BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Urine merupakan hasil akhir proses filtrasi, reabsobsi dan ekskresi ginjal,
dan merupakan jendela untuk melihat apakah ada kelainan pada saluran kemih
(Soeparman & Sarwono,1990). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan
benar-benar meregang, pada saat itu urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,
darah ini terdiri dari sel darah dan plasma darah. Glomerulus berfungsi sebagai
glomerulus. Pada tubulus renalis akan terjadi penyerapan kembali dari zat-zat
yang sudah disaring pada glomerulus dan sisa cairannya akan diteruskan ke piala
basa. Organ ini menerima sekitar 20 % dari jantung, setara dengan hampir satu
liter urine per hari pada orang dewasa dan 2 – 5 ml/kg per jam pada anak-anak.
Volume ini dapat berbeda-beda bergantung pada kasus hidrasi pasien. Karena
bagian yang berbeda, di ginjal melakukan fungsi yang berbeda pula sehingga
banyak gangguan ginjal dapat diperkirakan dari evaluasi aspek-aspek tertentu saat
1. Proses filtrasi
dan zat terlarut dari kapiler glomerulus dalam gradien tekanan tertentu
tekanan darah dalam kapiler lain karena diameter arteriol eferen lebih
2. Proses reabsorbsi
serta semua glukosa dan asam amino pada filtrat glomerulus diabsorpsi
3. Proses sekresi
Arteri renalis
Afferent arteriole
Glomerulus
Urine
Sumber : (Setiadi,2007)
10
1. Warna
Urine encer berwarna kuning pucat, urine kental berwarna kuning pekat
dan urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan.
2. Bau
Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amoniak jika
didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan diet, misalnya pada
pH urine bervariasi antara 4,8 – 7,5 dan biasanya sekitar 6,0, tetapi juga
(Sloane,2004)
11
Komposisi urine terdiri dari 95 % air dan mengandung zat terlarut sebagai
berikut :
Meliputi urea dari determinasi protein, asam urat dari katabolisme asam
nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian kreatin fosfat dalam jaringan
otot.
2. Asam hipurat
3. Badan keton
4. Elektrolit
dan magnesium.
5. Hormon
6. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, vitamin atau enzim
7. Konstituen abnormal
Meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton,
zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus dan kemudian
Oleh karena kandung kemih terus terisi, reflek buang kecil menjadi
kuat. Jika buang air tidak terjadi kandung kemih akan terisi lagi dan reflek
ginjal dan saluran kencing, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh
seperti: hati, saluran empedu, pankreas, dll. Pemeriksaan urine rutin sebaiknya
rumah sakit, pemeriksaan rutin adalah sebagai berikut : warna, kejernihan, PH,
berat jenis, protein, glukosa, keton, darah, nitrat dan sedimen urine (mikroskopis)
(Gandasoebrata,2007).
komponen dalam urine tersebut normal atau abnormal dan juga dapat digunakan
laboratorium untuk infeksi, pada umumnya digunakan kencing pertama pagi hari
karena paling pekat dan terbanyak dapat menunjukkan kelainan. Maka dari itu
pemeriksaan urine hendaknya pada urine yang pertama kali keluar pagi hari atau
susunan kimiawinya oleh kuman maupun gambaran sel-sel dalam urine. Bila tidak
14
Urine yang disimpan juga akan berubah susunannya tanpa adanya asam:
asam urat dan garam-garam urat mengendap, terutama pada suhu rendah. Selain
itu, urine yang disimpan akan berubah susunannya oleh proses-proses oksidasi,
yang mengendap harus dicampur terlebih dahulu dengan cairan atas dengan cara
urine dapat ditampung sewaktu-waktu tetapi sebaiknya urine ditampung pada saat
pada indikasi pertama adanya infeksi dan juga dapat memperlihatkan keberadaan
sel darah putih yang pada orang normal hanya memiliki sedikit sel darah putih.
Tehnik yang paling sering digunakan adalah dengan memusingkan spesimen dan
Selanjutnya amati keseluruhan lapang pandang secara lebih detail dengan obyektif
kekuningan dengan tepi agak gelap (8µm) atau dengan tepi berduri dengan
diameter mengecil (5-6 µm) atau berbentuk cakram tipis dengan diameter
membesar (9-10µm). Bentuk eritrosit ini sering kali berubah pada spesimen urine
yang disimpan, tetapi hal ini tidak memiliki makna diagnostik karena normalnya
cakram jernih dan bergranular dengan diameter 10-15µm (inti mungkin terlihat)
- Organik
Terdiri atas sel-sel darah, sel-sel epithel, telur-telur parasit dan sebagainya.
- Anorganik
Terdiri dari hablur-hablur kimia yang tidak larut dalam urine yang terbagi
1. Pus
3. Sel-sel epithel
16
Sel-sel pada sedimen tidak mudah diketahui asalnya apakah dari ginjal,
saluran kencing atau uretra tetapi adanya sel yang terperangkap dalam protein
tubulus merupakan bukti bahwa sel tersebut berasal dari ginjal (Ronald &
Richard,2004).
- Sebaiknya digunakan urine pagi karena masih dalam keadaan pekat tetapi
dapat juga digunakan urine yang dikeluarkan sembarang waktu dan harus
hasil sedimennya, bagitu juga penyimpanan pada suhu kamar juga dapat
lama dikenal dan sudah sering dijumpai di berbagai pelayanan kesehatan primer
sampai sub spesialis. Infeksi ini merupakan salah satu lokasi infeksi tersering
setelah infeksi saluran pernafasan. Infeksi saluran kencing adalah suatu keadaan
adanya infeksi yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah leukosit dalam
sedimen urine atau ditemukan adanya leukosit dalam jumlah banyak per lapang
pandang besar (LPB). Selain itu infeksi saluran kencing juga ditandai dengan
17
(Naga,2012).
Infeksi saluran kencing merupakan salah satu infeksi yang sering dijumpai
dan perlu mendapat perhatian dari dokter dikarenakan alasan, antara lain:
Infeksi saluran kencing atau radang saluran kecing cenderung terjadi pada
wanita lebih pendek daripada uretra laki-laki dan dapat juga dikarenakan kelainan
asimptomatik), tetapi lebih sering menyebabkan disuria dan beser yang disertai
dengan nyeri pinggang dan demam. Faktor resiko lain infeksi saluran kencing
saluran kencing bagian atas yang diakibatkan oleh kongenital, dan batu
(Robbin,1996).
18
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan infeksi saluran kencing antara
lain :
3. Pusing,
5. Nyeri yang sering dan panas saat buang air kecil, kadang disertai
hematuria (Mandal,2008).
urinalisis laboratorium yang meliputi tes sedimen urine. Pada unsur sedimen
ditemukan salah satunya adalah leukosit, jumlah leukosit pada sedimen urine
normal di dapat 0 – 1/LPB. Tetapi jika didapat jumlah leukosit melebihi normal,
1. Urinalisis
2. Bakteriologi
3. Kultur Urine
dengan pemberian antibiotika sederhana, tetapi tidak jarang pada infeksi yang
berat dan sudah menimbulkan kerusakan pada berbagai organ dibutuhkan terapi
Sel darah putih (leukosit) merupakan bagian dari sel darah yang
hemopoetik dan jenis tak bergranula atau limfoid (mononuklear) yang diproduksi
infeksi (Sutedjo,2007). Hal ini terutama terlihat saat terjadi luka atau infeksi
jenis bakteri dimakan dalam proses ini, setelah fagositosis, granula spesifik dari
sel itu hancur dan hilang dan sementara membebaskan enzim-enzim hidolitis yang
dalam melindungi tubuh melawan infeksi berhubungan erat dengan dua sistem
protein tubuh yang larut, immunoglobulin dan komplemen. Protein ini yang juga
dapat terlibat dalam penghancuran sel darah pada sejumlah penyakit. Sedangkan
fungsi sel darah putih pada intinya adalah defensif, yaitu mempertahankan tubuh
20
terhadap benda asing termasuk kuman dan bakteri penyebab penyakit infeksi. Sel
darah putih ini terdapat pada sumsum merah, kura dan kelenjar limfa
(Gunarso,1988).
Leukosit sering ditemukan pada sedimen urin normal, tetapi tidak boleh >
5/LP. Semua jenis leukosit yang muncul dalam darah perifer juga dapat
ditemukan dalam urine (yaitu, limfosit, monosit, eosinofil), leukosit dalam urine
fungsi fagositosis, motil secara aktif, dan bergerak secara ameboid dengan
umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau
dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa infeksi atau inflamasi,
dapat juga karena kecepatan ekskresi leukosit yang meningkat yang disebabkan
motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin rendah, leukosit dapat ditemukan
dalam bentuk sel Glitter. Sel ini merupakan lekosit PMN yang menunjukkan
berkelompok.
21
Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi banyak
berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil
sewaktu, bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin sewaktu terlalu encer,
Sel darah putih yang sudah teridentifikasi dalam darah ada lima tipe ,
yaitu: neutrofil, basofil, eosinofil, monosit dan limfosit dengan prosentase jumlah
Neutrofil (55% dari total), Eosinofil (1-2% dari total), Basofil (0.5-1% dari total),
Monosit (6% dari total), dan Limfosit (35% dari total). Kelima tipe leukosit ini
dihitung berdasarkan proporsi atau prosentase tiap jenis leukosit dari seluruh
a. Neutrofil
70% bagian dari jumlah seluruh leukosit. Leukosit ini berukuran cukup besar,
yaitu dua kali besarnya eritrosit dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah
maupun diluar pembuluh darah. Neutrofil bereaksi paling cepat terhadap radang
dan perlukaan dibandingkan dengan leukosit jenis lainnya dan sebagai garis depan
dalam pertahanan selama fase infeksi akut. Segmen adalah neutrofil yang matang
sedangkan batang adalah neutrofil yang tidak matang yang akan memperbanyak
Granula pada neutofil terbagi menjadi granula primer yang muncul pada
stadium promielosit dan granula sekunder yang muncul pada stadium mielosit dan
terbanyak pada neutrofil matang. Kedua granula berasal dari lisosom yang primer
(Gunarso,1988).
infeksi oleh virus, leukemia, anemia aplastik dan anemia defisiensi besi.
b. Eosinofil
oleh zat warna yang bereaksi asam yaitu eosin dan mempunyai dua lobus dalam
23
leukosit ini dijumpai pada kasus alergi, infeksi parasit terutama cacing, flebitis,
kanker pada tulang, otak, testis dan ovarium. Sedangkan penurunan jumlah
c. Basofil
Adalah leukosit yang pada intinya terdapat banyak granula yang besar
menyerupai huruf S dan sitoplasma yang menutupu inti dan mengandung heparin
dan hestamin, merupakan 0,5-1 % dari jumlah seluruh leukosit. Basofil juga
pelepasan heparin. Dalam jaringan mast cells, granula yang terdapat pada basofil
luar biasa kasarnya dan dengan pewarna Wright tampak biru suram
(Gunarso,1988).
Peningkatan jumlah leukosit ini terjadi pada kasus inflamasi, leukemia dan
pada fase penyembuhan infeksi, sedangkan penurunan jumlah basofil terjadi pada
d. Limfosit
Adalah leukosit yang tidak bergranula dengan inti besar yang gelap
dihasilkan oleh jaringan limpatik dan berperan penting dalam proses kekebalan
(Sutedjo,2007).
- Limfosit berumur pendek dengan masa hidup sekitar 10-20 hari (tidak
atau lebih
Sedangkan sebagian kecil dapat mencapai umur sampai 5 tahun (campuran sel B
dan sel T). Sel limfosit dapat bergerak tetapi tidak dapat memfagositosis dan tidak
melekat pada permukaan gelas seperti yang terjadi dengan granulosit dan
makrofag. Sel limfosit setelah berada di jaringan dapat masuk kembali ke sistem
vaskuler.
1. Sel T dibedakan
pembuatan antibodi
2. Sel B dibedakan
- Plasma cells
- Memory B cells
dan B termasuk dalam golongan ini sel muda prekursor sel T dan B.
- Sel killer
infeksi virus, infeksi kronik dan multiple mieloma. Sedangkan penurunan jumlah
linfosit dijumpai pada kasus leukemia myeloid, penderita kanker, anemia aplastik,
e. Monosit
dan banyak vakuola halus sehingga memberi bentuk seperti kaca, berukuran dua
kali lebih besar dari eritrosit dan memiliki inti lebih besar di tengah oval atau
alat golgi. Monosit meliputi 3-8 % dari jumlah seluruh leukosit (Gunarso,1988).
penurunan jumlah monosit dijumpai pada kasus leukemia limfosit dan anemia
aplastik.
Sysmex UF- 500i adalah alat penganalisa pertikel urine secara full
sampel per jam dan dapat menghasilkan lima parameter utama yaitu eritrosit,
leukosit, epithel, silinder dan bakteri, serta informasi flagging seperti kristal dan
1. Eritrosit
2. Leukosit
3. Sel epithel
Sel epithel yang besar seperti squamous epithel cell dan transitional epithel
4. Silinder
cast patologis.
5. Kristal
Semua jenis kristal yang ditemukan oleh alat akan dikategorikan ke dalam
6. Yeast cell
7. Sperma
Mengukur kandungan elektrolit (K, Na, Cl) dalam sampel urine dan dapat
atau manual. Metode ini menggunakan tabung berskala, kamar hitung S-Y yang
terbuat dari akrilik, pipet plastik untuk memindahkan sedimen ke kamar hitung.
sediment 0.6 ml. Saat pemeriksaan sedimen tabung tersebut diisi dengan 12 ml
supernatan sehingga didapat sedimen sebanyak 0.6 ml. Pada metode ini digunakan
urine 12 ml, tetapi bila volume urine kurang dari 12 ml maka hasil harus
Tiap kamar hitung terdiri dari 2 jenis kamar hitung. Kamar hitung yang pertama
digunakan untuk cairan tubuh, sedangkan kamar hitung yang kedua digunakan
untuk pemeriksaan sedimen urine. Pada kamar hitung yang kedua, yang
digunakan untuk sedimen urine tiap kamar hitung terbagi menjadi 4 bidang
tersebut terbagi lagi dalam bidang kecil dengan ukuran 1/3 x ½ mm² sehingga
total didapatkan 24 bidang kecil. Tinggi kamar hitung adalah 0.05 mm. Untuk
pengukuran sedimen urine kuantitatif yaitu per µl urine yang dihitung dalam 4
bidang sedang. Dengan sistem ini luas lapangan yang dihitung adalah 4 mm²,
sedimen urine menggunakan sistem S-Y lebih teliti jika dibandingkan dengan cara
volume sampel yang sesuai dengan panjang, lebar dan tinggi kamar hitung yang
preparat dengan obyek glass, jumlah sampel yang diteruskan dan cara penutupan
7. Ramah lingkungan
YUNG
auto analyzer yang full otomatis yang dapat menganalisa 60 sampel per jam
dengan waktu analisa 75 detik per sampel. Untuk metode Shih -Yung merupakan
sehingga metode ini lebih teliti dari cara konvensional (manual). Meskipun secara
metode kuantitatif yang menghitung unsur sedimen per mikroliter urine. Untuk
30
2.6 Hipotesis