MANUSIA
OLEH :
TATI MUNAWAROH, M. Pd
Tujuan pembelajaran peserta didik :
1. Mampu mengidentifikasi organ-organ ekskresi beserta strukturnya setelah
melakukan kegiatan diskusi dengan tepat.
2. Mampu mengidentifikasi jenis zat sisa yang dihasilkan oleh organ-organ
ekskresi setelah melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan dengan
tepat.
3. Mampu mengidentifikasi gangguan pada system ekskresi beserta upaya
pencegahan dan penanggulangannya setelah melakukan kegiatan diskusi
dengan tepat.
4. Mampu membuat karya tentang gangguan dan penyakit pada system ekskresi
beserta upaya pencegahan dan penanganannya setelah melakukan kegiatan
wawancara dengan benar.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUASIA
1. struktur dan fungsi organ ekskresi pada manusia :
A. Struktur dan fungsi ginjal
B. Struktur dan fungsi kulit
C. Struktur dan fungsi paru-paru
D. Struktur dan fungsi kulit hati
Ginjal
hati
kulit
paru-paru
1. Ginjal
Manusia memiliki sepasang ginjal berwarna merah. Ginjal berbentuk seperti biji
kacang merah, dengan ukuran panjang sekitar 10 cm. Ginjal terletak di rongga
perut, disebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Kedudukan ginjal
sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Hal ini karena diatas ginjal
terdapat hati yang ukurannya lebih besar.
4) Rongga Ginjal
Rongga ginjal merupakan tempat penampungan urine.
Selanjutnya, urine dialirkan ke ureter.
Rongga ginjal tempat bermuaranya tubulus.
Urine dari rongga ginjal akan menuju kandung kemih (vesika urinaria)
melalui ureter.
Urine disimpan untuk sementara waktu dalam kandung kemih.
Selanjutnya, urine dikeluarkan dari tubuh melalui saluran uretra.
Fungsi ginjal sebagai berikut:
1) Filtrasi (Penyaringan)
Darah dari aorta melalui arteri aferen ginjal menuju badan malpighi.
Darah disaring dibagain glumerulus, ketika masuk tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki
ukuran kecil keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat.
Hasil penyaringan itu disebut filtrasi glomerulus (urine primer)
Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas:
Urobilin;
Urea;
Glukosa;
Air; Asam amino;
Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.
2) Kuning Tua
Warna urine kuning tua masih menunjukkan urine yang normal. Namun,
warna kuning tua mengindikasikan tubuh hampir mengalami dehidrasi.
Oleh karena itu, jika urine berwarna kuning tua sebaiknya segera minum air
untuk mencegah dehidrasi.
3) Warna Madu
Urine yang berwarna seperti madu menunjukkan bahwa tubuh
mengalami dehidrasi.
Tubuh tidak mendapatkan cukup cairan sehingga warna urine
menjadi lebih tua dan hampir menyerupai warna madu.
Oleh karena itu, jika urine berwarna seperti madu dianjurkan
untuk segera minum air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
4) Cokelat
Urine yang berwarna cokelat menunjukkan bahwa tubuh
mengalami dehidrasi parah atau bisa juga menunjukkan bahwa
tubuh memiliki masalah dengan hati.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk segera minum air untuk
memenuhi kebutuhan cairan. Namun, jika warna urine masih
tetap cokelat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
5) Merah Muda
Urine yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh dua
faktor yaitu jenis makanan dan penyakit.
Mengonsumsi makanan blueberry dan bit dapat mengakibatkan
urine berwarna merahmuda. Namun, urine berwarna merah muda
juga bisa menunjukkan adanya darah dalam urine.
Jika itu yang terjadi, ada kemungkinan orang tersebut memiliki
penyakit ginjal, tumor, dan infeksi kandung kemih.
6) Oranye
Urine yang berwarna oranye bisa menunjukkan tiga hal yaitu
tubuh mengalami dehidrasi, mengalami masalah pada hati atau
saluran empedu, dan jenis makanan yang dikonsumsi seperti
wortel.
7) Biru atau Hijau
Warna urine biru atau hijau jarang terjadi dan kebanyakan disebabkan oleh
pewarna makanan atau pigmen yang terdapat dalam asparagus.
Warna urine yang seperti ini bisa juga akibat pewarna yang digunakan pada
tes medis untuk memeriksa kondisi ginjal atau mengonsumsi obat-obatan
tertentu.
Namun, infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa juga bisa menyebabkan
urine berubah warna menjadi biru, hijau, bahkan ungu.
Jika warna urine yang seperti ini tidak berubah dalam beberapa waktu,
segera periksakan diri ke dokter.
8) Kuning tetapi Berbusa
Urine beberapa orang berwarna kuning biasa tetapi berbusa.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh kelebihan protein.
Selain itu, adanya gangguan pada ginjal juga dapat mengakibatkan urine
berbusa.
2. Kulit
a. Struktur Kulit
Kulit dibedakan menjadi
tiga lapisan, yaitu:
1. Epidermis (lapisan
kulit ari),
2. Dermis (lapisan kulit
jangat), dan
3. Jaringan bawah kulit
(subkutaneus)
1) Epidermis (Lapisan Kulit Ari)
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit terluar yang sangat
tipis.
Bagian ini terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan
Malpighi.
a)Lapisan Tanduk
Lapisan tanduk merupakan lapisan paling luar pada epidermis.
Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas.
Lapisan tanduk tidak mengandung pembuluh darah dan saraf
sehingga jika mengelupas tidak mengeluarkan darah dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
b) Lapisan Malphigi
Lapisan Malphigi terletak di bawah lapisan tanduk dan
tersusun atas sel-sel hidup.
Lapisan tersebut mendapat makanan dari pembuluh
kapiler yang berada di bawahnya.
Pada lapisan tersebut juga terdapat pigmen kulit.
Pigmen ini berfungsi memberi warna pada kulit dan
melindungi kulit dari sinar matahari.
2) Dermis (Lapisan Kulit Jangat)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisandi atasnya (lapisan
epidermis).
Pada lapisan dermis terdapat bagian-bagian berikut.
a) Pembuluh kapiler darah berfungsi mengangkat O2 dan nutrisi ke
jaringan yang ada di dalam dermis.
b) Kelenjar keringat (glandula sudorifa) menghasilkan keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Ada dua macam kelenjar
keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh,
terutama telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Kelenjar
keringat ekrin menghasilkan keringat yang mengandung air dan
garam.
Kelenjar keringat apokrin terutama terdapat di ketiak dan disekitar
alat kelamin.
Kelenjar ini menghasilkan keringat yang bercampur dengan lemak.
c) Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.
d) Kelenjar minyak (glandula sebasea) rambut menghasilkan minyak atau
meminyaki rambut agar tidak kering.
e) Ujung saraf memungkinkan kita dapat menerima rangsang dari luar tubuh
berupa panas, dingin, nyeri, dan tekanan.
3) Jaringan Bawah Kulit (Subskutaneus)
Jaringan Subskutaneus berada di bawah dermis dengan batas yang tidak
jelas. Pada jaringan ini terdapat jaringan lemak yang berfungsi menahan
panas tubuh serta melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
b. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Alat pengeluaran keringat.
2) Pengatur suhu tubuh.
3) Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari.
4) Tempat menyimpan kelebihan lemak.
5) Sebagai organ penerima rangsang, karena terdapat ujung-ujung
saraf pada lapisan dermis, contoh reseptor panas, dingin, tekanan,
dan sentuhan.
6) Sebagai pelindung tubuh dari gangguan fisik (sinar, tekanan, dan
suhu), gangguan biologis (jamur), dan gangguan kimiawi.
3. Paru-Paru
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Ketika kamu bernapas melalui hidung atau mulut, terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Oksigen yang masuk melalui hidung pergi menuju trakea
melewati tenggorokan.
Di trakea, udara akan dibagi-bagi ke dalam saluran-saluran
udara yang disebut saluran bronkus dan langsung memasuki
paru-paru.
Nah, di paru-paru ini, udara akan terbagi lagi ke dalam bronkiolus
menuju ke alveolus (kantung udara).
Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara
oksigen dan karbondioksida.
Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh
darah lalu disalurkan ke jantung.
Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk
sel-sel tubuh.
Proses penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh itulah yang
akan menghasilkan karbon dioksida.
Lalu, karbon dioksida tersebut akan diserap oleh darah
dan dibawa kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan dari
tubuh melalui hembusan napas bersama uap air.
4. Hati
Hati merupakan organ paling besar di dalam tubuh.
Selain berperan sebagai kelenjar pencernaan, hati juga berperan
dalam system ekskresi.
Hati mengekskresikan zat warna empedu yang disebut bilirubin.
Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat
dalam sel darah merah.
Sel-sel darah merah yang telah tua dihancurkan oleh makrofag di
dalam hati dan kemudian dirombak oleh sel-sel histiosit.
Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat
besi, globin, dan hemin.
Zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke
sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin baru.
Globin dipakai Kembali dalam metabolime protein.
Hemin diubah menjadi biliverdin yang bewarna hijau kebiruan.
Biliverdin diubah menjadi bilirubin yang merupakan zat warna
kuning oranye dan disimpan dalam kantong empedu.
Selanjutnya, bilirubin dikeluarkan bersama getah empedu menuju
usus dua belas jari lalu menuju usus besar.
Di usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen.
Urobilinogen diubah menjadi urobilin dan stercobilin.
Urobilin memberi warna kuning pada urine dan stercobilin memberi
warna kecokelatan pada feses.
Sebagai alat ekskresi, hati mengeluarkan cairan empedu yang
dapat mencapai 800 – 1.000 mL setiap hari.
Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang sudah
tua. Empedu merupakan cairan kehijauan yang berasa pahit dan
memiliki pH sekitar 7 - 7,6.
Empedu tersusun atas air yang mengandung kolestrol, garam
empedu (garam natrium dan kalium), lesitin, beberapa jenis ion,
serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu.
Empedu berfungsi mengemulsikan lemak, mengaktifkan enzim
lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah
zat yang tidak larut dalam air menjadi zat larut dalam air.
Fungsi Hati Sebagai Berikut :
Menyimpan glikogen (gula otot) yang merupakan hasil pengubahan dari glukosa
oleh hormone insulin.
Menetralkan racun
Membentuk protrombin (zat yang digunakan dalam pembekuan darah)
Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
Tempat perombakan ammonia menjadi urea. Amonia merupakan sisa
metabolisme protein yang bersifat racun sehingga diubah oleh hati menjadi urea.
Selanjutnya, urea dikirim ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit (sel darah merah).
Selain sebagai organ ekskresi, hati juga berperan sebagai kelenjar pencernaan.
Hati mengekskresikan cairan empedu ke kantong empedu. Cairan empedu akan
disalurkan ke usus halus untuk mengemulsikan lemak menjadi butiran yang lebih
kecil agar mudah dicerna
B. GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI BESERTA UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA.
1. Penyakit dan Kelainan pada Ginjal
a. Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapatnya albumin dan protein
di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara minum air yang banyak minimal 8 gelas
sehari.
e. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang terdapat di selaput paru atau
pleura. Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura
tertembus dan udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan
paru-paru mengempis. Jika banyak udara yang terjebak di dalam
rongga, tekanan di sekitar paru-paru semakin tinggi yang dapat
mengancam jiwa.
f. Bronkhitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus
(saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna.
g.Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru ialah keberadaan tumor ganas pada
paru-paru. Penyebab paling sering pada penyakit kanker
paru-paru adalah rokok. Rokok mengandung ribuan zat
karsinogen yang memicu pertumbuhan sel abnormal di
dalam paru-paru.
4. Penyakit dan Kelainan pada Hati
a. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis.
Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C.
Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk
penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis
dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
b. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati
sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab
sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum
alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu.
c.Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel
kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang
banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC).
HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis,
terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C,
dan hemochromatosis.