Anda di halaman 1dari 11

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

  A. DEFINISI SISTEM EKSKRESI


Sistem ekskresi sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti karbon dioksida,
urea, racun dan lainnya.
  B. ALAT EKSKRESI MANUSIA
1. GINJAL

Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan
depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang
bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan
terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat
sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian
korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di
bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas
badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman
Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman
berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
'I'ubulus kontortus terdiri atas: tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan
tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal terdapat gelung/ lengkung Henle. Pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian
ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli
bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula
tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus
di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo
Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk
urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam
mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
FUNGSI GINJAL
ü Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
ü Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
ü Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
ü Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
ü Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah
(SDM) di sumsum tulang
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma
darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut
filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-
zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air
terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti
glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin,
kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi
reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat
racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal.Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
Macam-macam penyakit pada organ ginjal :
1 Albuminuria
Tanda: urine banyak mengandung albumin
Penyebab : kekurangan protein, penyakit ginjal dan hati
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah
2 Hematuria
Tanda: urine mengandung darah
Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung kemih
3 Nefrolitiasis (batu ginjal)
Tanda: urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau kandung
kemih
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan
penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah
4 Nefritis
Tanda: radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
5 Gagal ginjal
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
6 Diabetes Insipidus
Tanda : meningkatnya jumlah urine (20 – 30 kali lipat)
Penyebab : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
7 Diabetes Melitus
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa dilakukan diet
rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa darah .
8. Kencing Batu
Tanda: sulit buang urine
Penyebab: pengendapan zat kapur dalam ginjal
9. Gangren
Tanda: kematian jaringan lunak pada kaki atau tangan diawali dengan kebiruan pada kulit
dan terasa dingin jika disentuh, kemudian menghitam dan berbau busuk
Penyebab: gangguan pengaliran darah kejaringan tersebut. Sering terjadi pada penderita
diabetes melitus dan aterosklerosis
Akibat: bila tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, bagian terkena gangren harus
diamputasi.

2. HATI

Hati merupakan kelenjar terbesar


dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati
mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena
porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh
darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat
sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati
menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat
warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr
warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap
histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati :
ü Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
ü Merombak kelebihan asam amino
ü Menawarkan racun
ü Membentuk protombin dan fibrinogen
ü Membentuk albumin dan globulin
ü Mengubah provitamin A menjadi vitamin A
ü Tempat pembentukan urea
ü Menghasilkan empedu
ü Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
Penyakit yang terdapat pada hati :
1. Hepatitis
Tanda : perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning, urine menjadi kecoklatan
seperti air teh
Penyebab : virus
Akibat : hati meradang dan kerja hati terganggu
Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung atau
penggunaan barang bersama-sama dengan penderita hepatitis, gunakan jarum suntik untuk
sekali pakai.
2. Sirosis Hati
Tanda: timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel pada hati
Penyebab: minuman alkohol, keracunan obat, infeksi bakteri, komplikasi hati
Akibat: gangguan kesadaran, koma, kematian
Pengobatan : sesuai penyebabnya, pemulihan fungsi hati dan transplantasi hati
3. KULIT

Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit
merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh
yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan
dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1)  Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan
selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi
mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar. Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati
dan selalu mengelupas. Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tandukStratum granulosum,
mengandung pigmen Stratum  germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2)  Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah,
kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat
(glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam
dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar
minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering.
Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut,akar rambut ,pembuluh
darah ,syaraf ,kelenjar minyak (glandula sebasea),kelenjar keringat (glandula
sudorifera).Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan
panas tubuh.
FUNGSI KULIT
ü Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
ü mengeluarkan keringat
ü pelindung tubuh
ü menyimpan kelebihan lemak
ü mengatur suhu tubuh, dan
ü tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet
Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-
pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke
daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah
maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air
bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat.
Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar
suhu tubuh tetap normal.
Penyakit yang terdapat pada kulit :
1. Panu, Kudas, Kurap, Bisulan, Komedo
4. PARU-PARU

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki
tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru diselaputi oleh selaput
pleura.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh
selaput yang disebut selaput pleura.
FUNGSI PARU-PARU
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
Penyakit yg terdapat pada paru-paru :
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan
psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan
radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi
udara.

Sistem Ekskresi pada Hewan


Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan
osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar
penyusun cairan tubuh.Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat,
lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga
kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan,
misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi
sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah
merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan
dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia)
dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di
dalam air rendah.Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di
atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata
belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya,
invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara
invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran
Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi
khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih
(Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium.
Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam
protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai
beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik
ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel
api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi
pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air
dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.

.Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih


Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dar sel
ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara
langsung dari sel ke air.
2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing
tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung
sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom
(di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di
rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong
(nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.

Gbr. Sistem ekskresi pada anelida


Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang
(corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke
nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil
oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan
disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang
diekskresikan keluar.Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah
dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua
bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah
hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya
di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang
berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping
pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil
oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada
vertebrata.Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi
air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang
toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut. Pembuluh
Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh
Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang
mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke
usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses.
Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata
Hewan vertebrata adalah hewan bertulang belakang, contohnya ikan dan aves.
Sistem Ekskresi pada pisces / ikan

Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara
lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa
nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:

 Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O


 Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.

 Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.


Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu:

Ø Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional
sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh
mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
Ø Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap
lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan
air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam
mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis.Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah.Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer).Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara,
dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori
Sistem ekskresi pada aves

alat eksresi pada aves : ginjal, paru-paru, kulit


hasil : urine
kandungan :asam urat, garam

Anda mungkin juga menyukai