Anda di halaman 1dari 5

3 PROSES PEMBENTUKAN URINE PADA MANUSIA

Proses pembentukan urine pada manusia diproses di dalam organ bernama


ginjal. Ginjal memiliki peranan utama dalam mengatur sistem berkemih pada
manusia. Manusia masing – masing memiliki dua buah ginjal yaitu kanan dan kiri.
Ginjal memiliki struktur organ yang berfungsi sebagai proses pembentukan urine
melalui tiga tahapan yaitu :

1. Proses filtrasi/ penyaringan


2. Reabsorbsi/ penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan
3. Sekresi/ pengeluaran zat sisa metabolisme.

Selanjutnya adalah sekresi yaitu pengeluaran urine dari kandung kemih.


Proses pengeluaran urine ini dimulai dari ginjal kemudian dialirkan ke ureter
sampai berkumpul di kandung kemih. Setelah penuh dikandung kemih maka akan
merangsang syaraf –syaraf untuk keinginan berkemih.

Bagian bagian yang perlu diketahui dalam organ ginjal hubungannya


dengan proses pembentukan urin adalah :

1. Arteri afferent sebagai input masuknya darah dari vena porta


2. Glomerulus sebagai alat filtrasi
3. Capsula bowman merupakan tempat penghantar proses filtrasi ke duktus
4. Arteri efferent yaitu kembalinya darah dari ginjal ke vena porta, duktus
proksimal, loop of henle terdapat descenden (kebawah)
5. Scenden (keatas), tubulus distal tempat penyerapan kembali zat zat, kemudian
collecting duktus, ureter, kandung kemih dan uretra.

Untuk lebih mengenal dan memahami proses pembentukan urine, mari


simak penjelasannya berikut ini.

Proses Pembentukan Urine

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses pembentukan urine secara


jelas dan lengkap, maka proses – proses nya yaitu sebagai berikut ini :
1. Filtrasi / proses penyaringan

Filtrasi merupakan proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang


harus dibuang tubuh seperti urea, Cl, H2O/ air. Ginjal merupakan organ
penyeimbang cairan dalam tubuh. Proses filtrasi terjadi di glomerulus. Darah akan
masuk ke ginjal melalui arteri afferent membawa partikel – partikel darah yang
akan disaring. Dalam glomerulus, terjadi penyaringan yang harus melewati
membran filtrasi salah satunya celah –celah podocyte di capsula bowman.

Komponen komponen dalam darah yang kecil akan melalui celah


membran filtrasi seperti podocyte untuk terus dilanjutkan ke tubulus proksimal.
Partikel dalam darah yang besar seperti plasma dan protein/ albumin normalnya
tidak dapat tersaring dan tetap di dalam darah. Proses filtrasi ini ditentukan
melalui membran filtrasi yang terdiri dari sel entoteliel, epitel, dan podocyte.
Komponen membran filtrasi ini memiliki jarak yang cukup rapat namun masih
memungkinkan partikel kecil untuk melewatinya.

Dari proses filtrasi di glomerulus ini lalu melewati kapsula bowman


menuju tubulus proksimal. Proses filtrasi ini terjadi pada bagian renal curpusle
dari keseluruhan proses pembentukan urin. Proses filtrasi ini menghasilkan urine
yang masih mengandung zat zat yang berguna seperti glukosa, garam, dan asam
amino. Hasil filtrasi di sebut juga urine primer.

2. Reabsorbsi

Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal. Proses ini merupakan


proses diserapnya kembali zat zat yang masih bermanfaat untuk tubuh dan
masuknya zat zat lain dari tubuh yang tidak berguna. Reabsorbsi dilakukan oleh
sel sel epitel di tubulus. Zat zat yang direabsorbsi berasal dari urine primer yang
mengansung komponen seperti glukosa, asam amino, Na+, K+, Cl–, HCO3-, Ca2+,
dan air.

Air akan diserap kembali pada proses osmosis di tubulus dan loop of
henle. Zat zat yang masih berguna akan masuk kembali ke pembuluh darah.
Proses reabsorbsi ini akan terus berlangsung dari tubulus proksimal, masuk ke
tubulus descenden ke loop oh henle dan naik ke tubulus ascenden ke tubulus
distal. Saat urine berada di tubulus ascenden, garam dipompa keluar sehingga ure
menjadi lebih pekat. Dari proses reabsorbsi ini didapatkan urine sekunder.

3. Sekresi/ Augmentasi

Proses ini sikenal juga dengan proses Augmentasi. Urine sekunder


kemudian dialirkan menuju tubulus distal dan collecting duktus atau duktus
pengumpul. Di tubulus distal, pengeluaran zat sisa oleh darah seperti Kreatinin,
H+, K+, NH3 terjadi. H+ dikeluarkan untuk menjaga pH dalam darah. Proses ini
mengandung sedikit air dan menghasiilkan urine sesungguhnya. Urine yang
sesungguhnya kemudian menuju ductud collecting.

Urine ini mengandung urea, amonia, sisa sisa metabolisme protein, dan zat
zat racun yang berlebihan didalam darah seperti sisa sisa obat –obatan hormon,
garam mineral, dan sebagainya. Urine yang sudah jadi ini dari duktus collecting
dibawa menuju pelvis menuju kandung kemih melalui ureter dan keluar menuju
uretra untuk dikeluarkan dari tubuh. Urin yang sesungguhnya akan ditampung
lebih dulu di kandung kemih sampai batas tertentu sampai nerves yang berada
didekatnya mengirim impuls keinginan untuk berkemih atau proses ekskresi.

4. Ekskresi

Ekskresi merupakan bentuk pengeluaran urin dalam tubuh yang


melibatkan ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini merupakan proses
pengeluaran urin yang menstimulus nerves sekitar kandung kemih sebagai
penanda keinginan untuk miksi atau berkemih. Urin yang dikeluarkan memiliki
kandungan zat zat toksik bagi tubuh seperti kreatinin, ureum, asam urat, dan hasil
metabolisme lainnya termasuk sisa obat – obatan yang dikonsumsi. Tingginya
kadar kreatinin dan ureum dalam tubuh menyatakan buruknya kondisi ginjal.
Kadar kreatini juga digunakan sebagai patokan fungsi ginjal dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
Komponen normal dalam urine terdiri dari 96% air, 2% urea, dan 2% hasil
metabolisme lainnya. Hasil metabolik lainnya yaitu seperti zat warna dari empedu
yang memberikan warna kuning pada urine, zat zat yang berlebihan dalam darah
seperti vitamin B1 dan C. Hasil dari proses filtrasi di glomerulus hanya 1% yang
merupakan bagian dari volume urine dan 99% lainnya diserap kembali. Setiap
harinya jumlah air yang direabsorbsi kurang lebih 178 liter, glukosa 150 gram dan
garam 1200 gram.

Dalam proses pembentukan urine tersebut komponen ginjal yang paling


berperan adalah nefron. Fungsi utama nefron yaitu sebagai tempat proses
terjadinya filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Kerusakan pada nefron ginjal akan
mempengaruhi ketiga proses tersebut. Selain itu ginjal juga memiliki fungsi
lainnya seperti meregulasi hormon, regulasi elektrolit, menjaga keseimbangan pH,
menjaga tekanan osmolaritas, regulasi cairan dan sisa metabolisme, dan
glukoneogenesis. ke enam fungsi ginjal tersebut berada dalam proses
pembentukan urin atau lebih tepatnya proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine

Urine yang dihasilkan akan selalu berbeda- beda karena faktor faktor
berikut ini :

1. ADH (Hormon antidiuretik)

ADH berfungsi sebagai hormon yang mempermudah penyerapan air dari


tubulus distal ke duktud collecting. Hormon Adh ini saling mempengaruhi dengan
kadar konsentrasi air dalam tubuh. Jika konsentrasi air menurun, ADH akan
dialirkan bersama darah yang mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah
meningkat dan air masuk untuk diserap kembali. Urine terbentuk lebih sedikit.
Sebaliknya apabila konsentrasi air tinggi dalam darah, sekresi ADH akan menurun
dan menyebabkan penyerapan air di pembuluh distal berkurang. Urine menjadi
lebih banyak dan encer.
Pengeluaran hormon ADH distimulasi oleh konsentrasi cairan atau air
dalam plasma yang kemudian menstimulus sel neuroseretori di hipofisi posterior
sehingga menghasilkan peningkatan atau penurunan sekresi ADH. ADH tinggi,
reabsorbsi juga tinggi sehingga urine pekat. ADH rendah, reabsorbsi juga rendah
sehingga urine lebih banyak dan encer.

Anda mungkin juga menyukai