Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
• Mengidentifikasi struktur , fungsi, dan proses dalam sistem eksresi
manusia.
• Mengaitkan struktur, fungsi , dan proses dalam sistem ekskresi manusia.
• Membandingkan struktur, fungsi, dan proses repirasi pada manusia dan
hewan.
• Membanding kan struktur , fungsi, dan proses dalam sistem ekskresi
manusia, ikan, amfibi, reptilia, aves, mamlia, dan invertebrata.
• Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan akibat kelainan yang
terjadi pada sisitem ekskresi
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi.
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh.
1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat fatal. Oleh kerena itu , amonia di
dalam tubuh harus segera diubah dengan cara memakainya dalam aminasi asam keto ,
aminasi asam glutmat, serta pembentukan urea.
2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin. Pembentukan
urea terjadi di hati. Urea sangat mudah larut dalam air dan sifat racunya 100.000 kali
lebih kecil darpada amonia. Pembentukan urea berasal dari daur ornitin
Siklus ornitin :
3. Amonia
Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan
asam nukleat.
Pada beberapa orang konsentrasi asam urat cukup
tinggi sehingga gas asam urat mengendap.
Jika kristal asam urat terhimpunan di persendian,
akan timbul rasa nyeri. Molekul asam urat berikut.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga
terjadi reabsorpsi air dan ion Cl secara pasif. Bersamaan dengan itu,
filtrat menuju lengkung Henle.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam,
urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
3. Augments (Pengumpalan)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+, CI, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis
renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
1. Zat-zat Diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol akan menghambat
reabsorpsi ion Na. sebagai akibatnya terhambat dan volume urin
meningkat. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
2. Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan
respirasi meningkat menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga
cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air
dalam tubuh menurun reabsorpsi air meningkat. Di samping itu,
peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga
aliran darah di glomeru- lus dan filtrasi turun. Meningkatnya reabsorbsi
dan berkurangnya aliran darah di glomerulus mengurangi volume urin.
3. Volume Larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika
kita tidak minum air seharian, maka kosentrasi air di darah menjadi
rendah.
d. Gangguan pada Ginjal
1. Nefritis
Adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman,
biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefritis mengakibatkan
seseorang menderita uremia dan oedema. Uremia adalah masuknya
kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah
penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.
2. Batu Ginjal
3. Albuminuria
4. Glikosuria
5. Hematuria
7. Diabetes Melitus
8. Diabetes Insipidus
Paru paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO₂ dan H₂O yang dihasilkan dari proses
pernafasan.
Hati
Hati atau hepar mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap
hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolestrol, garam mineral, garam empedu serta pigmen ( zat
warna empedu ) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu di
keluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan.
Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat.