Anda di halaman 1dari 27

Sistem Ekskresi

Yedija Kristianti K., S.Pd.


Zat zat yang harus diekskresi
• Karbon Dioksida dan Air
Karbon dioksida dan air merupakan sisa pembakaran zat-zat
makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak ataupun protein
selama proses respirasi. Dalam keadaan berlebihan air juga harus
dibuang karena dapat mengganggu tekanan osmosis sel.

• Amonia (NH3)
Amonia merupakan sisa pembongkaran senyawa protein atau
asam amino. Amonia yang terbentuk merupakan bahan yang
sangat beracun bagi sel-sel tubuh.
Urea (CO(NH2)2)
Urea lebih sukar larut dalam air dan lebih tidak beracun dibandingkan
ammonia. Urea dibentuk dari ammonia dan karbon dioksida melalui reaksi
dengan asam amino.

Asam urat
Asam urat merupakan sisa metabolisme asam nukleat, khususnya purin
(adenine dan guanine). Senyawa ini bersifat tidak larut sehingga tidak
beracun bagi organisme.

Zat Wana Empedu


Hasil perombakan sel-sel darah merah, terutama hemoglobin, menghasilkan
zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin, yang berwarna hijau
kebiru-biruan. Kedua zat itu selanjutnya akan diubah menjadi urobilin yang
berwarna kekuning-luningan yang akan memberi warna pada tinja (feses)
dan urine.
Ginjal (ren)
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia
yaitu urin. Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm.
Letak ginjal di rongga perut sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang
pinggang. Ginjal memiliki beberapa fungsi:
• mengeskskresikan zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah yang
mengandung nitrogen, misalnya ammonia, urea dan asam urat
• mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
• mengeskresikan kelebihan air, agaram, hormon, obat-obatan dan
vitamin.
• mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam
tubuh.
• Hasil ekskresi ginjal adalah larutan yang dinamakan urine.
Struktur Ginjal
● Ginjal manusia berbentuk
seperti kacang merah dengan
berat sekitar 0,5% dai berat
tubuh. Panjangnya sekitar
7-10 cm dengan lebar 6 cm
dan tebal 3cm.
Proses Pembentukan urine
Pembentukan urine terjadi di nefron yang meiputi tahap-tahap:

Augmentasi,
Filtrasi (penyaringan) zat penambahan zat yang
sisa metabolisme. Terjadi tidak diperlukan. Terjadi di
di glomerulus. tubulus kontortus distal
Hasilnya : Urin primer sampai tubulus kolektifus.
(filtrat glomerulus) Hasilnya : Urin
sesungguhnya.
Reabsorbsi (penyerapan
kembali) zat yang masih
berguna bagi tubuh. Terjadi
di tubulus kontrotus
proksimal sampai lengkung
Henle. Hasilnya : Urin
sekunder (filtrat tubulus).
Proses Pembentukan urine
Pembentukan urine terjadi di nefron yang meiputi tahap-tahap filtrasi,
reabsorpsi, dan augmentasi.

Filtrasi (penyaringan) zat sisa metabolisme. Terjadi di glomerulus.


Hasilnya : Urin primer (filtrat glomerulus)
Dalam proses penyaringan, molekul molekul air dan molekul-molekul kecil
lainnya, seperti glukosa, asam amino, urea, garam, dan ion-ion natrium,
bikarbonat, kalium, serta klorida didesak melintasi dinding kapiler
glomerulus dan kapsul Bowman menuju lumen tubulus konvulusi proksimal.
Bersamaan dengan proses penyaringan, terjadi pula pengikatan sel-sel darah,
keeping-keping darah, ataupun protein yang terdapat pada plasma darah
agar tidak ikut tersaring dan tetap tinggal di dalam darah.
Reabsorbsi (penyerapan kembali) zat yang masih berguna bagi tubuh.
Terjadi di tubulus kontortus proksimal sampai lengkung Henle. Hasilnya :
Urin sekunder (filtrat tubulus). Zat-zat tersebut, antara lain air, glukosa,
asam amino, vitamin, serta berbagai jenis ion. Proses rabsorpsi berfungsi
untuk mempertahankan komposisi air serta garam dalam cairan tubuh.
Proses tersebut dimulai di tubulus konvolusi proksimal dan berlanjut di
lengkung henle, tubulus konolusi distal dan saluran pengumpul.

Augmentasi, penambahan zat yang tidak diperlukan. Terjadi di tubulus


kontortus distal sampai tubulus kolektifus. Hasilnya : Urin sesungguhnya.
Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi proksimal
akan diteruskan ke tubulus konvuolusi distal. Di dalam tubulus
konvuolusi distal terjadi augmentasi, yaitu proses penambahan zat-zat
sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, misalnya urea. Dalam proses
tersebut, urea yang ada di dalam darah masuk ke dalam tubulus
konvuolusi distal dengan cara transport aktif.
Paru-paru
• Sebagai alat ekskresi paru-paru
berfungsi mengeluarkan uap air
(H2O) dan CO2
• Karbon dioksida dan air dari
seluruh jaringan akan diangkut
oleh darah melaui vena menuju
serambi kanan dan bilik kanan
jantung. Selanjutnya darah yang
mengandung karbon dioksida itu
dipompa ke paru-paru. Di dalam
paru paru, dibagian alveolus akan
berdifusi ke dalam alveolus untuk
dikeluarkan ke udara luar.
Hati
• Cairan empedu (bilus) yang
dihasilkan oleh hati merupakan
produk ekskresi yang dibentuk dari
perombakan atau pemecahan
hemoglobin yang telah using.
Kulit
• Fungsi utama kulit adalah sebagai
pelindung tubuh dari berbai
gangguan fisik seperti suhu,
radiasi, kekeringan, benturan fisik,
dan infeksi kuman penyakit.
• Sebagai alat ekskresi, kulit
berfungsi mengeluarkan keringat
yang dihasilkan oleh kelenjar
keringat. Keringat merupakan hasil
ekskresi yang terdiri atas air, garam
(NaCl), dan sedikit urea
Kelaianan atau Gangguan
pada Sistem Ekskresi
Albuminuria Anuria
Terjadi kegagalan Kelainan yang
filtrasi ditandai dengan
Gambar 1. Pengecekan kadar
(penyaringan) oleh tidak protein menggunakan dipstick
ginjal, terutama terbentuknya
filtrasi protein urine karena
(albumin). Albumin adanya kerusakan
kemudian glomerulus.
ditemukan dalam
urine.
Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari endapan
garam-garam mineral, misalnya kalsium
fosfat di dalam ginjal atau saluran urine
(ureter dan uretra). Terbentuknya batu ginjal
dapat dipicu oleh beberapa kebiasaan yang
kurang baik, seperti sering menahan buang
air kecil dan kurang minum.

pantangan bagi pengidap batu ginjal:


Garam yang Berlebihan (tinggi natrium
Makanan tinggi purin seperti jeroan, daging
dengan lemak jenuh tinggi

Ditangani Operasi Batu Ginjal dan Ureteroscopy


Diabetes mellitus
Diabetes mellitus ditandai dengan urine penderita
yang mengandung glukosa.
Disebabkan karena penderita kekurangan hormon
insulin hormon insulin yang diproduksi pankreas
sehingga proses perombakan glukosa menjadi
glikogen terganggu.
Glikogen adalah bentuk simpanan glukosa yang
dapat menjadi energi cadangan.

Gambar Glukometer (gula darah


normal tanpa puasa <200 mg/dl)
Diabetes Insipidus
Urine akan sangat banyak dan encer (hipotonis)
Penderita akan sering buang air kecil
Mengalami kehausan terus menerus dan dehidrasi
Hal tersebut terjadi karena tubuh penderita tidak
dapat membuat atau melepaskan hormone
antidiuretic (ADH). Air yang direabsorpsi sangat
sedikit karena saluran pengumpul dan dinding
tubulus distal menjadi tidak permeable.
Nefritis
Nefritis adalah suatu radang pada glomeruli yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Radang tersebut menyebabkam glomerulus tidak dapat menyaring
darah sehingga bahan-bahan buangan tetap ada di dalam darah.
Rusaknya glomerulus menimbulkan uremia sehingga air akan tertimbun dan
menyebabkan pembekakan terutama pada pergelangan kaki.

Gagal ginjal
Gagal ginjal akut terjadi saat ginjal mengalami kerusakan secara mendadak
dan tidak berfungsi dengan normal. Akibatnya, ginjal tidak dapat membuang
limbah metabolisme dari dalam tubuh dan tidak dapat menyeimbangkan air
serta elektrolit.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke
dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter,
uretra atau kandung kemih. Tetapi infeksi saluran kemih umumnya terjadi di
uretra dan kandung kemih. Mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi
Saluran Kemih / ISK adalah E. Coli / Escherichia coli di saluran kemih. Sering
terjadi pada anak perempuan dan wanita, karena uretra wanita yang lebih
pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh akses ke
kandung kemih.
Hepatitis
Hepatitis merupakan suau proses peradangan pada jaringan hati Peradangan
hati dapat disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti, bakteri,
protozoa, dan virus (hepatitis virus).

Sirosis Hati
Sirosis hati merupakan kondisi dimana
jaringan hati mengalami pengerasan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh
hepatitis, parasite hati, obat-obatan
tertentu dan kecanduan alcohol.
C. Teknologi untuk mengatasi Gangguan pada Sistem
Ekskresi
• Hemodialisis (Cuci Darah)
Proses pencucian darah adalah proses
penyaringan produk-produk sisa
metabolisme dari darah dengan
menggunakan mesin dialysis darah.
Darah diambil dari dalam tubuh
melalui vena. Antikoagulan
ditambahkan agar tidak terjadi
penggumpalan dan darah, dialirkan
melalui alat dialysis sebelum
dikembalikan ke dalam tubuh. Dialisis
selama 6-10 jam sebanyak tiga kali
dalam 1 minggu
C. Teknologi untuk mengatasi Gangguan pada Sistem
Ekskresi
Transplatasi Ginjal dengan teknik Laparoskopi
Transplatasi ginjal merupakan proses pencakokan (pemindahan)
ginjal ke dalam tubuh seseorang. Transplantasi ginjal dapat
menggunakan teknik laparoskopi, pembedahan menggunaan alat
khusus berupa kamera kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Perut pasien hanya akan disayat kecil/dilubangi sehingga dapat
mengurangi rasa sakit setelah dioperasi.
C. Teknologi untuk mengatasi Gangguan pada Sistem
Ekskresi
Test Pack Hepatitis
Test pack hepatitis merupakan teknologi sederhana untuk
mendeteksi penyakit hepatitis. Mirip test pack kehamilan yang
digunakan adalah darah, hanya untuk deteksi dini saja.

Inhaler
Obat semprot untuk penderita asma, digunakan untuk
mengurangi gejala sesak napas dengan merelaksasikan otot-otot
dalam saluran udara yang menyempit. Ventolin Inhaler merupakan
obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran
pernafasan seperti asma . Cara kerja merangsang secara selektif
otot bronkus sehingga mengalami relaksasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai