Anda di halaman 1dari 5

1.

anatomi ginjal sampai uretra

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti kacang merah.
Ukuran panjang 11 cm, Lebar 6 cm, tebal 3 cm, berat 135-150 gram, warna agak kecoklatan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.
1. . Filtrasi

Proses pembentukan urin yang pertama adalah proses filtrasi atau proses penyaringan darah.
dalam proses penyerapan tersebut urin menuju ke glomerulus. Glomerulus adalah kapiler darah
yang bergelung-gelung di dalam kapsula bowman. Ukuran saringan pada glomerulus membuat
protein dan sel darah tidak bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
yang berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan. Pada proses filtrasi akan terjadi dua
penyaringan yang memisahkan dua zat yang berbeda. Zat bermolekul besar beserta protein
akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan tertahan di dalam.
Kemudian zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer atau iasa disebut “filtrat
glomerulus”. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman
yang merupakan malpighi. Darah disaring oleh simpai Bowman dan zat-zat terlarut akan
masuk kedalam pembuluh lanjutan simpai Bowman yang terdapat dalam sumsum ginjal.
Filtrasi menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang
masih bermanfaat seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung zat yang
hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam keadaan
normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya
kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa yang larutannya merupakan pengantar
listrik) dan kristaloid (kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir
sama dengan cairan jaringan. Komposisi utama urin primer adalah air 900 gram, protein 0
gram, glukosa 1 gram, asam amino 0,5 gram, urea 0,3 gram, dan ion anorganik 7,3 gram.

2. Reabsorpsi

Reabsorpsi adalah proses penyerapan kembali urine primer yang telah di proses di badab
malphigi. Setelah mengalami proses filtrasi kemudian urine yang masih terdapat zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh diserap kembali dalam tubulus kontortus proximal. Zat-zat tersebut,
antara lain lain air, glukosa, asam amino, vitamin serta berbagai jenis ion, sentara itu, zat-zat
sisa yang tidak dapat digunakan, seperti urea dan kelebihan garam akan dikeluarkan dalam
bentuk urine. Proses reabsorpsi berfungsi untuk mempertahankan komposisi air serta garam
dalam cairan tubuh. Proses tersebut dimulai di tubulus kontortus proksimal dan berlanjut di
lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan kemudian menuju saluran pengumpul. Dalam
proses reabsorpsi, sekitar 50% urea dari jumlah yang ada dalam urine primer berdifusi kembali
ke dalam darah karena adanya perbedaan konsentrasi yang disebabkan oleh reabsorpsi air
antara urine primer, sel-sel tubulus konvolusi proksimal, dan darah. Sel-sel tubulus konvolusi
proksimal juga secara aktif mengekskresi bahan-bahan beracun dari dalam darah menuju urine
primer bersama beberapa bahan-bahan yang mengandung nitrogen, seperti kreatinin. Sebagian
besar zat-zat yang masih berguna tadi dapat mengalami proses reabsorpsi beberapa kali. Dari
proses reabsorpsi, akan dihasilkan filtrat tubulus atau urine sekunder. Di dalam urine sekunder
sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Volume urine sekunder
yang dihasilkan lebih sedikit daripada volume urine primer, bersifat isotonis terhadap cairan
tubuh (darah), dan mengandung urea serta beberapa ion mineral. Selanjutnya, urine sekunder
itu mengalir menuju lengkung Henle. Di dalam lengkung Henle juga terjadi proses penyerapan
kembali bahan-bahan yang masih berguna, terutama ion-ion natrium (Na+).

3. Augmentasi

Augmentasi adalah proses yang terjadi setelah proses filtrasi dan reabsorbsi. Proses augmentasi
adalah proses akir dari proses pembentukan urine dimana urine dan sisa-sisa zat makanan yang
tidak di butuhkan oleh tubuh akan di buang pada proses ini. Augmentasi menghasilkan urin
yang sesungguhnya, setalah urine di proses dan di serap kembali pada proses reabsorpsi. Proses
augmentasi yang merupakan proses terakhir pembuatan urine ini terjadi di nefron ginjal
tepatnya di tubulus kontortus distal yaitu bagian nefron ginjal yang berupa saluran setelah
gelung henle dan sebelum tubulus kolektivus artinya tubulus kontortus distal itu menerima
urine berupa urine sekunder yang datang dari tubulus kontortus proximal melalui gelung henle
yang kemudian akan dibuang ke tubulus kolektivus sebagai urine sesungguhnya setelah
mengalami augmentasi di tubulus kontortus distal ini .Tubulus kontortus distal ini di ginjal
berada di bagian medula ginjal yang hanya melalui sekali saluran lurus tubulus kolektivus urine
sudah mencapai pelvis renalis atau rongga ginjal .

Bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di
belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan
mengempis

Referensi :
Lauralee Sherwood. 2012.Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem Ed 8. Jakarta : EGC

Guyton dan Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Keduabelas. Singapore:
Saunders Elevier

Anda mungkin juga menyukai