtrasi plasma
darah di glomelurus ginjal. Setelah proses filtrasi, cairan akan melewati
tubulus untuk dilakukan penyerapan kembali ion-ion yang masih terlarut
sehingga pada proses miksi yang diekskresikan adalah berupa urin
sesungguhnya. Ekskresi urin diperlukan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal, hanya 1-2 liter saja yang
dapat berupa urin1. Urin terdiri dari 95% air dan 5% zat padat terutama
ureum dan natrium klorida dengan pH sedikit asam ± 6,0 dan memiliki
berat jenis spesifik 1,010 – 1,030 2.

STEP 2

1. Mengapa air kencing udin bisa berwarna kuning?


2. Akibat dari kurang minum?
3. Mengapa orang mengalami dehidrasi?
4. Akibat menahan BAK bagi tubuh?
5. Jelaskan proses pembentukan urin?
6. Apa saja fungsi perkemihan?
7. Apa saja isi kandungan urin

STEP 3

1. Air kencing udin bisa berwarna kuning


Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, natrium
klorida dan zat berlebih di dalam darah seperti vitamin C dan obat-obatan.
Semua cairan dan materi pembentuk urin tersebut berasal dari darah atau
cairan interstisial. Proses rearbsorpsi di tubulus ginjal mempengaruhi urin3.
Tampilan Urin Urin yang normal tampak jenih dan berwarna
kuning pucat, apabila didiamkan akan menjadi keruh. Berbagai variasi
tampilan urin adalah sebagai berikut4 :
a. Pucat : urin bersifat encer ; dapat disebabkan karena hidrasi berlebihan,
diabetes melitus atau diabetes insipidus, poliuria akibat disfungsi tubulus.
b. Gelap : urin bersifat pekat apabila kekurangan cairan atau mengandung
pigmen urokrom.
c. Keruh : dapat menunjukkan infeksi atau adanya sel darah pada urin.
d. Jingga : biasanya disebabkan oleh obat tertentu, misalnya rifampisin.
e. Pink/ merah : dapat menunjukkan hematuria atau bisa juga karena
ingesti makanan tertentu, misalnya akar bit.
f. Coklat muda seperti warna teh : sebagai indikator adanya kerusakan atau
gangguan hati seperti hepatitis atau serosis. : dapat menunjukkan
proteinuria.

2. Akibat kurang minum


a. Diabetes
Orang yang merasa dehidrasi akan merasa ingin sekali
mengonsumsi makanan manis. Hal ini terjadi karena liver
mengalami masalah dalam memecah glikogen menjadi glukosa
untuk aliran darah. Lagi-lagi, terganggunya sistem ini terjadi
karena kurang cairan.
Apabila dibiarkan dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin
konsumsi gula menjadi berlebihan. Penyakit diabetes pun
mengintai sebagai konsekuensinya.
b. Sakit kepala
Merasakan nyeri di kepala juga bisa menjadi akibat kurang
minum air putih. Rasa nyeri ini bisa dari ringan hingga benar-
benar mengganggu. Sakit kepala ini terjadi karena otak
mengalami penyusutan sementara karena kurangnya asupan
cairan.
Ketika asupan cairan tercukupi, maka otak akan kembali ke
bentuknya semula dan sakit kepala pun hilang.
c. Rasa kantuk berlebihan
Wajar jika seseorang merasa mengantuk karena kurang tidur
atau belum mendapat asupan kafein yang setiap hari
menemaninya. Namun berbeda halnya dengan orang yang
mengalami dehidrasi akibat kurang minum air putih.
Dalam penelitian di Inggris pada tahun 2015 lalu, satu dari setiap
lima pasien yang kekurangan cairan akan merasa sangat
mengantuk. Namun rasa kantuk ini tidak sesederhana bisa hilang
dengan tidur sejenak. Tubuh akan terasa lelah dan kurang
bertenaga.
d. Bau mulut
Bau mulut merupakan salah satu tanda mulut kering dan
kurang minum air putih. Membiarkan mulut kering karena
kekurangan cairan adalah undangan bagi masuknya bakteri. Itulah
mengapa salah satu akibat kurang minum air putih adalah
halitosis atau bau mulut. Faktanya, minum air putih dapat
memecah saliva dan menghilangkan bau mulut akibat bakteri.
e. Konstipasi
Tak hanya kurang serat, konstipasi juga merupakan akibat
kurang minum air putih. Tanpa adanya cukup cairan dalam sistem
cerna, usus besar akan menyerap air dari feses. Akibatnya, feses
menjadi lebih padat dan sulit keluar.
f. Kulit kering
Pelembap termahal sekalipun belum tentu bisa mengatasi
masalah kulit kering apabila pemicunya adalah akibat kurang
minum air putih. Berbeda dengan kondisi kulit orang dengan tipe
kulit kering, mereka yang mengalami kulit kering akibat kurang
cairan akan cenderung merasakan gatal dan rentan iritasi.
g. Sulit berkonsentrasi
Menurut penelitian yang digelar tahun 2012 dengan
melibatkan responden perempuan muda, mereka yang mengalami
dehidrasi ringan lebih sulit berkonsentrasi bahkan pada tugas-
tugas sederhana. Tak hanya itu, mereka juga kesulitan menjaga
rentang fokus untuk jangka waktu singkat sekalipun.
h. Dehidrasi
Dehidrasi ringan dalam jangka pendek bisa menyebabkan
seseorang mengalami mual, sakit kepala, dan beberapa gejala lain
di atas. Namun dehidrasi kronis pada jangka panjang bisa
menyebabkan penurunan fungsi ginjal, munculnya batu ginjal,
hipertensi, infeksi saluran kemih, hingga demensia 5 .

3. Dehidrasi
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan
yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk.
Pengeluaran air harus seimbang dengan pemasukan air, apabila terjadi
ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh, akan timbul kejadian dehidrasi6.
Faktor yang mempengaruhi dehidrasi:
1. Status gizi
2. Jenis kelamin
3. Suhu
4. Aktifitas fisik
5. Konsumsi air
6. Usia

4. Akibat menahan BAK bagi tubuh


ISK merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
salah satunya disebabkan karena sering menahan buang air kecil.
Diperkirakan 10% pada laki-laki dan 20% untuk wanita pernah mengalami
ISK. ISK dapat menimbulkan komplikasi, dan memicu timbulnya BSK.
BSK pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak terjadi dibanding pada wanita.
Secara garis besar pembentukan BSK dipengaruhi oleh faktor
intrinsik dan ekstrinsik yaitu genetik, umur, jenis kelamin, kondisi
geografi daerah, iklim, jumlah air minum, diet, lama duduk saat bekerja,
hipertensi, kolesterol, kebiasaan olah raga, obesitas dan kebiasaan
menahan buang air kemih dan konsumsi vitamin C dosis tinggi, namun
belum ada penelitian BSK secara khusus pada lakilaki yang mencakup
semua faktor di atas. Di Indonesia, penelitian-penelitian yang mempelajari
faktor risiko BSK masih sangat terbatas7.
BSK juga sama halnya dengan ISK, sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, pengetahuan dan perilaku hidup seseorang. Dari
jumlah 120 kasus ISK di Kabupaten Tolitoli didapatkan bahwa 21
responden ISK yang berobat ke RSU Mokopido Tolitoli Tahun 2012
menderita BSK. Di kabupaten Tolitoli, BSK kemungkinan besar
diakibatkan karena perilaku hidup yang kurang mengkonsumsi air minum
setiap harinya ataupun kebiasaan menahan kemih, sehingga bahan-bahan
organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin dapat mengkristal dan
membentuk batu yang dapat menyumbat kemih7.
5. Proses pembentukan urin
Pembentukan urin di mulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan
yang bebas protein dari kapiler glomelurus ke kapsula bowman.
Glomelurus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman untuk
menampung hasil filtrasi dari glomelurus. Hasil filtrasi dari glomelurus
selanjutnya melewati proses penyerapan kembali (absorpsi) zat-zat yang
sudah disaring dan sisa cairan (hasil filtrasi) akan diteruskan ke tubukus
ginjal8.
Urin yang berasal dari darah ygng di bawa pleh arteri renalis
masuk ke dalam ginjal. Langkah pertama proses pembentukan urin adalah
ultrafiltrasi darah atau plasma dalam kapiler glomelurus berupa air dan
kristaloid, selanjutnya di dalam tubuli ginjal disempurnakan dengan proses
reabsorpsi zat-zat esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam
darah, selanjutnya melakukan proses sekresi, dimana proses sekresi
tubulus ginjal dapat menyekresikan atau menambah zat-zat ke dalam
cairan filtrasi selama metabolism sel-sel membentuk asam dalam jumlah
besar8.

6. Fungsi perkemihan9
1. Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan
sejumlah cairan ke dalam urin dan melepaskan eritoprotein, serta
melepaskan rennin.
2. Melakukan kontribusi stabilisasi pH darah dengan mengontrol jumlah
keluarnya ion hydrogen dan ion bikarbonat ke dalam urin.
3. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi
pengeluaran nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa,
terutama pada saat pembuangan nitrogen seperti urea dan asam urat.
4. Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan,
deaminasi asam amino yang dapat merusak jaringan.

7. Kandungan urine
a. Kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika
konsentrasinya terlalu tinggi.
b. Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah di hati dan
memberi warna kekuningan pada urine.
c. Garam. Garam dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam di darah
supaya tidak berlebih.
d. Urea (9,3 g/L). Merupakan hasil dari perombakan protein.
e. Asam urat. Merupakan hasil dari perombakan protein.
f. Amonia. Merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia memberi
bau pada urine.
g. Obat-obatan. Obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi racun dalam
tubuh. Itulah sebab mengapa sehabis minum obat urine kita menjadi
berbau seperti obat.
h. Asam klorida (1,87 g/L)
i. Sodium (1,17 g/L)
j. Potasium (0,75 g/L)
k. Gula. Gula ditemukan pada urine penderita diabetes dan tidak akan
ditemukan pada urine orang yang sehat.
l. Nitrogen
m. Fosfor
n. Kreatinin (0,67 g/L)
o. Asam sulfat

STEP 4
URINOLOGI

FISIOLOGIPEMBENTUKAN ANATOMI ORGAN SISTEM HISTTOLOGI SISTEM


BIOKIMIA URIN
URIN PERKEMIHAN PERKEMIHAN

STEP 5

1. Anatomi system perkemihan


Ginjal, ureter, kandung kemih, uretra
2. Fsiologi urin
3. Histologi system perkemihan
4. Biokimia urin

DAFTAR PUSTAKA

1. Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
2. Wilson. 2003. Urinalisis Edisi Kedua. Jakarta : EGC.
3. Irianto Kus & Kusno Waluyo. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat.
Bandung : Yrama Widya.
4. Jevon, P. & Ewens, B. 2008. Pemantauan Pasien Kritis (Edisi 2). Jakarta :
Erlangga.
5. Artikel Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020.
6. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
7. Hermiyanty. Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih Di Bagian Rawat Inap
Rsu Mokopido Tolitoli Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 2
No. 2. 2016.
8. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
9. Muttaqin, A., & Sari, K. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai