Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“ SISTEM EKSRESI ”
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Selasa
Tanggal : 13 April 2010
Tempat : Laboratorium Fisiologi
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memeriksa ada tidaknya glukosa dalan urine.
2. Memeriksa ada tidaknya albumin dalam urine (Heller’s Nitric cid test).
3. Memeriksa ada tidaknya klorida dalam urine.
4. Mengenal bau ammonia dari hasil penguraina urea dalam urine.
5. Membuktikan adanya urea dalam urine.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Eksresi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Sisa metaboli
sme karbohidrat dan lemak misalnya, CO2 dan H2O, sedangkan protein berupa asam a
mino, NH3, Urea, dan asam urat. Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material or
ganik (termasuk sisa-sisa metabolisme) dieksresikan keluar tetapi bahan yang pen
ting untuk fungsi tubuh akan disimpan. Bahan-bahan yang dikeluarkan biasanya ter
dapat dalam bentuk terlarut dan ekresinya melalui suatu proses filtrasi selektif
. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut
sistem ekskresi. Beberapa alat dapat mengekspresikan sisa metabolisme, misalnya
paru-paru, hati, kulit, dan ginjal. Oleh karena pada praktikum kali ini hanya be
rhubungan dengan urin saja, maka pembahasan selanjutnya berhubungan dengan ginja
l saja sebagai organ penghasil urin.
Fungsi ginjal bagi tubuh antara lain : membuang zat sisa metabolisme tubuh, meng
atur keseimbangan air dan garam di dalam tubuh, membuang zat-zat yang berbahaya
bagi tubuh seperti obat-obatan bakteri dan zat warna, dan mengatur tekanan darah
dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa, serta membuang keleb
ihan zat makanan tertentu seperti glukosa dan vitamin.
Ginjal atau Ren disebut juga buah pinggang, bentuknya seperti biji buah kacang m
erah. Ginjal terletak di kanan dan di kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga
perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah, berwarna merah keun
guan, dan yang kiri terletak agak lebih tinggi daripada yang kanan. Pada orang d
ewasa, ginjal berukuran panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dan berat 120-300 gram.
Ginjal terdiri atas dua lapisan, bagian luar disebut korteks (kulit ginjal), sed
angkan bagian dalam disebut medula (sumsum ginjal), lapisan dalam ginjal berupa
rongga disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terk
ecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malphigi yang tersusun dari
kapsul Bowman, glomerulus, yang terdapat dibagian korteks, serta terdapat tubulu
s-tubulus yaitu tubulus kontraktus proksimal, tubulus kontraktus distal, tubulus
pengumpul, (collecting tubule), dan lengkung Henle yang terdapat dibagian mendu
la, Bagian lengkung Henle ada dua yaitu lengkung Henle ascendes (menanjak) dan d
escendes ( menurun).
Proses pembentukan urine dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu, tah
ap filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan) dan tahaaugmentasi (pe
ngeluaran zat). Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus, struktur penya
ringan darah yaitu dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel ep
itelium pipih. Antara dinding luar dengan dinding dalam terdapat ruang kapsul ya
ng berhubungan dengan lumen tubulus kontrotas proksimal. Dinding dalam kapsul Bo
wman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podasit. Proses filtrasi :Ketika
darah masuk glomerulus maka tekana darah menjadi tinggi sehingga mendorong air d
an komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapile
r, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk
kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman d
isebut filtrasi glomerulus atau urin primer.
Reabsopsi trjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tu
bulus kontrotus distal. Urutan terjadinya reabsopsi dapat kita ketahui lewat pen
jelasan berikut ini. Urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus prok
simal. Urin primer ini hipotonis dibanding plasma darah. Kemudian terjadi reabso
rpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl-
secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini
telah berkurang volumenya dan bersifat isotonisdengan cairan pada jaringan di se
kitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion
Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus dist
al. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air dibawah control ADH.
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul.
Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehi
ngga terbentuklah urin sesungguhnya, proses ini disebut augmentasi. Dari tubulus
pengumpul, urin dibawa kepelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir mel
alui ureter menuju vesika urinaria (kandungan kemih) yang merupakan tempat penyi
mpanan semantara urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh g
injal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ek
sreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disa
ring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beb
erapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin di
saring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dib
uang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut be
rupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan
dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposis
i urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubu
h, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi urin
- Emosi : Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume
urin.
- Konsentrasi Darah : Konsentrasi air dan larutan dalam darah berpengaruh
terhadap produksi urin.
- Suhu : Jika suhu eksternal dan internal naik diatas normal maka kecepata
n respirasi meningkat dan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdif
usi dari kapiler ke permukaan kulit.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea ya
ng dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan da
n dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu pe
nyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan m
engandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.Fungsi utam
a urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasa
l dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup
steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatak
an bahwa urin itu merupakan zat yang steril Urin dapat menjadi penunjuk dehidras
i. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seper
ti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau co
kelat. Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India,
Ayurveda.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Pipet
- Tabung reaksi
- Lampu spirtus
- Objek gelas
Bahan
- LArutan Benedict’s
- Urine
- Asam nitrit pekat
- Larutan AgNO3 10%
- Asam oksalat

E. CARA KERJA
Glukosa dalam urine

- Tetesi 3 ml Larutan benedict’s didihkan dalam tabung reaksi.

- Tambahkan 8 tetes urine kedalam larutan tadi dan panaskan


selama 1-2 menit kemudian biarkan dingin.
- Amati perubahan warna (endapan)yang terjadi, bila
1. Hijau : kadar glukosa 1 %
2. Merah : kadar glukosa 1,5 %
3. Orange : kdar glukosa 2 %
4. Kuning : kadar glukosa 5 %
Albumin dalam Urine

1. Tetesi 2 ml asam nitrit kedalam tabung reaksi

2. Kemudian tetesi dengan urine dengan menggunakan pipet

3. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih
yang terdapat pada tempat kontak urin dan asam nitrit
Chlorida dalam urine

2. Masukkan larutan AgNO3 1-2


tetes
1. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian.
3. Kemudian amati perubahan yang terjadi, endapan putih menunjukkan adanya
chloride radikal.
Amonia dalam Urine
1. Masukan 1 ml urine ke dalam
tabung reaksi
2. Panaskan dengan lampu spirt
us
3. Kemudian ciumlah bau dari pembakaran urine tersebut.
Urea dalam Urine
2. Kemudian hadapkan pada cahaya matahari dan biarkan sebagian urine tersebut m
enguap.
3. Amati dibawah mikroskop untuk melihat bentuk awal.
4. Tambahkan larutan jenuh asam oksalat. Kemudian amati Kristal oksalat yan
g terbentuk.
1. Teteskan beberapa tetes urine pada objek gelas.
F. HASIL PENGAMATAN
Glukosa dalam Urine
Sampel Urine
Hasil perubahan warna akhir Keterangan Gambar hasil pengamatan
Shoma A
Hijau endapan kuning Kadar glukosa 1,5 %

Albumin dalam Urin


Sampel Urine
Ada tidaknya cincin putih Keterangan Gambar Hasil Pengamatan
Shoma A
Tidak ada cincin Tidak ada albumin (-)

Chlorida dalam Urin


Sampel Urine
Ada tidaknya endapan putih Keterangan Gambar hasil pengamatan
Shoma A
Ada endapan putih Normal

Amonia dalam Urin


Sampel Urine
Ada tidaknya endapan putih Keterangan
Shoma A
+ (Positif / bau) Urin mengandung amonia
Urea dalam Urin
Gambar sebelum ditetesi
asam oksalat Gambar setelah ditetesi
asam oksalat Keterangan

Terdapat perubahan bentuk kristal sebelum dan sesudah ditetesi asam oksalat jenu
h.
Kristal urea oksalat
G. PEMBAHASAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
Pada pengamatan sistem ekskresi kali ini, kami mengamati adanya kandungan senyaw
a kimia pada urine beberapa mahasiswa. Pengamatan yang kami lakukan adalah menge
nai ada tidaknya kandungan glukosa, albumin, chlorida, ammonia, dan urea. Berdas
arkan literatur, cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, secara umum diketahui hasil mengenai kandu
ngan glukosa, protein, amoniak dan urea pada urine mahasiswa. Untuk mengetahui k
andungan glukosa dalam urin digunakan suatu uji dengan menggunakan reagen benedi
ct di mana benedict merupakan reagen yang umum digunakan untuk menguji adanya k
andungan gula (karbohidrat). Pada hasil pengamatan mengenai kandungan glukosa te
rsebut, terlihat hasil bahwa sampel urine dari mahasiswa memperlihatkan adanya k
andungan glukosa dalam urinnya. Hasil ini diperlihatkan dari perubahan warna uri
ne setelah ditambahkan reagen benedict menjadi warna hijau kekuningan dan terdap
at endapan di dasar tabung reaksi. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa tersebut k
emungkinan baru saja selesai makan atau mengonsumsi makanan yang manis. Beberapa
saat setelah makan atau memakan makanan yang manis kandungan glukosa dalam dara
h akan meningkat karena terjadi banyak perombakan karbohidrat menjadi glukosa. K
andungan glukosa darah setelah makan sangat tinggi dan merupakan saat dimana kan
dungan glukosa darah optimum.
Sampel urine yang mengandung glukosa bisa juga mengindikasikan mahasiswa mengala
mi penyakit diabetes. Penyakit diabetes sudah umum dikenal sebagai penyakit pada
organ ekskresi yang mengindikasikan adanya gangguan pada tubuh seseorang terseb
ut karena pada proses pencernaan, glukosa akan diserap seutuhnya oleh tubuh yang
digunakan sebagai bahan bakar dalam proses pembentukan energi. Akan tetapi ada
nya ganguan seperti rendahnya kadar hormon insulin dapat mengurangi penyerapan g
lukosa tersebut sehingga glukosa akan menjadi tinggi dalam darah dan akhirnya di
keluarkan bersama urine. Namun, untuk masih sangat awal untuk menyimpulkan bahwa
mahasiswa tersebut terkena diabetes, maka perlu dilakukan pengujian lebih lanju
t. Ketidak validan mengenai uji glukosa dapat disebabkan apabila reagen yang di
gunakan telah kedaluawarsa atau terbuka terlalu lama di udara dan bercampur deng
an air. Pada urine orang normal, setelah pencampuran dengan reagen benedict dan
dilakukan pemanasan, urine berwarna hijau bening dan tidak ada endapan.
Pengujian selanjutnya yaitu mengenai kandungan albumin dalam urin. Albumin digun
akan untuk menunjukkan ada tidaknya kandungan protein urin. Albumin merupakan su
atu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung A
lbumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna. Indi
kator adanya Albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih dianta
ra Asam nitrit pekat dan Urine. Albumin merupakan salah satu protein utama dalam
plasma manusia dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Kadar albumi
n normal dalam urine berkisar antara 0-0,04 gr/L/hari. Keberadaan albumin dalam
urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat mengindikasikan terjadinya
gangguan dalam proses metabolisme tubuh. Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa
urine dari mahasiswa tersebut tidak mengandung protein. Hal ini dibuktikan bahw
a setelah dipanaskan, warna urine tetap putih bening meskipun telah ditambahkan
asam nitrit pekat. Ini berarti kinerja ginjal mahasiswa tersebut masih berfungsi
dengan baik dan bisa menfiltrat protein yang masuk ke dalam ginjal.
Pengujian selanjutnya yaitu untuk memeriksa ada tidaknya chlorida dalam urine. H
asilnya menunjukkan bahwa sampel urine mahasiswa tersebut mengandung chlorida, d
itandai dengan adanya endapan putih pada tabung reaksi setelah ditetesi dengan A
gNO3. Endapan ini berasal dari reaksi antara AgNO3 dengan ion chlorida membentuk
AgCl (berupa padatan/endapan putih) dan NO3-. Dalam urine normal terdapat ion c
hlorida yang berasal dari garam-garam pada cairan interstitial tubuh. Garam-gara
m ini diperlukan oleh tubuh untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Kelebihan ga
ram-garam ini seperti akan dikeluarkan melalui urine berupa ion-ion seperti ion
Na+ dan ion Cl-.
Hasil selanjutnya yaitu mengenai adanya kandungan amonia dan urea. Pada hasil me
nunjukkan bahwa dari sampel urine yang diuji mengandung amoniak dan urea. Adanya
kandungan amonia ini dapat diketahui dengan mencium bau dari urine tersebut set
elah dipanaskan. Pada urine, baik normal ataupun tidak secara umum mengandung am
onia. Urine yang berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medi
s sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hany
a saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi u
rine dan mengubah zat-zat di dalam urine menghasilkan bau yang khas, terutama ba
u amonia yang dihasilkan dari urea. Amonia dari urine berasal dari proses deamin
ase asam amino menjadi gugus amin. Gugus amin yang terlepas dari gugus karbon in
i kemudian akan memasuki siklus urea pada hati dan ginjal, yang kemudian akan di
keluarkan bersama urine.
Sedangkan adanya kandungan urea diketahui dari adanya perubahan bentuk kristal d
ari urine yang dikeringkan, pada awalnya berupa kristal-kristal lonjong tapi set
elah ditetesi asam oksalat berubah menjadi kristal-kristal berbentuk titik-titik
kecil (kristal urea oksalat). Adanya urea pada urine menandakan urine tersebut
normal karena pada dasarnya cairan yang tersisa dari proses metabolisme tubuh m
engandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau b
erpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Pada berbagai literatur dikataka
n bahwa urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (se
perti urea), garam terlarut, dan materi organik. Proses pembentukan urea dalam t
ubuh antara lain sitrulin dibentuk dengan penambahan CO2 dan amonia pada ornithi
n. Sitrulin kemudian akan dibentuk menjadi arginin dalam dua langkah intermedier
. Langkah pertama yaitu sitrulin akan bereaksi dengan aspartat membentuk arginos
uksinat dengan bantuan ion Mg2- dan ATP, reaksi ini bersifat reversibel. Langkah
kedua yaitu arginosuksinat akan dipecah menjadi arginin dan fumarat. Fumarat di
ubah menjadi malat, lalu menjadi oksaloasetat dan selanjutnya akan menjadi aspar
tat dengan ditambah amonia. Sedangkan arginin akan diubah menjadi urea dengan ba
ntuan enzim arginase.
Jawaban pertanyaan
1. Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa terjad
i perubahan demikian!
Jawab : Perubahan glukosa dalam tubuh
Glukosa Glukosa 6 fosfat Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfog
liseraldehid
2,3,1 Difosphogliseral 2,3 Fosfoglisera 2 fosfopiruvat A
sam piruvat
Perubahan terjadi supaya glukosa mudah untuk diserap oleh tubuh
2. Bagaimanakan jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat anda makan
? Bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah?
Jawab : Jumlah glukosa dalam darah akan naik beberapa saat setelah makan, jika t
erdapat kelebihan glukosa dalam tubuh maka akan disimpan dalam bentuk glukogen d
alam hati atau otot sehingga kadar glukosa dalam darah tetap dalam keadaan optim
um.
3. Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan k
esehatan yang bersangkutan?
Jawab : Adanya albumin dalam urine merupakan indikasi adanya kerusakan pada mem
brane kapsul endothelium atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya subs
tansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat.
4. Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari apa? Jelaskan!
Jawab : Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk k
e dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh aka
n terurai menjadi ion-ion, oleh karena itu chlorida terdapat dalam urine.
5. Apakah chlorida selalu terdapat dalam urine? Jelaskan!
Jawab : Ya, pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam miner
al direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari pro
ses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl.
6. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan di atas bila uji terse
but positif!
Jawab : AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
7. Berasal dari apakah amonia dalam urin tersebut?
Jawab : Amonia tersebut berasal dari deaminasi asam amino yang terjadi terutama
di dalam hati, tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi.
8. Enzim apa yang terjadi?
Jawab : Enzim yang terjadi adalah glutaminase yang mengubah glutamin menjadi asa
m glutamat.
9. Jelaskan bagaimanakah terbentuknya urea dalam tubuh!
Jawab : Urea terbentuk melalui serangkaian reaksi yang disebut siklus urea atau
siklus ornitin.

10. Bagaimana mekanisme pengeluaran urea oleh tubuh?


Jawab : Di dalam tubuh hewan tidak terdapat simpanan senyawa kimia yang mengandu
ng nitrogen. Kelebihan senyawa nitrogen pertama kali diubah menjadi amonia. Sebe
lum diangkut menuju ke hati atau ginjal ammonia bersenyawa dengan glutamate meng
hasilkan glutamine. Glutamine diangkut ke hati. Di hati glutamine dikatalisis ol
eh glutaminase menghasilkan glutamate dan ammonia. Ammonia yang dilepaskandiubah
oleh hati menjadi urea. Urea berdifusi dari sel hati menuju aliran darah , kemu
dian ditambahkan pada urin dan dibuang oleh ginjal.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sa
mpel urine mahasiswa mengandung glukosa
2. Sampel urine mahasiswa tidak mengandung protein
3. Sampel urine mahasiswa mengandung Chlorida
4. Sampel urine mahasiswa memiliki bau amonia
5. Sampel urine mahasiswa mengandung urea
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. Tersedia. [online] : http://gurungeblog.wordpress.com/category/sistem
- ekskresi/ [24 April 2010].
Anonim 2. Tersedia. [online] : http://e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=199 [24
April 2010].
Anonim 3. Tersedia. [online] : http://asnani-biology.blogspot.com/2009/04/si
stem-ekskresi.html [24 April 2010].
Anonim 4. Tersedia. [online] : http://www.scribd.com/doc/18940899/Sistem-Eks
kresi-Pada-Manusiadoc [24 April 2010]
Anonim 5. Tersedia. [online] : http://elearning.unida.ac.id/file.php/34/BDP1
10-03/Sistem_Ekskresi.pdf [24 April 2010]

Anda mungkin juga menyukai