Dosen Pembimbing
Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan
kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis
Jakarta April 2019
DAFTAR ISI
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei. Penyakit Akibat kerja (PAK) menurut Kepres RI No. 22
tahun 1993 adalah penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat dari kecelakaan maupun pajanan di
tempat kerja.
7(tujuh) langkah prinsip penegakan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja.
Adapun topik yang kelompok pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem
Kedokteran Komunitas adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan
PAK dan Pengendalian Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini kelompok melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada penjual
ayam penyet. Dalam sehari beliau dapat bejualan hingga 11 jam Berikut ini adalah deskripsi
waktu kerja Pak Setiono :
Buka : pukul 06.00 WIB
Istirahat : tidak tentu, biasanya saat tidak ada pembeli
Pulang : pukul 17.00 WIB
Saat mengamati pekerjaannya, Ibu Erna hanya menggunakan alat pelindung diri berupa
baju panjang, kerudung dan sandal jepit. Ibu Erna tidak memakai APD yang memadai karena
beliau merasa tidak nyaman, panas dan beranggapan menghambat bekerja.
Setelah kami bertanya kepada Ibu Erna ternyata Bahaya Potensi akibat berdagang nasi dan
lauk pauk sangat tinggi karena APD dan tempat kerja tidak sesuai . Selain itu karena terlalu lama
berdiri untuk memasak, menyiap bahan dan mengulek menyebabkan pegal di kaki dan tangan
serta rasa panas di tangan. Rasa panas ini mungkin disebabkan karena percikan cabai dan minyak
goreng. Risiko kecelakaan kerja juga cukup tinggi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
menggunakan alat pengaman diri dalam pekerjaannya, mungkin faktor pendidikan Ibu Erna
kurang mendapatkan informasi bagaimana melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan
baik.
Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Wawan adalah “kebiasaan
telat makan siang” dan Bapak Setiono juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan,
kondisi kesehatannya akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak Setiono juga akan
menurun serta hal yang tidak diharapkan lainnya akan terjadi seperti kecelakaan saat bekerja,
penyakit yang timbul pada waktu yang lama seperti terkena paparan debu kendaraan atau karena
terlalu lama berdiri.
BAB II
PEMBAHASAN
STATUS KESEHATAN PENDERITA
1. Identitas Penderita
Nama : Ny. Erna
Umur : 35 tahun
Kedudukan Keluarga : Istri
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Nasi dan Lauk Pauk
Status : Sudah Menikah
Tanggal kunjungan : 24 April 2019
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama : merasa pegal di tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat penyakit sekarang : setiap hari berdagang 11 jam, mengeluh panas di tangan
akibat mengulek sambal disertai pegal di kaki karena
terlalu lama berdiri
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga : Ibu dan kakak kandung mengidap penyakit hipertensi
3. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan : Pedagang Nasi dan lauk pauk
Jenis pekerjaan Bahan yang Tempat kerja Lama kerja
digunakan
Pedagang Nasi dan Alat masak, minyak, Cempaka Putih 11 jam dan sudah
Lauk Pauk bahan masakan, membuka usaha ini
sandal jepit selama 4 tahun
2. Uraian tugas pekerjaan
Bangun jam 04.00 kemudian pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang akan
dijual sampai jam 05.00 dengan menggunakan sepeda motor tanpa menggunakan helm
dan masker, alasannya dikarenakan jarak rumah ke pasar dekat hanya membutuhkan
waktu kurang lebih 5 menit. Berangkat ke tempat kerja dengan menggunakan motor
tanpa menggunakan helm serta masker dan sampai di tempat kerja jam 05.30.
Sesampainya ditempat jualan, Ibu Erna kemudian memasak di dapur sampai jam 11.00.
Ibu Erna tidak bekerja sendirian beliau dibantu oleh asistennya dalam menyajikan
makanan di etalase, dan melayani pembeli. Setelah selesai memesak kemudian Ibu Erna
melayani pembeli sampai nasi dan lauk pauk habis Istrirahat hanya saat sepi pembeli
dengan waktu yang tidak menentu. Tutup dagangan jam 17.00 lalu beriap-siap untuk
pulang. Pulang jam 18.00 dengan menggunakan motor. Bekerja 5 hari dalam seminggu
(Senin-Jumat). Tanggal merah tidak berjualan.
3. Bahaya potesial
1.Urutan kegiatan :
07.00-05.00: Berangkat ke pasar untuk membeli bahan yang akan dimasak
untuk dijual
05.15: Berangkat ke tempat kerja menggunakan motor
05.30: sampai di tempat kerja
06.00-06.30: mempersiapkan tempat dagang
06.30-11.00: memasak dan menyiapkan nasi dan lauk pauk di etalase
11.00-17.00: melayani pembeli
(Jam tidak menentu) : Jika sepi pembeli : istirahat (duduk)
Sekitar pukul 15.00-15.30: Makan siang
17.15-17.30: merapihkan dagangan
18.00: pulang ke rumah menggunakan motor
Kimia -
4. Pemeriksaan :
A. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum : kompos mentis
2. Tanda vital : - tekanan darah : 90/70 mmHg
- frekuensi nadi : 100 kali/menit
-frekuensi nafas : 25 kali/menit
- suhu : 37oC
3. keadaan gizi : - BB : 70 kg
- TB : 155 cm
- BMI : 70 / (1,55)2 = 24,5 ( normal)
- kesan : gizi normal
B. Pemeriksaan klinis
1) Kelenjar limph :
- Leher : Normal
- Axilla : Normal
- Groin : Normal
- Inguinal : Normal
2) Mata :
- Pupil : bulat isokor
- Reflex cahaya : postif
- Sklera : tidak ikterik
- Konjungtiva : tidak anemis
- Bola mata : normal
- Visus : 6/6
- Persepsi warna : baik
3) Hidung:
- Septum nasi : normal
- Mukosa : baik
- Penciuman : normosmik/normosmik
4) Gigi / Gusi : Baik
- 87654321 -87654321
- 87654321 -87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi
susu) gigi molar/geraham
5) Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
6) Leher :
Kelenjar thyroid normal / JVP normal
7) Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
8) Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
9) Genito urinary : Normal
10) Anorectal : Normal
11) Ekstremitas & muscular sistem :
c. Pemeriksaan radiologis
Foto Rontgen thorax PA/lateral
d. Pemeriksaan Non-Lab
Spirometri:
- melihat fungsi paru
- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran anatomis
Audiometri: - dilakukan untuk medical check up
- jenis gangguan pendengaran
- fungsi dari telinga
Diagnosis okupasi
M79.1 : -
Kategori Kesehatan
Kesehatan baik
8. Prognosa
Ad vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
Ad sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fugsional)
Prognosa okupasi : Ad Bonam
Pemecahan Masalah
Untuk Ibu Erna, kami menyarankan agar menggunakan masker, apron dan sarung tangan saat
bekerja agar menghindari trauma dari percikan panas minyak, air rebusan masakan, sayatan
pisau dan goresan parutan. Sebaiknya Ibu Erna menyamakan frekuensi duduk dan berdirinya
agar tidak terjadi osteoarthritis, myalgia atau low back pain. Kami juga menyarankan Ibu Erna
untuk memulai kebiasaan sarapan sebelum berkerja dan menyisihkan waktu untuk makan siang
teratur agar tidak terkena gastritis serta menyisihkan waktu dengan keluarga dan kerabatnya agar
tidak mengalami stress kerja.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ibu Erna sudah mengetahui alat pelindung diri yang harus digunakan untuk
menghindari dari bahaya, beliau bekerja 11 jam sehari ( sudah melebihi batas yang hanya 8
jam ). Disini kami menduga Ibu Erna berisiko terkena osteoarthritis, low back pain, dan
myalgia berdasarkan penilaian kami dari segi fisik, biologis, kimia, dan ergonomi,
psikososial.
B. Saran
Kami lebih menekankan edukasi kepada Ibu Erna agar menggunakan helm dan masker
saat berkendara. Setiap bekerja diharapkan memakai masker, apron dan sarung tangan
agar menghindari trauma dari percikan panas minyak , air rebusan masakan, sayatan
pisau dan goresan parutan dan tetap selalu meggunakan alas kaki.
Lampiran