Anda di halaman 1dari 10

Anestesi Pediatri

Anestesi Pediatri
1.      Perbedaan jalan napas orang dewasa dan anak-anak
JALAN NAPAS INFAN SIGNIFIKANSI
Pernapasan hidung yang Infan bernapas hanya melalui hidung
obligat, nares sempit yang mudah tersumbat oleh sekresi
Lidah yang besar Dapat menyumbat jalan napas dan
membuat laringoskopi dan  intubasi
lebih sulit
Oksiput yang besar Sniffing positon tercapai dengan
mengganjal bahunya
Glottis terletak pada C3 bayi Laring terletak lebih anterior;
yang prematur, C3-C4 bayi penekanan krikoid sering dapat
baru lahir, dan C5 dewasa membantu visualisasi
Laring dan trakhea berbentuk Bagian tersempit trakhea adalah
seperti corong krikoid; pasien sebaiknya
dipasangkan ETT berukuran < 30 cm
H2O untuk mencegah tekanan yang
berlebihan pada mukosa trakhea,
barotrauma
Pita vokalis lebih miring ke Insersi ETT mungkin lebih sulit
anterior
  ETT = endotracheal tube
2.      Perbedaan sistem pulmonal orang dewasa dengan anak-anak
SISTEM PULMONAL SIGNIFIKANSI
ANAK-ANAK
Alveoli yang sedikit dan lebih Jumlah alveoli pada usia 6 tahun 13
kecil kali lebih banyak dibanding bayi baru
lahir
Kemampuan pengembangan Kecenderungan kollaps jalan napas
lebih kecil lebih besar
Kurang elastis
Resistensi jalan napas lebih Tenaga untuk bernapas lebih besar
besar dan penyakit lebih rentan menyerang
Jalan napas lebih kecil saluran napas yang kecil
Iga-iga lebih horizontal, lebih Mekanisme kerja dinding dada tidak
lunak, dan mengandung lebih efisien
banyak kartilago
Mengadung otot tipe-1 (yang Bayi lebih mudah lelah
sangat oksidatif) yang lebih
sedikit
Kapasitas total paru (TLC) Desaturasi terjadi lebih cepat
kurang, RR dan metabolik lebih
cepat
Volume akhir lebih besar Ventilasi ruang rugi lebih tinggi
3.     Mengapa sistem kardiovaskuler pada anak-anak berbeda?
 Bayi baru lahir tidak mempu meningkatkan curah jantungnya (CO) dengan cara
meningkatkan kontraktilitasnya; CO hanya dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
denyut jantung (HR)
 Bayi mempunyai refleks baroreseptor yang immatur dan kemampuan kompensasi yang
terbatas hanya dengan cara meningkatkan denyut jantung (HR). Itu sebabnya bayi lebih
rentan terhadap efek depresi jantung anestetik volitile.
 Bayi dan infan mempunyai tonus vagus yang lebih tinggi sehingga cenderung bradikardi.
Tiga penyebab utama bradikardia adalah hipoksia, stimulasi vagus (laringoskopi), dan
anestetik volatile (mudah menguap). Bradiardi itu Tidak Baik.
4.    Tanda-tanda vital yang normal pada anak-anak
USIA HR RR SBP DBP
(tahun)
<1 120-160 30-60 60-95 35-69
1-3 90-140 24-40 95-105 50-65
3-5 75-110 18-30 95-110 50-65
8-12 75-100 18-30 90-110 57-71
12-16 60-90 12-16 112-130 60-80
HR = denyut jantung, RR = frekuensi napas, SBP = tekanan darah sistol,

DBP = tekanan darah diastol. Kaidah yang disetujui : tekanan darah = 80 mmHg + 2 x usia
5.    Kapan sebaiknya anak-anak dipremedikasi ? Obat apa yang sering dipakai ?
Anak-anak sering mengalami rasa takut dan gelisah yang sangat besar saat mereka terpisah
dari orang tua mereka dan saat induksi anestesi. Premedikasi dianjurkan oleh Vetter pada anak-
anak yang berusia 2-6 tahun dan belum pernah menjalani pembedahan atau tidak menerima
tuntunan dan pemahaman perioperatif atau yang gagal berinteraksi positif dengan layanan
perawatan kesehatan saat perioperatif. Telah banyak ditemukan perubahan tingkah laku yang
negatif pasca operasi pada anak-anak yang gelisah selama induksi.
         Medikasi Preoperatif Yang Sering Digunakan Dan Cara Pemberiannya
Obat Cara Keuntungan Kerugian
Pemberian
Midazolam po, pr, in, iv, Onset cepat, efek Rasanya tidak enak
sl samping minimal saat diberikan per
oral, menyengat
dalam hidung
Ketamin po, pr, in, iv, Onset cepat, Memperlambat
sl analgesia bagus emergensi, rasanya
tidak enak,
menyengat dalam
hidung
Fentanyl Otfc Rasanya enak, Dapat terjadi
anlagesik bagus, hipoksemia, mual
onset 45 menit
Diazepam po, pr, im Murah, efek Onset lama,
samping minimal emergensi jadi
berkepanjangan
Po = per oral, pr = per rektum, iv = intravena, sl = sublingual, im = intramuskuler,
in = intranasal, otfc = fentalnil sitrat transmukosa oral
6.    Teknik induksi yang sering digunakan pada anak-anak
 Induksi inhalasi adalah teknik induksi yang paling sering digunakan pada anak-anak
berusia < 10 tahun. Anak-anak disuruh menghirup N2O 70% dan oksigen 30% selama sekitar
1 menit; halotan kemudian diberikan secara perlahan. Konsentrasi halotan ditingkatkan 0,5%
setiap 3-5 kali bernapas. Jika anak itu batuk atau menahan napas, konsentrasi halotan tidak
boleh dinaikkan sampai batuk atau menahan napas itu berhenti. Sevofluran juga dapat
digunakan dengan atau tanpa N2O.
 Induksi inhalasi yang cepat atau “brutane” digunakan pada anak-anak yang tidak
kooperatif. Anak-anak dibaringkan kemudian dipasangkan sungkup yang mengandung N2O
70% dan oksigen 30%, dan halotan 3-5% atau sevofluran 8% pada mukanya. Teknik yang
seringkali tidak nyaman ini sebaiknya dihindari jika memungkinkan. Sekali anestesi telah
diinduksi, konsentrasi sevofluran atau halotan harus dinaikkan.
 Steal Inductiondapat digunakan saat anak-anak telah tidur. Induksi anestesi dilakukan
dengan menggunakan sungkup yangagak jauh dari muka si anak, kemudian konsentrasi
halotan atau sevofluran ditingkatkan secara bertahap. Tujuan hal ini adalah untuk
menginduksi anestesi tanpa membangunakan si anak.
 Induksi intravenadigunakan pada seorang anak yang telah dipasangi infus atau pada
anak-anak yang berusia > 10 tahun. Medikasi yang biasanya digunakan pada anak-anak
adalah tiopental 5-7 mg/kg; propofol 2-3 mg/kg; dan ketamin 2-5 mg/kg. Agar prosedur tidak
traumatik, krim EMLA (campuran anestesi lokal yang eutektos/mudah larut) diusapkan paling
kurang 90 menit sebelum infus IV dipasang.
7.   Mengapa keberadaan shunt kiri – ke – kanan (left – to – right) dapat mempengaruhi
induksi inhalasi?
Shunt kiri-ke-kanan intrakardiak menyebabkan overload volume pada sisi kanan jantung dan
pada sirkulasi paru. Pasien dapat menderita gagal jantung kongestif (CHF) dan penurunan
kemampuan pengembangan paru. Ambilan dan distribusi zat-zat inhalasi hanya terpengaruh
sedikit (minimal); waktu onset zat-zat intravena sedikit memanjang.
8.    Bagaimana dengan shunt kanan-ke-kiri (right-to-left) ?
Shunting kanan-ke-kiri intrakardiak menyebabkan overload ventrikel kiri. Pasien berkompensasi
dengan cara meningkatkan volume darah dan hematokrit. Hal ini penting untuk memelihara
resistensi vaskuler perifer tetap tinggi untuk mencegah peningkatan shunting kanan ke kiri.
Shunt seperti itu dapat sedikit memperlambat induksi inhalasi dan mempersingkat waktu onset
induksi zat-zat intravena.
9.   Hal – hal khusus lain yang harus diperhatikan pada anak – anak yang menderita
penyakit jantung
 Anatomi lesi dan arah aliran darah sebaiknya ditentukan. Resistensi vaskuler pulmonal
(PVR) perlu dijaga. Jika PVR meningkat, shunting kanan-ke-kiri dapat meningkat dan
memperburuk oksigenasi, sementara itu, pasien yang menderita shunt kiri-ke-kanan
mengalami arah aliran darah yang sebaliknya (sindrom Eisenmenger). Jika pasien menderita
shunt kiri-ke-kanan, penurunan PVR akan meningkatkan aliran daraj ke paru-paru dan
mengarah ke edema pulmonal. Menurunkan PVR pada pasien dengan shunt kanan-ke-kiri
dapat memperbaiki hemodinamik.
              Kondisi-kondisi yang Dapat Mningkatkan Shunting
Shunt Kiri-Ke-Kanan Shunt Kanan-Ke-Kiri
Hematokrit rendah SVR menurun
SVR meningkat PVR meningkat
PVR menurun Hipoksia
Hiperventilasi Hiperkarbia
Hipotermia Asidosis
Zat anestetik : Isofluran Zat anestetik: N2O,Ketamin ?
SVR = resistensi vaskuler sistemik; PVR = resistensi vaskuler pulmonal
 Gelembung udara harus dihindari dengan sangat cermat. Jika terdapat komunikasi
antara sisi jantung kanan dan kiri (defek septum ventrikel, defek septum atrium), injeksi udara
secara iv dapat berjalan melintasi komunikasi tersebut dan masuk ke sistem arteri. Hal ini
akan mengarah ke gejala-gejala SSP (susunan saraf pusat) jika udara tersebut menyumbat
suplai darah ke otak dan medulla spinalis (emboli udara paradoksikal).
 Antibiotik Profilaksis sebaiknya diberikan untuk mencegah endokarditis bakteri.
Medikasi dan dosis yang direkomendasikan dapat ditemukan pada pedoman Asosiasi
Jantung Amerika.
 Hindari Bradikardi
 Mengenali dan mampu menangani “tet spell”. Anak-anak dengan tetralogy of fallot
mengalami obstruksi aliran sebelah kiri (RVOT/right outflow tract ), overriding aorta, dan
stenosis atau atresia pulmonal. Beberapa diantaranya akan mengalami ucapan hipersianotik
(“tet spell”) akibat suatu stimulasi saat usianya bertambah. Episode seperti itu ditandai oleh
memburuknya obstruksi RVOT, mungkin sebagai akibat hipovolemia, peningkatan
kontraktilitas, atau takikardi saat stimulasi atau stress. Pasien sering ditangani dengan beta
blocker, yang sebaiknya dilanjutkan saat perioperatif. Hipovolemia, asidosis, menangis atau
gelisah yang berlebihan, dan peningkatan tekanan jalan napas sebaiknya dihindari.
Resistensi vaskuler sistemik (SVR) sebaiknya tetap terpelihara. Jika ucapan hipersianotik
terjadi saat periode perioperatif, penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain :
memelihara jalan napas, infus volume, meningkatkan kedalaman anestesia atau mengurangi
stimulus pembedahan. Fenilefrin sangat bermanfaat dalam meningkatkan SVR. Dosis
tambahan dari beta blocker juga dapat dicoba. Asidosis metabolik sebaiknya dikoreksi.
10.    Cara pemilihan ukuran ETT yang tepat ?
USIA Ukuran Diameter Interna (mm)
Bayi baru lahir 3,0 – 3.5
Bayi baru lahir – 12 bulan 3,5 – 4,0
12 – 18 bulan 4,0
2 tahun 4,5
> 2 tahun Ukuran ETT =
 ETT setengah nomor di atas dan setengah di bawah harus disiapkan
 Kebocoran di sekitar ETT sebaiknya kurang dari 30 cm H2O
 ETT sebaiknya dipasang pada kedalaman sekitar 3 kali dari diameter internanya.
11.  Dapatkah ETT yang ber-cuff digunakan pada anak-anak ?
ETT yang ber-cuff dapat diguanakan pada anak-anak. Tentu saja cuff tersebut mengambil
tempat sehingga membatasi ukuran ETT. Namun, Khine dkk., telah memperlihatkan bahwa pipa
yang ber-cuff telah sukses digunakan bahkan pada neonatus tanpa peningkatan komplikasi.
12.  Dapatkah laryngeal mask airway (LMA) digunakan pada anak-anak?
LMA dapat sangat bermanfaat pada pediatrik. Alat ini dapat membantu pada jalan napas sulit,
baik sebagai teknik tunggal, maupun digunakan bersama-sama dengan ETT.
13.  Bagaimana cara pemilihan ukuran LMA yang tepat ?
Berat Badan Anak Ukuran LMA
Neonatus sampai 5 kg 1
Infan 5-10 kg 1½
Anak-anak 10-2 kg 2
Anak-anak 20-30 kg 2½
Anak-anak/dewasa muda > 30 kg 3
14. Mengapa farmakologi obat-obat anestetik yang sering digunakan pada anak-anak
berbeda?
 Konsentrasi alveolar minimal (MAC) zat-zat volatile lebih tinggi pada anak-anak
dibanding dewasa. MAC tertinggi adalah pada infan 1-6 bulan. Bayi prematur dan neonatus
mempunyai MAC yang rendah
 Anak-anak mempunyai toleransi yang lebih tinggi terhadap efek disritmik epinefrin pada
anestesi umum dengan zat-zat volatile
 Anak-anak pada umumnya mempunyai keperluan obat (mg/kg) yang lebih tinggi karena
mempunyai distribusi volume yang lebih besar (lebih banyak lemak, lebih banyak cairan
tubuh)
 Opioid sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada anak-anak yang berusia < 1 tahun,
yang lebih sensitif terhadap efek depresan pernapasan
15.  Bagaimana penatalaksanaan perioperatif pada anak-anak?
 Pemeliharaan diperhitungkan dengan cara berikut :
 Infan < 10 kg                               4 ml/kg/jam
 10-20 kg                                      40 + 2 ml/lg/jam setiap < 10 kg
 Anak-anak > 20 kg                     60 + 1 ml / kg / jam setiap > 20 kg
 Estimasi defisit cairan (EFD) sebaiknya dihitung dan diganti dengan cara :
 EFD = pemeliharaan x jam sejak asupan oral terakhir
 ½ EFD + pemeliharaan diberikan pada jam pertama
 ¼ EFD + pemelihataan diberikan pada jam ke-2
 ¼ EFD + pemelihataan diberikan pada jam ke-3
 Seluruh EFD sebaiknya diganti pada kasus-kasus besar. Untuk kasus kecil, 10-20 ml/kg
solusi garam yang ditakar dengan atau tanpa glukosa biasanya sudah adekuat.
 Estimasi volume darah (EBV) dan kehilangan darah (ABL) sebaiknya dihitung pada
setiap kasus.
16.  Cairan pengganti apa yang paling sering digunakan pada anak-anak ? Mengapa?
Garam natrium yang ditakar (BSS) seperti RL dengan glukosa (D5RL) atau tanpa glukosa (RL)
direkomendasikan dalam hal ini. Pada bayi yang lahir baik, terlihat bahwa hipoglikemia dapat
terjadi pada anak sehat yang menjalani prosedur invasif jika tidak digunakan cairan yang
mengandung glukosa. Namun ditemukan adanya hiperglikemia yang terjadi pada mayoritas
anak-anak yang telah diberikan solusi yang mengandung glukosa 5%. Beberapa penulis
menganjurkan penggunaan cairan yang mengandung glukosa 1% atau 2,5%. Yang lain masih
menggunakan solusi glukosa 5% untuk pemeliharaan, namun direkomendasikan bukan BSS
yang mengandung non-glukosa untuk third space atau kehilangan darah. Pada operasi mayor,
sangat penting untuk memeriksa kadar glukosa secara berseri dan untuk menghindari hiper-
atau hipoglikemia.
17.  Nilai-nilai EBV pada anak-anak?
USIA EBV (ml/kg)
Neonatus 90
Infan sampa 1 tahun 80
Lebih dari 1 tahun 70
18.  Cara mengkalkulasi (menghitung) jumlah kehilangan darah (blood loss)?
Dimana ABL = kehilangan darah, EBV = estimasi volume darah, px = pasien, dan hct
=hematokrit. Nilai hematokrit terendah bervariasi antara tiap individu. Transfusi darah biasanya
dipertimbangkan saat hematorkit kurang dari 21-25%. Jika terdapat masalah pada tanda-tanda
vital, transfusi darah perlu diberikan lebih dini. Sebagai contoh, seorang infan berusia 4 bulan
dijadwalkan untuk rekonstruksi kraniofasial. Dia sehat, dengan asupan oral terakhir diperoleh 6
jam sebelum tiba di ruang operasi. BB = 6 kg, hct preoperatif = 33%, nilai hct terendah = 25%.
Pemeliharaan                        =  BB x 4 ml/jam = 24 ml/jam
EFD                                       =  pemeliharaan x 6 kg = 144 ml
EBV                                       =  BB x 80 ml/kg = 480 ml
EBL
19.  Mengapa manifestasi hipovolemia berbeda pada anak-anak ?
Anak-anak yang sehat telah berkompensasi terhadap kehilangan volume akut sebesar 30-40%
sebelum terjadi perubahan tekanan darah. Indikator awal yang paling jelas pada syok
hipovolemik yang terkompensasi pada anak-anak adalah takikardi persisten, vasokonstriksi
kutaneus, dan penurunan tekanan darah.
20.  Respon sistemik terhadap kehilangan darah ?
Respon Sistemik terhadap Kehilangan Darah pada Anak-anak
Sistem Kehilangan Kehilangan Darah Kehilangan
Organ Darah <25 % 25-40% Darah > 45%
Jantung Nadi lemah dan HR meningkat Penurunan TD,
cepat, HR peningkatan HR ,
meningkat bradikardi
mengindikasikan
kehilangan darah
yang berat dan
mengarah ke
kollaps sirkulasi
SSP Lesu, bingung, Perubahan LOC, Komatous
cengeng kurang berespon
terhadap nyeri
Kulit Kedinginan, Sianotik, Pucat, dingin
berkeringat penurunan
pengisian kapiler ,
ekstremitas dingin
Ginjal Penurunan UOP UOP minimal UOP minimal
HR = denyut jantung, TD = tekanan darah, LOC = tingkat kesadaran, UOP = produksi urine
21.  Anestesi regional yang sering dilakukan pada anak-anak
Blok epidural kaudal adalah teknik anestesi yang paling sering dilakukan pada anak-anak.
Biasanya, pada anak-anak yang teranestesi diberikan tambahan analgesia intraoperatif dan
post-operatif. Teknik ini paling sering dilakukan untuk pembedahan ekstremitas bawah,
perineum, dan abdomen bawah. Blok epidural thoraks dan lumbal juga dapat digunakan untuk
penhilang nyeri pasca operasi. Namun hal ini sebaiknya dilakukan hanya oleh operator yang
berpengalaman.
22.  Anestetik lokal apa yang biasanya digunakan
Bupivakain dengan konsentrasi 0,125-0,25% adalah anestesi lokal yang paling sering
digunakan. Bupivakain 0,25% menghasilkan analgesia intraoperatif yang bagus dan
menurunkan kebutuhan MAC pada anestesi inhalasi. Namun, obat ini dapat menyebabkan
blokade motorik yang mengganggu proses keluarnya pasien dari rumah sakit. Bupivakain
0,125% menghasilkan blok motorik pasca operatif yang minimal, namun tidak memberikan
analgesia intraoperatif dan tidak menurunkan keperluan MAC. Gunter memperlihatkan bahwa
bupivakain 0,174% menghasilkan analgesia intraoperatif yang baik dan blok motorik yang
minimal serta menurunkan kebutuhan MAC zat volatile.
23.  Dosisnya
Dosis Anestesi Lokal yang Sering Diterapkan pada Blok Kaudal
DOSIS TINGKAT BLOK JENIS OPERASI
(cc/kg)
0,5 Sakral/lumbal Penis, ekstremitas bawah
1 Lumbal/thoraks Abdominal bawah
1,2 Thoraks atas Abdominal atas
Dosis toksik bupivakain pada anak-anak = 2,5 mg/kg; pada neonatus =
1,5 mg/kg
 

24.  Apa yang dimaksud dengan blok fasia iliaka dan diindikasikan untuk apa ?
Blok fasia iliaka adalah teknik untuk menganestesi nervus femoral, obturator, dan kutaneus
lateralis. Blok ini menghasilkan analgesia pada paha atas dan baik untuk pasien yang
mengalami fraktur femur atau pasien yang menjalani prosedur-prosedur seperti osteotomi, biopsi
otot, atau grafting kulit.
25.  Gambarkan komplikasi pasca operasi yang tersering !
 Mual dan muntah merupakan penyebab tersering dari tertundanya waktu keluar pasien.
Terapi terbaik untuk mual dan muntah post-operatif adalah dengan pencegahan. Menghindari
opiod akan mungurangi insidensi mual dan muntah post-operatif sepanjang ada penghilang
nyeri yang adekuat (seperti berfungsinya blok kaudal pada pasien). Penatalaksanaan yang
dapat dilakukan adalah pemberian cairan intravena dan penghentian asupan oral. Jika
muntah menetap, metoklopramid, droperidol, atau ondansetron dapat dicoba. Jika muntah
tidak teratasi, pasien sebaiknya diobservasi.
      Faktor-faktor yang Meningkatkan Insidensi Mual dan Muntah Pasca Operasi
Faktor Pasien Faktor Pembedahan/Anestesi
Pasien berusia > 6 tahun Lama pembedahan > 20 menit
Riwayat mual dan muntah Bedah mata
sebelumnya Tonsilektomi/adenoidektomi
Riwayat motion sickness Pemberian narkotik
Mual pre-operatif ? Nitrous Oksida
Sangat gelisah saat preoperatif
 Masalah pernapasan, utamanya laringospasme dan stridor lebih sering ditemukan pada
anak-anak dibanding pada orang dewasa. Penatalaksanaan laringo-spasme antara lain :
oksigen bertekanan positif, maneuver Fink (jaw thrust yang nyeri), suksinilkolin, dan intubasi
ulang jika perlu. Stridor biasanya ditangani dengan oksigen yang dihumidifikasi
(dilembabkan), steroid, dan epinefrin rasemik.
KONTROVERSI
26.    Apa signifikansi rigiditas otot masseter ?
 Rigiditas otot masseter terjadi pada 1% anak-anak yang menerima halotan dan
suksinilkolin. Tambahan natrium thiopental dapat mengurangi insidensi itu, meskipun
mekanisme kerjanya belum diketahui.
 Rigiditas otot masseter bisa jadi gejala pertama hipertermia maligna (MH), tapi juga
dapat terjadi pada pasien yang tidak diduga MH.
27.    Bagaimana penatalaksanaan pasien yang mengalami rigiditas otot masseter ?
 Sumber insidensi MH akibat rigiditas otot masseter masih kontroversi. Kebanyakan
penulis percaya bahwa insidensinya 1% atau kurang; namun salah satu penelitian terbaru
menunjukkan bahwa insidensi itu dapat setinggi 59% pada pasien yang diperiksa melalui
biopsi otot.
 Saat rigiditas otot masseter terjadi, masalah utama adalah apakah mengganti teknik
yang tidak memicu atau menghentikan prosedur. Penulis biasanya setuju pada teknik yang
tidak memicu dan operasi tetap dilanjutkan, kecuali terjadi tanda-tanda MH atau spasme otot
masseter yang berat sehingga intubasi tidak memungkinkan.
 Pasien sebaiknya dipantau setelah post operatif untuk melihat adanya peningkatan kadar
kreatin fosfokinase (CPK) dan tanda-tanda MH yang lain (HR, TD, suhu, mioglobin urine).
Jika kadar CPK postoperatif > 20.000, pasien sebaiknya ditangani dan didiagnosis sebagai
MH. Jika CPK < 20.000, namun masih meningkat signifikan, penatalaksanaan MH sebaiknya
dipertimbangkan, termasuk biopsi otot. Jika CPK normal atau meningkat minimal, pasien
mungkin tidak berisiko MH.
28.   Gambarkan penatalaksanaan pasien yang mengalami infeksi saluran napas atas ?
1.  Risiko memburuknya pernapasan setelah dua minggu menderita infeksi saluran napas atas
(ISPA), 9-11 kali lebih besar. Penyebab gangguan pulmonal antara lain :
 Penurunan kapasitas difusi oksigen
 Penurunan kemampuan pengembangan dan peningkatan resistensi
 Penurunan volume akhir
 Meningkatnya shunting (ketidaksesuaian ventilasi-perfusi), ambilan oksigen paru lebih
cepat
 Peningaktan insidensi hipoksemia
 Peningkatan reaktivitas jalan napas
2.   ETT meningkatkan risiko gangguan pernapasan
3.   Rekomendasi umum untuk anak-anak dengan ISPA ringan
 Mendiskusikan peningkatan risiko dengan pasien
 Mencoba untuk menghindari intubasi
 Penggunaan antikolinergik untuk menurunkan sekresi dan reaktivitas jalan napas
4.   Pada anak-anak yang demam, ronkhi yang tidak jelas dan batuk, sinar X dada abnormal,
hitung sel darah putih yang tinggi, atau penurunan derajat aktivitas sebaiknya dibuat jadual
ulang.
29.  Apa keuntungan dan kerugian sistem sirkuit dan sirkuit bain pada anak-anak?
Keuntungan dan Kerugian Sistem Sirkuit dan Sirkuit Otak Bain
Sirkuit Keuntungan Kerugian
Sistem Sirkuit ·    Konsentrasi gas ·    Desainnya rumit, katub
inspirasi yang relatif satu arah
konstan ·    Bayi kecil (< 10 kg)
·    Kelembaban dan panas harus bernapas lebih kuat
lebih alami untuk mengatasi resistensi
·    Polusi pada ruang katub
operatif minimal
Sirkuit Bain ·    Ringan ·    Kebanyakan mesin
·    Baik untuk ventilasi anestesi memerlukan
spontan atau terkontrol pemasangan khusus pada
·    Resistensi minimal alat ini
·    Gas yang diekshalasi ·    Pipa dalam dapat
dari luar pipa membuat bengkok atau tidak
gas yang akan terhubung
diinspirasikan lebih hangat
dan lebih lembab (dalam
teori)
30. Apakah orang tua dibolehkan untuk menemani anaknya saat induksi anestesi ?
Anak-anak yang lebih muda dapat sangat gelisah dan ketakutan saat mereka dipisahkan dari
orang tuanya sebelum pembedahan. Mengizinkan orang tua untuk menemani anak di ruang
operasi dapat memfasilitasi induksi anestesi pada beberapa kasus. Orang tua dan anak-anak
sebaiknya diberitahu dan disiapkan menganai apa yang akan dilakukan. Orang tua sebaiknya
siap meninggalkan ruang operasi saat anestesiologis yakin hal tersebut memang lebih tepat.
Keberadan orang tua sering merasa gelisah, enggan, dan histeris di ruang operasi dapat sangat
mengganggu. Seorang anestesiologis yang tidak nyaman dengan mengizinkan orang tua pasien
untuk ikut serta saat induksi mungkin sebaiknya tidak mengizinkan mereka untuk ikut serta.
Pada anak-anak yang tidak kooperatif atau ketakutan, keberadaan orang tua dapat bermanfaat,
namun juga dapat sebaliknya.

REFERENSI
Rita Agarwal, Anestesia Secrets, 3 Ed, Chapter 60.

Anda mungkin juga menyukai