----------------------------------------------------------------
BAB 1 | SPGDT
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Skala Musibah
Kegawatan Sehari-hari
Musibah Massal
Misal: keracunan makanan
Korbannya hanya orang tanpa ada kerusakan dari infrastruktur
Bencana (Disaster)
Misal: gempa bumi
Korban banyak dan ada kerusakan infrastruktur; sehingga jumlahnya
melebihi kapasitas tenaga kesehatan
Kecelakaan alami
Kecelakaan man-made
Kecelakaan kompleks
Tidak tahu mana yang awal. Disamping penanganan fisik tapi juga ada psikologis.
Pengelolaan Evakuasi
Sebagai dokter tidak perlu turun ke lapangan, karena dokter harusnya berposisi sebagai
leader
Pembagian Zona
Memindahkan pasien
Bersamaan dalam satu garis lurus, tidak boleh melengkung
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Hindari cidera tulang belakang spinal shock syndrome (bradikardi,
hipotensi, cardiac arrest)
Pake spine board atau brancard yang alasnya datar
Tidak boleh pake bantal karena kalo orangnya ga sadar, pangkal lidah
jatuh ke hipofaring
Leher difiksasi kiri kanan, atau pake sabuk
Tubuh difiksasi
Prinsipnya harus DATAR
Terapi cepat
Rujuk cepat
Intisari
Minimalisasi gerakan pasien
Ekstremitas dijaga lurus
Tenaga petugas seefisien mungkin
Pengantar sesedikit mungkin
Mengangkat pasien dengan punggung lurus (hindari risiko HNP)
Pakailah HT, bukan handphone yang bergantung pada sinyal
Area penerimaan
Oksigen
IV line
Ambu bag no. 24 untuk bayi
Ambu bag paling besar untuk dewasa untuk hypovolemic shock
Cek keadaan lain
Triase UGD
Triase UGD
Hijau
Luka ringan
Kuning
Fraktur, internal bleeding,
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Merah
Resusitasi melibatkan jantung otak
Survey Primer
A-B-C-D-E (tidak sama dengan RJP yang C-A-B) dalam 2 menit
Airway
Jaw thrust
Naso / oro-faring
Intubasi trachea
Obstruksi potensial (misal pendarahan hidung, lender banyak) suction
Muntah posisikan miring log roll (recovery position)
Breathing
Beri oksigen paling sedikit 60%
Identifikasi tanda distress nafas
- RR > 30 kpm
- Napas tersengal-sengal
- Ada gerak cuping hidung (flaring nostril)
- Cekungan sela iga
Jika ada distress beri nafas bantuan atau buatan
- Napas buatan : hanya membantu napas, dengan oksigen > 60%, jika
pasien masih bisa napas sendiri
- Napas bantuan : untuk yang tidak bisa napas sendiri, beri
tekanan positif
Dekompresi pneumothorax (tension) di midclavicular line ICS 2
Circulation
Pasang infus mengatasi shock dan mengalirkan obat
Pemeriksaan shock
- Perfusi
Capillary > 2 detik, pucat jelek
- Nadi
> 100 kpm
- Tekanan darah
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Perkiraan tekanan darah
A. radialis teraba : > 80
A. femoralis teraba : > 70
A. carotis teraba : > 60
Evaluasi kesadaran
AVPU (alert, verbal, pain, unresponsive)
Fungsi
(tambahan) melembabkan, diperankan oleh hidung
Anatomi hidung
Vibrissae (bulu-bulu hidung)
1/3 atas adalah squamous
2/3 bawah adalah silia untuk mengeluarkan sekret/mukus
Konka : superior, medius, inferior untuk menghindari turbulensi
(udara yang masuk laminer iritasi minimal)
Di konka banyak capillary network pleksus kiesselbach
Sinus maxilaris terbesar dan tersering kena infeksi
Septum deviasi bukan patologis, tapi anomali
Fisiologi Hidung
Endotracheal tube fungsi melembapkan dari hidung dibypass
Sekresi mukosa juga diproduksi di sinus paranasal, karena ada sel goblet
Faring
Nasofaring
Batas bawahnya palatum mole
Ada tuba eustachius infeksi bisa menyebar ke cavum timpani
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Orofaring
Batas bawah epiglotis
Laringofaring
Batas bawah kartilago crycoid
Obstruksi
Segala sumbatan di atas kartilago crycoid
Manifestasi Klinis
Stridor
Spasme laring sehingga suaranya keras
Terjadi saat inspirasi, karena turbulensi udara
Hoarseness
Karena ada edema laring
Misal pada luka bakar, tumor,
Respiratory Distress
Retraksi suprasternal
Pada difteri anak saat menghirup udara, ada cekungan subxyphoid
Batuk
Bisa karena paru-paru
Bisa karena laring
Hipoksemia
Misal: epiglotidis, croup
Gelisah, cemas, takikardi, pucat, sianosis
Treatment trakheostomy
Etiologi
Infeksi
Croup
Bacterial trachetis
Acute epiglotitis (seperti buah cherry)
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Difteri
Retrofaringeal abses (nyeri, sesak)
Noninfeksi
Benda asing
Spasmodic laryngitis (tandanya stridor)
Trauma dan luka bakar, kaustik (edema akan memuncak 24—48 jam)
terapi intubasi
Lain-lain
Lidah
Gigi
Makanan
Muntahan
Blood
Sekret
Management
Jangan!!!
Buka mulut / inspeksi orofaring
IV
Radiologi
Blood gas
Lakukan!!!
Beri Oksigen volume tinggi 10 – 14 liter/menit
Bawa ke ICU
Tracheostomy (untuk menyelamatkan airway)
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Membuka Airway
Identifikasi berdasarkan suara
- Gargling
- Snoring
- Stridor
Cek airway
JANGAN FINGER SWEEPS
Head tilt, chin lift kecuali kalo trauma capitis, fraktur cervical
Jaw trust kalau ada kontraindikasi head tilt, chin lift
Kalo head tilt, chin lift, jaw trust gagal pakai alat nasofaringeal (GCS
tinggi), atau orofaringeal (GCS rendah)
Ukuran orofaringeal puncak bibir – angulus mandibula harus diputar
kalo dewasa, jangan diputar kalo anak
Evaluasi Airway
Intubasi ETT masuk ke trakhea mencegah aspirasi
Yang dipikirkan dari airway
- Kesulitan ventilasi
- Kesulitan intubasi contoh: dagu yang masuk ke dalam
Intubasi
Harus disiapkan airway, dan ventilasinya, soalnya bakal dianastesi,
takutnya bikin hipoksia
Persiapan
Airway assesment
Obat yang dibutuhkan
Canangkan plan A, plan B
Versi lain
STOPMAID
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Preoksigenasi
Positioning
Diganjal pakai bantal
Sniffing position lebih gampang lagi, tapi tidak boleh pada trauma serebri
atau servikal
Plan
Pakai algoritma
Anestesi
Midazolam (recommended by dosen) time effect > 5 menit;
hipotensinya paling ringan
Etomidate hipotensi nol; kalo misal buat orang yang syok
Propofol
Ketamine
Thiopental
Blokade neuromuskuler
Agar pasien tidak kaku ototnya
Pakai Cisatracurium, Vecuronium
Laringoskop
Orang dewasa lebih sering pakai yang Machintos ujungnya di vallecula
Kalo pakai Miller ujungnya menekan epiglotis
Begitu masuk JANGAN diungkit tapi DIDORONG ke arah inferior /
caudal
Grade I – II masih bisa; 3 – 4 tidak bisa
Cricoid pressure
Untuk menghindari regurgitasi isi lambung, karena di bagian posterior dari
trakhea adalah esofagus yang langsung masuk ke lambung; untuk
meminimalkan aspirasi
Selain itu untuk memperjelas plica
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
ETT
Masuknya harus lewat glottis, jangan ke esofagus
Needle cricoid
Apabila grade III dan IV yang tidak bisa diintubasi
Ditusuk di membran cricothyroid
Hanya boleh untuk pasien dewasa, anak-anak tidak boleh
Prosedur
- Fiksasi laring
- Tusuk pakai jarum spuit diisi cairan ke arah 450 posteroinferior tapi
jangan terlalu dalam kalo sudah ada udara yang keluar membentuk
gelembung sudah
- Badan dilepas tinggal jarum dimasukkan kateter kecil jarumnya
dilepas lubang diperlebar sekitar 4 mm memasukkan alat
mencaplok wire kateter kateter dilepas, tinggal selongsong
Foreign Body
Efek
Kematian apabila total
Emergensi
Heimlich manouver
Back blow bisa pada anak atau dewasa
Chest thrust untuk ibu hamil dan untuk bayi
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
BAB 3 | Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
Syok
Keadaan umum lemah, kulit dingin, basah, pucat, hipotensi, penurunan kesadaran,
Etiologi
gangguan perfusi dan penyampaian oksigen ke jaringan; kemampuan jantung memompa
turun
Jenis syok
Hipovolemik
Kehilangan voume cairan (darah)
Contoh : pendarahan, diare profus, peritonitis (cairan keluar ke rongga
perut)
Patofisiologi
Vaso dan jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom dan RAAS.
Yang dominan pembuluh darah untuk vasokonstriksi simpatis melalui
reseptor alfa-1
Beta-1 frekuensi dan denyut jantung dipercepat (inotropik, kronotropik)
Pada saat hipovolemik volume turun aktivasi baroreseptor di glomus
caroticus sistem saraf otonom simpatis akan aktif norepinefrin
alfa-1 vasokonstriksi aliran darah ke perifer turun: AKRAL DINGIN
dan PUCAT (didukung karena cairan banyak yang keluar), CAPILARY
REFILL > 2 detik
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Kelenjar keringat tereksitasi oleh norepinefrin: BASAH
Beta-1 teraktivasi jantung jadi TAKIKARDI
Dekompensasi: cairan kurang tidak mampu untuk menaikkan tekanan
darah: HIPOTENSI (derajat 1 belum terlalu berubah, 2 – 3 berubah)
Aliran darah ginjal turun sistem RAAS cairan dikembalikan ke
sirkulasi urin keruh dan produksi urin menurun (< 0,5 cc/kgBB/jam)
Pemeriksaan
Pemeriksaan akral
Raba denyut nadi untuk tahu secara kasar tekanan darah
- Nadi radialis : sistolik >= 80
- Nadi brachialis : sistolik >= 70
- Nadi carotis : sistolik >= 60
Kardiogenik
Venous return awalnya normal akibat gagalnya kerja jantung cardiac
output turun venous return turun
Contoh : dekompensasio cordis, infark miokard luas
Terapi : inotropik (memacu kekuatan kontraksi); digitalis paling bagus
karena malah menurunkan takikardi + diuretic lag effect (untuk dekom),
tapi terapeutic window sangat sempit; dopamin/dobutamin
Obstruktif
Gangguan aliran darah masuk dan keluar jantung
Contoh : pericardial tamponade, pneumothorax
Pada tension pneumothorax mediastinum akan bergeser ke arah yang
sehat, gerakan nafas tertinggal yang sakit, suara napas hilang, hipersonor
JANGAN DIRADIOLOGI lakukan needle thoracocentesis (jarum paling
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
besar dan ideal 14 G warnanya oranye, alternatif 16 G, ICS 2 MCL di atas
costae 3)
- Setelah dithoracocentesis pasang thorax drain (dalam 10 menit,
tapi dirujuk); jarak selang di dada botol air: minimal 50 cm
Tamponade perikardial karena ada trauma toraks, suara jantung
MENJAUH lakukan pericardiocentesis,
Distributif
Distribusi darah ke perifer; sering overlap dengan obstruktif
patofis : vasodilatasi darah banyak tersimpan di pembuluh darah
venous return turun
Contoh : anafiklaksis, cedera spinal, sepsis, anestesi subarachnoid
block,
Terapi : vasopressor (norepinefrin), isi kembali volume yang hilang
(infus)
Neurogenik
Hipotensi, vasodilatasi, bradikardi
Terapi : beri infus + vasopresor agar vasokonstriksi / sulfas-atropin
(antagonis muscarinik blokade simpatis, agar takikardi)
Gangguan perfusi
Kehilangan darah 15 – 20% oliguria
Koroner akan mengubah ST elevasi
Gangguan kesadaran kalo > 30%
Sucralfat untuk melindungi luka lambung akibat vasokonstriksi
kompensasi blood flow otak pada syok hipovolemik
Hipoksia
HIpoksik-hipoksia : gangguan ventilasi dan difusi (COPD, asma, dll)
Hipoksia stagnan : gangguan perfusi / sirkulasi (pendarahan)
Hipoksia anemik : anemia (pendarahan, anemia asli)
Hipoksia histotoksik : keracunan HCN
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 4 | Transportasi dan Mobilisasi Pasien Gawat Darurat
Persiapan TransMob
Kenali dulu area TKP
Kenali tipe bencana (tsunami, gunung meletus, kebakaran pabrik industri,
huru-hara)
Pengaturan area (zoning) bagi menjadi 3 area area grey adalah area
triase pertama (dokter umum di sini) di area hijau melakukan
stabilisasi, resusitasi, baru dilakukan transmob.
Penuhi syarat resusitasi
- Pendarahan dihentikan
- Luka ditutup
- Patah tulang difiksasi
- Tempat dan tujuan rujukan sudah jelas
- Kesiapan alat, bahan, model transportasi
- Personil (driver, perawat)
Penuhi syarat stabilisasi
- A
Jika ada jejas tulang clavicula ke atas curiga trauma cervical,
sampai bisa dipastikan tidak
- B
Flail chest, fractur costae, open / tension pneumothorax, distress
napas
- C
Lihat tanda syok, cardiac arrest (tanda pasti: tidak terabanya nadi
carotis, bukan EKG lurus)
- Disability
Bukan pakai GCU, tapi AVPU
AVPU (awake, verbal response, painful response, unresponsive)
- Exposure
Lepas semua pakaian pasien
Lakukan survei primer dan sekunder
Cari jejas yang tidak nampak
Hati-hati hipotermia langsung diselimuti kalo sudah selesai
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Pemindahan Pasien
Jenis pemindahan
Emergensi
Kalo misal mengancam penolong dan pasien
Nonemergensi
Tidak membahayakan (di area hijau), dan korban sudah stabil
Jenis Transportasi
Pertimbangkan: situasi medis, jarak tempuh, waktu, prosedur medis,
ketersediaan staff dan sumber daya, ramalan cuaca, transportasi udara
(helikopter) tapi ada perubahan fisiologis pasien (intrakranial, jantung)
akibat perubahan tekanan atm.
Standarisasi ambulan
- Oksigen
- Ambubag
- Ventilator
Jika ada jalanan yang menurun / menanjak sesuaikan kepala
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- Pasien syok, kepala harus dapat banyak darah
- Pasien trauma kepala, kepala tidak boleh dapat banyak darah
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 5 | Special Case Management (Multiple Trauma)
Trauma Kepala
Komponen Otak : cranium (sebagai wadah); sel otak; pembuluh darah;
CSF.
Berlaku Hukum Monroe-Kellie karena tempatnya fix, kalo ada kenaikan
tekanan, maka akan ada pendesakan di struktur lain, pada usia > 1
tahun, karena kalo < 1 tahun, frontanela mayor masih terbuka.
Komposisi cairan terhadap jaringan pada anak-anak lebih besar (> 80%).
Kalo dewasa (60 – 70%) anak-anak lebih rentan terhadap shock; selain
itu kompensasi belum maksimal resusitasinya diganti darah, bukan
kristaloidkoloid kaya di dewasa.
Kalau tulang kepala sampai pecah berarti trauma sangat hebat
pikirkan ada kontusio serebri edema peningkatan TIK
Edema cerebri ventrikel tidak tampak lagi; gyrus otak tidak tampak lagi
Klinis: GCS < 8, pupil anisokhor / asimetris, refleks cahaya lambat,
hemiplegia, gejala lain sesuai area mana yang kena.
Lokasi
Kulit kepala : pendarahan (banyak arteri dan vena)
melebihi pendarahan di tempat lain. Pendarahan di kepala lebih mudah
membuat shock dan cemas karena langsung ke wajah. Tapi
keuntungannya mempercepat regenerasi.
Tulang kepala : fraktur (pecah, bukan patah) dan robekan vessel
pendarahan, putusnya persarafan
Otak : kontusio serebri (bengkak), pendarahan, edema, TIK
naik
CSF : kebocoran (paling sering di daerah basis cranii
pada saat fraktur, karena tulangnya sangat tipis)
Suplai aliran darah terganggu : iskemik
Menilai Kesadaran
Pada trauma kepala, bukan pakai GCS, tapi AVPU
Sel otak mampu bertahan tanpa oksigen 2 – 3 menit.
Tujuan : mengetahui pasien koma atau tidak,
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
AVPU
A : Awake
V : Verbal (baru respon kalo ada perintah dan pertanyaan) > 8
P : Pain (respon terhadap nyeri) = 8
U : Unresponsif < 8
Pemeriksaan pupil
Bukaan pupil normal 3 – 4 mm
- Miosis : Morfin, atropinisasi,
- Midriasis :
Simetrisitas
Refleks cahaya
GCS
Untuk meramalkan prognosis
Yang dinilai adalah pada sisi yang kuat (kanan atau kiri dipilih yang paling
kuat)
Kalo tidak bisa diperiksa beri tanda X : misal mata bengkak, verbal
terhambat intubasi, motoriknya paraplegi (biasanya pada orang stroke)
Skor
- <8 : severe tindakan definitif airway dengan intubasi
- 9 – 12 : sedang
- 13 – 15 : ringan
Syarat, tidak boleh ada:
- Efek sedatif
- Pelumpuh otot
- Narkotik
- Alkohol
- Hipotermi
- Hipoksia
- Hipotensi
Hati-hati pada pasien bril hematom salah satu tanda fr basis kranii
- Hati-hati ketika masukin orofaring pasang seperti pada anak-anak
- Hindari masang nasogastrik ganti orogastrik
Peningkatan TIK
Penyebab
- trauma kepala edema otak;
- batuk;
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- peningkatan tekanan intratoraks dan intraabdominal
- obat anastesi (morfin, halothan, ketamin),
- hipoksia dan hiperkarbi edema otak
- posisi trendelenberg gravitasi
- muntah kasih antiemesis pada orang trauma kepala
Penanganan Koma
jaga jalan nafas
cegah hipoksia dengan beri oksigen
cari penyebab
positioning
- stable neck
- log roll
- stable side
-
Stable neck
Fraktur atau dislokasi vertebrae akan merusak medspin
Klinis :
tetraplegi (ekstremitas atas dan bawah, kalo cidera di servikal)
kelumpuhan otot napas (nervus intercostalis, diafragmatica) masuk lewat
servikalis pasien perlu ventilator; inkontinensia urin dan alvi
paraplegia (ekstremitas bawah saja, kalo cidera di toraks dan lumbal)
inkontinensia urin
Dilakukan ketika:
memindahkan pasien, melakukan log roll, melakukan intubasi,
Log roll
untuk tujuan eksplorasi
dilakukan 4 orang
tangan saling bersilangan, fiksasinya lebih baik,
serentak komando ada di kepala
kiri atas, 900;
Stable side
memperbaiki sirkulasi, airway, breathing
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Posisi lain
posisi leher miring menjepit vena jugularis TIK meningkat
collar brace kalo ukurannya kecil pembendungan pemb darah (vena
jugularis, nervus brachialis, a. Carotis
menurunkan TIK antitrendelenburg (head up) minimal 15 – 300
Luka Bakar
Ukur
Luas
- Pada resusitasi cairan dini, lebih penting diketahui luasnya, daripada
derajat.
- Rule of 9
Derajat (kedalaman luka bakar) – dermis, subdermis, dll
- Superfisial (nyeri, eritema, tanpa bula, pasien teriak-teriak)
- Sedang (nyeri, cairan merembes, ada bula)
- Full thickness (tidak nyeri, kulit putih atau gelap,
Managemen
ABCDE
Syok karena kehilangan plasma
Waspada cedera lain : ledakan, listrik
Luka bakar mengganggu regulasi suhu (akibat struktur kulit berubah, dan
plasma menurun)
Komplikasi : infeksi, sepsis,
Kematian
- Kematian dini :
obstruksi jalan napas karena trauma inhalasi,
gagal nafas,
syok karena kehilangan plasma
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- kematian lambat
gagal ginjal, kehilangan plasma berkelanjutan, tidak bisa
memasang infus
sepsis
multiple organ failure
-
Penanganan awal
- Hentikan proses terbakar
Beri air dingin, tapi bukan es
Jangan beri lain-lain
- ABCDE
- Infus cukup, kalo perlu dua iv line kalo tidak bisa pasang vena
sentral (subclavia, femoralis, jugularis access); atau intraosseus
dipasang tibia proksimal 5 – 10 cm pakai IV kateter yang paling besar,
ga boleh lama-lama soalnya osteomyelitis.
- Cairan untuk 24 jam pertama (sejak terjadinya luka bakar)
RL / RA (ringtjter asetat) / NaCl
2 – 4 ml x kgBB x % luas
½ volume diberikan 8 jam pertama, ½ volume sisanya 12 jam
Misalnya pasien datang 10 jam setelah kebakaran beri 6000 +
2 x 400 dalam 2 jam kedua
Kalo misalnya terlambat kejar, walaupun diberikan dalam waktu
singkat dan besar walaupun berisiko edema paru, tidak perlu
takut, karena bisa dikoreksi dengan intubasi.
Lima akses infus diperbolehkan (4 ekstremitas, + jugulare / vena
sentral)
Urine output dipertahankan 0,5 – 1 cc / kgBB / jam
Rehidrasi oral untuk ringan dan sadar baik
Kalo pasien hipovolemia (oliguria) tambah cairan maintenance
40 – 50 mg/kg/24 jam Ringer Dextrose + Dextrose nutrisi
glukosa
Eb phase katabolisme tinggi setelah luka bakar, dan post op
terjadi pada hari pertama – kedua
- Cedera jalan napas (smoke inhalation)
Smoke inhalation alis, bulu hidung, rambut, wajah terbakar
harus curiga ada kelainan airway sampai tidak ditemukan kelainan
Jejas di atas clavicula curiga cervical trauma
Batuk, stridor, serak
Bercak jelaga pada sputum
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Kalo ada ... melingkar jeratan jalan napas bebaskan jalan
napas dan beri napas buatan
- Setelah dicuci, pasien dibungkus kasa seperti mumi
- Escharotomy merobek kulit untuk mencegah kompartemen
sindrom. Untuk luka bakar full thickness.
Fraktur
Tujuan fiksasi : mengurangi rasa nyeri, mencegah pendarahan,
Transportasi
- S
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 6 | Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO)
Dua hal penting yang dibutuhkan manusia adalah oksigen & glukosa. Fungsi RJPO adalah
mengembalikan suplai dari dua hal tersebut, utamanya di organ-organ vital. Kalo terlambat
dan sudah irreversibel kecacatan.
Kecacatan pada stroke bisa kembali kalau keadaan < 24 jam (TIA)
Dengan latihan yang terus menerus dalam jangka waktu lama sel-sel di sekitar
jaringan rusak
membentuk sinaps baru
Aspek pokok
Kenali dini henti jantung (bernapas minimal, tidak bernapas sama sekali,
Aktifkan sistem respon emergensi
Lakukan CPR secara dini (kedalaman > 5 cm; kecepatan 100 bpm)
Rapid defibrilation (sebagian besar kasus henti jantung adalah VT atau VF) sel
jantung semakin rusak kalo kebanyakan didefibril)
ALS yang efektif (kecepatan pas, minimal interupsi, obat, cek rythm tiap 2 menit)
Perawatan terintegrasi pasca henti jantung (monitor ketat, penurunan segera
diperbaiki)
Guideline
AHA
BLS
Circulation
Airway
Breathing look, listen, feel
Kalo pada orang awam tidak perlu cek nadi carotis
Kalo 2 penolong satunya kompresi dada, satunya ventilasi
Nadi carotis paling dekat dengan jantung. Dari tengah ke lateral. Tidak boleh lebih
dari 5 detik.
Bantuan napas hidung ditutup
30 : 2 kalo misalnya belum di-ETT
100 bpm kalo misalnya sudah terpasang ETT (napasnya tiap 6 detik, 10 kali per
menit)
Posisi recovery position tidak boleh dilakukan kalau trauma servikal
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Penyebab cardiac arrest yang berulang insiden berikutnya semakin buruk
- Hiperkalemia
Cardiopenia tiba-tiba jantung berhenti
- Hipotermia
AHA 2015
Hospitalized Cardiac arrest
Teknis
Telepon 1234
Sebutkan “code blue”
Nama dan jabatan
Pasien (nama, gender, usia)
Lokasi
Kondisi
Lain-lain
Penggunaan vasopresin bersamaan epinefrin tidak dianjurkan
Kalo pakai epinefrin pakai epinefrin saja, tidak ada dosis maksimal, berikan tiap 3 –
5 menit sekali
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Skill RJPO
Airway
Alat : mayo (orofaringeal tube) – tepi bibir ke tragus, atau pertengahan bibir
ke angulus mandibulae, nasofaringeal tube -- untuk mengganti triple manouver
Nonalat : triple manouver penurunan kesadaran < 8, sehingga pangkal lidah
jatuh ke belakang.
Cedera servikal
- Diatas clavicula
- Penurunan kesadaran
- Nyeri akibat trauma,
- Tetraparese / paraparese
Crowing (edema laring) pada luka bakar kumis terbakar, air liur kehitaman, jelaga
lakukan intubasi agresif (ETT)
Stylet untuk mengkakukan tabung ETT
Obstruksi jalan napas
- Parsial / total
Parsial : masih ada suaranya,
Total
- Di atas / di bawah laring
- Padat
Keras
Lunak
- Bentuk
Bulat bahaya kalo pakai jepit, bisa pakai finger swab atau kasa
-
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 8 | Farmakologi Anestesi (Obat Emergensi)
Uterotonik
Oksitosin
Sering dipakai
Efeknya meningkatkan dan frekuensi kontraksi ritmis uterus sesuai dengan his
Sangat cocok untuk:
- induksi persalinan,
- penghentian pendarahan post partum (untuk atonia uteri)
penyimpanan tidak boleh pada suhu tinggi, tapi tidak boleh membeku (2 – 8 derajat)
cara pemberian
- intramuskuler
3 – 5 menit
- intravena vasodilatasi takikardi, hipotensi,
onset langsung
harus pelan, idealnya diberikan drip (sangat pelan) sangat nyeri
supaya tidak nyeri anestesi
ES
- Mual, muntah
- Aritmia
- Hipotensi
- Takikardi
- Spasme uterus aliran darah ke plasenta turun kondis janin jelek
-
KI
- DKP (panggul sempit)
Methergine
Bersifat tetani
Tidak boleh diberikan pada induksi persalinan karena bisa bikin ruptur uteri
Efek samping
- Hipertensi
- Nyeri dada
- Kejang
- Diare, nausea, vomitting
- hematuria
KI
- Preeklamsi
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- Hipertensi gestasional
- CVA
Sulfasatropin
Efek bifasik untuk berbagai macam untuk gejala
Selalu tersedia di RS sekecil apa pun (ruang OK, resusitasi, ruang observasi intensif,
ICU)
Sering untuk premedikasi
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Efek bifasik itu tergantung sama ikatan dengan reseptor tertentu. Tergantung dari
dosis, cara, waktu, dll.
Sweat glands saraf otonom yang postganglionnya asetilkolin
Asetilkolin (agonis M)
- Agonis muscarinic 1 menyebabkan eksitasi (takikardi); afinitas lebih
kuat
- Agonis muscarinic 2 menyebabkan bradikardi.
Sulfasatropin (antagonis M):
- Pada dosis kecil antagonis ke M-1 (menyebabkan bradikardi)
- Dosis besar tapi lambat antagonis ke M-1 dulu baru ke M-2
bradikardi dulu terus takikardi
- Pada dosis besar, dan langsung cepat antagonis ke M-2 tanpa
lewat ikatan M-1 (menyebabkan takikardi langsung)
Cara pemberian
- Intravena cepat
Onset 30 detik—peak 30 menit
- Intramuskuler
Dosis
- 5 – 8 mikrogram antihipersekresi (pada bayi yang ngiler)
- Untuk mengembalikan bradikardi 15 – 70
Reversal
- Neostigmin (ach esterase inhibitor) menyebabkan hipersekresi
Kegunaan lain Sufasatropin:
- Antagonis kolinergik (parasimpatis) bronkodilatasi (asma),
- relaksasi otot polos bilier, ureter
- intoksikasi organofosfat
- antimotion sickness (termasuk atropin-like seperti dypenhydrinat)
Sindroma antikolinergik sentral
- Halusinasi
- Somnolen
- Terapi : Physostigmine
Phenylephrine
Agonis reseptor alfa-1 (vasokonstriksi)
Terapi pilihan pada:
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- Syok sepsis (takikardi, hipotensi, vasodilatasi), setelah normovolemik
tidak bisa dikasih epinefrin karena ada takikardi (agonis beta-1);
beri phenylephrine kalo misalnya masih hipotensi beri dobutamin
karena inotropik poten, dan tidak terlalu meningkatkan HR
- Cardiac arrest pilih epinephrine
- Asma bronkokonstriktor terbutalin (beta-2 agonis); isoproterenol
- Epinefrin beta-2 agonisnya lebih kuat dari efedrin
-
Antihipertensi
Di slide yang tanda negatif malah berefek, kalo nol nggak
Propanolol menurunkan tensi + bronkokonstriksi
Prazosin
Antagonis alfa-1 (vasodilatasi)
Efek samping yang diinginkan prolonged ejaculation
Methyldopa
Agonis alfa-2 bekerja sentral
BP turun gradual, bagus untuk janin
Tidak teratogenik
ACE-i
Sodium nitroprussid
Injeksi
Diltiazem
Clonidine intravena
- Alfa-2 agonis
- Dosis bergejolak
- Autorebound hypertension
- Untuk spinal prolonged
-
Nitrogliserin
- KI : CVA (karena peningkatan ICP)
Sodium nitroprussid
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
- Meningkatkan ICP juga, dan penurunan cerebral blood flow,
Diltiazem
- Tidak ada rebound
- CCB
- Obat antiiskemia, antiaritmia
Nifedipin sublingual
Tidak boleh diberikan dengan Magnesium sulfat
Sublingual tidak direkomendasikan lagi penurunan tekanan darah cepat tidak
terprediksi iskemik
ES : tensi turun, takikardi, iskemik, stroke
Mekanisme Trauma
Mengayun-ayunkan bayi countercoup trauma di otak menyebabkan
pendarahan entah EDH, SDH menyebabkan
Trauma tumpul waktu melahirkan bayi kepalanya di daerah fontanela ada
hematom
Distosia bahu menarik-narik trauma
Kecelakaan lalu lintas (trauma tajam)
Tidak semua trauma abdomen harus dioperasi (contoh ruptur lien) selama
kondisinya masih stabil (tensi, Hb series) hanya diobservasi dan terapi konservatif
(resusitasi, oksigenasi, analgetik) di ICU
Di RSSA, dimasukkan ke P1 (baik dewasa maupun anak) ruangan untuk
melakukan resusitasi
Untuk pasien bayi risiko hipotermi besar matikan AC, pakai infant bed
Karena kalo hipotermi jadi asidosis metabolik berat semua obat yang diberikan
tidak akan bekerja karena pH berubah (usia 2 bulan pHnya < 12)
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Jenis Trauma
Tumpul
Kecelekaan bermotor
Paling banyak
Usia < 8 bulan
Organ yang sering terkena: lien, ginjal, hepar
Nonaccidental
Curiga NAT kalo etologi trauma ga jelas, usia < 1 tahun
Kekerasa pada anak
Disulut rokok, dicubit, dipukul dibenturkan,
Trauma kepala
Trauma abdomen
- Paling sering ditemukan pendarahan subdural CT scan
Patofisiologi
Akibat tubuh anak kecil kalo ada trauma maka efeknya lebih besar, dan lagi
tulangnya masih rentan
Lokasi sering supracondylar humerus
Kalau luka hebat hipermetabolisme (peningkatan hormon, bahan lain)
hiperglikemi yang sangat hebat
PTS (pediatric trauma score) < 9 risiko kematian kecil
Tata laksana
Resusitasi RJPO & cairan
Resusitasi prehospital
Canulasi pembuluh darah (pasang infus) pada anak lebih sulit
Akses vena tidak boleh lebih dari 2 kali
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Atau pakai ventilator karena bayi adalah obligat nasal respiratory (ga bisa napas
lewat mulut)
Airway
Menggunakan ventilasi bag-valve-mask (bagging)
Dalam kondisi emergensi, semua orang boleh masang ETT, tapi dokter harus bisa
menangani komplikasinya (kompetensi 4)
Monitor EtCO2 (En tidal) untuk mengecek ETT. CO2 turun, dada terangkat
bagus. = PaCO2 35 – 45
CO2 tinggi, belum tentu oksigen rendah
CO2 tinggi vasodilatasi TIK meningkat
CO2 rendah vasokonstriksi otak malah hipoksia di otak tetap koma
Indikasi intubasi
- Hiperkarbi
- Hipokarbi
- Pupil anisokhor (ada proses di cranial)
- GCS < 9 dan/atau turun ke > 3 (atau berapa pun GCS awal)
Sirkulasi
Mengukur : HR, BP, kualitas pulsasi sentral (di jugular) dan perifer (CRT)
Yang dipakai patokan jarang
Anak lebih dapat mempertahankan tahanan vaskuler sistemik lebih lama dari
dewasa
Hipotensi Frank (tanda lambat syok) muncul kalo pendarahan 30 – 35%
Neurologi
Hipertensi intrakranial herniasi mengancam jiwa
Tandanya : refleks oblongata (-)
Akses Vaskuler
22 pada anak
24 pada bayi
Intraoseus pakai jarum 18 atau 20 untuk usia < 6 bulan karena kalo lebih, tulang
tibia sudah keras
Oksigenasi > 60% dengan mask agar tidak rebreathing
Luka Bakar
Komplikasinya berupa acute mag dilatation kalo mengenai trakhea atau bronkus
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Hipoalbuminemia
Sering terjadi pada trauma mana pun
Penyangga tekanan onkotik di vaskuler
Bukan sebagai asam amino
Kadar normal 3,5 – 4,5
Keluarnya serum, drainase langsung dari kebakaran,
Hipotermia
Pakai alat penghangat infus
Hipoglikemia
Kalo puasa, harus dikasi dextrose
Koagulopathy
ALI
ARDS
Biasanya pada resusitasi masif
Kompartemen sindrome
Karena edema
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 11 | Essential Pain Management (part 2)
Nyeri jatuh ke kronis penatalaksaan lebih susah
Treatment
Nondrug
Nyeri akut : RICE (rest, icing, compression, elevasi)
Surgery
Akupuntur, massage, fisioterapi
Radioprevensi ablas untuk memutus sensoris
Psikologi (penjelasan bahwa itu bisa terjadi pada siapa saja, reassurance.
Drug
Simple
- Paracetamol (asetaminofen)
Transduksi, modulasi, persepsi (COX-III)
- Golongan NSAID (8)
DICARI!!!!
Opiat
- Ringan
Kodein antitusif
- Kuat
Morfin, petidin, oxycodon
-
Analgesik Lain biasanya untuk nyeri kronik
- Tramadol (antiserotonin reuptake inhibitor)
- Trisiklik: analgesik low dose, antidepresan pada high dose
- Antikonvulsan low dose
- Ketamin (injeksi intravena) untuk debridema kasus kombusio pada
anak-anak
- Anestesi lokal, bekerja di jalur transmisi; onset lidokain 5 menit
- Clonidine (a2 agonis) antihipertensi efek analgesik
- Dexmetroclonidin turunan dari clonidin yang biasa digunakan di
UGD saat intubasi
Mild
Skor 0-3
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Moderate
Skor 4-6
Severe
Skor 7-10
Treatment
spinal cord
Transmisi local anestesi, akupuntur, massage
Opioid bisa karena ada reseptornya
Ketamin karena bisa di seluruh tahap
Brain
Psikologis
Parasetamol, opiat, amiotrptilin, gabapentin, pregabalin, clonidine
Paracetamol
Murah, aman
Hepatotoksik untuk dosis 100 mg/kgBB
Digunakan 4 – 6 kali perhari 4 x 500 mg
Ceiling effect dosis maksimal apabila telah tercapai, maka yang terjadi adalah
efek sampingnya
Efek samping stress ulcer, gangguan pembekuan darah, perfusi ginjal,
Orally, rectal, intravena,
Selalu ada di step ladder WHO, bisa dikombinasikan dengan NSAID atau opiat
NSAID
Murah, aman
Sangat bagus untuk nyeri nosiseptif
Antiinflamasi dan antitransduksi
Biasanya dikombinasi dengan paracetamil efek sinergis
ES : GI, pembekuan darah,
Kodein (opiat)
Murah, aman
Jarang distress napas
ES : konstipasi
Tidak bisa untuk kronik pain (butuh 10 kali lebih besar dari morfin)
Minimal penggunaan 6 kali sehari
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Selama pasien nyeri tidak ada efek adiksi, tidak ada dosis minimal
Berbeda dengan kalau tidak nyeri karena kalau orang pecandu itu sebenarnya
mengambil efek samping di pusat saraf
Morphine
Lumayan mahal
Aman untuk oral
Kalao intramuskular dan iv bisa distress napas
Batas efek terapi di antara nyeri dan sedasi
2 – 3 dd 1
ES : konstipasi, depresi napas, kontrol obat
Untuk cancer
Meperidine
Harus diberikan lebih sering (tiap 6 jam)
Norperidine bisa menyebabkan konvulsi
Tidak cocok untuk kronik pain
Tramadol
Weak opioid
Tidak ada depresi napas
Dijual bebas
ES : mual muntah
Kalo misal dikombinasi, butuh dosis kecil saja, tapi efektivitasnya berlipat ganda
Amytriptilin
Bekerja di modulasi
Murah, aman, low dose (10 - 12,5 mg)
Cocok untuk kronis neuropatik
Sedasi untuk
ES : Antikolinergik (kering)
Antikonvulsan
Bekerja di modulasi
Cocok chronic pain
Nyeri post partum padahal seharusnya diberikan strong opiat monitoring susah, jadi
diberikan tramadol, paracetamol
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Acute severe butuh opiat strong
Recognize (R)
Ada nyeri / tidak dengan observasi,
Assessment
Tingkat keparahan dengan VAS (visual analog score)-NRS (numeric rating scale: 0
– 10); cek dengan wong-beker face scale
Jenis (akut/kronis/akut on kronik, nosiseptik / neuropatik, kanker / nonkanker)
Faktor lain (fisik, psikis, sakit)
Terapi
Nondrug
Drug
Monitoring
Reassess
Kalau belum berhasil: adjusting dose
Golden period fraktur tulang < 8 jam
Primer
ABCDE cepat berurutan
Tidak lebih dari 2 menit
Hipoksia > 3 menit sel otak mengalami kematian
Segera terapi apa penyakit yang ada
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Monitor
- Resusitasi
- Stabilisasi
Derajat kegawatan
- 1
- 2
- 3
Triage primary dan secondary survei terapi definitif / rujukan
Airway
Cek kesadaran
Cek patensi napas kalo bisa napas, berarti napasnya paten
Look, listen, and feel (+ gerak napas tambahan)
- Lihat pengembangan dada
- Suara napas tambahan
- Rasakan hembusan napas
Stridor, snoring (triple manouver), gargling (suction), crowing,
Orofaring (GCS < 8),
- Dewasa sliding
- Anak direct
Nasofaring
- Kanan pakai direct
- Kiri pakai sliding
Breathing
Look, listen, and feel
-
Cari tanda distress napas
- Napas bantuan
Kalo tidak ada napas
- Napas buatan
Hipoksia
- Diberikan oksigenasi
Tension pneumothorax
Trakhea deviasi ke yang sehat
Jugular vein distensi
Paru-paru napas tertinggal yang sisi sakit
Listen suara napas turun di sisi sakit
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Perkusi hipersonor di sisi sakit
Sonoritas menghilang di sisi sehat
Thoracocentesis ICS 2 mepet ke atasnya costae 3
Lebih berbahaya daripada pneumothorax terbuka
Hematothorax
Sirkulasi
Hentikan pendarahan
Posisi syok
Sekalian ambil sampel darah untuk periksa Hb dan golongan darah
Kristaloid (ringer lactat, PZ / normal saline)
Waspada lokasi pendarahan
- Paling sering miss dan fatal adalah panggul
- Tanda2 Acute abdomen
- Scalp injury
- Tulang panjang (paling banyak femur)
-
Disability
Periksa kesadaran pake AVPU (Awake, Verbal, Pain, Unresponsive)
Periksa pupil
Exposure
Lepas semua pakaian untuk pemeriksaan menyeluruh minta izin keluarga
Cegah hipotermia (AC IGD minimal 18)
Periksa punggung dengan log roll
Sinar X
Untuk kasus yang tidak butuh dikirim
Wajib dilihat C1-C7
Foto dada (kalau perlu)
Foto panggul (kalau ada jejas di abdomen)
Sekunder
Dilakukan jika pasien SUDAH STABIL
Head to toe (dari kepala sampe kaki)
Jika ada yang kelewatan di survei primer, ulangi
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
Bab 13 | Triage
= memilah
Harus tahu keadaan yang di dalam UGD
Bisa bolak-balik, dari UGD keluar, atau dari luar ke masuk tergantung prioritas
Dewasa: START (Simple Triage and Rapid Treatment)
Anak: JUMP START
Labelling
Di RSSA pakai gelang
Bisa juga pakai pita wana, stiker,
Disaster tempel di dahi
UGD semi-closed keluarga jangan masuk saat management
Kategori
Merah
- Obstruksi jalan napas, gagal napas, internal bleeding (pelvis, abdomen),
Kuning
- Luka mata berat, fraktur (fraktur femur), luka bakar abdomen ekstremitas
- Airway jarang / tidak ada
Hijau
- Laserasi minor kontusio, sprain, luka bakar parsial
Hitam
- Mati
START
Respirasi—patokannya 30
Perfusi
Status mental
Contoh kasus
Pasien 1 hitam
Pasien 2 (eviserasi lalala) harusnya merah
Pasien 3 hijau
Pasien 4 merah
--------------------------------
Andrian Triwibawanto
ANESTESI
----------------------------------------------------------------
KISI-KISI OSCE
Guideline BLS 1 penolong (cek kesadaran, call for help, nadi carotis, RJP [pijat jantung
2010], cek nadi carotis, cek airway&breathing [look listen feel]; kalo tidak ada napas
napas buatan.
Cuci tangan
Cara masang naso dan oro, serta nilai pernapasan
--------------------------------
Andrian Triwibawanto