Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA


TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
PADA PEDAGANG NASI DAN LAUK PAUK

Dosen Pembimbing

dr. Pitut Aprilia, MKK

Oleh :

Cika Hanandiya 2016730118

Haniyathu Thoyibah 2016730122

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan
kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penulis
Jakarta April 2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
HASIL PENGAMATAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Teknik pengamatan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Status Kesehatan Penderita ( Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ) Error! Bookmark not
defined.
C. Langkah Prinsip Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ... Error! Bookmark not
defined.
KESIMPULAN DAN SARAN................................................ Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Saran ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
REFERENSI ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
DOKUMENTASI .................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei. Penyakit Akibat kerja (PAK) menurut Kepres RI No. 22
tahun 1993 adalah penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat dari kecelakaan maupun pajanan di
tempat kerja.
7(tujuh) langkah prinsip penegakan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja.

 Langkah-1 : Tetapkan diagnosa klinis.


 Langkah-2 : Identifikasi paparan potensi risiko bahaya.
 Langkah-3 : Cari hubungan antara langkah-2 dgn ggn kesehatan yg timbul.
 Langkah-4 : Evaluasi dosis pajanan (mis : NAB)
 Langkah-5 : Cari pernanan faktor individu/kerja dalam timbulnya PAK.
 Langkah-6 : Cari peranan faktor diluar kerja (non-occupational factors).
 Langkah-7 : Tetapkan diagnosis PAK.

1.1 Pedagang Kaki lima


A. Pengertian pedagang kaki lima
Menururt KBBI pedagang kaki lima adalah serambi muka (emper) toko di pinggir jalan
(biasanya berukuran lima kaki, biasanya dipakai sbg tempat berjualan)
Pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja
dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar)
yang (seharusnya) diperuntukkan untuk pejalan kaki (pedestrian)

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan


2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Jenis Usaha : Pedagang
4. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 24 April 2019
5. Lokasi : Cempaka Putih

Adapun topik yang kelompok pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem
Kedokteran Komunitas adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan
PAK dan Pengendalian Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini kelompok melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada penjual
ayam penyet. Dalam sehari beliau dapat bejualan hingga 11 jam Berikut ini adalah deskripsi
waktu kerja Pak Setiono :
 Buka : pukul 06.00 WIB
 Istirahat : tidak tentu, biasanya saat tidak ada pembeli
 Pulang : pukul 17.00 WIB

Saat mengamati pekerjaannya, Ibu Erna hanya menggunakan alat pelindung diri berupa
baju panjang, kerudung dan sandal jepit. Ibu Erna tidak memakai APD yang memadai karena
beliau merasa tidak nyaman, panas dan beranggapan menghambat bekerja.

Setelah kami bertanya kepada Ibu Erna ternyata Bahaya Potensi akibat berdagang nasi dan
lauk pauk sangat tinggi karena APD dan tempat kerja tidak sesuai . Selain itu karena terlalu lama
berdiri untuk memasak, menyiap bahan dan mengulek menyebabkan pegal di kaki dan tangan
serta rasa panas di tangan. Rasa panas ini mungkin disebabkan karena percikan cabai dan minyak
goreng. Risiko kecelakaan kerja juga cukup tinggi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
menggunakan alat pengaman diri dalam pekerjaannya, mungkin faktor pendidikan Ibu Erna
kurang mendapatkan informasi bagaimana melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan
baik.

Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Wawan adalah “kebiasaan
telat makan siang” dan Bapak Setiono juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan,
kondisi kesehatannya akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak Setiono juga akan
menurun serta hal yang tidak diharapkan lainnya akan terjadi seperti kecelakaan saat bekerja,
penyakit yang timbul pada waktu yang lama seperti terkena paparan debu kendaraan atau karena
terlalu lama berdiri.
BAB II
PEMBAHASAN
STATUS KESEHATAN PENDERITA

(DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA)

1. Identitas Penderita
Nama : Ny. Erna
Umur : 35 tahun
Kedudukan Keluarga : Istri
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Nasi dan Lauk Pauk
Status : Sudah Menikah
Tanggal kunjungan : 24 April 2019

2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama : merasa pegal di tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat penyakit sekarang : setiap hari berdagang 11 jam, mengeluh panas di tangan
akibat mengulek sambal disertai pegal di kaki karena
terlalu lama berdiri
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga : Ibu dan kakak kandung mengidap penyakit hipertensi

3. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan : Pedagang Nasi dan lauk pauk
Jenis pekerjaan Bahan yang Tempat kerja Lama kerja
digunakan
Pedagang Nasi dan Alat masak, minyak, Cempaka Putih 11 jam dan sudah
Lauk Pauk bahan masakan, membuka usaha ini
sandal jepit selama 4 tahun
2. Uraian tugas pekerjaan
Bangun jam 04.00 kemudian pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang akan
dijual sampai jam 05.00 dengan menggunakan sepeda motor tanpa menggunakan helm
dan masker, alasannya dikarenakan jarak rumah ke pasar dekat hanya membutuhkan
waktu kurang lebih 5 menit. Berangkat ke tempat kerja dengan menggunakan motor
tanpa menggunakan helm serta masker dan sampai di tempat kerja jam 05.30.
Sesampainya ditempat jualan, Ibu Erna kemudian memasak di dapur sampai jam 11.00.
Ibu Erna tidak bekerja sendirian beliau dibantu oleh asistennya dalam menyajikan
makanan di etalase, dan melayani pembeli. Setelah selesai memesak kemudian Ibu Erna
melayani pembeli sampai nasi dan lauk pauk habis Istrirahat hanya saat sepi pembeli
dengan waktu yang tidak menentu. Tutup dagangan jam 17.00 lalu beriap-siap untuk
pulang. Pulang jam 18.00 dengan menggunakan motor. Bekerja 5 hari dalam seminggu
(Senin-Jumat). Tanggal merah tidak berjualan.

3. Bahaya potesial
1.Urutan kegiatan :
 07.00-05.00: Berangkat ke pasar untuk membeli bahan yang akan dimasak
untuk dijual
 05.15: Berangkat ke tempat kerja menggunakan motor
 05.30: sampai di tempat kerja
 06.00-06.30: mempersiapkan tempat dagang
 06.30-11.00: memasak dan menyiapkan nasi dan lauk pauk di etalase
 11.00-17.00: melayani pembeli
 (Jam tidak menentu) : Jika sepi pembeli : istirahat (duduk)
 Sekitar pukul 15.00-15.30: Makan siang
 17.15-17.30: merapihkan dagangan
 18.00: pulang ke rumah menggunakan motor

2.Alat pelindung diri : baju panjang, kerudung dan sandal jepit


3.Bahaya potensial :

Fisik Debu dari jalanan dan suhu panas

Biologi Bakteri, virus

Kimia -

Ergonomi Force: tidak ada

Repetition: kegiatan menggoreng-mengulek-


menyajikan masakan yang terus menerus

Posture: posisi berdiri yang terus menerus saat


bekerja
Duration: waktu kerja pukul 06.00-17.00 (11 jam
lamanya)

Psikososial Stress kerja

4. Gangguan kesehatan yang mungkin timbul : osteoarthritis, low back pain,


gastritis, myalgia
5. Resiko kecelakaan kerja : terkena minyak/air panas, trauma

Urutan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikosos Kecelaka PAK APD


Kegiatan ial an Kerja

Berangkat Suhu, - Bakteri, Postur saat kebosan Kecelaka Kecelakaa Helm,


ke pasar bising, virus berkendara an an lalu n lalu masker
dan debu sepeda lintas lintas
berangkat motor
kerja

Menyiapk Suhu, - Bakteri Postur saat kebosan Terkena Luka Pakaian


an debu mengangkat an air bakar, lengan
dagangan barang rebusan MSDs panjang
(saat ayam,
datang) tertindih
barang

Memasak Suhu - Bakteri Postur kerja Kebosan Terkena Luka Pakaian


(berdiri) an percikan bakar, lengan
dan gerakan minyak luka sayat, panjang,
tangan yang panas, air luka gores masker,
repetitif mendidih, apron,
tergores sarung
pisau, tangan
terkena
parutan.
Menyiapk Suhu - Bakteri Postur kerja Kebosan Tersandu MSDs Sandal
an (berdiri dan an ng atau
makanan berjalan) terpleset
dan gerakan
tangan yang
repetitif

Istirahat Suhu - Bakteri Postur Kebosan - MSDs -


(duduk) duduk yang an
tidak baik

Istirahat Suhu - Bakteri Postur Kebosan - MSDs -


(makan) duduk yang an
tidak baik

Merapihk Suhu - Bakteri Postur saat Kebosan - MSDs -


an mengangkat an
dagangan barang
(saat mau
pulang)

Pulang Suhu - Bakteri Postur saat Kebosan Kecelaka Kecelakaa Helm,


Kerja berkendara an an lalu n lalu masker
sepeda lintas lintas
motor

4. Pemeriksaan :
A. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum : kompos mentis
2. Tanda vital : - tekanan darah : 90/70 mmHg
- frekuensi nadi : 100 kali/menit
-frekuensi nafas : 25 kali/menit
- suhu : 37oC
3. keadaan gizi : - BB : 70 kg
- TB : 155 cm
- BMI : 70 / (1,55)2 = 24,5 ( normal)
- kesan : gizi normal

B. Pemeriksaan klinis
1) Kelenjar limph :
- Leher : Normal
- Axilla : Normal
- Groin : Normal
- Inguinal : Normal
2) Mata :
- Pupil : bulat isokor
- Reflex cahaya : postif
- Sklera : tidak ikterik
- Konjungtiva : tidak anemis
- Bola mata : normal
- Visus : 6/6
- Persepsi warna : baik
3) Hidung:
- Septum nasi : normal
- Mukosa : baik
- Penciuman : normosmik/normosmik
4) Gigi / Gusi : Baik
- 87654321 -87654321
- 87654321 -87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi
susu) gigi molar/geraham
5) Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil)  normal
6) Leher :
Kelenjar thyroid  normal / JVP  normal
7) Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
8) Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
9) Genito urinary : Normal
10) Anorectal : Normal
11) Ekstremitas & muscular sistem :

Tangan kanan Kiri

Otot Normal Normal

Kekuatan Normal Normal

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

Kaki kanan Kiri

Otot Normal Normal

Kekuatan Normal Normal

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

1) Refleks fisiologi : tendon (baik)


2) refleks patologis : Babinsky (negatif)
3) Kulit : terdapat luka lecet pada lutut kanan
4) Status lokalis : -
5) Resume lain yang didapat : -

5. Pemeriksaan Laboratorium : ( tidak dilakukan )


a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
Urin :tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis, volume)
2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )
3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red blood Cells, Epithelial cells,
crystal, bacteria

Feces : Tidak dilakukan

1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk

2. Microscopik :melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.


Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses

b. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)


Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.
Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.
Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan Kolesterol
LDL.
Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium
menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.

c. Pemeriksaan radiologis
Foto Rontgen thorax PA/lateral
d. Pemeriksaan Non-Lab
Spirometri:
- melihat fungsi paru
- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran anatomis
Audiometri: - dilakukan untuk medical check up
- jenis gangguan pendengaran
- fungsi dari telinga

6. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita

1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :


Ibu Erna bekerja dengan tempat yang dialasi dengan papinblok dengan atap
kanopi serta terdapat meja panjang, kursi panjang, etalase kaca, dapur, dan tempat
cuci piring.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Pasien bekerja sebagai pedagang nasi dan lauk pauk. APD yang digunakan pasien
tidak sesuai. Keluhan yang ia derita berkurang ketika menghentikan
pekerjaannya. Keluhannya yaitu panas di tangan disertai pegal di kaki

3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan :


Aktifitas di luar pekerjaan selain berdagang nasi dan lauk pauk tidak ada Ibu Erna
selama 4 tahun sudah menjalani pekerjaan ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan
lain

7. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja


Diagnosa Kerja :
Diagnosa Differensial : -

Diagnosis okupasi
M79.1 : -
Kategori Kesehatan
Kesehatan baik

8. Prognosa
Ad vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
Ad sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fugsional)
Prognosa okupasi : Ad Bonam

Jenis Permasalahan Rencana Tindakan Target Waktu dan


Evaluasi

Tempat kerja yang tidak Tempat yang kebih luas


sesuai
Waktu bekerja yang padat Meyisihkan waktu untuk
keluarga
Makan siang yang tidak Sarapan dan menyisihkan
teratur waktu untuk makan

Pemecahan Masalah
Untuk Ibu Erna, kami menyarankan agar menggunakan masker, apron dan sarung tangan saat
bekerja agar menghindari trauma dari percikan panas minyak, air rebusan masakan, sayatan
pisau dan goresan parutan. Sebaiknya Ibu Erna menyamakan frekuensi duduk dan berdirinya
agar tidak terjadi osteoarthritis, myalgia atau low back pain. Kami juga menyarankan Ibu Erna
untuk memulai kebiasaan sarapan sebelum berkerja dan menyisihkan waktu untuk makan siang
teratur agar tidak terkena gastritis serta menyisihkan waktu dengan keluarga dan kerabatnya agar
tidak mengalami stress kerja.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Ibu Erna sudah mengetahui alat pelindung diri yang harus digunakan untuk
menghindari dari bahaya, beliau bekerja 11 jam sehari ( sudah melebihi batas yang hanya 8
jam ). Disini kami menduga Ibu Erna berisiko terkena osteoarthritis, low back pain, dan
myalgia berdasarkan penilaian kami dari segi fisik, biologis, kimia, dan ergonomi,
psikososial.

B. Saran
Kami lebih menekankan edukasi kepada Ibu Erna agar menggunakan helm dan masker
saat berkendara. Setiap bekerja diharapkan memakai masker, apron dan sarung tangan
agar menghindari trauma dari percikan panas minyak , air rebusan masakan, sayatan
pisau dan goresan parutan dan tetap selalu meggunakan alas kaki.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai