Anda di halaman 1dari 29

Interpretasi Analisis Gas Darah

Nilai Normal Gas Arteri


pH : 7,35 – 7,45 HCO3 : 22 – 26
PCO2 : 35 – 45 BE : ± 2
PaO2 : 80 – 100

Langkah Membaca Hasil AGD


1. Tentukan Apakah Hasilnya Layak Baca atau Tidak
24 × PCO2
H+ =
HCO3
Hasil perhitungan dicococokkan pada tabel
pH H+ pH H+ pH H+
6,70 200 7,15 71 7,60 25
6,75 173 7,20 63 7,65 22
6,80 158 7,25 56 7,70 20
6,85 141 7,30 50 7,75 18
6,90 126 7,35 45 7,80 16
6,95 112 7,40 40 7,85 14
7,00 100 7,45 35 7,90 13
7,05 89 7,50 32 7,95 11
7,10 79 7,55 28 8,00 10
2. Tentukan Status Asam Basa
a. Lihat pH untuk menentukan Asidosis atau Alkalosis
Asidosis : pH < 7,35
Alkalosis : pH > 7,65
b. Lihat PCO2 sebagai Komponen Respiratorik
Jika pH dan PCO2 berlawanan arah, maka disebut respiratorik
 pH  PCO2  : Asidosis respiratorik
 pH  PCO2  : Alkalosis respiratorik
c. Lihat HCO3 sebagai Komponen Metabolik
Jika pH dan HCO3 searah, maka disebut metabolik
 pH  HCO3  : Asidosis metabolik
 pH  HCO3  : Alkalosis metabolik
d. Tentukan Apakah Terkompensasi atau Tidak Terkompensasi
 Terkompensasi sebagian : PCO2 dan HCO3 searah, pH belum normal
 Terkompensasi sempurna : PCO2 dan HCO3 searah, pH sudah normal
 Tidak terkompensasi : PCO2 dan HCO3 berlawanan arah atau salah satunya normal
pH PCO2 HCO3
Tidak terkompensasi   N
Asidosis respiratorik Terkompensasi sebagian   
Terkompensasi sempurna N  
Belum terkompensasi  N 
Asidosis metabolik Terkompensasi sebagian   
Terkompensasi sempurna N  
Asidosis respiratorik mix metabolik   
Tidak terkompensasi   N
Alkalosis respiratorik Terkompensasi sebagian   
Terkompensasi sempurna N  
Tidak terkompensasi  N 
Alkalosis metabolik Terkompensasi sebagian   
Terkompensasi sempurna N  
Alkalosis respiratorik mix metabolik   
e. Jika pH Normal, Maka Lihat Nilai BE
 BE < –2 : Asidosis
 BE > +2 : Alkalosis
3. Tentukan Apakah Akut atau Kronis
40 – H+
∆H =
40 – PCO2
 Akut : > 0,8
 Acute on chronic : 0,3 – 0,8
 Kronik : < 0,3
4. Hitung Tekanan Oksigen Alveolus (PAO2)
PAO2 = (713  FiO2 ambil) – (1,25  PCO2)
Oksigen FiO2 Ambil Oksigen FiO2 Ambil
1 lpm 0,21 6 lpm 0,40
2 lpm 0,24 7 lpm 0,44
3 lpm 0,28 8 lpm 0,48
4 lpm 0,32 9 lpm 0,52
5 lpm 0,36 10 lpm 0,56
5. Hitung PAO2 Target
PAO2 hitung × Target
PAO2 target =
PaO2
 Target akut : 90
 Target kronis : 70
6. Hitung Fraksi Oksigen (FiO2) Koreksi
PAO2 target + (1,25 × PCO2)
FiO2 koreksi =
713
7. Hitung Alveolar-Arterial Oxygen Difference (AaDO2)
AaDO2 = PAO2 – PaO2
 < 20 : Normal  > 60 : Gangguan difusi
 20 – 40 : V/Q mismatch  > 100 : Pneumonia
 40 – 60 : Shunt  > 300 : Sindrom gagal napas
8. Tentukan Derajat Hipoksia
PaO2
Hypoxemic score (HS) =
FiO2 ambil
 > 380 : Normal
 285 – 380 : Hipoksemia ringan
 190 – 285 : Hipoksemia sedang
 < 190 : Hipoksemia berat
9. Tentukan Apakah Terdapat Gagal Napas
 Gagal napas tipe I (hipoksemia) : PaO2 < 60 mmHg atau HS < 285
 Gagal napas tipe II (hiperkapnia) : PaCO2 > 45 mmHg dengan PaO2 berapapun

Contoh Soal
pH : 7,61 PaO2 : 88,1
BE : 17,7 HCO3 : 39,3
PCO2 : 38,5
Pasien menggunakan oksigen 8 lpm
1. Tentukan Apakah Hasilnya Layak Baca atau Tidak
24 × PCO2
H+ =
HCO3
24 × 38,5
H+ =
39,3
+
H = 23,51 (layak baca)
2. Tentukan Status Asam Basa
pH  PCO2 N HCO3  : Alkalosis metabolik tidak terkompensasi
3. Tentukan Apakah Akut atau Kronis
40 – 23,51
∆H =
40 – 38,5
16,49
∆H =
1,5
∆H = 10,99 (akut)
4. Hitung Tekanan Oksigen Alveolus (PAO2)
PAO2 = (713  FiO2 ambil) – (1,25  PCO2)
PAO2 = (713  0,48) – (1,25  38,5)
PAO2 = 294,115
5. Hitung PAO2 Target
PAO2 hitung × Target
PAO2 target =
PaO2
294,115 × 90
PAO2 target =
88,1
PAO2 target = 300,46
6. Hitung Fraksi Oksigen (FiO2) Koreksi
PAO2 target + (1,25 × PCO2)
FiO2 koreksi =
713
300,46 + (1,25 × 38,5)
FiO2 koreksi =
713
300,46 + (1,25 × 38,5)
FiO2 koreksi =
713
FiO2 koreksi = 0,48  8 lpm
Oksigen yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan
7. Hitung Alveolar-Arterial Oxygen Difference (AaDO2)
AaDO2 = PAO2 – PaO2
AaDO2 = 294,115 – 88,1
AaDO2 = 206,015
8. Tentukan Derajat Hipoksia
PaO2
Hypoxemic score (HS) =
FiO2 ambil
88,1
Hypoxemic score (HS) =
0,48
Hypoxemic score (HS) = 183,54 (hipoksemia berat)
9. Tentukan Apakah Terdapat Gagal Napas
Terdapat gagal napas tipe 1 karena HS < 285
10. Kesimpulan
Alkalosis metabolik tidak terkompensasi dengan hipoksemia berat
Oksigen yang dibutuhkan : 8 lpm dengan RM
Contoh Anamnesis

“Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya dr Gru yang jaga di poli hari ini. Ini dengan Bapak siapa ?
Umurnya berapa tahun ? Pekerjaannya sebagai apa ?”

Anamnesis Asma
1. Keluhan Utama
Mengi (ngik – ngik), sesak napas, dada terasa
“Bapak datang kesini ada keluhan apa ?”
berat, batuk
2. Onset dan Kronologi
“Sesak napasnya sejak kapan ?”
Faktor Pencetus
 Alergen di dalam dan di luar ruangan
 Polusi udara, perubahan cuaca
 Latihan fisik
 Infeksi saluran napas
“Bisa diceritakan bagaimana awal mula bisa
 Ekspresi emosi yang berlebihan
muncul sesak ? Misalnya setelah melakukan
aktivitas atau setelah terkena udara dingin ?”  Makanan tertentu dan zat aditif (pengawet,
penyedap, pewarna)
 Obat : Aspirin, NSAIDs, beta blocker,
sulfur dioksida
 Asap rokok, parfum, bau menyengat,
semprotan ruang
3. Kualitas
“Sesak napasnya seperti apa ?” Biasanya seperti terikat atau terasa berat
“Terus – menerus atau hilang-timbul ?” Hilang-timbul (episodik)
“Lebih sering muncul pada pagi, siang, atau
Lebih sering pada malam atau dini hari
malam hari ?”
“Apakah ada periode bebas gejala ?” Ada
4. Kuantitas
“Dalam 1 minggu, sesak napasnya muncul
Untuk menilai tingkat keparahan asma pada
berapa kali ?”
kondisi stabil dan belum mendapatkan terapi
“Dalam 1 bulan, apakah ada serangan pada
standard
malam hari ? Kalau ada, berapa kali ?”
 Intermiten
“Dalam 1 bulan, pernah atau tidak terbangun  Persisten ringan
pada malam hari karena sesak napas ? Kalau  Persisten sedang
pernah, berapa kali ?”  Persisten berat
“Apakah sesak napas sampai menganggu
aktivitas sehari – hari ?”
5. Faktor yang Memperberat
“Sesak napasnya memberat saat apa ?”
Memperkuat dugaan faktor pencetus
“Apakah lebih berat pada malam hari ?”
 Seharusnya tidak
“Saat aktivitas, apakah semakin berat ?”  Eksklusi dyspnea on effort, biasanya pada
PPOK atau gagal jantung
 Seharusnya tidak
“Saat berbaring, apakah semakin berat ?”
 Eksklusi orthopnea, pada gagal jantung
6. Faktor yang Memperingan
“Sesak napasnya berkurang saat apa ?”
 Menghindari faktor pencetus
 Menggunakan bronkodilator
“Hilang sendiri atau tidak ?”
“Sebelumnya pernah pakai obat semprot atau
tidak ? Kalau pernah, dalam 1 minggu kira – Menilai derajat kontrol asma
kira dipakai berapa kali ?”
 Seharusnya tidak
“Saat duduk atau miring kanan-kiri, apakah
 Eksklusi orthopnea, pada gagal jantung
sesak napasnya berkurang ?”
 Eksklusi efusi pleura
7. Gejala Penyerta
“Apakah ada gejala lain seperti mengi, sesak
Terdapat > 1 gejala respirasi
napas, dada terasa berat, batuk ?”
 “Batuknya sudah berapa hari ?”
 “Batuknya muncul sebelum atau bersama
dengan sesak napas ?”
 “Berdahak atau tidak ?”
 “Dahaknya bisa keluar atau tidak ?” Eksklusi kemungkinan pneumonia dan TB
 “Warna dahaknya apa ? Bening atau
kuning kental ?”
 “Ada darahnya atau tidak ? Kalau ada,
darahnya banyak atau percikan ?”
 “Apakah ada demam ?”
 Seharusnya tidak demam
 “Demamnya tinggi sampai menggigil atau
 Eksklusi kemungkinan pneumonia
sumer – sumer ?”
“Apakah ada penurunan berat badan ? Dari
berapa kg menjadi berapa kg ? Dalam waktu
 Seharusnya BB tidak menurun
berapa lama ?”
 Eksklusi kemungkinan TB
“Apakah ada berkeringat pada malam hari
tanpa aktivitas ?”
“Makan minum bagaimana ? Apakah ada
Seharusnya tidak ada gangguan
gangguan ? Nafsu makannya berkurang ?”
“BAB dan BAK bagaimana ?” Seharusnya tidak ada gangguan
“Apakah ada pusing, sakit kepala, kesemutan,
Seharusnya tidak ditemukan
dan nyeri dada ?”
8. Riwayat Penyakit Sebelumnya dan Riwayat Penyakit Keluarga
“Apakah sebelumnya pernah mengalami
keluhan seperti ini ?”

“Kalau pernah, kapan ? Diberi obat apa ?


Apakah gejalanya membaik ? Apakah kontrol
teratur ke dokter ?”

“Anggota keluarga lain ada yang mengalami


keluhan seperti ini atau tidak ?”
“Setelah makan makanan tertentu, pernah
atau tidak muncul bentol – bentol merah atau
terasa gatal ?” Mendeteksi kemungkinan alergi makanan

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah sering bersin – bersin dan meler di
pagi hari ?”
Mendeteksi kemungkinan rhinitis alergi

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah ada riwayat sakit gula, tekanan darah
tinggi, sakit jantung, sakit ginjal, kanker ?
Rutin minum obat atau tidak ?”

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah Bapak pernah minum obat setiap
hari selama 6 bulan ? Kalau anggota keluarga
yang lain pernah atau tidak ?”
Mendeteksi kemungkinan TB

“Di rumah atau tetangga sekitar, apakah ada


yang batuk – batuk lama ?”
“Apakah pernah mondok di Rumah Sakit ?
Kalau pernah, kapan ? Dimana ? Mondok
karena apa ? Selama berapa hari ?”
9. Riwayat Kebiasaan dan Sosial Ekonomi
Indeks Brinkman = Jumlah rokok yang
“Apakah Bapak merokok ? Sehari merokok dihisap sehari  Lama merokok (tahun)
berapa bungkus ? Merokok sudah berapa  Ringan : 0 – 200
tahun (atau sejak kapan) ?”  Sedang : 201 – 600
 Berat : > 600
“Bapak bekerja dimana ?”
“Apakah rumahnya dekat dengan pabrik atau
jalan raya ?”
“Kalau mengendarai motor, kaca helm
biasanya ditutup atau tidak ? Pakai masker
atau tidak ?”
“Di rumah, apakah sering memasak dengan
kayu bakar ?”
“Apakah sering memasak makanan yang
berbau menyengat ?” Identifikasi faktor pencetus
“Apakah memelihara hewan di rumah ?
Kalau ya, memelihara apa ?”
“Apakah sering membersihkan rumah ?” Saat
membersihkan rumah, sering bersin – bersin
atau tidak ?”
“Di rumah, apakah ada karpet berbulu atau
sofa kain ?”
“Dalam sebulan, biasanya mengganti sprei
atau tirai berapa kali ?”

Anamnesis PPOK
1. Keluhan Utama
“Bapak datang kesini ada keluhan apa ?” Sesak napas
2. Onset dan Kronologi
“Sesak napasnya sejak kapan ?” Biasanya sudah lama
“Bisa diceritakan bagaimana awal mula bisa  Sesak napas terus – menerus
muncul sesak ? Misalnya setelah melakukan  Tidak terdapat faktor pencetus
aktivitas atau setelah terkena udara dingin ?”  Bertambah berat saat aktivitas
3. Kualitas dan Kuantitas
“Sesak napasnya seperti apa ?” Napas terasa berat, ngos – ngosan
“Napasnya bunyi ngik – ngik atau tidak ?”
“Terus – menerus atau hilang-timbul ?” Terus – menerus
“Apakah semakin lama semakin berat ?” Mungkin ya
“Apakah ada periode bebas gejala ?” Tidak ada
“Apakah sesak napas sampai menganggu
aktivitas sehari – hari ? Aktivitasnya di rumah
menjadi terbatas ?”
“Saat sakit ini, apakah Bapak masih bekerja ?
Ada perbedaan atau tidak antara sebelum dan  Stratifikasi risiko untuk klasifikasi GOLD
sesudah sakit ? Misalnya menjadi cepat lelah,  Seharusnya menggunakan kuesioner CAT
pekerjaannya terhambat ?” dan mmRC
“Kalau tidurnya bagaimana ? Bisa tidur
nyenyak atau tidak ?”
“Kalau untuk jalan jauh bagaimana ? Masih
kuat atau butuh banyak istirahat ?”
4. Faktor yang Memperberat
“Sesak napasnya memberat saat apa ?” Saat aktivitas
“Apakah lebih berat pada malam hari ?” Seharusnya tidak
 Seharusnya tidak
“Saat berbaring, apakah semakin berat ?”
 Eksklusi orthopnea, pada gagal jantung
 Stratifikasi risiko untuk klasifikasi GOLD
“Saat jalan kaki atau naik tangga, apakah
 Seharusnya menggunakan kuesioner CAT
semakin terasa sesak ?”
dan mmRC
5. Faktor yang Memperingan
 Istirahat, tetapi tetap terasa sesak
“Sesak napasnya berkurang saat apa ?”
 Menggunakan bronkodilator
“Apakah sesak napasnya berkurang saat  Seharusnya tidak
duduk atau berbaring ?”  Eksklusi orthopnea, pada gagal jantung
6. Gejala Penyerta
“Apakah ada gejala lain seperti mengi, dada
Biasanya disertai batuk dan dada terasa berat
terasa berat, nyeri dada, batuk ?”
 “Batuknya sudah berapa hari ?”
 “Batuknya muncul sebelum atau bersama
dengan sesak napas ?”
 “Berdahak atau tidak ?”
 “Dahaknya bisa keluar atau tidak ?”
 Terasa seperti ada lendir / riak yang Eksklusi kemungkinan pneumonia dan TB
mengganjal di tenggorokan ?”
 “Warna dahaknya apa ? Bening atau
kuning kental ?”
 “Ada darahnya atau tidak ? Kalau ada,
darahnya banyak atau percikan ?”
 “Apakah ada demam ?”
 Seharusnya tidak demam
 “Demamnya tinggi sampai menggigil atau
 Eksklusi kemungkinan pneumonia
sumer – sumer ?”
“Apakah ada penurunan berat badan ? Dari
berapa kg menjadi berapa kg ? Dalam waktu
 Seharusnya BB tidak menurun
berapa lama ?”
 Eksklusi kemungkinan TB
“Apakah ada berkeringat pada malam hari
tanpa aktivitas ?”
“Makan minum bagaimana ? Apakah ada
Seharusnya tidak ada gangguan
gangguan ? Nafsu makannya berkurang ?”
“BAB dan BAK bagaimana ?” Seharusnya tidak ada gangguan
“Apakah ada pusing, sakit kepala, kesemutan,
Seharusnya tidak ditemukan
dan nyeri dada ?”
7. Riwayat Penyakit Sebelumnya dan Riwayat Penyakit Keluarga
“Apakah sebelumnya pernah mengalami
keluhan seperti ini ?”

“Kalau pernah, diberi obat apa ? Apakah


gejalanya membaik ? Apakah kontrol teratur
ke dokter ?”
“Anggota keluarga lain ada yang mengalami
keluhan seperti ini atau tidak ?”
“Setelah makan makanan tertentu, pernah
atau tidak muncul bentol – bentol merah atau
terasa gatal ?” Mendeteksi kemungkinan alergi makanan

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah sering bersin – bersin dan meler di
pagi hari ?”
Mendeteksi kemungkinan rhinitis alergi

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah ada riwayat sakit gula, tekanan darah
tinggi, sakit jantung, sakit ginjal, kanker ?
Rutin minum obat atau tidak ?”

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah Bapak pernah minum obat setiap
hari selama 6 bulan ? Kalau anggota keluarga
yang lain pernah atau tidak ?”
Mendeteksi kemungkinan TB

“Di rumah atau tetangga sekitar, apakah ada


yang batuk – batuk lama ?”
“Apakah pernah mondok di Rumah Sakit ?
Kalau pernah, kapan ? Dimana ? mondok
karena apa ? Selama berapa hari ?”
8. Riwayat Kebiasaan dan Sosial Ekonomi
“Apakah Bapak merokok ? Sehari merokok Indeks Brinkman = Jumlah rokok yang
berapa bungkus ? Merokok sudah berapa dihisap sehari  Lama merokok (tahun)
tahun (atau sejak kapan) ?”  Ringan : 0 – 200
 Sedang : 201 – 600
 Berat : > 600
“Bapak bekerja dimana ?”
“Apakah rumahnya dekat dengan pabrik atau Identifikasi faktor risiko paparan
jalan raya ?”
“Kalau mengendarai motor, kaca helm
biasanya ditutup atau tidak ? Pakai masker
atau tidak ?”
“Di rumah, apakah sering memasak dengan
kayu bakar ?”
“Apakah sering memasak makanan yang
berbau menyengat ?”
“Apakah memelihara hewan di rumah ?
Kalau ya, memelihara apa ?”
“Apakah sering membersihkan rumah ?” Saat
membersihkan rumah, sering bersin – bersin
atau tidak ?”
“Di rumah, apakah ada karpet berbulu atau
sofa kain ?”
“Dalam sebulan, biasanya mengganti sprei
atau tirai berapa kali ?”

Anamnesis TB
1. Keluhan Utama
“Bapak datang kesini ada keluhan apa ?” Batuk
2. Onset dan Kronologi
“Batuknya sejak kapan ?” > 2 minggu
“Bisa diceritakan bagaimana bisa batuk ?
Mungkin tertular dari anggota keluarga,
teman kerja, atau tetangga ?”
“Terus – menerus atau hilang-timbul ?”

(Kalau hilang-timbul) “Biasanya muncul saat


Batuk terus – menerus tidak dipengaruhi oleh
kapan ? Sehari kambuh berapa kali ?”
aktivitas, cuaca, dan posisi

(Kalau terus – menerus) “Semakin lama


semakin berat atau sama saja ?”
3. Kualitas dan Kuantitas
“Batuknya berdahak atau tidak ?”
Berdahak
“Dahaknya bisa keluar atau tidak ?”
 TB : Berwarna putih kental
“Dahaknya berwarna apa ? Putih kental atau  Pneumonia : Berwarna kuning / purulen
kuning kehijauan ? Berbau atau tidak ?”  Abses paru : Berwarna kuning kehijauan
dan berbau
“Dahaknya muncul terus – menerus atau Eksklusi bronkiektasis dimana batuk biasanya
hanya pada waktu tertentu saja ?” muncul pada pagi hari setelah bangun tidur
“Disertai darah atau tidak ?”
 TB : Bloodstreak sputum
“Darahnya sedikit seperti percikan atau  Edema paru : Pink-frothy sputum
banyak ? Warnanya apa ? Berbusa ?”
 Seharusnya tidak
“Saat batuk, apakah ada suara ngik – ngik ?”
 Eksklusi asma
4. Faktor yang Memperberat
“Batuknya bertambah berat saat apa ?”
Batuk terus – menerus tidak dipengaruhi oleh
“Apakah bertambah berat saat aktivitas ?”
aktivitas, cuaca, dan posisi
“Apakah bertambah berat pada pagi hari ?”
5. Faktor yang Memperingan
“Sebelumnya sudah pernah minum obat ?
Batuk tidak hilang dengan obat batuk
Nama obatnya apa ? Ada perubahan ?”
6. Gejala Penyerta
“Apakah ada gejala lain seperti demam, sesak
Biasanya disertai batuk dan dada terasa berat
napas, nyeri dada ?”
 “Apakah ada demam ?”
 Seharusnya tidak demam
 “Demamnya tinggi sampai menggigil atau
 Eksklusi kemungkinan pneumonia
sumer – sumer ?”
“Apakah ada penurunan berat badan ? Dari
berapa kg menjadi berapa kg ? Dalam waktu
 Seharusnya BB tidak menurun
berapa lama ?”
 Eksklusi kemungkinan TB
“Apakah ada berkeringat pada malam hari
tanpa aktivitas ?”
“Makan minum bagaimana ? Apakah ada
Seharusnya tidak ada gangguan
gangguan ? Nafsu makannya berkurang ?”
“BAB dan BAK bagaimana ?” Seharusnya tidak ada gangguan
“Apakah ada pusing, sakit kepala, kesemutan,
Seharusnya tidak ditemukan
dan nyeri dada ?”
7. Riwayat Penyakit Sebelumnya dan Riwayat Penyakit Keluarga
“Apakah sebelumnya pernah mengalami Menentukan klasifikasi pasien TB menurut
keluhan seperti ini ?” riwayat pengobatan sebelumnya
 Pasien baru : Belum pernah mendapatkan
“Kalau pernah, diberi obat apa ? Diminum OAT atau pernah minum OAT selama <
berapa lama ?” 1 bulan (< 28 dosis)
 Pasien kambuh : Pernah dinyatakan
“Apakah Bapak pernah diminta minum obat sembuh atau pengobatan lengkap dan saat
rutin selama 6 bulan ?” ini didiagnosis TB
 Pasien yang diobati kembali setelah
“Kalau pernah, kapan ? Pengobatannya gagal : Pernah berobat dan dinyatakan
selesai 6 bulan atau tidak ? Setelah selesai gagal pada pengobatan terakhir
pengobatan, dahaknya diperiksa lagi atau  Pasien yang diobati kembali setelah
tidak ? Hasilnya bagaimana ?” putus berobat (loss to follow up) :
Pernah berobat dan putus berobat selama
(Kalau tidak selesai) “Jadi Bapak minum 2 bulan atau lebih dengan BTA positif
obatnya selama berapa bulan ? Diperiksa  Pasien dengan riwayat pengobatan
dahaknya lagi atau tidak ?” yang tidak diketahui sebelumnya
“Apakah pernah pengobatan suntik di
Kemungkinan mendapatkan OAT kategori 2
bokong selama 1 bulan ?”
“Anggota keluarga yang lain apakah ada yang
mengalami keluhan seperti ini ? Kalau
tetangga sekitar ?”
“Setelah makan makanan tertentu, pernah
atau tidak muncul bentol – bentol merah atau
terasa gatal ?” Mendeteksi kemungkinan alergi makanan

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah sering bersin – bersin dan meler di
pagi hari ?”
Mendeteksi kemungkinan rhinitis alergi

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah ada riwayat sakit gula, tekanan darah
tinggi, sakit jantung, sakit ginjal, kanker ?
Rutin minum obat atau tidak ?”

“Kalau anggota keluarga yang lain ?”


“Apakah pernah mondok di Rumah Sakit ?
Kalau pernah, kapan ? Dimana ? mondok
karena apa ? Selama berapa hari ?”
8. Riwayat Kebiasaan dan Sosial Ekonomi
Indeks Brinkman = Jumlah rokok yang
“Apakah Bapak merokok ? Sehari merokok dihisap sehari  Lama merokok (tahun)
berapa bungkus ? Merokok sudah berapa  Ringan : 0 – 200
tahun (atau sejak kapan) ?”  Sedang : 201 – 600
 Berat : > 600
“Bapak tinggal dimana ? Di desa, kampung,
atau perumahan ? Jarak rumah Bapak dengan
tetangga kira – kira berapa meter ?”
“Pencahayaan di rumah bagaimana ? Apakah Identifikasi faktor risiko
cukup terang ?”  Lingkungan padat penduduk
“Di rumahnya ada berapa jendela ? Sering  Ventilasi udara kurang baik
dibuka atau tidak ?”  Lantai tanah
“Kebersihan rumahnya bagaimana ? Sering
dibersihkan atau tidak ?”
“Rumahnya berlantai ubin atau tanah ?”
“Kalau batuk, mulutnya ditutup atau tidak ?
Dahaknya dibuang dimana ?”
Pemeriksaan Fisik

“Setelah ini, saya akan melakukan pemeriksaan pada dada Bapak. Dalam pemeriksaan ini, Bapak
harus melepas bajunya. Apakah Bapak bersedia ? Kalau bersedia, Bapak bisa melepas baju dan
berbaring di bed pemeriksaan. Saya akan cuci tangan terlebih dahulu”

Pemeriksaan Tanda Vital


 “Kondisi umum pasien bagaimana, dok ?
 “Tekanan darahnya berapa ? Denyut nadi ? Frekuensi napas ? Suhu ?”

Pemeriksaan Limfonodi Cervical


Pemeriksaan berdiri di belakang pasien. Palpasi menggunakan jari tengah dan jari telunjuk
Preauricula  Retroauricula  Occipital  Submandibular  Submental  Cervicalis superficialis
(di m. Sternocleidomastoideus)  Cervicalis posterior (tepi anterior m. Trapezius)  Cervicalis
profunda  Supraclavicula

“Dari palpasi, apakah terdapat pembesaran limfonodi ?”

Pemeriksaan Dada Anterior


Pasien dalam posisi berbaring
1. Inspeksi
“Pak tolong tarik napas, hembuskan”
 “Apakah ada pursed-lip breathing ?”
 “Bentuk dada bagaimana, dok ? Apakah ada deformitas ?”
 “Pengembangan dada kanan-kiri bagaimana, dok ? Apakah ada keterlambatan gerak ?”
 “Apakah ada retraksi sela iga ? Penggunaan otot bantu napas ?”

2. Palpasi
a. Palpasi Superficial
Palpasi pada dada anterior  “Nyeri atau tidak, Pak ?”
b. Pengembangan Dinding Dada
Letakkan ibu jari di sekitar arcus costae, jari yang lain di bagian lateral → Geser ke arah
medial dan angkat lipatan kulit → “Tarik napas dalam, Pak. Hembuskan” → Amati
penyimpangan ibu jari saat dada mengembang
“Pengembangan dada bagaimana, dok ? Apakah kanan-kiri simetris ?”
Terdapat pada
Ekspansi menurun Fibrosis paru, pneumothoraks, efusi pleura,
pada salah satu sisi pneumonia lobaris
Tertarik ke dalam Paralisis diafragma, PPOK berat, flail chest
Nyeri tekan Costokondritis, infark paru, fraktur costae
c. Fremitus Taktil
Gunakan telapak tangan pada bagian ossa carpalia et metacarpalia (biru) atau pada
permukaan ulnar (merah)

“Nanti saat saya meletakkan telapak tangan di dada Bapak, Bapak tolong bilang tujuh puluh
tujuh. Agak keras, ya Pak”
Periksa fremitus taktil pada 3 titik (lihat gambar). Bandingkan kanan dan kiri

“Fremitus taktil kanan-kiri bagaimana, dok ?”


Terdapat pada
Meningkat Infiltrat, cavitas, atelektasis kompresi
Massa paru, penebalan pleura, efusi pleura,
Menurun
pneumothoraks, emfisema, obstruksi bronkus
3. Perkusi

a. Perkusi Paru
Perkusi pada 6 titik. Bandingkan kanan dan kiri

“Apakah terdengar suara sonor di seluruh lapang paru ?”


Terdapat pada
Pneumonia, efusi pleura, hemothoraks,
Redup
empyema, fibrosis paru, massa paru
Hipersonor Pneumothoraks, PPOK
b. Perkusi Batas Jantung
 Batas kiri redam jantung : Perkusi dari lateral ke medial pada SIC V – IV – III kiri
Dengarkan perubahan suara dari sonor (paru) ke redup (jantung)
- “Batas kiri atas terletak di SIC III 2 – 4 cm dari midsternal
- “Batas kiri bawah terletak di SIC V linea midclavicularis sinistra
 Batas kanan redam jantung : Perkusi dari lateral ke medial pada SIC II – III – IV kanan
”Batas kanan jantung terletak di SIC III – IV pinggir sternum kanan
c. Perkusi Batas Paru-Hepar
Perkusi pada linea midclavicularis dekstra di sekitar dada ke arah caudal  Dengarkan
perubahan suara dari sonor (paru) ke pekak (hepar)  Tandai

“Batas paru-hepar bagaimana, dok ?”


4. Auskultasi
Letakkan membrane stetoskop pada titik pertama → “Tarik napas, hembuskan” → Pindah ke
titik berikutnya → “Tarik napas, hembuskan” → Dan seterusnya
Auksultasi pada 6 titik. Bandingkan kanan dan kiri

“Apakah terdengar suara vesikular di seluruh lapang paru ? Apakah terdengar suara napas
tambahan seperti wheezing, RBK, RBH ?”
 Bronkofoni : “Pak, tolong bilang tujuh puluh tujuh”  Suara terdengar lebih jelas dan keras
 Egofoni : “Pak, tolong bilang ii”  Suara ii berubah menjadi ee
 Whispered pectoriloquy : “Pak, tolong berbisik tujuh puluh tujuh beberapa kali”  Suara
terdengar lebih jelas dan keras
Fine crackles : Ronki basah halus. Coarse crackles : Ronki basah kasar. Rhonchi : Ronki kering
Pemeriksaan Dada Posterior
“Sekarang ganti pemeriksaan dada bagian belakang, ya Pak. Bapak tolong duduk di kasur menghadap
ke belakang dan kedua tangannya disilangkan di depan”
1. Inspeksi
“Pak tolong tarik napas, hembuskan”
 “Pengembangan dada kanan-kiri bagaimana, dok ? Apakah ada keterlambatan gerak ?”
 “Apakah ada lordosis, kifosis, atau skoliosis ?”
2. Palpasi
a. Palpasi Superficial
Palpasi pada dada anterior  “Nyeri atau tidak, Pak ?”
b. Pengembangan Dinding Dada
Letakkan ibu jari di costa X posterior, jari yang lain di bagian lateral → Geser ke arah medial
dan angkat lipatan kulit → “Tarik napas dalam, Pak” → Amati penyimpangan ibu jari saat
dada mengembang

“Pengembangan dada bagaimana, dok ? Apakah kanan-kiri simetris ?”


c. Fremitus Taktil
“Nanti saat saya meletakkan telapak tangan di dada Bapak, Bapak tolong bilang tujuh puluh
tujuh. Agak keras, ya Pak”
Periksa fremitus taktil pada 4 titik (lihat gambar). Bandingkan kanan dan kiri
“Fremitus taktil kanan-kiri bagaimana, dok ?”
3. Perkusi
a. Perkusi Paru
Perkusi pada 7 titik. Bandingkan kanan dan kiri

b. Peranjakan Diafragma
Perkusi dari atas ke bawah  Dengarkan perubahan suara dari sonor ke pekak  Tandai
garis batas  “Tarik napas dalam, Pak. Tahan sebentar”  Perkusi mulai dari garis batas ke
bawah  Dengarkan perubahan suara dari sonor ke pekak
Peranjakan diafragma berapa cm, dok ?
 Normal : Diafragma terangkat simetris 5 – 6 cm saat inspirasi penuh
 Meningkat pada efusi pleura, ateletaksis, paralisis n. phrenicus, hepatomegali
 Menurun pada asma dan emfisema
4. Auskultasi
Letakkan membrane stetoskop pada titik pertama → “Tarik napas, hembuskan” → Pindah ke
titik berikutnya → “Tarik napas, hembuskan” → Dan seterusnya
Auksultasi pada 6 titik. Bandingkan kanan dan kiri

“Apakah terdengar suara vesikular di seluruh lapang paru ? Apakah terdengar suara napas
tambahan seperti wheezing, RBK, RBH ?”
Nama Penyakit Terapi Contoh Resep
Asma intermiten Reliever : SABA jika perlu R/ Ventolin MDI 100 mcg/puff fl No. I
 Gejala < 1 kali/minggu Controller : Tidak diperlukan  prn (1 – 3) dd puff II uc
 Tidak terdapat gejala di luar Pro : Tn. B (28 tahun)
serangan Ventolin : Salbutamol 100 mcg/puff

 Serangan singkat
 Gejala malam ≤ 2 kali/bulan
Asma persisten ringan Reliever : SABA jika perlu R/ Ventolin MDI 100 mcg/puff fl No. I
 Gejala > 1 kali/minggu tetapi < Controller :  prn (1 – 3) dd puff II uc
1 kali/hari  ICS dosis rendah (setara dengan budesonida 200 – R/ Pulmicort turbuhaler 200 mcg/puff fl No. I
 Serangan dapat menganggu 400 mcg/hari pada dewasa atau 100 – 200  2 dd puff I
aktivitas dan tidur mcg/hari pada anak) Pro : Tn. B (28 tahun)
 Gejala malam > 2 kali/bulan  Teofilin lepas lambat, kromolin, anti leukotrien
R/ Ventolin MDI 100 mcg/puff fl No. I
 prn (1 – 3) dd puff II uc
R/ Euphyllin tab retard mg 250 No. X
 1 dd tab I pc
Pro : Tn. B (28 tahun)
Pulmicort : Budesonida serbuk inhalasi 200 mcg/puff
Euphyllin : Teofilin sustained release 250 mg
Asma persisten sedang Reliever : SABA jika perlu R/ Berotec MDI 100 mcg/puff fl No. I
 Gejala setiap hari Controller :  prn (1 – 3) dd puff II uc
 Serangan selalu menganggu  ICS dosis sedang + LABA (setara dengan R/ Symbicort turbuhaler 160/4,5 fl No. I
aktivitas dan tidur budesonida 400 – 800 mcg/hari pada dewasa atau  2 dd puff II
 Membutuhkan bronkodilator 200 – 400 mcg/hari pada anak) Pro : Tn. B (28 tahun)
setiap hari  ICS dosis sedang + teofilin lepas lambat
 Gejala malam > 1 kali/minggu  ICS dosis sedang + LABA oral R/ Berotec MDI 100 mcg/puff fl No. I
 ICS dosis sedang + anti leukotrien  prn (1 – 3) dd puff II uc
R/ Symbicort turbuhaler 160/4,5 fl No. I
 ICS dosis tinggi (setara dengan budesonida > 800  2 dd puff II
mcg/hari pada dewasa atau > 400 mcg pada anak) Pro : An. C (10 tahun)
Berotec : Fenoterol 100 mcg/puff
Symbicort : Budesonida 160 mcg dan formoterol 4,5 mcg/puff
Asma persisten berat Reliever : SABA jika perlu R/ Berotec MDI 100 mcg/puff fl No. I
 Gejala terus – menerus Controller :  prn (1 – 3) dd puff II uc
 Sering kambuh  ICS dosis tingggi + LABA (setara dengan R/ Seretide discus 250 accuhaler fl No. I
 Aktivitas fisik terbatas budesonida > 800 mcg/hari pada dewasa atau >  2 dd puff II uc
 Gejala malam sering 400 mcg/hari pada anak) + Teofilin lepas lambat, R/ Euphyllin tab retard mg 250 No. X
anti leukotrien, dan/atau kortikosteroid oral  1 dd tab I pc
 Prednisolon atau metilprednisolon 10 mg selang Pro : Tn. B (28 tahun)
sehari + LABA oral + teofilin lepas lambat Seretide diskus 250 : Flutikason 250 mcg dan salmeterol 50
mcg/puff
PPOK kelompok A  Pertama : SABA atau SAMA jika perlu R/ Ventolin MDI 100 mcg/puff fl No. I
 Kedua : LABA atau LAMA atau SABA + SAMA  prn (1 – 3) dd puff II uc
Pro : Tn. Y (65 tahun)

R/ Spiriva caps inhalasi 18 mcg No. X


 1 dd caps I dimasukkan ke handihaler
Pro : Tn. Y (65 tahun)
Spiriva caps inhalasi : Tiotropium bromida 18 mcg (LAMA)
kapsul untuk handihaler
PPOK kelompok B  Pertama : LABA atau LAMA R/ Indacaterol caps inhalasi 150 mcg No. X
 Kedua : LABA + LAMA  1 dd caps I dimasukkan ke breezhaler
R/ N-asetilsistein caps mg 200 No. X
 3 dd tab I
Pro : Tn. Y (65 tahun)
PPOK kelompok C  Pertama : LAMA atau ICS + LABA R/ Symbicort turbuhaler 160/4,5 fl No. I
 Kedua : LABA + LAMA atau LAMA + PDE4  2 dd puff II
inhibitor atau LABA + PDE4 inhibitor R/ N-asetilsistein caps mg 200 No. X
 3 dd tab I
Pro : Tn. Y (65 tahun)
PPOK kelompok D  Pertama : ICS + LABA dengan atau tanpa LAMA R/ Seretide 125 MDI fl No. I
 Kedua : ICS + LABA + LAMA atau ICS + LABA  2 dd puff II
+ PDE4 inhibitor atau LABA + LAMA atau Pro : Tn. Y (65 tahun)
LAMA + PDE4 inhibitor
Pneumonia  Tidak mengonsumsi antibiotik dalam 3 bulan R/ Cefixime tab mg 100 No. X
- Makrolid baru : Klaritromisin, azitromisin  2 dd tab I
- Golongan beta-lactam + anti beta-lactamase R/ N-asetilsistein caps mg 200 No. X
 Mengonsumsi antibiotik dalam 3 bulan terakhir  3 dd tab I
atau terdapat komorbiditas R/ Gliseril guaikolat tab mg 100 No. X
- Fluorokuinolon respirasi : Moksifloksasin,  3 dd tab I
gemifloksasin, atau levofloksasin R/ Parasetamol tab mg 500 No. X
- Golongan beta-lactam + anti beta-lactamase  prn (1 – 3) dd tab I
- Golongan beta-lactam + makrolid Pro : Tn. P (56 tahun)
 Curiga infeksi Pseudomonas
- Golongan beta-lactam anti Pseudomonas R/ Klaritromisin tab mg 500 No. X
(piperasilin-tazobaktam, cefepime, imipenem,  2 dd tab I pc
atau meropenem) + siprofloksasin atau
levofloksasin R/ Levofloksasin tab mg 500 No. X
- Golongan beta-lactam + aminoglikosid +  2 dd tab I
azitromisin atau fluorokuinolon respirasi
R/ Eritromisin 250 mg
Gliseril guaikolat 100 mg
Ambroksol 15 mg
Mfla pulv dtd No. X
 3 dd pulv I
R/ Parasetamol syr 120 mg/5 ml fl No. I
 prn (1 – 3) dd cth I
Pro : An Y (20 kg)
TB paru dengan OAT kategori 1 2HRZE / 4(HR)3 Fase intensif
 30 – 37 kg : 2 tablet KDT R/ OAT HRZE FDC kategori 1 fase intensif tab No.
 38 – 54 kg : 3 tablet KDT XXXV
 55 – 70 kg : 4 tablet KDT  1 dd tab V omni noctum
 ≥ 71 kg : 5 tablet KDT Pro : Tn. S (42 tahun)

Fase lanjutan
R/ OAT HR FDC kategori 1 fase lanjutan tab No. XV
 1 dd tab V 3 pc omni noctum t.i.w
TB paru dengan OAT kategori 2 2HRZES / HRZE / 5(HR)3E3 Fase intensif
 30 – 37 kg : 2 tablet KDT R/ OAT HRZE FDC kategori 2 fase intensif tab No.
 38 – 54 kg : 3 tablet KDT XXXV
 55 – 70 kg : 4 tablet KDT  1 dd tab V omni noctum
≥ 71 kg : 5 tablet KDT R/ Streptomisin vial inj 1 gram fl No. VII
Cum aqua pro inj No. VII
Spuit 5 ml No. VII
 imm
Pro : Tn. S (42 tahun)

Fase lanjutan
R/OAT HR FDC kategori 2 fase lanjutan tab No. XV
 1 dd tab V pc omni noctum t.i.w
R/ Etambutol tab mg 400 No. XV
 1 dd tab V pc omni noctum t.i.w
Pro : Tn. S (42 tahun)

Anda mungkin juga menyukai