Anda di halaman 1dari 11

Revisi Skema

Sistem Ekskresi
(Urine)

Anatomi dan
Histologi Fisiologi Biokimia
embriologi

Pembentukan Keseimbangan
urine asam basa

Proses miksi dan


Komponen urine
menahan miksi

Sasaran Belajar

1. Anatomi dan embriologi sistem urinaria (ginjal, ureter, vesika urinaria, uretra)
2. Histologi (ginjal, ureter, vesika urinaria, uretra)
3. Fisiologi
 Pembentukan urin
 Proses miksi dan menahan miksi
4. Biokimia
 Keseimbangan asam basa
 Komponen urin
5. AIK tentang proses bersuci
STEP 6 Belajar Mandiri

STEP 7 Analisis Sasaran Belajar

1. Anatomi dan embriologi sistem urinaria (ginjal, ureter, vesika urinaria, uretra)
 Anatomi ginjal

 Anatomi vesika urinaria


 Embriologi Ginjal
Sistem urinarium dan genitalia berkembang dari jaringan mesoderm. Ketiga sistem
urinarium terbentuk secara berurutan dari segmen kranial ke kaudal:
Pronefros, yang terbentuk di regio servikal, bersifat vestigial. Tunika vaginalis
Mesonefros, yang terbentuk di regio toraks dan lumbal, berukuran besar dan ditandai
dengan adanya unit-unit ekskretorik (nefron) dan duktus koligensnya, duktus
mesonefrikus atau wolffii. Pada manusia, sistem ini dapat berfungsi singkat namun
sebagian besar sistem lenyap. Duktus dan tubulus dari mesonefros membentuk saluran
untuk sperma dari testis ke uretra. Pada wanita, duktus ini mengalami regresi.
Metanefros atau ginjal permanen; terbentuk dari dua sumber. Sistem ini membentuk
tubulus ekskretorik atau nefronnya sendiri seperti sistem lainnya, tetapi sistem
pengumpulnya berasal dari tunas ureter, suatu pertumbuhan keluar dari duktus
mesonefrikus. Tunas ini membentuk ureter, pelvis renalis, kaliks dan seluruh sistem
pengumpul. Hubungan antara sistem pengumpul dan tubulus ekskretorik penting untuk
perkembangan normal. WT1, diekspresikan oleh mesenkim, membuat jaringan ini
menjadi kompeten untuk merespon terhadap induksi oleh tunas ureter. Interaksi antara
tunas dan mesenkimterjadi melalui produksi GDNF dan HGF oleh mesenkim dengan
reseptor tirosin kinasenya, masing-masing, RET dan MET, yang dihasilkan oleh epitel
ureter. PAX2 dan WNT4, dihasilkan oleh mesenkim metanefros, menye-babkan
epitelisasi dan diferensiasi tubulus ekskretorik. Pembelahan tunas ureter secara
dini dapat menyebabkan bifida atau supernumerary kidney (ginjal multipel) dengan
ureter ektopik. Posisi ginjal yang abnormal, seperti ginjal pelvis atau berbentuk tapal
kuda, juga merupakan defek yang dapat dijumpai.
2. Histologi (ginjal, ureter, vesika urinaria, uretra)
 Ginjal

 Ureter
 Vesika urinaria
3. Fisiologi (pembentukan urine, proses miksi dan menahan miksi)
 Proses pembentukan urine
Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urine: fltrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus, dan sekresi tubulus.
Filtrasi glomerulus. Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein
tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam keadaan normal,
20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi
glomerulus yang merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara rerata,
725 ml filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh
glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap
hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa
adalah 2,75 liter, maka ha1 ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume
plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua
plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun, hal ini tidak
terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh
panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat dipertukarkan anrara cairan di dalam tubulus
dan darah di dalam kapiler peritubulus.
Reabsorbsi tubulus. Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif
bahan-bahan dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut
reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urine
tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 liter
direabsorpsi. Sisa 1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan
sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh secara selektif
direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap
berada di urine.
Sekresi tubulus. Merupakan pemindahan selektif bahan-bahan dari kapilel peritubulus
ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke
dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah melalui filtrasi
glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul Bowman, sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam
kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan
dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80%
plasma yang ddak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang
sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.
 Proses miksi dan menahan miksi
Miksi (berkemih) adalah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi urine.
Miksi melibatkan dua tahap utama yakni : pertama, kandung kemih akan terisi secara
progresif hingga tegangan pada dinding meningkat melampaui ambang batas. Keadaan
tersebut akan berlanjut ke tahap kedua, adanya refleks saraf yang disebut refleks miksi
yang akan mengosongkan kandung kemih atau akan menyebabkan keinginan berkemih
yang disadari. Meskipun refleks miksi merupakan refleks medulla spinalis yang bersifat
otonom, refleks ini dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat-pusat di korteks serebri
atau batang otak.
Refleks miksi merupakan penyebab dasar berkemih, tetapi biasanya pusat yang lebih
tinggi yang akan melakukan kendali akhir untuk proses miksi sebagai berikut.
a. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah miksi, bahkan jika terjadi refleks miksi,
dengan cara sfingter kandung kemih eksterna melakukan kontraksi tonik hingga
saat yang tepat datang.(menahan miksi)
b. Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi pusat miksi sakral
untuk membantu memulai refleks miksi dan pada saat yang sama menghambat
sfingter eksterna sehingga pengeluaran urine dapat terjadi (terjadi miksi).

4. Biokimia (keseimbangan asam basa, komponen urine)


 Keseimbangan asam basa
Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengekskresikan urine yang asam
atau basa. Pengeluaran urine asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan
ekstraselular, sedangkan pengeluaran urine basa berarti menghilangkan basa dari cairan
ekstraselular.
Keseluruhan mekanisme ekskresi urine asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai
−¿ ¿
berikut. Sejumlah besar HCO3 difiltrasi secara terus-menerus ke dalam tubulus, dan
−¿ ¿
bila HCO3 ini diekskresikan ke dalam urine, keadaan ini menghilangkan basa dan
darah. Sejumlah besar H +¿¿ juga disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel
tubulus, sehingga menghilangkan asam dan darah. Bila lebih banyak H +¿¿ yang
−¿ ¿
disekresikan daripada HCO3 yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan neto asam dan
−¿ ¿
cairan ekstraselular. Sebaliknya, bila lebih banyak HCO3 yang difiltrasi daripada
H +¿¿ yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.
Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 mEq asam non-volatil (tak menguap),
terutama dari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut non-volatil karena asam
tersebut bukan H 2 CO 3 oleh karena itu tidak dapat diekskresikan oleh paru. Mekanisme
primer untuk mengeluarkan asam ini dan tubuh adalah melalui ekskresi ginjal. Ginjal
juga harus mencegah kehilangan bikarbonat dalam urine, suatu fungsi kuantitatif lebih
penting daripada ekskresi asam non-volatil. Setiap hari ginjal memfiltrasi sekitar 4.320
mEq bikarbonat (180 L/hari x 24 mEq/L), dan dalam kondisi normal, hampir semua
direabsorbsi dari tubulus, sehingga mempertahankan sistem dapar utama cairan
ekstraselular.
Reabsorpsi bikarbonat dan ekskresi H +¿¿ dicapai melalui proses sekresi H +¿¿ oleh
−¿ ¿
tubulus. Oleh karena HCO3 harus bereaksi dengan satu H +¿¿ yang disekresikan untuk
membentuk H 2 CO 3 sebelum dapat direabsorbsi, 4.320 mEq H +¿¿ harus disekresikan
setiap hari hanya untuk mereabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi. Kemudian ada
tambahan 80 mEq H+ harus disekresikan untuk menghilangkan asam non-volatil yang
diproduksi oleh tubuh setiap hari, sehingga tota14.400 mEq H +¿¿ disekresikan ke dalam
cairan tubulus setiap harinya.
Bila terdapat pengurangan konsentrasi H +¿¿ cairan ekstraselular (alkalosis), ginjal gagal
−¿ ¿ −¿ ¿
mereabsorbsi semua HCO3 yang difiltrasi, sehingga meningkatkan ekskresi HCO3 .
−¿ ¿
Oleh karena HCO3 normalnya mendapar H +¿¿ dalam cairan ekstraselular, kehilangan
HCO3−¿ ¿ ini sama dengan penambahan satu H +¿¿ ke dalam cairan ekstraselular. Oleh
−¿ ¿
karena itu, pada alkalosis, pengeluaran HCO3 akan meningkatkan konsentrasi H +¿¿
cairan ekstraselular kembali menuju normal.
 Komponen urine
Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam
fosfat, asam sulfat, klorida, natrium, bikarbonat, garam-garam asam urat dan zat- zat
yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan
pembentuk urin tersebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misalnya
glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

5. AIK tentang proses bersuci


Cara bersuci dari hadas kecil yakni dengan berwudhu sebagaimana sabda Rasulullah saw,
yang artinya “Allah tidak akan menerima shalat orang yang masih berhadas sehingga ia
berwudhu” (HR. Bukhari, Muslim)
Sedangkan tata cara berwudhu telah digambarkan oleh Allah dalam Al-Quran surah Al-
Maidah ayat 6 yang artinya “Wahai orang-orang beriman! Apabila kamu hendak
melaksanakan solat, maka basuhlah wajahmu dan tangan mu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka
mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
atau menyentuhperempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan debu yang bauk (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah
tidak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur”.

Daftar Pustaka

1. Schunke M, Schulte E, Schumacher U. Prometheus Atlas Anatomi Manusia : Organ Dalam.


Edisi 3. Jakarta : EGC. 2013.
2. Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. Edisi 12. 2012.
3. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. Edisi 12. Jakarta : EGC. 2013.
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Edisi 6. 2011.
5. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Edisi 12. 2011.
6. Al-Quran dan Hadist

Anda mungkin juga menyukai