Anda di halaman 1dari 14

SISTEM EKSKRESI

MANUSIA
NAMA : WIRDA ELSAHIRA
KLS : XI MIPA III
MAPEL : BIOLOGI
 Apa Itu Sistem Ekskresi pada Manusia?
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat –
zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Zat ini dapat berupa karbon
dioksida, urin, urea, keringat dan senyawa–
senyawa lain yang bersifat toksik (racun).
Jika tidak dibuang, segala zat tersebut akan
menumpuk di dalam tubuh dan berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan.
A. PROSES EKSRESI PADA MANUSIA
1. Ginjal.
Ginjal merupakan organ
ekskresi pada manusia yang
berbentuk seperti kacang.
Jumlahnya dua dan terletak di
kanan dan kiri tulang belakang,
tepatnya di bawah hati dan
limpa. Ginjal berfungsi
melakukan penyaringan
terhadap darah didalam tubuh.
Disamping itu juga mengatur
tingkat keseimbangan air, dan
mengatur konsentrasi garam
yang ada pada tubuh.
 a struktur ginjal
 ginjal tersusun atas tiga bagian,
 Yaitu korteks, medula, dan pelvis. Korteks atau kulit ginjal merupakan
bagian luar ginjal. Sementara itu, bagian sebelah dalamnya disebut
medula atau sumsum ginjal. Pelvis merupakan bagian dalam ginjal yang
berupa ruang kosong sehingga disebut juga rongga ginjal pada bagian
korteks terdapat nefron . Nefron merupakan unit fungsional dan
struktural terkecil pada ginjal. Pada satu unit ginjal manusia terdapat
sekitar satu juta nefron.

 setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan saluran nefron. Badan
malpighi mengandung glomerulus yang diselubungi oleh kapsula
Bowman. Nefron tersusun atas dua unsur pembuluh dan unsur epitel.
Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh yaitu arterial aferen
dan eferen, glomerulus, serta kapiler tubuler.
 Sementara itu, bagian nefron yang mengandung jaringan epitel yaitu
kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kontortus kolektivus. Jaringan epitel yang
menyusun nefron yaitu jaringan epitel pipih selapis dan epitel kubus
selapis. Struktur jaringan nefron yang terdiri atas jaringan darah sangat
berkaitan dengan proses penyaringan darah yang terjadi di glomerulus.
Struktur jaringan newron yang terdiri atas jaringan epitel sangat
berkaitan dengan proses penyerapan zat-zat pada saat pembentukan
urine.
b Fungsi ginjal
1. menjaga keseimbangan air di dalam tubuh.
2. membuang sisa metabolisme

3. mengatur kandungan elektrolit dengan menyaring zat-zat kimia yang masi


berguna bagi tubuh (natrium,fosfor,dan kalium) dan mengembalikanya ke
saluran peredaran dara
4. menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam,
yaitu membuang garam yang berlebihan dan menahan garam apabila
jumlahnya berkurang.
5. menjaga asam basa cairan darah

6. menghasilkan eritropoietin (EPO) dan kalsitriol

C Proses pembentukan urine


proses pembentukan urine terjadi didalam ginjal. Pembentukan urine
terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang
beracun),reabsorpsi (penyerapan kembali zat-zat yang masi diperlukan
tubuh ), dan augmentasi (penambahan zat sisah yang tidak diperlukan lagi
oleh tubuh).
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus, struktur penyaringan darah yaitu
dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara
dinding luar dengan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan
lumen tubulus kontrotas proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel
khusus yang disebut podasit.
Proses filtrasi :
Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori
endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati
lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus
dan kapsul bowman disebut filtrasi glomerulus atau urin primer.

2. Reabsorpsi ( penyerapan kembali )


Reabsopsi trjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian
tubulus kontrotus distal.
Urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urin primer ini
hipotonis dibanding plasma darah. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion
Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu,
filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis
dengan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung
henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di
tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air dibawah kontrol
ADH.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+,Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urin dibawa kepelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter
menuju vesika urinaria ( kandungan kemih) yang merupakan tempat penyimpanan semantara urin.

e faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urine


1) Hormon Antidiuretik
pada saat tubu kekurangan cairan,konsentrasi air dalam darah akan menurun. Akibatnya, sekresi ADH meningkatkan
permeabilitas sel terhadap air dan permeabilitas saluran pengumpul. Dengan demikian, air akan berdebusi keluar dari pipa
pengumpul, lalu masuk ke darah. Keadan tersebut dapat memulihkan konsentrasi air dalam darah. Akibatnya ,urine yang di
hasilkan lebih sedikit dan pekat
2) Kondisi kesehatan
seseorang yang sehat produksi urinenya berbeda dengan orang yang sakit. Orang yang sedang sakit bisa mengeluarkan
urine lebih banyak ataupun lebih sedikit tergantung pada jenis penyakit yang diderita.

3) Psikologis
orang cemas, aktivitas metabolismenya akan lebih cepat sehingga akan lebih sering mengeluarkan urine.

4) Cuaca
apabila cuaca panas, cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Jika cuaca dingin cairan tubuh akan
dikeluarkan dalam bentuk urine

5) Gaya hidup dan Aktivitas


pada seseorang yang sering berolahraga, urine yang terbentuk lebih sedikit dan lebih pekat. Hal ini karena cairan tubuh
lebih banyak digunakan untuk membentuk energi. Oleh karena itu, cairan yang dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk
keringat.
 2 hati
Hati merupakan organ viseral (dalam rongga abdomen) terbesar yang terletak di bawah kerangka iga.
a struktur hati
hati terdiri dari dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit saling menindih. Lobus
kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri atas banyak lobulus.
Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Sebentar itu,jaringan hati tersusn atas zel-zel hepatosit.
Antara lapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sementara antara hepatosit satu dengan hepatosit yang lain
dipisahkan oleh kanalikuli
bagian luar hati dilindungi oleh kapsula hepatika. Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembulu darah,
yaitu arteri hepatika dan vena porta hepatika. Pertemuan antara pembulu arteri hepatika dan vena porta
hepatika membentuk sinusoid. Pada sinosoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk zel kupffer. Zel ini
bertugas memfagositosis organisme asing atau zat-zat berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan
bilirubin. Bilrubin Kemudian diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu.

b fungsi hati

1) Tempat menyimpan energi


2) Menyimpan vitamin-vitamin
3) Sebagai pabrik kimia tubuh
4) Sebagai pembersih atau Detoksifikasi
5) Sebagai alat ekskresi
 3 kulit
 a struktur kulit
 1. Epidermis (kulit ari)
 Epidermis terdiri atas stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum
granulosum, dan germinatium. Fungsi stratum korneum melindungi sel-sel dan
mencegah masuknya bibit penyakit. Stratum lusidum merupakan lapisan yang
berwarna bening, sedangkan stratum granulosum merupakan lapisan yang
mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum berfungsi untuk degenerasi
kulit lama.

 2. Dermis (Kulit jangat) atau korium


 Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
minyak ( glandula sebassea), dan kelenjar keringat (glandula sudorifera). Kelenjar
minyak terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut. Kelenjar
keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, 1% larutan garam, dan urea.
b fungsi kulit

1 Proteksi
kulit berfungsi melindungi organ tubuh dari kontak mekanis yang dapat
mengakibatkan cedera dan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan sinar
matahari.

2 Regulator suhu
kulit melakukan fungsi ini dengan cara memproduksi keringat dan
mengkonstriksikan pembuluh darah dalam kulit.

3 Penentu warna kulit


warna kulit salah satunya ditentukan oleh kandungan melanosit pada kulit.

4 Pembentukan vitamin D
Vitamin D dibentuk dari provitamin D yang terdapat dibawah kulit dengan
bantuan sinar matahari

5 Ekskresi
sebagai alat ekskresi, kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Kelenjar keringat
menyerap air dan garam dari darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan
melalui pori-pori kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh tetap stabil.
4 paru-paru
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di
rongga dada. Di dalam paru-paru terdapat gelembung-
gelembung halus yang disebut alveolus. Dinding alveolus
sangat tipis, tetapi elastis dan mengandung banyak kapiler
darah. Selain jaringan kapiler darah, alveolus juga tersusun
atas jaringan epitel pipih selapis. Berdasarkan struktur jaringan
penyusunnya, di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran
gas O2 dan CO2 Jadi, paru-paru mempunyai fungsi utama
sebagai alat pernapasan. Selain itu, paru-paru juga berperan
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka organ ini juga
berperan sebagai alat ekskresi. Dalam sistem ekskresi, paru-
paru berfungsi mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap
air (H2O) . Karbon dioksida dan uap air berdifusi di dalam
alveolus, lalu dikeluarkan melalui lubang hidung.
B GANGGUAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
1 Gangguan pada ginjal
-Batu Ginjal
- Nefritis
-gagal ginjal kronis
-anuria
-poliuria
-albuminuria
2 Gangguan pada hati
-Hepatitis
-Penyskit kuning
 sirosis hati
 -kanker hati
3 Gangguan pada kulit
-xerosis
-kanker kulit
-kusta atau lepra
-jerawat
-eksim atau dermatitis
4 Gangguan pada paru-paru
-Asma
-tuberkulosis(TBC)
-pneumonia
-emfisema
-pleuritis
Gangguan dan penyakit pada sistem
ekskresi mengakibatkan terjadinya
kelainan struktur pada organ-organ
ekskresi sehingga tidak mampu
melakukan fungsinya dengan baik.
Sebagai contoh, nefritis adalah
peradangan pada nefron karena bakteri
Streptococcus. Akibat adanya
peradangan, protein yang masuk bersama
urine primer tidak dapat disaring
sehingga akan ikut keluar bersama urine.
Nefritis kronis dapat mengakibatkan
kerusakan glomerulus. Pneumonia
merupakan peradangan pada paru-paru
sehingga alveolusnya berisi cairan dan
eritrosit yang berlebihan. Akibatnya,
proses pertukaran gas O2dan CO2 akan
terganggu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai