Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM URINARIA PADA MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Anatomi dan Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu : Iseu Laelasari, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Yeni Amalia (2010810037)
Putriyah (2010810038)
Laili Noor Izzah (2010810056)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yangberarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh,keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya.
Mengingat bahwa organisme hidupharus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi
homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuanuntuk mengeluarkan bahan
kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal.Sistem kemih
memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting. Kelangsungan hidup dan
berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasigaram, asam, dan elektrolit
lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel jugabergantung pada pengeluaran secara
terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkanoleh sel pada saat melakukan
berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian system urinaria manusia?
2. Apa saja organ yang berperan dalam sistem urinaria manusia?
3. Bagaimana proses pembentukan urine?
4. Factor apa saja yang mempengaruhi produksi urine?
5. Apa saja gangguan pada sistem urinaria manusia?
6. Bagaimana Penecegahan terhadap masalah gangguan sistem urine ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian sistem urinaria manusia.
2. Untuk mengetahui organ yang berperan dalam sistem urinaria manusia.
3. Untuk menegetahui bagaimana proses pembentukan urine
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi produksi urine
5. Untuk mengetahui gangguan pada sistem urinaria manusia.
6. Untuk mengetahui Penecegahan terhadap masalah gangguan sistem urine
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Urinaria Manusia
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-
sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen
seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini
dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun
melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya
secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

2. Organ-organ pada Sitem Urinaria


A. Anatomi Sistem Perkemihan
1. Ginjal

Lokasi ginjal berada dibagian belakang dari kavum abdominalis. area retroperitoneal bagian
atas pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya
seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah yang terletak pada bagian kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram. Pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. a. Struktur Makroskopis Ginjal Secara
anatomis ginjal terbagi menjadi bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan
bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

a. Kulit Ginjal (Korteks)


Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler darah yang
tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini
maka zat - zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
b. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas
saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang
disebut dengan kolumna renal, Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai
proses.
c. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
d. Nefron
Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam pembentukan urin yang
dinamakan nefron Tiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yang dinamakan
korpuskula renalis atau badan malphigi, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,
dan, tubulus kontortus distal. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron.
. Nefron pada ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu nefron kortikalis dan
nefron juxta medullaris. yaitu
I. Nefron kortikalis ialah nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks
dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan
penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
II. Nefron juxta medullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam
dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan
turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
B. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh Ginjal

Ginjal mengontrol pH tubuh dengan mengontrol keseimbangan asam basa melalui


pengeluaran urin yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam
dalam cairan ekstraseluler, sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari
cairan ekstraseluler.
Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai
sebagai berikut: Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke dalam tubulus,
dan bila ion bikarbonat diekskresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari
darah. Sebaliknya, sejumlah besar ion hidrogen juga disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh
sel-sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak ion hidrogen yang
disekresikan daripada ion bikarbonat yang disaring, akan terdapat kehilangan asam dari cairan
ekstraseluler. Sebaliknya, bila lebih banyak bikarbonat yang disaring daripada hidrogen yang
diekskresikan, akan terdapat kehilangan basa.

Pengaturan keseimbangan konsentrasi ion hidrogen ini dilakukan ginjal melalui tiga
mekanisme dasar, yaitu :
1. Sekresi ion-ion hydrogen
Sel-sel tubulus proksimal, distal, dan duktus koligens dapat mengekskresikan ion
hidrogenkedalam lumen tubulus. Proses sekresi mulai dengan penggabungan CO2 dengan
molekul H2Omenjadi H2CO3 dengan pengaruh enzim anhidrase karbonat. H2CO3 berdisosiasi
menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen.
Ion hirogen disekresi secara transpor aktif melalui membran seltubulus ke dalam
lumen.Didalam lumen tubulus, sekresi ion hidrogen dapat terjadi sampai pH cairan tubulus
mencapai4,5 yang merupakan batas kemampuan epitel tubulus melakukan sekresi ion hidrogen.
Bila tidakterdapat sistem dapar yang mengikat ion hidrogen, maka limit pH ini akan cepat
tercapai dansekresi ion hidrogen akan berhenti

2. Reabsorbsi ion-ion bikarbonat yang disaring


Ion natrium direabsorpsi dari lumen tubulus bersamaan dengan sekresi ion  untuk menjaga
keseimbangan listrik antara anion dan kationdalam cairan tubulus
3. Reabsorbsi ION Bikarbonat
Ion bikarbonat tidak dapat diserap melalui tubulus ginjal karena merupakan ion besar.
Olehkarena itu, terjadi reaksi dahulu dengan ion hidrogen yang disekresikan kedalam lumen
tubulusmembentuk H2CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. H20 menjadi
bagiandari filtrat tubulus sedangkan CO2 berdifusi melalui membran sel masuk ke sel
tubulus bergabung dengan mol H20 membentuk H2CO3 dan membentuk ion bikarbonat baru.
Dalam keadaan normal, pada proses metabolisme seseorang, dibentuk ion hidrogen sedikit
lebih,sehingga ion hidrogen sedikit lebih banyak daripada ion bikarbonat dilumen tubulus
sehingga ion bikarbonat tidak ada yang tersisa untuk dikeluarkan melalui urine. Oleh karena itu
pH urine akankeadaan normal sedikit asam (pH = 6,5).

C. Pengaturan Tekanan Darah oleh Ginjal


Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
a. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang
akanmenyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
b. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehinggavolume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
c. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin,yang memicu pembentukan hormone angiotensin , yang selanjutnya akan memicu
pelepasanhormone aldosterone
Tekanan darah akan menjadi tinggi karena melalui proses terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme. ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
dihati.renin akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru,
angiotensinI diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volumeurin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh,sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume
cairan ekstraselulerakan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan Kembali
dengan carameningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dantekanan darah.
D. Mekanisme Pemekatan (sistem Countercurrent)
Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle, suatu bagian nefron yang
panjang dan melengkung dan terletak di antara tubulus proximal dan distalis. Sistem
multiplikasi tersebut memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada transport aktif
natrium(dan Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut juga bergantung
padaimpermeabilizas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang menjaga agar air tidak
mengikutinatrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan permeabilizas duktus-duktus
pengumpulterhadap air. Langkah-langkah pada Countercurrent Multiplier System
1. sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium yang
melingkupilengkung henle menjadi pekat.
2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara
progresifmenjadi encer.
3. pars ascendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini
danmengalir mengikuti gradien konsetrasi kedalam ruang intersisium. Hal ini
menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens,
cairan mengalami pengenceran progresif karena natrium dipompa keluar.
4. hasil akhir ádalah pemekatan cairan interstisium di sekita rlengkung henle. Konsentrasi
tertinggiterdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi
semakin encermengikuti pars asendens.
5. dibagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau
bahkan bersifathipotonik.
Hasil dari Countercurrent Multiplier SystemPermeabilizas duktus pengumpul terhadap air
bervariasi. Apabila permeabilizasterhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah
melalui interstisium yang pekat, airakan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke
dalam kapiler peritubulus. Hasilnyaádalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin.
Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap airrendah, maka air tidak akan berdifusi keluar
duktus pengumpul melainkan akan diekskresikanmelalui urin. Urin akan encer. 
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter
terdiri dari : dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah otot polos dan lapisan
sebelah dalam lapisan mukosa, seperti yang nampak pada gambar 2.7. Lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air
kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin
melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran,
melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke
bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium.

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Dinding
kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika
muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Bagian vesika
urinaria terdiri dari
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika
seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

4. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra bewrjalan berkelok-kelok melalui tengah-
tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia
penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki-laki terdiri dari: Uretra Prostatica, Uretra
membranosa dan Uretra kavernosa. Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa
(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang
simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 - 4 cm. Lapisan uretra pada
wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus
dari vena - vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi
1Struktur Uretra Pria dan Wanita

3. Proses Pembentukan Urine


Sebelum menjadi urin, di dalam ginjal akan terjadi tiga macam proses, yaitu: Filtrasi,
Reabsorpsi dan Augmentasi.

1. Penyaringan (filtrasi)
Pembentukan urin dari proses filtrasi berlangsung di dalam glomerulus. Filtrasi
adalah proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan protein bermolekul besa
r) dariglomerulus menuju ruang kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi.
Membranfiltrasi tersusun atas 3 lapisan yaitu lapisan sel endotelium glomerulus, membran
kapiler, danepitel kapsula bowman.Filtrasi terjadi karena adanya tekanan filtarsi yang
merupakan selisih tekanan darahkapiler glomerulus dengan tekanan osmotik koloid darah
dan tekanan hidrostastik cairan dalamkapsula bowman. Disamping karena adanya tekanan
filtrasi, filtrasi terjadi juga karena beberapa faktor antara lain:
a. Permukaan filtarsi yang cukup luas (kapiler glomerulus cukup banyak).
b. Penampang arteriol eferen lebih kecil dibandingkan penampang arteriol aferen
(memberikantahanan darah pada glomerulus).
c. Membran filtrasi yang cukup tipis dan berpori banyak serta longgar (kapiler sinusoid).
Pada manusia secara normal kecepatan filtrasi glomerular mencapai 120 ml
permenit,ultrafiltrate yang terbentuk 200 L setap harinya, sedangkan urin yang
dikeluarkan hanya sekitar1,5– 2 L perhari. Oleh karena itu harus ada mekanisme untuk
mengubah filtrat menjadi urin.Jadi harus ada meakanisme untuk menarik 198,5 L
cairan kembali ke sirkulasi darah

2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)


Reabsorbsi tubular merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menujudarah
dalam kapiler peritubuler. Filtrat glomerular mengandung zat-zat seperti terdapat
dalam plasma kecuali protein darah yang berukuran besar yang
tidak dapat menembus dinding kapilerglomerulus.Beberapa zat penting seperti glukosa dan
asam amino seluruhnya mengalamireabsorbsi. Zat lain seperti natrium, clorida , dan
kebanyakan mineral mengalami reabsorbsiyang bervariasi. Banyak diantara reabsorbsi ini
merupakan transport aktiv yang menggunakanenergi untuk mentransport zat dari cairan
tubuler melintasi sel, masuk ke dalam darah peritubuleryang mengembalikannya ke dalam
sirkulais umum.

Proses reabsorbsi air di tubulus contortus proksimal terjadi melalui osmosis, sedangkan di


tubulus contortus distal secara fakultatif, artinyadisesuaikan dengan kebutuhan. Reabsorbsi air
di TCD dipengaruhi oleh hormon ADH
yang berpengaruh menghambat reabsorbsi air sehingga jumlah urin menjadi banyak (diabetesi
nsipidus).Pada TCP terjadi reabsorbsi NaCl secara transport aktiv.reabsorbsi garam-garam
berfungsimempertahankan keseimbangan elektrolit. Aldosteron berperan dalam reabsorbsi
Na.
Glukosa, Natrium, dan kalsium disebut tight treshold sebab direabsorbsi secara sempurna., se
dangkanurea, asam urat, disebut treshold karena direabsorbsi sedikit.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus- tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urin.

4. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine

Jumlah urin yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebakan
oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
1. Jumlah air yang diminum, banyaknya air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia akan
menurunkan kadar protein dalam darah yang berdampak pada penurunan tekanan koloid protein
sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif, akibatnya banyak air yang terbuang melalui
urine.
2. Suhu lingkungan, suhu lingkungan yang rendah akan mempengaruhi saraf renalis sehingga
memacu penyempitan arteriol aferen, tekanan darah, dan aliran darah menuju ke glomerulus
sehingga menyebabkan filtrasi kurang efektif, akibatnya urine banyak mengandung air dan
cepat memenuhi kantong kemih sehingga kita sering buang air kecil.
3. Kadar garam di dalam darah, kadar garam di dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan
tekanan osmotiknya menjadi tinggi. Pengeluaran kadar garam yang berlebihan dari dalam darah
akan diikuti pengeluaran air yang menyebabkan fitrasi menjadi kurang efektif sehingga urine
banyak mengandung air.
4. Hormon antidiuretik (ADH), hormon ADH berpengaruh terhadap proses reabsorbsi air di
dalam tubulus, di mana bila konsentrasi hormon ADH yang disekresikan oleh hipofisis dalam
darah tinggi maka reabsorbsi air dalam tubulus meningkat sehingga jumlah urine menurun. Dan
apabila konsentrasi hormon ADH menurun di dalam darah akan menstimulasi penurunan
reabsorbsi air dalam tubulus sehingga urinenya menjadi banyak. Seseorang yang kekurangan
hormon ADH dapat menyebabkan urine menjadi banyak dan sering buang air kecil (beser) atau
disebut dengab diabetes insipidus.
5. Hormon insulin, kekurangan hormon insulin pada seseorang akan menyebabkan Diabetes
melitus. Penderita Diabetes melitus mempunyai kandungan glukosa dalam darah yang tinggi
sehingga pada proses fitrasi banyak glukosa yang tidak tersaring, Akibatnya, banyak glukosa
yang ikut keluar bersama urine. Pengeluaran glukosa juga diikuti dengan pengeluaran urine
sehingga volume urine meningkat, akibatnya kadang-kadang terkesan beser.
6. Alkohol dan kafein, kedua zat tersebut dapat menghambat pembentukan hormon ADH
sehingga dapat meningkatkan produksi urin.
7. Stress, seseorang yang mengalami stress pada umumnya tekanan darahnya meningkat sehingga
menyebabkan banyak darah yang menuju ginjal. Di samping itu, ketika seseorang berada dalam
kondisi emosi, maka kandung kemih akan mudah berkontraksi yang dapat menyebabkan hasrat
ingin buang air kecil.

5. Gangguan Pada sisstem Urianaria

Ada 6 jenis gangguan sistem urinaria. Keenam gangguan tersebut adalah albuminuria,
batu ginjal, diabetes mellitus, diabetes insipidus, uremia, dan nefritis. Berikut
penjelasannya :
1. Albuninuria

Albuminuria adalah penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan
penyaringan protein (albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring tersebut
akan keluar bersama urin. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
2. Batu ginjal

Batu ginjal atau kencing batu adalah penyakit karena adanya pengendapan pada
rongga ginjal atau kandung kemih. Endapan bisa berupa senyawa kalsium dan
penumpukan asam urat, kelainan metabolisme. Selain itu, ketika kamu sering
menahan buang air kecil dan kurang minum, batu ginjal juga bisa terbentuk.
2Batu ginjal

Penyakit Batu ginjal dapat menyebabkan Hidrofonensis. Hidronefrosis adalah


membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu
akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
3Hidrofonensis

Penyebab dari penyakit ini antara lain:

a. Urine terlalu pekat

b. Terlalu banyak mengonsumsi mineral

c. Terlalu banyak duduk

d. Kurang minum

e. Minum air yang mengandung kerak

f. Sering menahan buang air kecil

3. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus (kencing manis) juga merupakan kelainan pada sistem


ekskresi. Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat glukosa
dalam urin. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang
dihasilkan oleh pankreas. Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya
proses perombakan glukosa menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam
glomerulus. Penyakit ini juga berdampa menimbulkan komplikasi yang disebut
dengan Nefropati diabetik .
Nefrofati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau
gula darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat
menimbulkan gejala berupa susah tidur, gatal-gatal, urine berbusa, tubuh lemas, serta
pembengkakan pada wajah, tungkai, kaki dan lengan.
4. Diabetes insipidus

Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya hormon ADH (antidiuretic


hormone) sehingga ekskresi urin meningkat. Pada umumnya urin yang diekskresikan
berjumlah antara 4-6 liter perhari, tetapi penderita diabetes jenis ini dapat mencapai
12-15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air yang diminum. Penderita disarankan
banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
5. Uremia

Uremia adalah keadaan toksik dalam darah karena mengandung banyak urea.
Hal ini terjadi karena adanya kegagalan fungsi ginjal dalam proses pembuangan urea
keluar tubuh.
Gagal Ginjal

6. Nefritis

Nefritis adalah radang nefron pada ginjal yang dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
peredaran darah hingga ginjal. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi, gangguan
autoimun, hingga kelainan genetik.

Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti buang air kecil
berdarah, demam, sakit perut, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti
mata, kaki, dan lengan akibat penumpukan cairan.
Infeksi ginjal atau pyelonephritis biasanya terjadi akibat bakteri yang berpindah dari
kandung kemih atau saluran kemih. Perpindahan bakteri ini bisa terjadi akibat infeksi
saluran kemih (ISK) yang tidak segera diobati atau adanya sumbatan pada saluran
kemih, sehingga aliran urine terhambat.

5 Infeksi Ginjal oleh Bakteri Streptococcuc


Jika Gejala/penyakit ginjal yang terjadi berupa peradangan pada
glomerulus atau bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah mka
disebut sindrom nefritik. Tetapi akan tetapi jika ada kebocoran pada
glomerulus, sehingga terdapat banyak protein pada urinemaka
disebut dengan sindrom Nefrotik.
Sindrom nefrotik bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti
infeksi, diabetes, dan lupus. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala
seperti urine berbusa, edema di mata, kaki, dan lengan, serta
kehilangan nafsu makan.

7. Tumor Ginjal

Tumor ginjal adalah benjolan yang muncul di ginjal akibat


pertumbuhan sel abnormal. Tumor ginjal yang berukuran kecil
biasanya bersifat jinak, sedangkan yang berukuran besar biasanya
bersifat ganas dan dapat menyebabkan kanker ginjal.

6Tumor Ginjal

Penyebab tumor ginjal belum diketahui secara pasti. Namun,


terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang
seseorang mengalami penyakit ini.

Faktor risiko tersebut meliputi:


1. Obesitas dan pola makan yang tidak sehat

2. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol

3. Riwayat hipertensi atau penyakit kanker ginjal dalam keluarga

4. Sering terpapar zat beracun atau mengonsumsi obat-obatan tertentu

5. Rutin menjalani terapi cuci darah

6. Sebagian besar tumor ginjal tahap awal biasanya tidak


menimbulkan gejala. Jika muncul gejala, biasanya tidak
spesifik dan bisa menyerupai penyakit ginjal lainnya.

6. Pencegahan terhadap gangguan pada system Urine

1. Rutin Berolahraga
 
Cara mencegah diabetes melalui rutin berolahraga dapat meningkatkan
produksi insulin dan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan begitu, kadar
gula dalam darah akan terkontrol dengan baik, sehingga Anda bisa terhindar dari
penyakit diabetes. Selain itu, olahraga juga membantu pembakaran kalori untuk
menghasilkan energi serta menyimpan kelebihan glukosa menjadi cadangan energi
dalam bentuk protein otot sebagai cadangan agar tidak menumpuk dalam
darah. Lakukan olahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, terbagi menjadi 5 sesi
atau hari, 30 menit per sesi. 
2. Menjaga Berat Badan tetap Ideal
Obesitas merupakan salah satu penyebab utama dari diabetes. Hal ini karena
obesitas mengganggu kerja metabolisme sehingga sel tubuh tidak mampu merespon
insulin secara optimal. Maka dari itu, tips mencegah diabetes secara alami
selanjutnya adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal. Perhatikan juga asupan
karbohidrat dan gula yang masuk dalam tubuh untuk menghindari obesitas.
 
3. Menerapkan Pola Makan Sehat
Cara mencegah diabetes sejak dini juga harus disertai dengan penerapan pola
makan yang sehat. Cobalah untuk mengurangi makanan cepat saji, bergula tinggi dan
berlemak. Mulailah memilih makanan dengan kandungan nutrisi tinggi, seperti
protein, serat dan vitamin.Selain itu, perhatikan juga porsi makanan untuk
mengurangi asupan kalori pada tubuh. Di mana kalori ini dapat menyebabkan
kenaikan berat badan, dan apabila berlebihan maka risiko diabetes semakin
tinggi.Diluar memperhatikan porsi makan, jangan pula mengabaikan jadwal makan.
Pola makan yang sehat didukung dengan makan secara teratur dengan porsi
secukupnya. 
 
4. Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Berkala
Pemeriksaan gula darah secara berkala diperlukan untuk melihat nilai kadar
gula darah dalam tubuh. Dengan melakukan pengecekan rutin, Anda dapat
memonitor kondisi kadar gula dan mendeteksi penyakit diabetes lebih dini.
 Tips mencegah diabetes ini bisa dilakukan satu tahun sekali apabila Anda dalam
keadaan sehat dan tidak berisiko tinggi terkena diabetes. Namun, jika Anda memiliki
riwayat diabetes serta risiko tinggi terkena, maka dianjurkan melakukan pemeriksaan
lebih sering. 
 
5. Mengelola Stres
Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu, salah satu cara mencegah diabetes
salah satunya dengan mengelola stres secara baik. Tak hanya itu, stres dapat
berpengaruh pada pola makan yang kurang baik. Anda akan cenderung sering lapar
sehingga akan ada kalori dalam porsi besar masuk dalam tubuh. Oleh karenanya,
Anda perlu latihan mengelola stres untuk menunjang kesehatan tubuh.

6. Rajin Minum Air Putih


Cara mencegah diabetes di usia muda juga bisa dimulai dengan menghindari
minuman manis. Hal ini mengacu pada risiko diabetes tipe 2 dan diabetes autoimun
yang bisa menyerang orang dewasa akibat mengonsumsi minuman manis berlebihan.
Untuk mengatasinya, mulailah membiasakan minum air putih. Jika dibandingkan
minuman berkadar gula, air putih dapat meningkatkan hidrasi tubuh secara lebih baik
serta menurunkan kadar gula dalam tubuh. Sehingga bermanfaat untuk fungsi ginjal
dan juga sel-sel tubuh. Agar rutin minum air putih, Anda dapat membiasakannya
dengan membawa botol saat hendak pergi. Selain itu, sediakan juga air putih di meja
kerja atau samping tempat tidur agar lebih mudah dalam menjangkaunya.

7. Mempertahankan Kadar Vitamin D secara Optimal


Mengoptimalkan kadar vitamin D dalam tubuh bisa menjadi cara mencegah
diabetes karena vitamin ini dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Dengan begitu, risiko resistensi insulin akan menurun. Beberapa sumber makanan
yang memiliki kandungan vitamin D tinggi diantaranya yaitu ikan salmon, yogurt
dan buah-buahan seperti alpukat. 
 
8. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyakit diabetes tipe 2 banyak
dialami oleh perokok. Jika seseorang aktif merokok,Ia memiliki risiko diabetes lebih
tinggi sebesar 44% daripada yang bukan perokok. Risiko tersebut dapat meningkat
sebesar 61% apabila konsumsi rokok mencapai lebih dari 20 batang per hari. Jadi, jika
Anda aktif merokok, maka cara mencegah diabetes paling ampuh adalah dengan
menghentikan kebiasaan tersebut. Tidak hanya itu, penelitian juga menunjukkan
bawah pengguna rokok elektrik berpotensi mengalami peningkatan kadar gula darah
sehingga masuk ke dalam kelompok prediabetes.
 
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti
urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Organ – organ yang berpetan pada
system urinaria ada 4 : Ginjal, Ureter, visikula urinaria (kandung kemih), Uretra. Proses
pembentukan urine melalui 3 proses : Filtrasi (penyaringan), Reabsorpsi (penyerapan)
dan Augmentasi (penambahan zat sisa). Gangguan – gangguan pada system urine :
Albuninuria adalah penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan
penyaringan protein (albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring tersebut
akan keluar bersama urin. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
Batu ginjal kencing batu adalah penyakit karena adanya pengendapan pada rongga
ginjal atau kandung kemih. Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena
terdapat glukosa dalam urin. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya hormon
ADH (antidiuretic hormone) sehingga ekskresi urin meningkat. Uremia adalah
keadaan toksik dalam darah karena mengandung banyak urea. Hal ini terjadi karena
adanya kegagalan fungsi ginjal dalam proses pembuangan urea keluar tubuh. Nefritis
adalah radang nefron pada ginjal yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus. Tumor ginjal adalah benjolan yang muncul di ginjal akibat
pertumbuhan sel abnormal/ cara pencegahan terhadap beberapa gangguan pada system
urine : Rutin Berolahraga, Menjaga Berat Badan tetap Ideal, Menerapkan Pola Makan
Sehat, Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Berkala. Mengelola Stres, Rajin
Minum Air Putih, Mempertahankan Kadar Vitamin D secara Optimal, Menghentikan
Kebiasaan Merokok.
Daftar Pustaka

Sri Handayani. 2021. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Media Sains Indonesia.

Hapipah, DKK. 2022. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Media Sains Indonesia.

LMS SPADA INDONESIA. Struktur Perkembangan Hewan. Diakses pada


08/05/2023(https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/page/view.php?id=93519)

Nian Afrian Nuari dan Dhina Widayati. 2017. "Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan. Deepublish

Raimundus Chalik, Anatomi Fisiologi Manusia, (Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016),
h.184.
Simamora, Roymond S. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Tim Masmedia Buana Pustaka, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, Siduarjo : PT. Masmedia
Buana Pustaka, 2014. H.140.
M. Badruttamam.2019. 7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Urin. Gresik. Generasi
Biologi Indonesia

Yasa Adi. Ginjal Merupakan Aalat Ekeskresi. Diakses pada 08/05/23


(https://www.academia.edu/34850725/Ginjal_merupakan_alat_ekskresi)

Anda mungkin juga menyukai