A. ANAMNESA
3. RPD
“Dulu pernah sakit seperti ini? Tidak
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang sakit Tidak dok
seperti ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya
B. PEMERIKSAAN FISIK
Nilai membrane timpani karena membrane masih kelihatan apakah intak ( tidak ada
radang. Ada reflex cahaya, tidak ada bulging atau retraksi), atau ada perforasi
-
2. TES GARPUTALA
sebenarnya tidak usah dilaukan pada kasus OE namun jika pasien mengeluhkan
kurang pendengaran yang berat dilakukan
Pemeriksaan Telinga Kanan Telinga Kiri
Rhine Negative positif
Weber Laterasi ke kanan
Swabach memanjang memanjang
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak perlu dolakukan px penunjang
D. DIAGNOSIS DAN DD
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik: OE
SIRKUMSKRIPTA ATAU FURUNKELOSIS
E. TERAPI
1. Non-medikamentosa:
a. Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap atau kapas yang dibasahi
dengan H2O2 3%.
b. Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase. TIDAK USAH DILAKUKAN
2. Medikamentosa:
a. Topikal
• Larutan antiseptik povidon iodine
• OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat:
Salep ikhtiol, atau
Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin.
b. Sistemik
• Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat.
• Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan.
RESEP:
G. PERALATAN YG DIBUTUHKAN
Peralatan
1. Lampu kepala
2. Corong telinga
3. Aplikator kapas
4. Otoskop
SKENARIO OTITIS MEDIA AKUT STADIUM HIPEREMIS (PRE-SUPURASI )
Seorang anak perempuan usia 6 tahun dibawa ke klinik anda oleh ibunya dengan keluhan nyeri
telinga kanan.
Anamnesis
No Pertanyaan Jawaban
1. Identitas Nama: Lina
Umur: 6 tahun
Alamat: Genuk Indah
2. RPS (Sacred seven)
Keluhan utama
“Dek lina ada keluhan apa, nyeri telinga
Bu?”
Lokasi
“ Nyeri di telinga sebelah Telinga kanan
mana, Bu?”
Onset
“ Sejak kapan telinganya terasa 3 hari yang lalu
nyeri?”
Kronologi
“ bisa diceritakan awalnya Seminggu yang lalu sakit batuk pilek, terus 3
kenapa bisa seperti ini?” hari yang lalu telinga kanannya nyeri dan
demam
Kuantitas dan kualitas
Kualitas
“Apakah ada kurang Iya dok
pendengaran?”
Kuantitas
“Sehari nyeri terus atau hilang Nyeri terus dok
timbul?”
Faktor memperberat
memperingan
“lebih enak kalau diapain?” istirahat
“Apakah sudah diberi obat?” Sudah diberi obat penurun panas
Keluhan lain
“ Apakah ada keluhan lain Demam: iya
seperti demam dan muntah? Muntah: tidak
“Anaknya jadi rewel nggak bu? Rewel: iya
“nafsu makan hilang?” Nafsu makan hilang: iya
3. RPD
“Dulu pernah sakit seperti Tidak dok, tapi dulu sering batuk pilek
ini?”
4. RPK
“Keluarga ada yang sakit Tidak
seperti ini?”
5. Sosek
“apakah lingkungannya Bersih
bersih?”
Pemeriksaan Fisik
1. Otoskopi
Membran timpani hiperemis dan edema
2. Tes garputala
Tuli konduktif: Tes rinne (-), tes schwabach: memendek pada telinga kanan, tes weber:
lateralisasi pada telinga kanan
Resep:
R/amoxicillin syr 125 mg/5cc fl No.II
S 3.d.d c.orig 1 p.c.
R/paracetamol syr 120 mg/5 cc fl. No. I
S.3.d.d. c.orig p.c. p.r.n. demam
Notes:
1. c. orig: sendok bawaan (5 cc)
Edukasi
1. Untuk bayi / anak, orang tua dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6 bulan sampai
2 tahun.
2. Menghindarkan bayi / anak dari paparan asap rokok. (skenario: anak umur 5 tahun)
Peralatan
1. Lampu kepala
2. Corong telinga
3. Otoskop
4. Aplikator kapas
5. Garputala
6. Suction
SKENARIO BENDA ASING
Seorang Laki-laki berusia 23 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan telinga terasa
gembrebeg.
ANAMNESIS
1. Identitas
Nama : …
Usia : 23 tahun
Pekerjaan : Buruh pabrik
Tinggal : Demak
2. RPS (Sacred 7)
a. Keluhan utama : merasa telinganya gembrebeg
b. Lokasi : telinga sebelah kanan
c. Onset : Sejak kemarin
d. Kronologi : tidak habis ngapa-ngapain tapi bangun tidur langsung kerasa ada sesuatu
di telinga jadi kerasa gembrebeg
e. Kualitas
Kerasanya hilang timbul apa terus-terusan? Terus-terusan ada suara gitu
Ada kerasa sakit gak pak di telinga? Tidak dok
Apakah ada rasa kurang bisa mendengar? Lumayan dok
Apakah mengganggu aktivitas bapak? Iya dok, karena mengganggu
Apakah ada cairan yang keluar dari telinga bapak? Tidak ada dok
f. Kuantitas
Seberapa sering kerasa gembrebegnya pak? Ya sering banget dok
g. Faktor memperberat dan memperingan
o Pernah tidak kerasa gembrebegnya pak? Gak pernah dok, selalu ada
rasa gembrebegnya
h. Keluhan lain
Ada keluhan lain pak selain itu? Gak ada dok
3. RPD
Dulu pernah kayak gini pak? Gak pernah dok
4. RPK
Keluarga ada yang ngerasa kayak gini juga? Tidak dok
5. Sosek
Kondisi lingkungan disekitar bapak bagaimana? Bersih atau tidak? Bersih dok
PF
1. PF Telinga Luar
Tidak didapatkan nyeri tragus ataupun nyeri tarik aurikula
Otoskopi: tidak ada sekret di liang telinga, ditemukan ada semut di liang telinga,
membrane timpani dbn
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan
DIAGNOSIS DAN DD
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan PF: Corpus Allienum di telinga
Diagnosis banding: Otitis eksterna, perforasi membrane timpani, serumen impaction
TERAPI
1. Non-Medikamentosa:
a. Ekstraksi benda asing di telinga. Karena di dalam telinga adalah benda hidup, maka
benda hidup dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan olium cocos/ minyak
kelapa, bila tidak ada bisa menggunakan minyak goring. Bila benda hidup sudah mati,
baru bisa dilakukan ekstraksi dengan pinset alligator.
2. Medikamentosa
Tidak perlu
SKENARIO
Seorang perempuan berusia 20 tahun sejak 2 hari yang lalu mengeluh keluar ingus encer dari
kedua hidung, bersin-bersin, kedua hidung tersumbat dan terasa gatal. Bersin lebih dari 5 kali
terutama di pagi hari. Gejala lain yang dirasakan berupa mata gatal dan banyak air mata. Gejala
tersebut sering muncul ketika bersih-bersih rumah dan udara dingin. Sejak kecil penderita
memang sudah sering mengalami hal ini. Dalam keluarga, ibu penderita memiliki keluhan yang
ANAMNESIS
No Pertanyaan Keterangan jawaban
.
1. Membuka Wawancara
Salam Assalamualaikum wr. wb.
Menyapa pasien Selamat pagi/siang/sore
pak/bu/mba/mas
Memperkenalkan diri
Perkenalkan saya dr. X
“Ada yang bisa saya bantu?”
2. Menanyakan Identitas
Namanya siapa bapak/ibu ? Nama : X
Usia berapa bapak/ibu? Usia : 20 th
Alamat dimana bapak/ibu? Tinggal : Genuk
Pekerjaannya apa bapak/ibu? Pekerjaan : Mahasiswa
3. RPS( Sacred 7)
a. Keluhan Utama
“Ada Keluhan apa mbak sehingga Keluar ingus encer dari hidung
datang kemari?” Bersin-bersin terutama pagi hari
atau saat kontak dengan iritan
(debu, bunga/ inhalan, suhu
dingin).
Hidung tersumbat
Hidung terasa gatal
b. Lokasi
“Keluar ingus, hidung tersumbat dan Kedua hidung
gatal dibagian mana mbak?”
c. Onset
“Sejak kapan gejala muncul?” Sejak 2 hari yang lalu
d. Kronologi
“Bisa diceritakan bagaimana bisa Gejala yang saya rasakan muncul jika
muncul gejala seperti ini?” saya terpapar debu ketika bersih bersih
rumah, ditempat yang banyak debunya
serta di musim hujan karena suhu
udara dingin
e. Kualitas & Kuantitas
“Apakah gejalanya mengganggu Iya dokter
aktivitas?”
“cairan yang keluar berwarna apa? Cairan biasanya jernih dan encer
Kental atau encer?
f. Faktor Perberat Peringan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Perhatikan adanya allergic salute, yaitu gerakan pasien menggososk hidung dengan
tangan karena gatal.
2. Wajah :
a. Allergic shiners yaitu dark circles di sekitar mata dan berhubungan dengan
vasodilatasi atau obstruksi hidung.
b. Nasal crease yaitu lipatan horizontal (horizontal crease) yang melalui setengah
bagian bawah hidung akibat kebiasaan menggososk hidung keatas dengan tangan.
c. Mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi, sehingga akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi-geligi (facies adenoid).
3. Faring : dinding posterior faring tampak granuler dan edema (cobblestone appearance),
serta dinding lateral faring menebal. Lidah tampak seperti gambaran peta (geographic
tongue).
Cobblestone appearance
geographic tongue
4. Rinoskopi anterior :
a. Mukosa edema, basah, berwarna pucat atau kebiruan (livide), disertai adanya sekret
encer, tipis dan banyak. Jika kental dan purulen biasanya berhubungan dengan
sinusitis.
b. Pada rhinitis alergi kronis atau penyakit granulomatous, dapat terlihat adanya deviasi
atau perforasi septum.
c. Pada rongga hidung dapat ditemukan massa seperti polip dan tumor, atau dapat juga
ditemukan pembesaran konka inferior yang dapat berupa edema atau hipertropik.
Dengan dekongestan topikal, polip dan hipertrofi konka tidak akan menyusut,
sedangkan edema konka akan menyusust
5. Pada kulit kemungkinan terdapat tanda dermatitis atopi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan.
Diagnosis Banding
Rhinitis Vasomotor
Rhinitis Akut
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Farmakologi
1. Terapi topikal
Terapi topikal dapat dengan dekongestan hidung topikal melalui semprot hidung.
Digunakan untuk hidung yang sangat tersumbat dan digunakan beberapa hari (<
2minggu) untuk menghindari rhinitis medikamentosa.
Obat : Oxymerazolin atau Xylometazolin
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid digunakan apabila gejala sumbatan hidung akiba respons fase lambat tidak
dapat diatasi dengan obat lain.
Obat : kortikosteroid topikal (beklometason, budesonid, flutikason, mometason furoat dan
triamsinolon).
3. Antikolinergik Topikal
Antikolinergik topikal bermanfaat untuk mengatasi rinorea karena aktivitas inhibisi
reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor.
Obat : Ipratropium bromida
4. Terapi Oral Sistemik
a. Antihistamin
Antihistamin generasi 1 : difenhidramin, klorfeniramin, siproheptadin.
Antihistamin generasi 2 : loratadin, cetirizine.
b. Simpatomimetik golongan agonis alfa : digunakan sebagai dekongestan hidung oral
dengan atau tanpa kombinasi antihistamin.
Obat dekongestan oral : pseudoefedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin.
PERALATAN YG DIBUTUHKAN
1. Lampu kepala / senter
2. Spekulum hidung
3. Spatula lidah
SKENARIO EPITAKSIS ANTERIOR
Seorang laki-laki usia 20 tahun dating ke IGD karena mengeluh keluar darah dari hidung!
ANAMNESIS
No Pertanyaan Keterangan jawaban
.
1. Identitas Nama
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Tinggal : Bandungan
2. RPS (Sacred 7)
h. Keluhan Utama Keluar darah dari hidung
“Ada Keluhan apa pak?”
i. Lokasi Dari hidung saja
“Pak, keluar darahnya berasal dari
hidung atau dari mulut juga?”
ii. Kuantitas
“Keluar darah nya terus terus an atau Belum berhenti dari setengah jam yang
sudah sempat berhenti?” lalu
“ Akhir akhir ini sedang pilek ngga? Tidak dok, Cuma hidung saya kaya kering
Yang membuat hidung terasa tersumbat aja
dan gatal ? “
3. RPD
“Dulu pernah keluar darah dari hidung juga Pernah
pak ?”
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang sakit seperti Tidak dok
ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya, dan dingin
PF
PENUNJANG
1. Darah perifer lengkap
DX :
Epistaksis anterior
DD :
Hemoptisis,
Varises oesofagus yang berdarah,
Perdarahan di basis cranii,
Karsinoma nasofaring,
Angiofibroma hidung.
TX
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis, yaitu :
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah berulangnya epistaksis
1. Perbaiki keadaan umum penderita,penderita diperiksa dalam posisi duduk kecuali bila
penderita sangat lemah atau keadaaan syok, pasien bisa berbaring dengan kepala dimiringkan.
3. Bila perdarahan berhenti, dengan spekulum hidung dibuka dan dengan alat pengisap (suction)
dibersihkan semua kotoran dalam hidung baik cairan, sekret maupun darah yang sudah
membeku.
4. Bila perdarahan tidak berhenti, masukkan kapas yang dibasahi ke dalam hidung dengan larutan
anestesi lokal yaitu 2 cc larutan Pantokain 2% atau 2 cc larutan Lidokain 2% yang ditetesi 0,2 cc
larutan Adrenalin 1/1000.
Tujuannya untuk menghilangkan rasa sakit dan membuat vasokontriksi pembuluh darah
sehingga perdarahan dapat berhenti sementara untuk mencari sumber perdarahan. Sesudah 10
sampai 15 menit kapas dalam hidung dikeluarkan dan dilakukan evaluasi.
5. Pada epistaksis anterior, jika sumber perdarahan dapat dilihat dengan jelas, dilakukan kaustik
dengan lidi kapas yang dibasahi larutan Nitras Argenti 15 – 25% atau asam Trikloroasetat 10%.
Sesudahnya area tersebut diberi salep antibiotik.
6. Bila dengan kaustik perdarahan anterior masih terus berlangsung, diperlukan pemasangan
tampon anterior dengan kapas atau kain kasa yang diberi Vaselin yang dicampur betadin atau zat
antibiotika. Dapat juga dipakai tampon rol yang dibuat dari kasa sehingga menyerupai pita
dengan lebar kurang ½ cm, diletakkan berlapis-lapis mulai dari dasar sampai ke puncak rongga
hidung. Tampon yang dipasang harus menekan tempat asal perdarahan dan dapat dipertahankan
selama 2 x 24 jam. Selama 2 hari dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari faktor
penyebab epistaksis. Selama pemakaian tampon, diberikan antibiotik sistemik dan analgetik.
EDUKASI
Konseling dan Edukasi
Memberitahu pasien dan keluarga untuk:
1. Mengidentifikasi penyebab epistaksis, karena hal ini merupakan gejala suatu penyakit,
sehingga dapat mencegah timbulnya kembali epistaksis.
2. Mengontrol tekanan darah pada penderita dengan hipertensi.
3. Menghindari membuang lendir melalui hidung terlalu keras.
4. Menghindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk jari sehingga dibutuhkan
pengawasan yang lebih ketat pada pasien anak.
5. Membatasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin atau
ibuprofen.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak udem dan hiperemis.
Kelenjar limfe leher dapat membesar dan disertai nyeri tekan.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Swap tonsil untuk mikroskop dengan pewarnaan gram
D. DIAGNOSIS DAN DD
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik: Tonsilitis Akut
Diagnosis Banding : Infiltrat tonsil, limfoma, tumor tonsil
E. TERAPI
1. Non-medikamentosa:
Istirahat cukup
Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi
Menjaga kebersihan mulut
2. Medikamentosa:
a. Topikal
•obat kumur antiseptik
b. Sistemik
• Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan.
Jika disebabkan oleh virus dapat diberikan anti virus yaitu Metisoprinol 60-100mg/kgBB dibagi
dalam 4-6 pemberian/hari
Jika disebabkan oleh bakteri diberikan Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal
atau Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500
mg selama 6-10 hari atau Eritromisin 4 x 500 mg/hari. Steroid yang dapat diberikan berupa
Deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari
dibagi 3 kali pemberian selama 3 hari
Jika disebabkan oleh difteri (ada Pseudomembran), diberikan Anti Difteri Serum diberikan segera
tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-100.000 unit
C. Operatif
Tonsilektomi
Metisoprino 60 mg tab 1 no 10
s. 6 d d tab 1
G. PERALATAN YG DIBUTUHKAN
Peralatan
1. Lampu kepala
2. Spatula lidah
3. Lidi kapas
4. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah lengkap
5. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan mikrobiologi dengan pewarnaan Gram