Sistem saluran kemih atau sering dikenal dengan sistem urinaria terdiri dari enam organ, yaitu dua ginjal, dua ureter, kandung kemih dan uretra. Letak ginjal sendiri berada dibawah hati dan limfa, disebelah kanan dan kiri tulang belkang bagian punggung. Kedua ginjal terletak dibelakang selaput yang melapisi perut yang disebut peritoneum. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit dibawah ginjal kiri karena terdesak oleh hati.. ginjal orang dewasa memiliki ukuran kurang lebih dengan panjang 11 cm, tebal 5 cm, berat 150 gram dan memilki bentuk seperti biji kacang dengan lengkungan yang menghadap kedalam. Fungsi ginjal sendiri adalah: a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun. b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan. c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh. d. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh. e. Mengeluarakn sisa-sisa metabolism hasil akhir dari ureum protein. Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk simpul dan kapiler satu badan Malpighi yang disebut glomerolus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
2.2 Proses Pembentukan Urin Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerolus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanju ke ureter. Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urin, antara lain: a. Proses Filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain yang diteruskan ketubulus ginjal. b. Proses Reabsorpsi Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal obligator, reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat bila diperlukan. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. c. Proses Sekresi Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
2.3 Macam-Macam Sampel Urin Dalam pelaksanan urinalisis atau pemeriksaan urin dibutuhkan sampel atau specimen berupa urin. Sampel urin sendiri terdiri dari beberapa jenis yang dapat digunakan untuk pemeriksaan, antara lain: a. Urin Segar Urin yang mulai pengambilan sampai dilakukan pemeriksaan kurang dari 1 jam. Dan dipakai untuku pemeriksaan protein, glukosa, juga pemeriksaan obat yang dicurigai dalam tubuh penderita. b. Urin Sewaktu Urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-waktu) dilakukan pemeriksaan kurang dari 1 jam. Dipaki untuk pemeriksaan glukosa. c. Urin Pagi Urin pada pagi hari setelah bangun tidur, dipakai untuk segala pemeriksaan urin. d. Urin 24 jam Urin yang dikumpulkan selama 24 jam (missal dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi keesokan harinya), dipakai untuk pemeriksaan kadar protein dalam urin. e. Urin 4 porsi Urin yang dikumpulkan selama 24 jam dan diambil setiap 6 jam. Dipaki untuk pemeriksaan kadar glukosa dan memantau cara kerja insulin serta pola makan penderita. 2.4 Pemerikasaan Glukosa Urin Metode Reduksi Dalam keadaan normal urin tidak mengandung glukosa. Adanya glukosa dalam urin disebabkan karena filtrate glomerolus mengandung glukosa melebihi ambang batas (kadar gula darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-10 mmol/l), sehingga glukosa yang tidak direabsorpsi akan keluar bersama dengan urin, atau dapat dikarenakan daya reabsorpsi tubulus yang menurun. Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakn reduksi, reagen benedict lah yang terbaik. Akan tetapi yang ditentukan ialah sifat reduksi sesuatu zat saja, yang tidak selalu berarti glukosa. Monosakarida lain seperti galaktosa, fruktosan dan pentose, disakarida seperti laktosa dan beberapa zat bukan gula seperti asam homogentisat dan alkapton dapat mengadakan reduksi. Jika ingin memastikan bahwa reduksi disebabkan oleh glukosa, dapat dilakukan test dengan fenilhidrazine untuk menyusun Kristal-kristal glukosazon yang mudah diidentifikasi atau dilakukan test terhadap glukosa dengan reagen yang berisi glukosa-oxidasa. 2.4.1 Prinsip pemeriksaan Zat produksi dalam urin dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan basa. Dalam test benedict dan fehling, glukosa dan bahan-bahan produksi dalam urin akan mereduksi cupri sulfat yang berwarna biru menjadi endapan cupro oksida yang berwarna merah dalam suasana alkali.
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis menjadi kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat di dalam urin. (Anonim, 2011). Sebelum menilai hasil analisa urin, perlu diketahui tentang proses pembentukan urin. Urin merupakan hasil metabolism tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml permenit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin permenit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme, garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Adanya glukosa dalam urin dapat di nyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis.uji ini tidak spesifik terhadap glukosa,gula lain yang mempunyai sifat mereduksi dapat juga memberi hasil yang positif. Gugus aldehid atau keton bebas gula akan mereduksi kuprioksida dalam pereaksi benedict menjadi kuprooksida yang berwarna.Dengan ini dapat diperkirakan secara kasar (semi kuantitatif) kadar gula dalam urin (Penuntun Praktikum.2012). Prinsip kerja dari uji benedict semi kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa). Dalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Normalnya glukosa tidak ada atau ada tapi dalam jumlah yang sangat kecil di dalam urin. Ketika tingkat glukosa dalam darah in melebihi batasan gula ginjal (160-180 mg/dl) maka glukosa mulai nampak dalam urin. Kehadiran glukosa dalam urin (glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit diabetes mellitus (Anonim, 2012).