Anda di halaman 1dari 49

SISTEM EKSKRESI

MANUSIA
OLEH :
TATI MUNAWAROH, M. Pd
Tujuan pembelajaran peserta didik :
1. Mampu mengidentifikasi organ-organ ekskresi beserta strukturnya setelah
melakukan kegiatan diskusi dengan tepat.
2. Mampu mengidentifikasi jenis zat sisa yang dihasilkan oleh organ-organ
ekskresi setelah melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan dengan
tepat.
3. Mampu mengidentifikasi gangguan pada system ekskresi beserta upaya
pencegahan dan penanggulangannya setelah melakukan kegiatan diskusi
dengan tepat.
4. Mampu membuat karya tentang gangguan dan penyakit pada system ekskresi
beserta upaya pencegahan dan penanganannya setelah melakukan kegiatan
wawancara dengan benar.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUASIA
1. struktur dan fungsi organ ekskresi pada manusia :
A. Struktur dan fungsi ginjal
B. Struktur dan fungsi kulit
C. Struktur dan fungsi paru-paru
D. Struktur dan fungsi kulit hati

2. Gangguan pada sistem eksresi beserta upaya pencegahan


dan penanggulangannya:
A. Penyakit dan gangguan pada ginjal
B. Penyakit dan gangguan pada kulit
C. Penyakit dan gangguan pada paru-parul
D. Penyakit dan gangguan pada hati
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN EKSKRESI PADA MANUSIA
 Setiap makhluk hidup melakukan proses metabolisme untuk
menghasilkan energi.
 Energi tersebut digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas
seperti makan, bekerja, dan olahraga.
 Selain menghasilkan energi, metabolisme juga menghasilkan
residu(zat sisa).
 Zat-zat sisa tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh melalui sistem
ekskresi.
 Organ ekskresi terdiri dari :
 Ginjal mengekskresikan urine
 Hati mengeksresikan empedu
 Kulit mengeksresikan keringat
 Paru-paru mengeksresikan uap air dan karbon dioksida
Organ Sistem Ekskresi Pada Manusia

Ginjal
hati
kulit

paru-paru
1. Ginjal
 Manusia memiliki sepasang ginjal berwarna merah. Ginjal berbentuk seperti biji
kacang merah, dengan ukuran panjang sekitar 10 cm. Ginjal terletak di rongga
perut, disebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Kedudukan ginjal
sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Hal ini karena diatas ginjal
terdapat hati yang ukurannya lebih besar.

a. Struktur dan Fungsi Ginjal


 Pada ginjal terdapat nefron.
 Nefron merupakan unit fungsional dan structural terkecil dalam system
ekskresi pada ginjal.
 Nefron terdiri atas pembuluh arteri, glomerulus, pembuluh kapiler, kapsula
bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus
distal, dan saluran pengumpul.
 Pada bagian nefron inilah berlangsung proses penyaringan darah.
Berdasarkan gambar di samping dapat diketahui bahwa ginjal terdiri atas
bagian kapsul, korteks, medula, dan rongga ginjal.
1) KAPSUL, merupakan selaput tipis yang
menyelubungi ginjal.

2) KORTEKS (KULIT GINJAL),


 Merupakan lapisan bagian luar dari ginjal.
 Pada bagian korteks terdapat jutaan badan
Malpighi dan tubulus (saluran).
 Badan Malpighi terdiri atas glomerulus yang
diselubungi kapsula Bowman.
 Tubulus terbagi menjadi tubulus kontortus
proksimal (dengan badan Malphigi), tubulus
kontortus distal (menjauhi badan Malphigi),
dan tubulus kolektivus)
3) Medula (Sumsum Ginjal)
 Merupakan lapisan dalam ginjal.
 Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk piramida (kerucut).
 Pada medulla terdapat lengkung Henle ascenden (naik) dan lengkung henle
descenden (turun).
 Lengkung Henle menghubungkan antara tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distal.

4) Rongga Ginjal
 Rongga ginjal merupakan tempat penampungan urine.
 Selanjutnya, urine dialirkan ke ureter.
 Rongga ginjal tempat bermuaranya tubulus.
 Urine dari rongga ginjal akan menuju kandung kemih (vesika urinaria)
melalui ureter.
 Urine disimpan untuk sementara waktu dalam kandung kemih.
 Selanjutnya, urine dikeluarkan dari tubuh melalui saluran uretra.
Fungsi ginjal sebagai berikut:

1) Menyaring zat-zat sisa metabolism dalam darah.


2) Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
3) Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur
keseimbangan garam-garam dalam tubuh.
4) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan
asam/basa melalui urine.
5) Mengeluarkan sisa-sisa metabolism seperti urea, kreatinin,
dan ammonia.
b. Proses Pembentukan Urine
 Tahap-tahap pembentukan urine meliputi filtrasi (penyaringan),
 reabsorpsi ( penyerapan kembali),
 dan augmentasi (pengeluaran zat).

1) Filtrasi (Penyaringan)
 Darah dari aorta melalui arteri aferen ginjal menuju badan malpighi.
 Darah disaring dibagain glumerulus, ketika masuk tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki
ukuran kecil keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat.
 Hasil penyaringan itu disebut filtrasi glomerulus (urine primer)
Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas:
 Urobilin;
 Urea;
 Glukosa;
 Air; Asam amino;
 Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.

 Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula


bowman dan disebut urine primer. 
 Tahapan pembentukan urine primer ini disebu tahap filtrasi. 
 Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler
darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. 
2. Tahap Reabsorpsi
 Cairan yang dihasilkan darUrine primer yang terbentuk pada tahap
filtrasi masuk ke tubulus proksimal.
 Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi).
 Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh
tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di
dalam ginjal.
 Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali.
 Proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang mengandung air,
garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna
kuning pada urine).
 Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya
mengalir ke lengkung henle, kemudian menuju tubulus distal.
 Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga
terus direabsorpsi.
3. Tahap Augmentasi
 Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor,
dan urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat
yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder.
 Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Kemudian
disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). 
 Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, menuju
kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara.
 Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk
dapat menampung sekitar 0,5 L urine.
 Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh adanya
tekanan akibat adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah
penuh.
 Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat adanya sinyal
penuh dalam kandung kemih.
 Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra.
Secara garis besar proses pembentukan urine sebagai
berikut :

 Glomerulus (filtrasi) terbentuk urine primer → tubulus


kontortus proksimal (reabsorpsi) terbentuk urine
sekunder → tubulus kontortus distal (augmentasi)
terbentuk urine sebenarnya → tubulus kolektivus →
rongga ginjal → ureter → kandung kemih → uretra →
urine keluar dari tubuh.
Proses Pembentukan Urine
c. Mikturasi
 Mikturasi adalah proses pengeluaran urine dari dalam tubuh. Jika
dalam kandung kemih tersimpan urine sekitar 200- 300 ml, akan
timbul refleks rasa ingin buang air kecil.
 Proses mikturasi ini dimulai dari ginjal-ureter- kandung kemih-uretra.
 Komposisi urine dalam kondisi normal sebagai berikut :
1) Air, kurang lebih sebesar 95%.
2) Urea, asam urat, dan ammonia merupakan sisa pembokaran
protein.
3) Kreatinin.
4) Zat warna empedu yang mengakibatkan warna kuning pada
urine (urobilin)
5) Bermacam-macam garam, terutama garam dapur (NaCl).
6) Beberapa zat yang bersifat racun.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine
1) Volume air yang diminum.
2) Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan
osmosisnya tetap.
3) Pengaruh hormon antidiuretik (ADH) atau hormon vasopresin adalah
hormone yang mengatur kadar air dalam darah.
4) Usia, anak balita lebih sering mengeluarkan urine daripada orang
dewasa.
5) Iklim/musim, Ketika musim penghujan urine yang dikeluarkan dari
tubuh lebih banyak dibandingkan Ketika musim kemarau.
6) Aktivitas, makin banyak aktivitas maka urine yang diproduksi makin
berkurang.
e. Warna Urine
 Warna urine dapat digunakan untuk mengetahui kondisi Kesehatan
seseorang.
 Urine orang sehat berwarna kuning pucat atau kuning transparan.
 Warna urine dapat meliputi transparan dan jernih, kuning tua, warna
madu, cokelat, merah muda, oranye, biru atau hijau, dan kuning tetapi
berbusa.

1) Transparan dan Jernih


 Warna transparan dan jernih pada urine menunjukkan terlalu banyak
meminum air. Oleh karena itu, perlu untuk mengurangi konsumsi air.

2) Kuning Tua
 Warna urine kuning tua masih menunjukkan urine yang normal. Namun,
warna kuning tua mengindikasikan tubuh hampir mengalami dehidrasi.
Oleh karena itu, jika urine berwarna kuning tua sebaiknya segera minum air
untuk mencegah dehidrasi.
3) Warna Madu
 Urine yang berwarna seperti madu menunjukkan bahwa tubuh
mengalami dehidrasi.
 Tubuh tidak mendapatkan cukup cairan sehingga warna urine
menjadi lebih tua dan hampir menyerupai warna madu.
 Oleh karena itu, jika urine berwarna seperti madu dianjurkan
untuk segera minum air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
4) Cokelat
 Urine yang berwarna cokelat menunjukkan bahwa tubuh
mengalami dehidrasi parah atau bisa juga menunjukkan bahwa
tubuh memiliki masalah dengan hati.
 Oleh karena itu, dianjurkan untuk segera minum air untuk
memenuhi kebutuhan cairan. Namun, jika warna urine masih
tetap cokelat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
5) Merah Muda
 Urine yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh dua
faktor yaitu jenis makanan dan penyakit.
 Mengonsumsi makanan blueberry dan bit dapat mengakibatkan
urine berwarna merahmuda. Namun, urine berwarna merah muda
juga bisa menunjukkan adanya darah dalam urine.
 Jika itu yang terjadi, ada kemungkinan orang tersebut memiliki
penyakit ginjal, tumor, dan infeksi kandung kemih.

6) Oranye
 Urine yang berwarna oranye bisa menunjukkan tiga hal yaitu
tubuh mengalami dehidrasi, mengalami masalah pada hati atau
saluran empedu, dan jenis makanan yang dikonsumsi seperti
wortel.
7) Biru atau Hijau
 Warna urine biru atau hijau jarang terjadi dan kebanyakan disebabkan oleh
pewarna makanan atau pigmen yang terdapat dalam asparagus.
 Warna urine yang seperti ini bisa juga akibat pewarna yang digunakan pada
tes medis untuk memeriksa kondisi ginjal atau mengonsumsi obat-obatan
tertentu.
 Namun, infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa juga bisa menyebabkan
urine berubah warna menjadi biru, hijau, bahkan ungu.
 Jika warna urine yang seperti ini tidak berubah dalam beberapa waktu,
segera periksakan diri ke dokter.
8) Kuning tetapi Berbusa
 Urine beberapa orang berwarna kuning biasa tetapi berbusa.
 Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh kelebihan protein.
 Selain itu, adanya gangguan pada ginjal juga dapat mengakibatkan urine
berbusa.
2. Kulit
a. Struktur Kulit
Kulit dibedakan menjadi
tiga lapisan, yaitu:
1. Epidermis (lapisan
kulit ari),
2. Dermis (lapisan kulit
jangat), dan
3. Jaringan bawah kulit
(subkutaneus)
1) Epidermis (Lapisan Kulit Ari)
 Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit terluar yang sangat
tipis.
 Bagian ini terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan
Malpighi.

a)Lapisan Tanduk
 Lapisan tanduk merupakan lapisan paling luar pada epidermis.
 Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas.
 Lapisan tanduk tidak mengandung pembuluh darah dan saraf
sehingga jika mengelupas tidak mengeluarkan darah dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
b) Lapisan Malphigi
 Lapisan Malphigi terletak di bawah lapisan tanduk dan
tersusun atas sel-sel hidup.
 Lapisan tersebut mendapat makanan dari pembuluh
kapiler yang berada di bawahnya.
 Pada lapisan tersebut juga terdapat pigmen kulit.
 Pigmen ini berfungsi memberi warna pada kulit dan
melindungi kulit dari sinar matahari.
2) Dermis (Lapisan Kulit Jangat)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisandi atasnya (lapisan
epidermis).
Pada lapisan dermis terdapat bagian-bagian berikut.
a) Pembuluh kapiler darah berfungsi mengangkat O2 dan nutrisi ke
jaringan yang ada di dalam dermis.
b) Kelenjar keringat (glandula sudorifa) menghasilkan keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Ada dua macam kelenjar
keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh,
terutama telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Kelenjar
keringat ekrin menghasilkan keringat yang mengandung air dan
garam.
 Kelenjar keringat apokrin terutama terdapat di ketiak dan disekitar
alat kelamin.
 Kelenjar ini menghasilkan keringat yang bercampur dengan lemak.
c) Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.
d) Kelenjar minyak (glandula sebasea) rambut menghasilkan minyak atau
meminyaki rambut agar tidak kering.
e) Ujung saraf memungkinkan kita dapat menerima rangsang dari luar tubuh
berupa panas, dingin, nyeri, dan tekanan.
3) Jaringan Bawah Kulit (Subskutaneus)
Jaringan Subskutaneus berada di bawah dermis dengan batas yang tidak
jelas. Pada jaringan ini terdapat jaringan lemak yang berfungsi menahan
panas tubuh serta melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
b. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Alat pengeluaran keringat.
2) Pengatur suhu tubuh.
3) Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari.
4) Tempat menyimpan kelebihan lemak.
5) Sebagai organ penerima rangsang, karena terdapat ujung-ujung
saraf pada lapisan dermis, contoh reseptor panas, dingin, tekanan,
dan sentuhan.
6) Sebagai pelindung tubuh dari gangguan fisik (sinar, tekanan, dan
suhu), gangguan biologis (jamur), dan gangguan kimiawi.
3. Paru-Paru
 Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). 
 Ketika kamu bernapas melalui hidung atau mulut, terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
 Oksigen yang masuk melalui hidung pergi menuju trakea
melewati tenggorokan.
 Di trakea, udara akan dibagi-bagi ke dalam saluran-saluran
udara yang disebut saluran bronkus dan langsung memasuki
paru-paru.
 Nah, di paru-paru ini, udara akan terbagi lagi ke dalam bronkiolus
menuju ke alveolus (kantung udara). 
 Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara
oksigen dan karbondioksida.
 Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh
darah lalu disalurkan ke jantung.
 Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk
sel-sel tubuh.
 Proses penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh itulah yang
akan menghasilkan karbon dioksida.
 Lalu, karbon dioksida tersebut akan diserap oleh darah
dan dibawa kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan dari
tubuh melalui hembusan napas bersama uap air.
4. Hati
 Hati merupakan organ paling besar di dalam tubuh. 
 Selain berperan sebagai kelenjar pencernaan, hati juga berperan
dalam system ekskresi.
 Hati mengekskresikan zat warna empedu yang disebut bilirubin.
 Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat
dalam sel darah merah.
 Sel-sel darah merah yang telah tua dihancurkan oleh makrofag di
dalam hati dan kemudian dirombak oleh sel-sel histiosit.
 Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat
besi, globin, dan hemin.
 Zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke
sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin baru.
 Globin dipakai Kembali dalam metabolime protein.
 Hemin diubah menjadi biliverdin yang bewarna hijau kebiruan.
 Biliverdin diubah menjadi bilirubin yang merupakan zat warna
kuning oranye dan disimpan dalam kantong empedu.
 Selanjutnya, bilirubin dikeluarkan bersama getah empedu menuju
usus dua belas jari lalu menuju usus besar.
 Di usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen.
 Urobilinogen diubah menjadi urobilin dan stercobilin.
 Urobilin memberi warna kuning pada urine dan stercobilin memberi
warna kecokelatan pada feses.
 Sebagai alat ekskresi, hati mengeluarkan cairan empedu yang
dapat mencapai 800 – 1.000 mL setiap hari.
 Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang sudah
tua. Empedu merupakan cairan kehijauan yang berasa pahit dan
memiliki pH sekitar 7 - 7,6.
 Empedu tersusun atas air yang mengandung kolestrol, garam
empedu (garam natrium dan kalium), lesitin, beberapa jenis ion,
serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu.
 Empedu berfungsi mengemulsikan lemak, mengaktifkan enzim
lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah
zat yang tidak larut dalam air menjadi zat larut dalam air.
Fungsi Hati Sebagai Berikut :

 Menyimpan glikogen (gula otot) yang merupakan hasil pengubahan dari glukosa
oleh hormone insulin.
 Menetralkan racun
 Membentuk protrombin (zat yang digunakan dalam pembekuan darah)
 Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
 Tempat perombakan ammonia menjadi urea. Amonia merupakan sisa
metabolisme protein yang bersifat racun sehingga diubah oleh hati menjadi urea.
Selanjutnya, urea dikirim ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
 Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
 Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit (sel darah merah).
 Selain sebagai organ ekskresi, hati juga berperan sebagai kelenjar pencernaan.
Hati mengekskresikan cairan empedu ke kantong empedu. Cairan empedu akan
disalurkan ke usus halus untuk mengemulsikan lemak menjadi butiran yang lebih
kecil agar mudah dicerna
B. GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI BESERTA UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA.
1. Penyakit dan Kelainan pada Ginjal
a. Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapatnya albumin dan protein
di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara minum air yang banyak minimal 8 gelas
sehari.

b. Diabetes mellitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa)


dalam urine yang disebabkan akibat kekurangan hormon insulin. Proses
perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah
meningkat dan tidak mampu direabsorpsi seluruhnya yang menyebabkan
glukosa akan diekskresikan bersama urine.
c. Diabetes insipidus adalah kelainan pada ginjal karena jumlah urine
yang berlipat ganda akibat gangguan hormon antidiuretik.

d. Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada


glomerulus akibat infeksi kuman yang dapat menyebabkan uremia,
yaitu urea dan asam urine masuk kembali ke darah, sehingga
kemampuan penyerapan air terganggu. Akibatnya, terjadi
penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema, yaitu kaki
penderitanya membengkak.

e. Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine.


Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya,
proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang
dihasilkan.
f. Poliuria, yaitu urine dikeluarkan amat banyak dan encer.
Sebaliknya, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat
sedikit.

g.Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu


di dalam ginjal atau kandung kemih. Batu tersebut
merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Terbentuknya batu ginjal dapat disebabkan karena kurang
minum, sering menahan keinginan buang air kecil (BAK),
dan adanya kelainan metabolisme.
2. Penyakit dan Kelainan pada Kulit
a. Jerawat
Jerawat adalah suatu keadaan pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jangan memencet
jerawat karena menyebabkan jaringan sekitar jerawat menjadi rusak.
b.Bisul
Bisul disebabkan oleh bakteri stafilokokus atau jamur. Bisul sering
ditemukan di daerah leher, payudara, dan wajah. Bisul dapat
menyerang siapa saja, namun yang paling sering diserang adalah
bayi dan anak-anak. Agar tidak terkena penyakit bisul, kamu harus
menjaga kebersihan diri.
c. Scabies
Scabies atau kudis adalah suatu penyakit kulit menular. Scabies
termasuk penyakit zoonosis artinya dapat menular dari hewan ke
manusia.
d. Eksim
Penyakit kulit eksim merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
jamur. Makanan dan lingkungan yang kotor bisa menjadi pemicu timbulnya
penyakit eksim. Selain itu, eksim dapat timbul karena kulit alergi terhadap zat-
zat tertentu, seperti detergen, sabun, kosmetik, dan perhiasan. Eksim juga
muncul karena alergi terhadap suatu makanan tertentu misalnya ikan laut,
udang, dan susu.
e. Gangren
Gangren adalah kematian jaringan yang terjadi karena hilangnya suplai darah.
Hal ini dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh, tetapi biasanya kaki dan
jari-jari tangan. Gangren terjadi akibat infeksi bakteri clostridium, yang
merupakan bakteri anaerob (dapat hidup tanpa oksigen). Selama
pertumbuhannya, clostridium menghasilkan gas, sehingga infeksinya disebut
gas gangren. Gas gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami
cedera atau pada luka operasi.
f. Biduran
Biduran merupakan salah satu penyakit kulit yang tidak berbahaya,
tetapi cukup mengganggu penderitanya. Penyakit biduran biasanya
ditandai dengan gejala bentol-bentol berwarna merah di permukaan
kulit disertai rasa gatal. Rasa gatalnya akan sangat mengganggu
penderitanya.
g.Psoriasis
Psoriasis adalah keadaan kulit menebal lebih cepat dari kulit yang
normal. Bagian tubuh yang biasa terkena psoriasis adalah kulit
kepala, lutut, dan siku, tetapi dapat juga menjangkiti bagian tubuh
lain termasuk kuku dan tulang.
3. Penyakit dan Kelainan pada Paru-Paru
a. Asma
Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada
paru-paru (bronkus). Penyakit ini memiliki gejala susah untuk
bernapas atau sesak napas.
b. Tuberculosis
Tuberculosis adalah penyakit yang biasa menyerang saluran
pernapasan atau paru-paru yang bersifat menular. Penyebabnya
adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.
c. Pneumonia
Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang
menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini
menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi
oleh cairan.
d.Emfisema
Emfisema merupakan penyakit yang menyerang paru-paru karena
hilangnya elastisitas alveolus. Pada penderita emfisema, volume
paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat
karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap di dalamnya.

e. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang terdapat di selaput paru atau
pleura. Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura
tertembus dan udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan
paru-paru mengempis. Jika banyak udara yang terjebak di dalam
rongga, tekanan di sekitar paru-paru semakin tinggi yang dapat
mengancam jiwa.
f. Bronkhitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus
(saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna.

g.Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru ialah keberadaan tumor ganas pada
paru-paru. Penyebab paling sering pada penyakit kanker
paru-paru adalah rokok. Rokok mengandung ribuan zat
karsinogen yang memicu pertumbuhan sel abnormal di
dalam paru-paru.
4. Penyakit dan Kelainan pada Hati
a. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis.
Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C.
Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk
penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis
dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
b. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati
sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab
sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum
alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu.
c.Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel
kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang
banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC).
HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis,
terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C,
dan hemochromatosis.

Anda mungkin juga menyukai